Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

The impact of gadget use for medical education during covid-19 pandemic on neck pain, neck disability, and sleep quality among medical students in Indonesia Pepi Budianto; Dewi Hayu Kirana; Muhammad Hafizhan; Stefanus Erdana Putra; Diah Kurnia Mirawati; Hanindia Riani Prabaningtyas
International Journal of Public Health Science (IJPHS) Vol 11, No 2: June 2022
Publisher : Intelektual Pustaka Media Utama

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.11591/ijphs.v11i2.21203

Abstract

During the COVID-19 pandemic, nation-wide social restriction policy is implemented to prevent virus spread. Medical students are relying on gadget and internet-based services for online learning. Prolonged use of gadget is related to various medical condition. This study aims to determine correlation between duration of gadget use and their relationship to neck pain, neck disability, and sleep quality among medical student. This was a cross-sectional study conducted using Numeric Pain Rating Scale (NRS), Oswestry Disability Index (ODI), and Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI) in online form. Sample was selected with simple random sampling from the population of medical student of Universitas Sebelas Maret, entrance year of 2017-2020. Results: A total of 271 students were included in this study. Statistically significant correlation between duration of gadget uses and neck pain (p=0,014); neck disability (0.471,p=0.042); and sleep quality (0.571,p=0.023). Duration of gadget use increased the incidence of neck pain by 3.028 times (95% CI 2.272-4.327,p=0.037); incidence of neck disability by 2.144 times (95% CI 1.174-3.461,p=0.015); and decreased sleep quality by 2.384 times (95% CI 1.107-3.661,p=0.007). Duration of gadget use increased the incidence of neck pain, neck disability, and decreased sleep quality of medical student. Awareness of the importance of proper ergonomics while using gadget for medical education during COVID-19 pandemic should be raised among students, lecturers, and healthcare professional.
Efektivitas Pelatihan Manajemen Disfagia terhadap Pengetahuan Tenaga Kesehatan RSUD Dr. Moewardi Ira Ristinawati; Raden Andi Ario Tedjo; Diah Kurnia Mirawati; Subandi Subandi; Rivan Danuaji; Pepi Budianto; Hanindia Riani Prabaningtyas; Muhammad Hafizhan; Stefanus Erdana Putra
Smart Society Empowerment Journal Vol 2, No 3 (2022): Smart Society Empowerment Journal
Publisher : Fakultas Kedokteran UNS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (409.782 KB) | DOI: 10.20961/ssej.v2i3.67279

Abstract

Pendahuluan: Disfagia atau kondisi kesulitan menelan makanan dari rongga mulut ke lambung merupakan salah satu komplikasi dari stroke. Disfagia merupakan komplikasi yang sangat mempengaruhi luaran klinis pasien stroke. Adanya kesulitan menelan akan memperumit kondisi neurologis pasien stroke. Manajemen disfagia merupakan hal yang sangat penting untuk dipahami oleh tenaga kesehatan sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup pasien.Metode: Pelatihan manajemen disfagia dilakukan dengan metode presentasi yang dilanjutkan dengan sesi diskusi bersama pemateri. Untuk menilai pengetahuan peserta mengenai manajemen disfagia, peserta menjalani pretest dan posttest. Hasil pretest dan posttest kemudian dibandingkan dengan uji T-berpasangan untuk mengetahui efektivitas pelatihan terhadap pengetahuan tenaga kesehatan mengenai manajemen disfagia pasca strokeHasil dan pembahasan: Pelatihan ini diikuti oleh 72 orang tenaga kesehatan di RSUD Dr Moewardi yang terdiri dari 27 (37.5%) orang perawat, 22 (30.5%) orang dietisien, dan 23 (32.0%) orang fisioterapis. Hasil uji korelasi menunjukkan perbedaan yang signifikan antara nilai pretest dan posttest perawat (r=0.812, p=0.021), nutrisionis (r=0.792, p=0.038), dan fisioterapis (r=0.649, p=0.002)Kesimpulan: Terdapat peningkatan pengetahuan tentang manajemen disfagia pada tenaga kesehatan di RSUD Dr. Moewardi.Kata Kunci: disfagia, stroke, tenaga kesehatan, pelatihan
Pelatihan Pengisian Mini Mental State Examination (MMSE) dan Eight-item Informant Interview to Differentiate Aging and Dementia (AD8) untuk Deteksi Dini Demensia Alzheimer bagi Tenaga Kesehatan di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama Ira Ristinawati; Diah Kurnia Mirawati; Subandi Subandi; Rivan Danuaji; Pepi Budianto; Hanindia Riani Prabaningtyas; Raden Andi Ario Tedjo; Stefanus Erdana Putra; Muhammad Hafizhan
SEMAR (Jurnal Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Seni bagi Masyarakat) Vol 11, No 2 (2022): November
Publisher : LPPM UNS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/semar.v11i2.66400

Abstract

Kegiatan ini bertujuan untuk  untuk meningkatkan pengetahuan dan kesadaran para tenaga kesehatan di fasilitas kesehatan tingkat pertama (FKTP) tentang pentingnya cara pengisian kedua instrumen tersebut dalam rangka deteksi dini demensia Alzheimer. Kegiatan ini juga bertujuan mengarahkan para tenaga kesehatan di FKTP untuk melakukan skrining pada pasien yang memiliki faktor risiko mengalami demensia Alzheimer sehingga tatalaksana dini yang lebih baik dapat diterapkan pada penderita demensia Alzheimer yang tentunya dapat meningkatkan kualitas hidup pasien tersebut. Target yang dicapai adalah peningkatan pemahaman dan informasi terkait cara pengisian MMSE dan AD8 dan manfaat skrining demensia Alzheimer. Metode pelaksanaan kegiatan pemberdayaan dan pengabdian masyarakat pada mitra berupa pemetaan demografi tenaga kesehatan FKTP potensial yang dilanjutkan dengan koordinasi dan kolaborasi dengan bagian Diklit RSUD Dr. Moewardi Surakarta untuk promosi dan pelaksanaan pelatihan daring. Selanjutnya, peneliti melakukan pelatihan dengan cara menjelaskan cara pengisian MMSE dan AD8 serta manfaat skrining demensia Alzheimer, simulasi interaktif cara pengisian MMSE dan AD8 dengan probandus, diskusi dan tanya jawab, serta evaluasi. Hasil pengabdian ini menunjukkan bahwa para tenaga kesehatan memiliki pemahaman yang meningkat dibandingkan sebelum pelatihan tentang cara dan manfaat pengisian MMSE dan AD8 dalam skrining demensia Alzheimer, sehingga meningkatkan kesadaran para tenaga kesehatan di FKTP akan dampak buruk peningkatan kejadian demensia Alzheimer yang dapat timbul akibat keterlambatan diagnosis. Kata kunci: demensia Alzheimer; pelatihan; tenaga kesehatan; MMSE; AD8
A rare case of Fahr's syndrome with dissociative amnesia Faizal Muhammad; Wilson Arpin; Yeremia Suryo Pratama; Cynthia Hanny Lestari; Pepi Budianto; Rivan Danuaji; Ervina Arta Jayanti Hutabarat; Stefanus Erdana Putra; Muhammad Hafizhan
Jurnal Keperawatan Padjadjaran Vol. 10 No. 3 (2022): Jurnal Keperawatan Padjadjaran
Publisher : Faculty of Nursing Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/jkp.v10i3.2134

Abstract

Background: Fahr's syndrome (FS) is a movement and psychiatric disorder characterized by symmetrical and bilateral calcification of the basal ganglia. Dissociative amnesia is a rare psychiatric disorder that occurs after stressful events and is classified as a dissociative disorder. In addition, dissociation is the process by which the mind conceals stressful events from consciousness. Several neuropsychiatric manifestations in FS have been reported. However, due to their rarity, FS and dissociative amnesia can be misdiagnosed. Case: A 43-year-old female presented with Parkinsonian symptoms and an inability to recall important personal information. FS and dissociative amnesia were diagnosed after a thorough medical, psychiatric, and diagnostic investigation. Subsequently, correction of calcium and phosphate levels by α-hydroxy-vitamin-73 D3 and psychotherapy were administered for two-months until there were no neuropsychiatric symptoms reported. Conclusion: This research highlights a rare case of FS with dissociative amnesia which pathophysiology is not completely understood due to limited research.
Evaluation of cerebrovascular disease risk with carotid ultrasonography imaging in artificial intelligence framework Rivan Danuaji; Subandi Subandi; Stefanus Erdana Putra; Muhammad Hafizhan
International Journal of Public Health Science (IJPHS) Vol 12, No 2: June 2023
Publisher : Intelektual Pustaka Media Utama

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.11591/ijphs.v12i2.22285

Abstract

Carotid plaque is a biomarker of generalized atherosclerosis, and may predict ischemic stroke. Carotid intima-media thickness (C-IMT) measurement with ultrasonography imaging could capture the condition of carotid plaque. However, manual measurement of C-IMT is observer- dependent, resulting in observer bias and low reproducibility. In this study, we develop artificial intelligence (AI) framework that could automatically measure the C-IMT, and compared it with C-IMT measured by board of expert. This is a retrospective study done in Dr. Moewardi General Hospital, Surakarta, Indonesia. Carotid B-mode ultrasonography images were measured by panel of expert and by AI. After annotation process on Neurabot platform, AI could detect region of interest (ROI), and would do segmentation on the area to measure C-IMT autonomously. Dependent T-test was used to evaluate validity, and Cronbach’s alpha was used to find the reliability of C-IMT measured by panel of expert and AI. There was strong correlation (r=0.874; p=0.014) on dependent t-test for C-IMT measured by AI with C-IMT measured by board of expert. The internal consistency reliability coefficients (Cronbach’s alpha) were 0.938 and 0.909, for pretest and posttest, respectively. We also analyzed the test-retest reliability by comparing pretest and posttest score with dependent t-test, and we observed strong correlation with r=0.871 (p=0.000). AI developed on Neurabot platform are valid and reliable to measure C-IMT.
Penyuluhan Dampak Lama Waktu Membatik dengan Kejadian Carpal Tunnel Syndrome (CTS) di Kampoeng Batik Laweyan Diah Kurnia Mirawati; Pepi Budianto; Hanindya Riani Prabaningtyas; Stefanus Erdana Putra; Muhammad Hafizhan; Wahyu Agung Susilo; Novian Anindito Santosa
SEMAR (Jurnal Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Seni bagi Masyarakat) Vol 10, No 1 (2021): Mei
Publisher : LPPM UNS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/semar.v10i1.45576

Abstract

Pengabdian masyarakat berjudul “Penyuluhan Dampak Lama Waktu Membatik dengan Kejadian Carpal Tunnel Syndrome (CTS) di Kampoeng Batik Laweyan” bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan kesadaran para pengrajin batik akan dampak negatif gerakan tangan yang repetitif atau berulang selama membatik dalam jangka waktu yang lama. Kegiatan ini juga bertujuan mengarahkan para pembatik untuk melakukan modifikasi posisi kerja yang ergonomis dalam proses membatik sehingga dapat mencegah timbulnya kejadian CTS. Target yang dicapai adalah peningkatan pemahaman dan informasi terkait dampak lama waktu membatik serta pencegahan kejadian CTS pada pembatik. Metode pelaksanaan kegiatan pemberdayaan dan pengabdian masyarakat pada mitra berupa pemetaan demografi pengrajin batik dengan cara mendata jumlah pembatik, jenis kelamin, umur, lama masa kerja sebagai pembatik, frekuensi gerakan repetitif pada pergelangan tangan, riwayat penyakit sebelumnya, pemeriksaan elektromiografi (EMG) gratis pada pembatik, dan analisa hasilnya. Selanjutnya, peneliti melakukan penyuluhan dengan cara menjelaskan hasil pemeriksaan EMG, dampak negatif yang ditimbulkan dari gerakan tangan repetitif dalam membatik, diskusi dan tanya jawab, edukasi posisi kerja yang ergonomis dalam membatik, serta evaluasi. Hasil pengabdian ini menunjukkan bahwa para pembatik memiliki pemahaman yang meningkat dibandingkan sebelum penyuluhan tentang hubungan lama waktu membatik dan dampak buruknya, sehingga meningkatkan kesadaran para pembatik akan kejadian CTS yang dapat timbul akibat posisi kerja yang tidak ergonomis. Kata kunci: Carpal Tunnel Syndrome, pengabdian masyarakat, pengrajin batik, penyuluhan
Quality of life in epilepsy: comparison between Indonesian version of QOLIE-10 and QOLIE-31 Diah Kurnia Mirawati; Lestari Handayani; Subandi Subandi; Muhammad Hafizhan; Stefanus Erdana Putra
International Journal of Public Health Science (IJPHS) Vol 12, No 3: September 2023
Publisher : Intelektual Pustaka Media Utama

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.11591/ijphs.v12i3.23043

Abstract

Quality of Life in Epilepsy Inventory 10 (QOLIE-10) and QOLIE-31 is used to measure patient’s quality of life. While longer version of QOLIE-31 is thought to have higher validity and reliability, QOLIE-10 is shorter and more practical to use in clinical setting. This study aimed to compare Indonesian version of QOLIE-10 and QOLIE-31. This was a cross sectional study conducted at Dr. Moewardi General Hospital, Surakarta, Indonesia. Participant were asked to complete the Indonesian version of QOLIE-10 and QOLIE-31, and data obtained then analysed to find the correlation between QOLIE-10 and QOLIE-31. A total of 51 epilepsy patients were included on this study. We observed correlation of 0.41 to 0.84 (p<0.05) for each item of QOLIE-10 with their respective QOLIE-31 subscale. We also found correlation value of 0.898 (p=.000) between total score of QOLIE-10 and QOLIE-31 showing strong positive correlation of two questionnaire. Independent T-sample test on QOLIE-10 and QOLIE-31 T-score result of p=.361, showing no statistical difference between two questionnaires. Frequency of seizure is correlated with patients’ quality of life. QOLIE-10 has strong positive correlation to QOLIE-31, which make it a useful tool to assess epilepsy patients’ quality of life.
Efektifitas Promosi Kesehatan Menggunakan Video Senam Rehabilitasi Vestibuler untuk Mengurangi Keluhan Vertigo di Masa Pandemik Diah Kurnia Mirawati; Raden Andi Ario Tedjo; Pepi Budianto; Hanindia Riani Prabaningtyas; Ira Ristinawati; Subandi Subandi; Rivan Danuaji; Muhammad Hafizhan; Stefanus Erdana Putra
SEMAR (Jurnal Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Seni bagi Masyarakat) Vol 12, No 2 (2023): November (Article in Press)
Publisher : LPPM UNS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/semar.v12i2.68328

Abstract

Vertigo merupakan sensasi gerakan atau rasa gerak dari tubuh seperti sensasi berputar namun tanpa adanya sensasi berputar yang sebenarnya. Vertigo paling sering disebabkan oleh disfungsi pada sistem vestibular dari lesi perifer maupun sentral. pada masa pandemi COVID-19 sebagian besar pasien vertigo mengalami kesulitan untuk rutin memeriksakan diri di rumah sakit. Oleh karena itu, dicari alternatif berupa perawatan non farmakologis agar pasien bisa tetap mengontrol keluhan penyakitnya di masa pandemi ini. Senam rehabilitasi vestibular melatih otak melalui petunjuk visual dan proprioseptif alternatif untuk menjaga keseimbangan. Penelitian ini dibuat untuk mengetahui efektifitas promosi kesehatan menggunakan video senam rehabilitasi vestibuler untuk mengurangi keluhan vertigo. Penyelenggaran penyuluhan pada anggota posyandu lansia ANTHURIUM, Kelurahan Tegalrejo yang diikuti sebanyak 47 orang. Sebelum dan sesudah penyuluhan dilakukan evaluasi terkait pengetahuan peserta mengenai vertigo melalui pretest dan posttest. Data hasil evaluasi menunjukkan adanya perbaikan pengetahuan peserta dari skor rata rata awal 62.4 menjadi 83.7.