Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search

Efektivitas Art Therapy terhadap Pengetahuan dan Praktik Pemeliharaan Kesehatan Gigi pada Anak Usia Prasekolah Linda Widyarani; Wiwi Kustio Priliana; Cecilya Kustanti
Jurnal Keperawatan Terpadu (Integrated Nursing Journal) Vol 2, No 1 (2020): April
Publisher : Jurusan Keperawatan, Poltekkes Kemenkes Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (894.539 KB) | DOI: 10.32807/jkt.v2i1.57

Abstract

Art therapy merupakan salah satu strategi dalam upaya promosi kesehatan yang efektif diaplikasikan pada anak-anak. Salah satu art therapy yang efektif diterapkan pada anak-anak adalah terapi seni dengan mewarnai gambar dan bercerita atau mendongeng. Art therapy mempermudah anak-anak mempelajari hal-hal baru dan menciptakan suasana belajar yang menyenangkan. Art therapy dapat menggiring anak-anak memahami mekanisme sebab akibat secara rasional. Pembelajaran pada anak dengan art therapy bermedia mewarnai gambar dan bercerita atau mendongeng dapat diaplikasikan sebagai upaya promosi kesehatan dalam meningkatkan pengetahuan dan praktik anak-anak tentang pemeliharaan kesehatan gigi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh art therapy terhadap pengetahuan dan praktik pemeliharaan kesehatan gigi pada anak usia prasekolah. Metode: Desain penelitian ini adalah quasi eksperiment dengan one group pre-post test design. Teknik pengumpulan data adalah total sampling. Responden pada penelitian ini adalah anak-anak usia prasekolah yaitu usia 4-6 tahun. Variabel independent pada penelitan ini adalah art therapy, sedangkan variabel dependent adalah pengetahuan dan praktik pemeliharaan kesehatan gigi pada anak usia prasekolah. Instrument penelitian adalah kuesioner, checklist, alat peraga berupa phantom gigi, sikat gigi, pasta gigi, media gambar dan oil pastel. Analisis data menggunakan uji wilcoxon. Hasil dan Analisis: Terdapat perbedaan yang bermakna (p = 0,000) antara pengetahuan responden sebelum dan sesudah pemberian art therapy dengan metode bermain mewarnai gambar dan bercerita atau mendongeng. Terdapat perbedaan yang bermakna (p = 0,000) antara praktik pemeliharaan kesehatan gigi sebelum dan pemahaman sesudah pemberian intervensi. Kesimpulan: Art therapy terbukti efektif meningkatkan pengetahuan dan praktik pemeliharaan kesehatan gigi pada anak usia prasekolah
Optimalisasi Pemberdayaan Masyarakat melalui Strategi Pelatihan C-E-R-A-M-A-H sebagai Upaya Pengendalian Penyakit Hipertensi di Komunitas Linda Widyarani; Cecilya Kustanti
Jurnal Pelayanan dan Pengabdian Masyarakat (Pamas) Vol 5, No 2 (2021): Jurnal Pelayanan dan Pengadian Masyarakat (Pamas)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM Universitas Respati Indonesia)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52643/pamas.v5i2.1166

Abstract

Hipertensi dikenal sebagai silent killer karena sering tidak disadari oleh penyandangnya dan saat diketahui sudah terjadi komplikasi. Pengukuran dan pemantauan tekanan darah di rumah secara rutin merupakan hal yang wajib dilakukan, baik bagi penderita hipertensi maupun masyarakat sebagai upaya deteksi dini dan mencegah hipertensi tidak terkontrol. Tujuan kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini adalah meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan kader kesehatan posyandu dan juga penderita hipertensi beserta keluarganya tentang pengukuran tekanan darah di rumah. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini dilakukan pada Bulan Agustus-September Tahun 2020 di Desa Wukirsari, Imogiri, Bantul, Yogyakarta. Metode yang digunakan adalah ceramah dan praktik, dengan media yang digunakan berbentuk booklet, alat spignomanometer dan stetoskop. Hasil dari kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini, berdasarkan hasil pretest dan posttest yang dilakukan, terdapat peningkatan pengetahuan dan ketrampilan penderita hipertensi beserta keluarganya sebesar kurang lebih 34,95%, terjadi peningkatan dari kurang lebih 47,81% menjadi kurang lebih 82,76%. Selain itu, pengetahuan dan ketrampilan kader kesehatan posyandu juga meningkat sebesar kurang lebih 43,77%, terjadi peningkatan dari kurang lebih 43,69% menjadi kurang lebih 87,46%. Pelatihan C-E-R-A-M-AH dapat dijadikan sebagai program rutin dan berkala di masyarakat sehingga angka kejadian hipertensi dalam diminimalkan dan bahaya serta komplikasi akibat hipertensi dapat dicegah.  Kata kunci : Hipertensi, Pengukuran Tekanan Darah, Kader Kesehatan 
Implementation of the Prehospital Stroke Scale as a Stroke Attack Screening Tool for the High Risk Community Cecilya Kustanti; Linda Widyarani
Fundamental and Management Nursing Journal Vol. 3 No. 2 (2020): VOLUME 3 ISSUE 2 2020
Publisher : Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20473/fmnj.v3i2.21680

Abstract

Introduction: The process of changing a person into adolescence is a very important process where in adolescence, the process of finding the identity of a teenager is ongoing, looking for self-identity, trying new things, and social processes such as having a group of friends who he thinks have one hobby with him. Commonly referred to as "gangs", the characteristics of adolescents who are in the process of seeking their own identity often cause negative problems in their environment, including cyberbullying.Methods: In this systematic review, multiple databases were searched for articles that addressed our goal. We searched PubMed, EBSCO, Science Direct dan Google Scholar databases for articles that evaluated the performance of prehospital stroke scales. This literature review focuses on randomized control trial, cohort study dan qualitative study, published in the English language from 2010 to 2020.Results: Prehospital stroke scales with Cincinnati Prehospital Stroke Scale (CPSS), The Los Angeles Prehopsital Stroke Screen (LAPSS) and Face Arm Speech Time (FAST) time can advertisement campaign is widely used to promote population awareness of stroke warning signs and appropriate response.Conclusion: Promote population awareness of stroke warning signs and appropriate response.
Pelatihan Footcare Bagi Kelompok Ibu-Ibu PKK Desa Sebagai Upaya Pencegahan Ulkus Kaki Diabetik Linda Widyarani; Cecilya Kustanti
Jurnal Kreativitas Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Vol 5, No 7 (2022): Volume 5 No 7 Juli 2022
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jkpm.v5i7.5958

Abstract

ABSTRAK Salah satu komplikasi DM yang paling sering terjadi adalah ulkus kaki diabetik. Pemberian edukasi dengan memberikan pelatihan footcare merupakan upaya pencegahan ulkus kaki diabetik bagi penderita DM. Tujuan kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini adalah meningkatkan kemampuan Ibu-Ibu PKK Desa Karangtalun, baik secara kognitif dan juga skill/ketrampilan tentang perawatan kaki diabetik sebagai upaya pencegahan ulkus kaki diabetik. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini dilakukan di Desa Karangtalun, Imogiri, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Hasil dari kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini, terdapat peningkatan pengetahuan Ibu-Ibu PKK Desa Karangtalun tentang bagaimana perawatan kaki diabetik (footcare) sebagai upaya pencegahan ulkus kaki diabetik, meningkat dari 68,45±6,30 menjadi 82,30±1,78, dan juga terdapat peningkatan skill/ketrampilan Ibu-Ibu PKK Desa Karangtalun tentang bagaimana perawatan kaki diabetik (footcare) sebagai upaya pencegahan ulkus kaki diabetik meningkat dari 65,50±2,039 menjadi 82,05±1,791. Kata Kunci : Ulkus Diabetik, Diabetes Mellitus, Perawatan Kaki  ABSTRACT  Diabetic foot ulcers are among the most common complications of patients who have diabetes mellitus which is not well controlled. The key to prevention of diabetic foot problems is education. The purpose of this activity is the guidance and assistance of foot care in the prevention of diabetic foot ulcers among PKK mothers with target area of Karangtalun Hamlet. This activity was conducted in Karangtalun Hamlet, Imogiri, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Methods of this activity include 1) conducting FGDs with local officials; 2) conducting counseling and short demonstration of bamboo shoot baskets; 3) training and mentoring; 4) equipment facilitation; and 5) monitoring and evaluation. The result showed that the average knowledge score an increase, from 68,45±6,30 to 82,30±1,78, and the average skills score an increase, from 65,50±2,039 to 82,05±1,791.  Keyword : Diabetic Foot Ulcers, Diabetes Mellitus, Footcare
EFFECTIVENESS MONTASE AS TUBERCULOSIS AWARENESS PROGRAM AND ASSOCIATED CHANGES IN KNOWLEDGE LEVELS OF THE FAMILIES Linda Widyarani; Cecilya Kustanti
Journal of Nursing Science Update (JNSU) Vol. 8 No. 2 (2020)
Publisher : Department of Nursing, Faculty of Health Sciencce, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (251.014 KB) | DOI: 10.21776/ub.jik.2020.008.02.6

Abstract

The success of TB control is strongly influenced by the role and support of the family.Families who do not care, do not support treatment programs, tend to be ignorant, donot make efforts to prevent transmission in the care of family members with TB, and givenegative stigma against TB disease has a negative impact on the success of TB control.One of the efforts to build and increase the role of the family in TB control is to provideeducation on prevention of transmission in the care of family members with TB using theMontage method. This study aims to determine the effectiveness of the montage learningmethod in increasing knowledge about control and prevention of transmission in thecare of family members with TB. This study used a quasi-experimental method withone group pre-post test design. We obtain 31 respondents with a purposive samplingtechnique. The intervention used is application of 3M art, namely folding, cutting andpasting pictures on paper that form pictorial stories. In this study, the average pretestvalue was 48.39 ± 5.536 and the posttest value was 73.23 ± 11.729, with a p-value of0.000, which means that there was a significant difference between the knowledgebefore and after the intervention. Therefore, the strategy of providing education withthe montage learning method needs to be integrated into the promotional program.
Program Pelatihan Pertolongan Pertama Kegawatan Luka Bakar di Lingkungan Rumah Tangga Cecilya Kustanti; Linda Widyarani
Jurnal Kreativitas Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Vol 6, No 1 (2023): Volume 6 No 1 Januari 2023
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jkpm.v6i1.8101

Abstract

ABSTRAK Di Indonesia, 80% luka bakar terjadi di lingkungan rumah tangga. Masyarakat masih mempunyai kebiasaan, anggapan atau kepercayaan yang salah tentang pertolongan pertama kegawatan luka bakar di lingkungan rumah tangga. Pelatihan pertolongan pertama kegawatan luka bakar di lingkungan rumah tangga diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan masyarakat sehingga masyarakat tidak hanya sadar, tahu, dan mengerti tetapi juga bisa melakukan suatu anjuran yang ada hubungan dengan kesehatan yaitu tentang pertolongan pertama kegawatan luka bakar. Tujuan kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini adalah meningkatkan tingkat pengetahuan Ibu-Ibu PKK Desa tentang pertolongan pertama kegawatan luka bakar di lingkungan rumah tangga. Metode kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini adalah memberikan pendidikan kesehatan melalui media poster/flyer. Hasil dari kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini, skor pretest adalah 35,73±19,52 dan skor posttest adalah 74,12±11,59 sehingga pendidikan kesehatan melalui media poster/flyer dapat meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang pertolongan pertama kegawatan luka bakar di lingkungan rumah tangga Kata Kunci: Luka Bakar, Pertolongan Pertama, Lingkungan Rumah Tangga ABSTRACT In Indonesia, most often burn injuries occurred in the home environment (80%). The public still have faulty habits, assumption and beliefs regarding first aid and emergency care of burn management in the home environment. Hopefully, the application of first aid and emergency care of burn management in the home environment training can improves their knowledge. The purpose of this activity is to assess the general knowledge, of relative for burn first aid and to know regarding first aid and emergency care of burn management in the home environment among PKK mothers with target area of Wukirsari Hamlet. This activity was conducted in Wukirsari Hamlet, Imogiri, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Methods of this activity include 1) conducting FGDs with local officials; 2) training and mentoring; and 3) monitoring and evaluation. The result showed that the average knowledge score regarding first aid and emergency care of burn management in the home environment an increase, from 35,73±19,52 to 74,12±11,59.  Keyword : burn injury, first aid management, home environment
Pemberdayaan Ibu Rumah Tangga dalam Penanaman dan Pemanfaatan Tanaman Obat Keluarga (TOGA) sebagai Antidiabetik Cecilya Kustanti; Linda Widyarani
Jurnal Kreativitas Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Vol 6, No 4 (2023): Volume 6 No 4 April 2023
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jkpm.v6i4.9005

Abstract

ABSTRAK Diabetes Mellitus (DM) dikenal sebagai silent killer karena sering tidak disadari oleh penyandangnya. Penatalaksanaan DM dengan mengkombinasikan obat sesuai petunjuk dokter dan tanaman obat dapat menjadi alternatif antidiabetik bagi penderita DM. Tanaman obat yang dapat digunakan sebagai antidiabetik adalah daun salam (syzygium polyanthum). Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini bertujuan meningkatkan tingkat pengetahuan mitra tentang penanaman dan pemanfaatan TOGA sebagai antidiabetik. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini dilakukan dengan memberikan pendidikan kesehatan melalui media poster/flyer, dengan program-program yaitu a) program edukasi kesehatan tentang penyakit DM dan tatalaksananya, b) program pembentukan Asuhan Mandiri Tanaman Obat Keluarga (ASMAN TOGA) penyakit DM, dan c) program pemberdayaan mitra melalui program pelatihan Cek Kadar Gula Darah Sendiri (CERDAS). Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini menunjukkan yaitu a) program edukasi kesehatan tentang penyakit DM dan tatalaksananya, skor pretest adalah 67,22±8,90 dan skor posttest adalah 78,57±3,45, b) program pembentukan Asuhan Mandiri Tanaman Obat Keluarga (ASMAN TOGA) penyakit DM, skor pretest adalah 52,34±3,39 dan skor posttest adalah 82,32±2,37, c) program pemberdayaan mitra melalui program pelatihan Cek Kadar Gula Darah Sendiri (CERDAS), skor pretest kemampuan kognitif adalah 25,57±5,77 dan skor posttest kemampuan kognitif adalah 72,34±5,47 sedangkan skor pretest kemampuan ketrampilan/skill adalah 25,89±5,89 dan skor posttest kemampuan ketrampilan/skill adalah 72,44±4,57. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat tentang penanaman dan pemanfaatan TOGA sebagai antidiabetik dengan kombinasi obat sesuai petunjuk dokter perlu digalakkan secara optimal di masyarakat. Kata Kunci: Diabetes Mellitus, TOGA, Antidiabetik, Daun Salam   ABSTRACT Diabetes Mellitus (DM) is regarded as a silent killer because it often goes undetected until it has caused serious health problems. Management of DM using medicinal plants in combination with antidiabetic agents for glycemic control  and related beneficial effects in managing diabetes are. The use of medicinal plants that can be used as an alternative treatment for DM is an Indonesian bay leaf (syzygium polyanthum) containing antidiabetic. Indonesian bay leaf (syzygium polyanthum) has potential as an antidiabetic drug for patients with DM. The  purpose  of  this  activity  is  to  improve  understanding of families about planting and utilization of Indonesian bay leaf (syzygium polyanthum) as medicinal plants for management of DM. The methods used in this activity are providing health education through poster/flyer, with program : a) health education program about DM, b) program of planting and utilization of Indonesian bay leaf (syzygium polyanthum) as medicinal plants for management of DM, and c) program of self-monitoring blood glucose training. This activity showed that with program : a) health education program about DM, the average knowledge score an increase, from 67,22±8,90 to 78,57±3,45, b) program of planting and utilization of Indonesian bay leaf (syzygium polyanthum) as medicinal plants for management of DM, the average knowledge score an increase, from 52,34±3,39 to 82,32±2,37, and c) program of self-monitoring blood glucose training, the average skills score an increase, from 25,57±5,77 to 72,44±4,57. Management of DM using an Indonesian bay leaf (syzygium polyanthum) in combination with antidiabetic agents for glycemic control  and related beneficial effects in managing diabetes are. Keyword : Diabetes Mellitus, Family Medicinal Plants (FMP), Antidiabetic, Bay Leaf
BUMI GENDHIS : Media Edukasi Manajemen Hipoglikemia Ringan di Lingkup Prehospital pada Penderita DM Linda Widyarani; Cecilya Kustanti
Malahayati Nursing Journal Vol 5, No 6 (2023): Volume 5 Nomor 6 2023
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/mnj.v5i6.8649

Abstract

ABSTRACT Diabetes Mellitus is a chronic disease due to impaired blood glucose levels. Hypoglicemia is the most common acute complication in patients with type 2 diabetes mellitus. Health education is considered to be essential in the overall care of patients with type 2 diabetes mellitus and family about the hypoglycemia management in prehospital setting. This study aims to analysis the effect of using the BUMI GENDHIS as media education for patients with type 2 diabetes mellitus and family about the hypoglycemia management in prehospital setting. This research is quantitative research with pre experimental design that is a one group pre-post test design, with a purposive sampling technique. In this study, the average pretest value was 70,06±1,211 and the posttest value was 78,26±2,292, with a p-value of 0.000, which means that there is a significant difference between the knowledge before and after the intervention. BUMI GENDHIS as media education can improve knowledge about the hypoglycemia management in prehospital setting for patients with type 2 diabetes mellitus and family.   Keyword: DM, Module, Hypoglycemia, Prehospital Setting    ABSTRAK  DM merupakan penyakit kronis yang disebabkan oleh gangguan kadar glukosa darah. Hipoglikemia merupakan salah satu komplikasi penyakit DM, salah satu strategi meminimalkan komplikasi DM adalah memberikan pendidikan kesehatan kepada pasien tentang bagaimana manajemen hipoglikemia di lingkup prehospital. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis pengaruh media BUMI GENDHIS terhadap kemampuan penderita DM dan keluarga dalam manajemen hipoglikemia pada lingkup prehospital. Penelitian ini menggunakan metode pre experimental design dengan one group pre-post test design. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara purposive sampling sedangkan teknik pengumpulan data dengan kuesioner. Analisis data dilakukan menggunaan uji paired t test. Pada penelitian ini rata-rata nilai pretest responden adalah 70,06±1,211 dan rata-rata nilai posttest responden adalah 78,26±2,292, dengan hasil uji statistik pair t-test, didapatkan p = 0,000 (<0,05), artinya media BUMI GENDHIS memberikan pengaruh terhadap kemampuan penderita DM dan keluarga dalam manajemen hipoglikemia pada lingkup prehospital. Media BUMI GENDHIS merupakan media edukasi yang dapat meningkatkan kemampuan penderita DM dan keluarga dalam manajemen hipoglikemia pada lingkup prehospital. Kata Kunci: DM, Modul, Hipoglikemia, Lingkup Prehospital
Evaluasi Efektivitas Metode F-A-S-T Flipbook dalam Meningkatkan Deteksi Dini Stroke: Studi Pendidikan Pra-Rumah Sakit di Indonesia Cecilya Kustanti; Linda Widyarani
Ners Jurnal Keperawatan Vol 19, No 2 (2023)
Publisher : Fakultas Keperawatan Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/njk.19.2.68-75.2023

Abstract

Stroke remains a prominent cause of disability and high mortality rates, particularly within Indonesia. Timely intervention during the critical phases of a stroke can mitigate disabilities and fatalities. Health education stands as a pivotal strategy for implementing health promotion and disease prevention initiatives. This study seeks to evaluate the efficacy of employing the flipbook F-A-S-T method as an educational tool to enhance early stroke detection utilizing the F-A-S-T media in a prehospital context. Utilizing a quantitative approach and a pre-experimental design, specifically a one-group pre-post test design, this research applies purposive sampling for participant selection. Initial knowledge assessments yielded a mean pretest score of 72.88±2.818. Following the intervention, the mean posttest score increased to 82.24±1.640. Statistical analysis indicated a p-value of 0.000, signifying a significant difference in knowledge levels before and after the educational intervention. The study findings strongly suggest that the implementation of flipbook F-A-S-T methods as an educational medium substantially enhances knowledge regarding the early detection of stroke utilizing the F-A-S-T method in a prehospital setting. This underscores the potential of such educational tools in improving public awareness and preparedness in the context of stroke, ultimately contributing to more favorable outcomes and reduced stroke-related disability and mortality rates.
Potensi dan Kompetensi Dasar Kader Kesehatan dalam Pencegahan Stunting Sebagai Upaya Peningkatan Ketahanan Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak Linda Widyarani; Cecilya Kustanti; Eva Nurlina Aprilia
Jurnal Kreativitas Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Vol 7, No 1 (2024): Volume 7 No 1 2024
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jkpm.v7i1.12786

Abstract

ABSTRAK Stunting adalah masalah kurang gizi kronis yang disebabkan oleh asupan gizi yang kurang dalam waktu cukup lama akibat pemberian makanan yang tidak sesuai dengan kebutuhan gizi. Upaya percepatan penurunan stunting di Provinsi DIY memerlukan pendekatan dan kolaborasi yang bersifat multidisplin dan multisektoral dari berbagai pihak, salah satunya peran aktif kader kesehatan sebagai motor penggerak di masyarakat. Tujuan kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini adalah meningkatkan kader kesehatan di wilayah kerja Puskesmas Imogiri I, tentang potensi dan kompetensi dasar kader kesehatan dalam pencegahan stunting sebagai upaya peningkatan ketahanan pelayanan kesehatan ibu dan anak. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini dilakukan di Puskesmas Imogiri I, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Hasil dari kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini, terdapat peningkatan pengetahuan kader kesehatan tentang potensi dan kompetensi dasar kader kesehatan dalam pencegahan stunting sebagai upaya peningkatan ketahanan pelayanan kesehatan ibu dan anak, meningkat dari 64,60±4,65 menjadi 83,08±2,26. Kata Kunci : Stunting, Kader Kesehatan, Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak ABSTRACT  Stunting is a chronic malnutrition condition caused by insufficient nutritional intake over a long period of time as a result of food that is not nutritionally adequate. Efforts to reduce stunting in DIY Province necessitate a multidisciplinary and multisectoral strategy and collaboration from a variety of stakeholders, one of which is the active engagement of health cadres as a driving force in the community. The goal of this activity is to develop the capacity and fundamental competency of health cadres in avoiding stunting in order to increase the resilience of maternal and child health services in the Puskesmas Imogiri I. Puskesmas Imogiri I in Bantul Regency, Yogyakarta Special Region, was the site of this community service project. Stunting is a chronic malnutrition condition caused by inadequate nutritional intake over time as a result of food that is not nutritionally adequate. Efforts to expedite stunting reduction in DIY Province necessitate a multidisciplinary and multisectoral strategy and collaboration from multiple stakeholders, one of which is the active engagement of health cadres as a driving force in the community. Keyword : Stunting, Maternal and Child Health Services, and Health Cadres