Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

EVALUASI KEPUASAN PASIEN PENYAKIT KRONIK TERHADAP PELAYANAN RESEP DI APOTEK DAERAH PESISIR SURABAYA Oki Nugraha Putra
Jurnal Farmasi Malahayati Vol 2, No 2 (2019): Jurnal Farmasi Malahayati
Publisher : Jurnal Farmasi Malahayati (JFM)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (422.765 KB) | DOI: 10.33024/jfm.v2i2.2092

Abstract

Apotek ialah tempat untuk melakukan pekerjaan kefarmasian dan penyaluran perbekalan farmasi kepada masyarakat. Pelayanan kefarmasian pada saat ini telah bergeser orientasinya yaitu dari drug oriented menjadi Pharmaceutical Care. Salah satu bentuk pelayanan kefarmasian di apotek ialah pelayanan resep. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi kepuasan pasien pasien penyakit kronik terhadap layanan resep di beberapa apotek daerah pesisir timur surabaya berdasarkan lima dimensi mutu pelayanan, yaitu kehandalan (reliability), ketanggapan (responsiveness), jaminan (assurance), empati (emphaty) dan keberwujudan (tangibles). Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan desain cross sectional menggunakan kuesioner dengan skala likert. Sampel penelitian yakni pasien dengan penyakit kronik yang memenuhi kriteria inklusi. Pasien dengan penyakit kronik dipilih secara non random dengan metode consecutive sampling. Pengambilan data dilakukan pada bulan Agustus - November 2018. Data dari kelima dimensi mutu pelayanan dianalisis dengan metode SERVQUAL. Didapatkan 100 pasien dengan penyakit kronik yang memenuhi kriteria inklusi. Hasil menunjukkan bahwa nilai rata-rata gap antara harapan dan kinerja ialah -0,41 dengan nilai gap terbesar ditunjukan pada dimensi reliability yaitu -0,49. Pada tingkat kepuasaan secara keseluruhan didapatkan hasil sebesar 89,8%. Kesimpulannya ialah tingkat harapan pasien dengan penyakit kronik lebih tinggi daripada tingkat kinerja layanan resep yang diberikan oleh pihak apotek dengan tingkat kepuasaan pasien terhadap layanan resep yang tergolong baik. Kata Kunci : Apotek , Mutu Pelayanan, Pasien penyakit kronik, SERVQUAL
Penyuluhan Penggunaan Vitamin dan Suplemen yang Rasional Untuk Menjaga Daya Tahan Tubuh Pada Masa Pandemi COVID-19 di Kelurahan Wonorejo Surabaya Oki Nugraha Putra; Ana Khusnul Faizah; Nani W.D Nurrahman; Rina Andayani; Giftani Wardani Sudjwaro
J-Dinamika : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol 7 No 2 (2022): Agustus
Publisher : Politeknik Negeri Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25047/j-dinamika.v7i2.2656

Abstract

Penyakit COVID-19 merupakan salah satu penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus SARS-CoV-2. Penyakit infeksi dapat dijegah dengan menjaga dan meningkatkan daya tahan tubuh. Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk menjaga imunitas pada masa pandemi COVID-19 ialah dengan mengonsumsi vitamin dan suplemen tertentu. Tujuan kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini ialah memberikan pengetahuan bagaimana mengonsumsi vitamin dan suplemen yang rasional untuk menjaga daya tahan tubuh pada masa pandemi COVID-19. Metode pelaksanaan kegiatan ini adalah dalam bentuk penyuluhan kepada sejumlah warga di Kelurahan Wonorejo, Surabaya. Penyuluhan dilakukan menggunakan aplikasi ZOOM dan peserta hadir secara langsung di balai pertemuan Kelurahan Wonorejo untuk mendengarkan materi yang diberikan. Peserta akan diberikan pertanyaan dalam bentuk kuesioner sebelum dan setelah diberikan penyuluhan untuk mengukur tingkat pengetahuan peserta. Materi penyuluhan yang diberikan meliputi pemilihan vitamin dan suplemen, dosis, aturan minum, dan efek samping. Didapatkan 31 peserta yang hadir dalam kegiatan penyuluhan ini. Terjadi peningkatan yang signifikan nilai tengah (median) sebelum dan setelah diberikan penyuluhan, dari 6,0 menjadi 9,0 menggunakan uji Wilcoxon (p-value=0,000). Kegiatan penyuluhan mampu meningkatkan pengetahuan peserta dari kategori cukup menjadi sangat baik. Diperlukan kegiatan penyuluhan lanjutan dan secara rutin untuk mengedukasi masyarakat terkait penggunaan vitamin dan suplemen yang rasional untuk mencegah efek buruk pada tubuh
Efek Obat Imunosupresan Pada Pasien Autoimun dengan COVID-19 (A Scoping Review of The Clinical Evidence) Oki Nugraha Putra; Mia Arum Anggraini; Hardiyono Hardiyono
Journal of Islamic Pharmacy Vol 6, No 2 (2021): J. Islamic Pharm.
Publisher : Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18860/jip.v6i2.12884

Abstract

The main modality in autoimmune disease is a long-term immunosuppressant treatment aiming to control disease progression and increase patient life expectancy. This scoping review aims to evaluate the effect of immunosuppressant treatment in autoimmune patients with COVID-19 on clinical outcomes and disease progression. This scoping review was conducted following the PRISMA extension for scoping review (PRISMA-ScR) guidelines. The Pubmed and Science Direct databases are used to find articles that match the study objectives. Thirteen articles met the inclusion criteria, and all of them were classified as observational studies. Most immunosuppressant treatments are the disease-modifying anti-rheumatic drugs (DMARD) and glucocorticoids. The highest number of autoimmune patients with rheumatoid arthritis (RA) was 43.4%, systemic lupus erythematosus (SLE) 13.6%, and others was 43%. Autoimmune patients with COVID-19 taking immunosuppressant medications, particularly glucocorticoids, significantly increased the risk of hospitalization and the use of ventilators.  However, there was no mention of the dosage and duration of immunosuppressant therapy in most of the studies.  In general, the use of immunosuppressant drugs was not associated with an increased risk of COVID-19 infection and mortality compared with the general population. Increasing age and comorbidities were associated with poor clinical outcomes. In conclusion, autoimmune patients with COVID-19 who are taking immunosuppressant therapy particularly glucocorticoid exacerbate clinical outcomes.  Periodic clinical monitoring and appropriate pharmacological interventions are required in autoimmune patients with COVID-19 to improve clinical outcomes and prevent death.Keywords: Autoimmune, COVID-19, Immunosuppressant, Clinical outcome.
Safety and Efficacy of Bedaquiline-Pretomanid-Linezolid (BPaL) in Patients with Drug-Resistant Tuberculosis: (Review from Clinical Evidence) Oki Nugraha Putra; Ana Khusnul Faizah; Nani Khusnul Wijayanti DN
Journal of Pharmaceutical Care Anwar Medika (J-PhAM) Vol 5 No 2 (2023): Journal of Pharmaceutical Care Anwar Medika (J-PhAM)
Publisher : STIKES Rumah Sakit Anwar Medika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36932/jpcam.v5i2.150

Abstract

Regimens containing bedaquiline were administered for up to 11 months and 24 months in shorter and longer regimen to treat patients with drug-resistant tuberculosis (DR-TB), respectively. Pre XDR and XDR-TB are highly DR-TB with a lower success treatment than MDR-TB. Therapy for highly DR-TB with fewer drugs and shorter treatment is required to increase success treatment. Bedaquiline-pretomanid-linezolid (BPaL) is considered to be used for highly DR-TB. This was a narrative review summarize the efficacy and safety of the BPaL regimen to manage patients with highly DR-TB. The 26-week of BPaL regimen was reported to provide favorable outcomes in two previous trials, Nix and Zenix TB. BPaL offers treatment success, especially in highly drug-resistant tuberculosis compared to standard regimens containing bedaquiline. Nonetheless, adverse effects, such as hematologic toxicity or myelosuppression, peripheral neuropathy, and optic neuritis were more common in BPaL regimens than in standard regimens. The incidence QT prolongation was lower with BPaL regimens compared with standard regimens. Adding pretomanid to the bedaquiline-linezolid regimen prevents TB bacteria that are resistant to bedaquiline. It is necessary to periodically monitor adverse effects associated with linezolid in BPaL regimen and how to manage them accordingly. This review concludes that the BPaL regimen provides favorable outcomes, reduces pill burdens, and shortenes treatment. Health facilities should prepare for the implementation of BPaL to manage DR-TB patients. Keywords: Drug-resistant TB, BPaL, Efficacy, Safety