Claim Missing Document
Check
Articles

Found 13 Documents
Search

Pergulatan Tradisi, Agama, Negara: Analisis Sosio-Kultural Keturunan Tionghoa dan Perkembangan Gereja Tionghoa Indonesia (1950-1999) Samudra Eka Cipta
Fajar Historia: Jurnal Ilmu Sejarah dan Pendidikan Vol 3, No 2 (2019): Fajar Historia: Jurnal Ilmu Sejarah dan Pendidikan
Publisher : Universitas Hamzanwadi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29408/fhs.v3i2.2059

Abstract

Pada masa Hindia Belanda sudah ada beberapa komunitas Tionghoa-Kristiani yang ditandai dengan adanya Gereja Tionghoa. Masa Demokrasi Liberal perkembangan Umat Tionghoa-Kristiani mengalami perkembangan pesat. Perkembangan tersebut didukung oleh kebijakan pemerintah terkait masalah identitas keagamaan bagi Masyarakat Keturunan. Pasca kejatuhan Demokrasi Terpimpin dengan lahirnya Orde Baru, perkembangan Umat Tionghoa-Kristiani meningkat tajam. Politik yang dilakukan Masa Orde Baru yakni ‘’politik asimilasi’’ dengan berusaha menghilangkan unsur kebudayaan pada masyarakat tertentu. Hal tersebut ditandai dengan kebijakan Pemerintah Orde Baru yang melarang adanya praktik Ajaran Konfusianisme bagi Masyarakat Keturunan Tionghoa karena dianggap sebagai bentuk propaganda Komunisme Tiongkok. Selama Mas Orde Baru Keturunan Tionghoa melakukan konversi keagamaan secara besar-besaran. Dampak lain yang ditimbulkan bagi Masyarakat Keturunan adalah perubahan nama dengan berunsurkan nama layaknya orang Indonesia pada umumnya. Penelitian ini melahirkan rumusan masalah yakni 1) bagaimana awal perkembangan  sosial Masyarakat Keturunan Tionghoa?, 2) bagaimana respon Masyarakat Tionghoa Indonesia terhadap kebijakan Pemerintah Masa Soekarno dan Soeharto?, 3) bagaimana upaya rekonsiliasi dalam upaya melestarikan kembali nilai-nilai budaya dan filosofis bagi masayarakat Keturunan Tionghoa?
Pesantren At-Taqwa Bekasi: Perubahan Pola Pendidikan dari Tradisional Menuju Modern (1980-2010) Samudra Eka Cipta
PATTINGALLOANG Vol. 7, No. 2, Agustus 2020
Publisher : Universitas Negeri Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26858/jp.v7i2.13293

Abstract

Penelitian ini mengkaji tentang bagaimana perubahan pola manajemen pendidikan di pesantren yang sebelumnya menerapkan sistem pendidikan tradisional (salafiyah) seiring dengan kebijakan pemerintah melalui Kementrian Agama pada tahun 1980-an mengubah pola pendidikan kearah modern  (khalafi). Perubahan pola pendidikan pesantren memiliki esensi untuk menjawab kebutuhan masyarakat sekitar terutama bidang sosial pendidikan kegamaan. Penelitian ini diangkat sebagai penulisan tugas akhir peneliti dalam mengkaji perkembangan pola pendidikan yang meliputi beberapa aspek khususnya kurikulum yang diterapkan di Pondok Pesantren At-Taqwa Bekasi.Kata Kunci: Salafiyyah, Pesantren, At-Taqwa, KurikulumAbstractThis study examines how changes in education management patterns in pesantren that previously implemented a traditional education system (salafiyah) along with government policies through the Ministry of Religion in the 1980s changed the pattern of education towards a modern one (khalafi). Changes in the education pattern of pesantren have the essence to answer the needs of the surrounding community, especially the social sector of religious education. This research was appointed as the researcher's final assignment in assessing the development of educational patterns which includes several aspects, especially the curriculum applied at Pondok Pesantren At-Taqwa Bekasi.Keywords: Salafiyyah, Islamic Boarding School, At-Taqwa, Curriculum 
Relevansi Pemahaman Islam Madzhab Ciputat & Himpunan Mahasiswa Islam Terhadap Perkembangan Tradisi Keilmuan Islam Dan Gerakan Pemikiran Samudra Eka Cipta; Taufan Sopian Riyadi
El Tarikh : Journal of History, Culture and Islamic Civilization Vol 1, No 2 (2020): Jurnal El Tarikh
Publisher : UIN Raden Intan Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (413.172 KB) | DOI: 10.24042/jhcc.v1i2.6488

Abstract

Selama periode 1980an  menjadi awal penting dalam sejarah Gerakan Mahasiswa Islam di Indonesia. Periode tersebut dikenal sebagai awal kebangkitan pemikiran dikalangan akademisi. Hal tersebut didukung dengan penerapan Azas Tunggal Pancasila oleh pemerintah Orde Baru sebagai upaya deislamisasi  melalui berbagai kebijakannya. Tentunya kebijakan tersebut mendapat respon oleh para akademisi dan mahasiswa di berbagai universitas islam. IAIN Jakarta menjadi episentrum dari perkembangan pergerakan pemikiran Islam. Banyak cendekiawan-cendekiawan terkemuka seperti Azyumardi Azra, Dawam Rahardjo, Harun Nasution dan Nurcholis Madjid serta beberapa tokoh lainnya merupakan penggerak. Atas usaha yang dilakukan tokoh-tokoh yang disebutkan maka dikenalah sebagai Islam Madzhab Ciputat. Saat ini perkembangan Madzhab Ciputat tidak terlepas dari HMI (Himpunan Mahasiswa Islam) dikarenakan kebanyakan dari tokoh-tokoh penggerak merupakan alumnus HMI. Penelitian ini terdapat beberapa rumusan masalah diantaranya, 1) bagaimana perkembangan politik Orde Baru terkait dengan  relasi Islam-Negara?, 2) bagaimana pandangan Madzhab Ciputat tentang Islam?, 3) bagaimana orientasi HMI terkait dengan ke-Indonesiaan 
THE HANDLING EFFORTS OF THE DUTCH INDIAN GOVERNMENT IN FACING VARIOUS DISEASES IN JAVA 1911-1943 Samudra Eka Cipta
Candrasangkala: Jurnal Pendidikan dan Sejarah Vol 6, No 1 (2020)
Publisher : Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30870/candrasangkala.v6i1.7663

Abstract

Selama  Abad 19 merupakan masa-masa sulit yang dihadapi oleh Pemerintah Hindia Belanda terutama dalam hal kesehatan. Pemerintah Hindia Belanda dikejutkan dengan berbagai penyakit yang menimpa masyarakatnya mulai dari wabah kolera, wabah pes, hingga penyakit kulit seperti kusta menyerang hampir 2/3 Jiwa Penduduk Jawa saat itu. Penambahan korban yang diderita diakibatkan oleh perilaku dan gaya hidup yang dilakukan oleh penduduk sehingga menyebabkan pertumbuhan pada penularan penyakit yang begitu cepat. Upaya dan langkah-langkah pencegahan yang dilakukan oleh Pemerintah Hindia Belanda berupaya untuk menekan jumlah korban akibat yang diderita mulai dari pemberian obat-obatan sampai tindakan untuk mengkarantina serta penggusuran perukiman yang dianggap kumuh seperti yang terjadi di Surabaya ketika dilanda wabah kolera tahun 1920. Artikel ini mengkaji beberapa sub bahasan yang terbagi menjadi tiga permasalahan yang akan dikaji diantaranya; 1) bagaimana awal perkembangan penyebaran berbagai penyakit yang terjadi di Jawa selama periode tahun 1911-1940, 2) faktor apa saja yang menyebabkan terjadinya wabah tersebut, 3) bagaimana tindakan yang dilakukan oleh Pemerintah Hindia Belanda dalam mencegah dan memberantas perkembangan wabah yang terjadi di Jawa selama periode tahun 1911-1940?. Tujuan penelitian ini yakni untuk mengkaji bagaimana tindakan baik berupa langkah preventif hingga upaya pemberantasan berbagai penyakit yang menyebabkan banyak korban jiwa di Hindia Belanda seleama periode tahun 1911-1943.
RE-INTERPRETASI BUKU TEKS SEJARAH INDONESIA: KRITIK TERHADAP NARASI NASIONALISME SEJARAH Samudra Eka Cipta
Sosio-Didaktika: Social Science Education Journal Vol 7, No 1 (2020)
Publisher : Faculty of Education and Teacher Training, UIN (State Islamic University) Syarif Hidayatul

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (3272.666 KB) | DOI: 10.15408/sd.v7i1.14724

Abstract

Perjalanan Bangsa Indonesia sudah dimulai sejak masa sejarah yang berati masa dimana Bangsa Indonesia sudah mulai mengenal tradisi tulisan sebagai upaya untuk merekam sejarah leluhurnya. Perkembangan Bangsa Indonesia terus mengalami dinamika pada setiap periodisasinya. Dari dinamika tersebut kemudian ada sebuah usaha untuk memperkuat dan mempersatukan Bangsa Indonesia melalui nasionalisme. Nasionalisme di Indonesia dimulai sejak tahun 1901-1920 atau dikenal sebagai Masa Awal Pergerakan Indonesia dengan ditandainya organiasi pergerakan baik yang memiliki orientasi pada pendidikan maupun politik. Sejarah Nasionalisme di Indonesia tidak terbatas pada Era Pergerakan namun terus bergerak hingga saat ini. Pendidikan sejarah lahir dan berangkat melalui Sejarah Perkembangan Bangsa Indonesia. Tentunya dalam historiografi Bangsa Indonesia penuh dengan catatan-catatan perjuangan bagaimana para tokoh pendiri bangsa memperjuangkan untuk mendirikan Republik Indonesia melalui pertumpahan darah. Tentunya esensi dari Pendidikan Sejarah bagaimana upaya peningkatan nilai-niilai nasionalisme disajikan dalam bentuk historiografi. Hal tersebut jika mengutip pernyataan dari Soekarno ‘’bangsa yang besar adalah  bangsa yang menghargai sejarahnya’’ sebagai asumsi bahwa pentingnya untuk mempelajari sejarah selain untuk mempelajari awal sejarah Indonesia juga mempelajari perjuangan Bangsa Indonesia dalam mendirikan Republik Indoensia dengan berbagai dinamikanya terutama masih sangat dipengaharui unsur politis dalam mewarnai Sejarah Indonesia.
Suatu Tinjauan Historis Kebangkitan Diaspora Keturunan Arab Di Indonesia Samudra Eka Cipta
Jurnal Syntax Transformation Vol 1 No 05 (2020): Jurnal Syntax Transformation
Publisher : CV. Syntax Corporation Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46799/jst.v1i5.71

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk melihat semangat nasionalisme keturunan Arab Hadrami dalam membangun semangat identitas nasional Indonesia. Orang Arab Hadrami telah lama didirikan dan menetap di Indonesia dan menetap untuk waktu yang lama. Abdurahman Baswedan adalah tokoh dalam gerakan Arab di Indonesia yang berhasil memobilisasi dan mengumpulkan orang keturunan Arab-Indonesia (Peranakan Arab dan Arab Totok) untuk bersatu dan menyatakan kesetiaan kepada nasionalisme Indonesia. Bentuk perjuangan yang dilakukan sendiri terwujud dalam gerakan sumpah Persatuan Arab-Indonesia dan membawa pengaruh pada lembaga pendidikan Al-Irsyad sebagai lembaga pendidikan dengan orienatation Islam dan nasionalis Dalam penelitian ini, ada beberapa masalah yang dikaji, yaitu 1) bagaimana kondisi awal keturunan Arab dalam menangani nasionalisme di Indonesia?, 2) bagaimana peran Abudrahman Baswedan dalam memerangi nasib keturunan Arab di Indonesia?
Ranggawarsita And Javanese Sufisme: A Study On Bagus Burham’s Thought On Javanese Islam Culture (1823-1870) Samudra Eka Cipta
Islah: Journal of Islamic Literature and History Vol 1, No 1 (2020): June 2020
Publisher : Institut Agama Islam Negeri Salatiga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18326/islah.v1i1.31-42

Abstract

Perkembangan Kesusasteraan Jawa tentunya tidak terlepas dari peran para pujangga yang berkembang pada awal Abad ke-18 Masehi. Kebanyakan karya yang dihasilkan oleh para pujangga bertemakan tentang sosial. Isinya menggambarkan dinamika masyarakat Jawa saat itu. Tidak sedikit menghasilkan karya-karya yang bertemakan Islam, mengingat saat itu Islam menjadi suatu ciri identitas sosial masyarakat Jawa. Bagus Burham merupakan satu diantara banyak pujangga yang lahir dari kalangan Keraton Kartasura. Ia seorang pujangga sekaligus penyair dengan banyak karyanya yang bertemakan sosial dan agama. Karyanya tentang pandangan konsep Islam yang dikemukakan oleh Ranggawarsita dituangkan dalam Serat Wirid Hidayatjati Serat Kalatidha yang membahas tentang konsep ‘’Islamisme Jawa’’ menurut versinya. Dari hasil pemikirannya kemudian berkembangnya suatu istilah bagi masyarakat Jawa yakni ‘’Islam Kejawen’’. Islam Kejawen merupakan suatu konsep yang pertama kali diperkenalkan oleh Ranggawarsita dengan mempersatukan konsep ke-Islam dan kejawaan. Sebab, kemunculan para pujangga juga seiring dengan munculnya kelompok ‘’kebatinan’’ Jawa. Ranggawarsita melalui karyanya berusaha untuk mengakomodirkan kelompok kebatinan yang dianggap sebagai kelompok sesat dan memberikan kesempatan bagi kelompok tersebut untuk memahami dan mengamalkan ajaran Islam menurut versinya. Hal ini menyebabkan ketokohan Ranggawarsita sangat dihormati bagi masyarakat khususnya kelompok kebatinan.Kata Kunci: Kejawen, Ranggawarsita, Islam, Sufi, Jawa
100% KATOLIK 100% INDONESIA: Suatu Tinjauan Historis Perkembangan Nasionalisme Umat Katolik di Indonesia Samudra Eka Cipta
Jurnal Sosiologi Agama Vol 14, No 1 (2020)
Publisher : Program Studi Sosiologi Agama Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (175.426 KB) | DOI: 10.14421/jsa.2020.141-07

Abstract

Since the arrival of the Portuguese to Indonesia, many missionaries have spread Catholicism in Indonesia. The Maluku region became the beginning of the Catholicsm process in Indonesia, when a Portuguese missionary Francis Xavier came to the largest spice producing region in the world at that time. Previously, the arrival of the Portuguese in Indonesia in addition to their trade also brought religious interests in it. In 1546-1547 when he arrived in Maluku, he had succeeded in baptizing thousands of people also building schools for the indigenous population. When the VOC, which incidentally was a follower of Protestantism, tried to protest the population in the archipelago. They also sought to monopolize religion by mastering Catholic churches from Portuguese Spanish heritage, bearing in mind that in Europe there had been a strong push by Protestants against Catholics so that the impact of the Protestant-Catholic feud reached the Archipelago. Apparently, the era of Colonial Government began to be implemented after the fall of the VOC has had a tremendous impact on the development of Catholicism in Indonesia with the emergence of a spirit ‘'Catholic Awakening Indonesia'’ in line with the period of the emergence of Indonesian movement organizations in achieving Free Indonesia. This is inseparable from the role and emergence of several Indonesian Catholic figures in the political field including Ignasius Kasimo, and M.G.R Soegijapranata, even military fields such as Adi Sucipto and Slamet Riyadi who are among the leaders among Indonesian Catholics who defend for the sake of the nation and state of Indonesia.
Kaum Arab Hadrami Dalam Sejarah Perkembangan Lembaga Pendidikan Al Irsyad (1918-1950) Samudra Eka Cipta
Al-Misbah (Jurnal Islamic Studies) Vol. 8 No. 2: October 2020
Publisher : Universitas Ahmad Dahlan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26555/almisbah.v8i2.1962

Abstract

Penelitian berusaha untuk mengkaji bagaimana peranan keturunan Arab dalam mengembangkan sistem pendidikan yang berorientasikan negara dan agama. Terpecahnya golongan keturunan Arab antara pro terhadap Gagasan Nasionalisme dengan kelompok yang menentang Nasionalisme didirikanlah Lembaga Pendidikan Al-Irsyad yang ditujukan untuk memajukan kebutuhan pendidikan bagi kalangan masyarakat pribumi dan kalangan Keturunan Arab. Tokoh-tokoh penting dalam pendirian Lembaga Al-Irsyad seperti Abdul Rahman Baswedan dan Ahmad Sukrati berhasil membentuk generasi yang kelak akan memperjuangkan Kemerdekaan Indonesia melalui lembaga pendidikan. Sebelum dibentuknya Lembaga Pendidikan Al-Irsyad terjadi perbedaan pandangan diantara sesama Kelompok Masyarakat Keturunan Arab Jami’at Kheir sudah terlebih dahulu didirikan akan tetapi sebagian anggota menginginkan agar pentingnya pendidikan bagi kaum pribumi dan Masyarakat Keturunan maka sebagian anggota bekas Jam’at Kheir kemudian mendirikan Lembaga Pendidikan Al-Irsyad. Penelitian ini menggunakan pendekatan sosio-historis dengan memiliki rumusan masalah diantaranya, 1) bagaimana mula kondisi sosial Masayarakat Keturunan Arab di Indonesia, 2) bagaimana awal pendirian Lembaga Pendidikan Al-Irsyad dan, 3) bagaimana peran Lembaga Pendidikan Al-Irsyad?
MUSIK KOPLO SEBAGAI IDENTITAS KELOKALAN BARU PADA PENGGUNAAN BAHASA OSING BANYUWANGI (BERDASARKAN TINJAUAN SOSIO KULTURAL-HISTORIS) Samudra Eka Cipta
CERMIN: Jurnal Penelitian Vol 4 No 1 (2020): JULI
Publisher : Relawan Jurnal Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36841/cermin_unars.v4i1.517

Abstract

Penelitian ini berusaha untuk mengkaji bagaimana fenomena musik koplo yang saat ini sudah menjadi trend dikalangan masyarakat luas termasuk kalangan anak muda. Penggunaan bahasa daerah menambah warna baru dalam upaya untuk melestarikan budaya lokal bahasa pada musik koplo. Di Banyuwangi yang mayoritas masyarakatnya berbahasa Osing menjadikan musik koplo sebagai salah satu langkah dalam memperkenalkan Budaya Osing. Para musisi Banyuwangi seperti Demy seorang penyanyi lokal Banyuwangi yang mempopulerkan Bahasa Using melalui judul lagu ‘’Kanggo Riko’’. Bukan hanya saja musisi lokal akan tetapi musisi ternama sekalipun seperti Nella Kharisma juga mempopulerkan lagu yang berjudul ‘’Welas Hang Ring Kene & Ngelabur Langit’’. Bahkan musisi senior asal Catur Arum sudah terlebih dahulu memperkenalkan budaya Osing melalui lagu-lagu yang diciptakan. Dari peran para musisi tersebut dapat disimpulkan bahwa pengunaan bahasa Using dapat terus dilestarikan melalui musik di era serba digital. Pada penelitian ini terdapat beberapa rumusan masalah yakni: 1) bagaimana perkembangan awal Bahasa Osing?, 2) bagaimana awal perkembangan Musik Koplo, 3) bagaimana perkembangan Bahasa Osing hingga pada akhirnya menuju eksistensi pada kesenian Musik Koplo?