Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

PENGEMBANGAN KREATIVITAS BERPIKIR SISWA DI ERA INDUSTRI 4.0 MELALUI PERANGKAT PEMBELAJARAN DENGAN MEDIA AUGMENTED REALITY Ni Gusti Nyoman Estheriani; Abdul Muhid
Insight: Jurnal Ilmiah Psikologi Vol 22, No 2: Agustus 2020
Publisher : Universitas Mercu Buana Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26486/psikologi.v22i2.1206

Abstract

Permasalahan pada Literature Review kali ini adalah untuk meningkatkan kreativitas siswa di Era 4.0 melalui Augmented Reality. Setiap siswa memiliki kemampuan beraneka ragam, dalam hal ini, perlu diberikan dorongan agar menumbuhkan sikap kreativitas dalam diri siswa. Dibidang pendidikan kreativitas merupakan suatu kemampuan yang penting untuk dikembangkan. Augmented Reality (AR) dapat didefinisikan sebagai sebuah teknologi yang mampu menggabungkan benda maya dua dimensi atau tiga dimensi ke dalam sebuah lingkungan yang nyata kemudian memunculkannya atau memproyeksikannya secara real time. AR dapat digunakan untuk membantu menggambarkan konsep abstrak untuk pemahaman dan struktur suatu model objek. Media pembelajaran merupakan suatu alat yang digunakan oleh pendidik dalam melakukan proses mengajar sehingga informasi yang tersampaikan kepada siswa dapat diterima denga baik dengan demikian kegiatan proses belajar mengajar dapat terlaksana dengan efektif dan efisien. Melalui media Augmented Reality pendidik dapat menggunakan sebagai sarana dalam memberikan informasi kepada siswa agar tercipta pemikirian kritis dan kreatif dalam diri siswa dalam menghadapi setiap masalah dan kejadian yang ada di sekitar mereka. Tujuan dari media Pendidikan adalah membantu siswa dalam memahami sebuah konsep ada atau tidak adanya pendidik sehingga proses pembelajaran tetap akan berjalan dimanapun dan kapanpun. Media Pembelajaran AR dapat dipakai sebagai media yang lebih efektif di Era Industri saat ini.  
Cyber Counseling Sebagai Metode Meningkatkan Layanan Bimbingan dan Konseling di Sekolah: Literature Review Muthia Fanny Fadhilah; Dimas Alkindi; Abdul Muhid
Counsellia: Jurnal Bimbingan dan Konseling Vol 11, No 1 (2021)
Publisher : Universitas PGRI Madiun

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25273/counsellia.v11i1.8393

Abstract

Pengguna internet semakin berkembang pesat karena kemajuan teknologi informasi dan komunikasi. Hampir semua masyarakat di dunia menggunakan internet dalam kehidupan sehari-hari. Semakin berkembangnya teknologi juga berpengaruh terhadap pemberian layanan bimbingan dan konseling terutama di sekolah. Di era globalisasi ini, layanan konseling online atau cyber counseling sangat dibutuhkan para konselor atau guru bimbingan konseling karena dapat memberikan layanan tanpa terbatas jarak dan waktu. Penelitian ini bertujuan untuk membahas mengenai penerapan cyber counseling di sekolah. Diketahui ada beberapa cara yang digunakan untuk melakukan konseling online, diantaranya yaitu: melalui email, facebook, chat asynchronous, aplikasi riliv, video conference, handphone, dan website. Para guru bimbingan konseling dan konselor diharapkan untuk terus meningkatkan kemampuan dalam menggunakan teknologi informasi dan komunikasi.
Community Mentoring Through Efforts to Use The Waste of Cow Dung Into Biogas and Organic Fertilizer Towards Energy Independent Society Mei Lina Fitri Kumalasari; Abdul Muhid; Funsu Andiarna
Engagement: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 4 No 1 (2020): May 2020
Publisher : Asosiasi Dosen Pengembang Masyarajat (ADPEMAS) Forum Komunikasi Dosen Peneliti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52166/engagement.v4i1.117

Abstract

The majority of people in Sendang village, the sub-district of Tulungagung Regency are as dairy farmers. 90% of the people have 5-10 dairy cows. A cow can produce approximately 15 kg of dirt, therefore, five cows can produce 75 kg of dung per day. During this time cow dung has been utilized as a biogas material, but most cow farmers still throw it into the river. Even the people who already have biogas, they also throw the rest of biogas into rivers even though the remaining dirt can be used as manure. Community assistance was based on the ABCD approach. The result is that the community can make a communal biogas installation independently and utilize the rest of the waste into fertilizer.