Sigit Kirana Lintang Bhima
Unknown Affiliation

Published : 8 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERAN USAHA KESEHATAN SEKOLAH TERHADAP PENCEGAHAN PERILAKU KEKERASAN ANAK SEKOLAH PADA SEKOLAH MENENGAH ATAS DAN KEJURUAN Ferdina Meita Dwi Linati; Sigit Kirana Lintang Bhima; Tuntas Dhanardhono
Jurnal Kedokteran Diponegoro (Diponegoro Medical Journal) Vol 5, No 4 (2016): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Diponegoro, Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (599.97 KB) | DOI: 10.14710/dmj.v5i4.14431

Abstract

Latar Belakang : Salah satu permasalahan yang menyita perhatian saat ini adalah kekerasan di dunia pendidikan yaitu disekolah yang mana bertentangan dengan Undang-Undang Perlindungan Anak Pasal 54. Sekolah menempati kedudukan strategis dalam upaya promosi kesehatan sebab tersedia kelembagaan untuk melaksanakannya yaitu Program usaha kesehatan sekolah (UKS). Berdasarkan Undang-Undang No 23 tahun 1992 pasal 45 tentang Kesehatan disebutkan bahwa kesehatan sekolah diselenggarakan untuk meningkatkan kemampuan hidup sehat peserta didik dalam lingkungan hidup sehat sehingga peserta didik dapat belajar, tumbuh dan berkembang secara harmonis dan optimal sehingga diharapkan dapat menjadikan sumber daya manusia yang berkualitas.Tujuan : Mengetahui faktor yang mempengaruhi peran UKS terhadap pencegahan perilaku kekerasan anak sekolah pada sekolah menengah atas dan kejuruan di Kota Semarang.Metode : Penelitian ini adalah penelitian penelitian analitik observasional dengan desain cross sectional. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa-siswi SMA dan SMK di Kota Semarang. Subjek yang telah terpilih di beri informed consent kemudian dilakukan wawancara dengan menggunakan angket. Data di kumpulkan, dianalis dan hasil penelitian disajikan dalam bentuk tabel dan gambar.Hasil : Hasil penelitian di dapatkan Tingkat pendidikan kesehatan siswa masuk dalam katagori kurang (50%), Pelayanan kesehatan sekolah mendapatkan presentase sebesar 36% adalah kurang, Lingkungan sekolah mendapatkan presentase sebesar 36% adalah sedang atau baik, Ketenagaan UKS mendapatkan presentase sedang atau cukup sebesar 38%, Fasilitas kesehatan sekolah mendapatkan presentase 36% adalah sangat baik atau tinggi, 68% mengtakan tidak mendapatkan dukungan dari orang tua, dan sumber dana didapatkan presentasi sebesar 52% adalah rendah, 76% responden menjawab tidak ada evaluasi dan pelaporan kasus kekerasan. Dan di dapatkan bahwa ketenagaan UKS adalah faktor yang paling berpengaruh besar terhadap peran UKS dalam pencegahan perilaku kekerasan anak disekolah, dengan nilai OR 2,880.Kesimpulan : Bahwa Tingkat pendidikan kesehatan siswa, Pelayanan Kesehatan Sekolah, Lingkungan Sekolah, Ketenagaan UKS, Fasilitas Kesehatan Sekolah, Dukungan Orang Tua murid, Sumber Dana UKS, Evaluasi dan Pelaporan Kasus kekerasan merupakan faktor yang mempengaruhi peran UKS dalam pencegahan perilaku kekerasan anak sekolah pada sekolah menengah Atas dan Kejuruan di Kota Semarang.
PREVALENSI DAN BENTUK KEKERASAN DALAM PACARAN PADA SISWA SMA, SMK DAN MA DI KECAMATAN TEMBALANG KOTA SEMARANG Hening Pangesti Wulandaru; Sigit Kirana Lintang Bhima; Tuntas Dhanardhono; Inarniati Nur Rohmah
Jurnal Kedokteran Diponegoro (Diponegoro Medical Journal) Vol 8, No 4 (2019): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Diponegoro, Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (429.301 KB) | DOI: 10.14710/dmj.v8i4.25344

Abstract

Latar Belakang : Masa remaja merupakan masa rentan, karena merupakan masa transisi dari kanak-kanak menjelang dewasa, yang ditandai dengan perkembangan yang sangat cepat dari aspek fisik, biologis dan sosial. Tindakan kekerasan dalam pacaran rentan terjadi pada remaja, bentuk penyimpangan yang dilakukan banyak tidak disadari dan dimengerti oleh para remaja, khususnya bentuk dari kekerasan yang terjadi dalam menjalin hubungan pacaran baik dari kekerasan emosional, seksual, fisik, psikis sampai pada kekerasan ekonomi. Tujuan : Mengetahui prevalensi dan bentuk kekerasan dalam pacaran yang terjadi di SMA, SMK dan MA di Kecamatan Tembalang Kota Semarang Metode : Jenis penelitian ini penelitian deskriptif. Rancangan penelitian ini menggunakan rancangan belah lintang (cross sectional). Subyek sebanyak 281 responden yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi dengan metode purposive sampling. Hasil Penelitian : Sebanyak 281 responden yang terlibat semuanya pernah mengalami kekerasan dalam pacaran, 100% responden pernah mengalami kekerasan psikis, 10,3% responden mengalami kekerasan seksual, 7,8%  mengalami kekerasan fisik, dan 12,8% responden mengalami kekerasan ekonomi dalam pacaran. Kesimpulan : Semua responden yang terlibat dalam penelitian ini pernah mengalami kekerasan dalam pacaran. Kekerasan yang dimaksud, meliputi kekerasan psikis, kekerasan seksual, kekerasan fisik dan kekerasan ekonomi.Kata Kunci Remaja, Kekerasan Dalam Pacaran
HUBUNGAN KADAR LEMAK TUBUH DENGAN PERUBAHAN WARNA MEMAR YANG DILIHAT DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK FOTOGRAFI FORENSIK Priskila Tania Damitrias; Sigit Kirana Lintang Bhima; Tuntas Dhanardhono
DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL (JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO) Vol 6, No 2 (2017): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Publisher : Faculty of Medicine, Diponegoro University, Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (307.951 KB) | DOI: 10.14710/dmj.v6i2.18619

Abstract

Latar Belakang: Penyidik dapat mengajukan permintaan keterangan ahli kedokteran kehakiman dalam kepentingan peradilan menangani seorang luka. Umur luka menjadi hal yang penting dalam pengungkapan kebenaran, sehingga penyidik seringkali meminta bantuan dokter untuk menentukan umur luka. Umur luka memar dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu kadar lemak, usia, jenis kelamin dan penyakit.Tujuan: Membuktikan hubungan antara kadar lemak tubuh dengan perubahan warna memar yang dilihat dengan menggunakan teknik fotografi forensikMetode: Penelitian ini adalah penelitian eksperimental dengan desain time series pada mahasiswa fakultas kedokteran yang berusia 20-25 tahun. (n=15). Sampel diberikan trauma yang menyebabkan memar, lalu difoto setiap hari dalam 7 hari. Perubahan warna memar dianalisis menggunakan uji korelasi Sommers Tabel BxKHasil: Hubungan kadar lemak dan perubahan warna memar yang dianalisis menggunakan uji korelasi Sommers, pada hari 1 dan hari 2 menunjukkan hasil yang tidak signifikan dengan nilai p = 0,171 (hari 1) dan p = 0,54 (hari 2), sedangkan pada hari 3 sampai hari 7 hasil yang signifikan dengan nilai yaitu dengan nilai p = 0,000 (hari 3), p = 0,014 (hari 4), p = 0,003 (hari 5), p = 0,000 (hari 6) dan p = 0,000 (hari 7).Kesimpulan: Terdapat hubungan yang bermakna antara kadar lemak dan perubahan warna memar pada hari ketiga sampai hari ketujuh dan hubungan yang tidak bermakna antara kadar lemak dan perubahan warna memar pada hari kesatu dan kedua.
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI KEJADIAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA DAN PELAPORAN PADA PIHAK KEPOLISIAN Cynthia Nathania Setiawan; Sigit Kirana Lintang Bhima; Tuntas Dhanardhono
DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL (JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO) Vol 7, No 1 (2018): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Publisher : Faculty of Medicine, Diponegoro University, Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (442.378 KB) | DOI: 10.14710/dmj.v7i1.19356

Abstract

Latar Belakang : Data WHO menyatakan bahwa 1 dari 3 wanita didunia pernah mengalami kekerasan oleh laki-laki. Data yang didapatkan di Indonesia menyatakan bahwa angka kejadian kasus kekerasan dalam rumah tangga mengalami peningkatan setiap tahunnya. Hal ini mengindikasikan perlunya evaluasi terhadap upaya perlindungan dan pemenuhan hak asasi wanita. Korban kekerasan tidak selalu melaporkan tindakan yang diterimanya pada pihak berwajib. Oleh karena itu, penelitian ini akan meninjau faktor apa saja yang memengaruhi terjadinya KDRT dan pelaporan pada pihak kepolisian.Tujuan:Mengetahui faktor-faktor yang memengaruhi kejadian kasus kekerasan dalam rumah tangga dan pelaporan pada pihak kepolisianMetode: Penelitian menggunakan desain observasional pendekatan cross-sectional dan dilakukan indepth interview untuk menunjang pembahasan. Subjek penelitian ini adalah 207 data laporan kasus KDRT yang terlapor di PPT SERUNI sejak bulan Januari 2015-Desember 2016. Analisa bivariat dilakukan dengan uji chi square (x2).Hasil: Peneliti mendapatkan 75 kasus KDRT yang dipengaruhi oleh permasalahan ekonomi, 71 kasus yang dilatarbelakangi oleh perselingkuhan, 2 kasus akibat jumlah anak, dan 61 kasus berkaitan dengan sosial budaya. Tidak didapatkan hubungan yang bermakna antara permasalahan ekonomi (p= 0,421), perselingkuhan (p= 0,358), jumlah anak (p= 1,000), dan sosial budaya (p= 0,812) dengan keputusan korban untuk melaporkan KDRT pada pihak kepolisian. Anallisis multivariat tidak dilakukan karena nilai p masing-masing variabel >0,25.Kesimpulan: Permasalahan ekonomi merupakan faktor dominan dalam terjadinya KDRT. Tidak didapatkan korelasi antara permasalahan ekonomi, perselingkuhan, jumlah anak, dan sosial budaya dalam pelaporan pada pihak kepolisian. Multikausalitas KDRT menyebabkan tidak adanya faktor determinasi dalam  pelaporan pada pihak kepolisian.
HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN DENGAN USIA MENIKAH KORBAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA DI KOTA SEMARANG Fildzah Ayu Adiati F.; Sigit Kirana Lintang Bhima; Tuntas Dhanardhono
DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL (JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO) Vol 7, No 1 (2018): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Publisher : Faculty of Medicine, Diponegoro University, Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (331.727 KB) | DOI: 10.14710/dmj.v7i1.19362

Abstract

Latar Belakang: Kasus Kekerasan Dalam Rumah Tangga mengalami peningkatan yang signifikan dari tahun ke tahun. Pernikahan pada usia muda diketahui sebagai salah satu faktor yang menyumbang peningkatan tersebut. Disamping itu, Sebagian besar penyintas yang menikah muda memiliki tingkat pendidikan yang rendah.Tujuan: Mengetahui hubungan tingkat pendidikan dengan usia menikah korban kekerasan dalam rumah tangga di kota Semarang.Metode: Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan rancangan belah lintang dan metode wawancara mendalam sebagai tambahan pembahasan. Cara pengambilan sampel adalah total sampling. Sampel sebanyak 64 kasus yang terlapor dari bulan Januari 2014-Desember 2016 di PPT SERUNI Semarang. Analisis statistik dengan uji Chi square atau Fisher exact test untuk uji alternatif.Hasil: Terdapat hubungan yang bermakna (p=0,004) antara tingkat pendidikan dengan usia menikah korban kekerasan dalam rumah tangga di kota Semarang.Kesimpulan: Tingkat pendidikan berhubungan dengan usia menikah korban KDRT. Korban dengan tingkat pendidikan yang rendah erat kaitannya dengan pernikahan pada usia muda.
PERBANDINGAN PEMBERIAN BRODIFAKUM LD50 DAN LD100 TERHADAP PERUBAHAN GAMBARAN HISTOPATOLOGI USUS HALUS TIKUS WISTAR Alfian Salahudin Al Ayoubi; Tuntas Dhanardhono; Sigit Kirana Lintang Bhima
Jurnal Kedokteran Diponegoro (Diponegoro Medical Journal) Vol 5, No 1 (2016): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Diponegoro, Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (371.089 KB) | DOI: 10.14710/dmj.v5i1.11353

Abstract

Background : Brodifacoum is an anticoagulant substance which usually used as pest control, but this substance has a poisoning effect the body. Brodifacoum is absorbed through gastrointestinal tract which can cause the disorder of blod clotting by slowing down the process of epoxide reductase of vitamin-K.Aim : To know the comparison of Histopathology Rattus norvegicus Intestine against brodifacoum administration LD50 and LD100.Methods :This study was an experimental study with post test only group design. The sample of this study are 27 Rattus norvegicus which given per oral administration of brodifacoum. Barthel Manja scores were used to assess changes in intestine Histopatology. Normal and desquamation are a minor damage, while erosion and ulcers are major damage. Non-parametric test of Mann-Whitney to the results are revealed significant if p <0.05.Results :On LD50, 2 rats died on days 3, 5 on day 5, and 2 rats terminated on day 7. In LD100 2 rats died on day 3, 2 on day 5, and 5 rats terminated on day 7. On LD50 groups there are 66,67% minor damage and 33,33% major damage, while in LD100 groups there are 55,56% minor damage and 44,44% major damage. Test non parametric Mann-Whitney in the control group with LD50 was found p = 0.269, in control group with LD100 was found p = 0106, then group with the LD50 and LD100 found p = 0.159.Conclusion :There are not significant differentiation of histopatology picture between LD50 and LD100 dose ( p = 0.159 )
PENGARUH PEMBERIAN BUTYLATED HYDROXYTOLUENE (2,6-DI-TERT-BUTYL-4-METHYLPHENOL) PER ORAL DOSIS BERTINGKAT TERHADAP GAMBARAN HISTOPATOLOGIS GINJAL Vivin Aprilia; Sigit Kirana Lintang Bhima; Akhmad Ismail
DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL (JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO) Vol 7, No 2 (2018): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Publisher : Faculty of Medicine, Diponegoro University, Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (661.881 KB) | DOI: 10.14710/dmj.v7i2.21190

Abstract

Latar Belakang: Butylated Hydroxytoluene (BHT) merupakan zat kimia berupa molekul bio-aktif lipofilik dan turunan fenol digunakan sebagai antioksidan di dalam makanan kemasan, tetapi efeknya terhadap kesehatan masih belum jelas. Penelitian in-vitro sebelumnya menunjukkan bahwa BHT dapat menyebabkan toksisitas terutama terhadap hepar. Selain itu, diperkirakan efek toksisitas juga dapat terjadi pada berbagai organ lain, salah satunya terjadi pada ginjal.Tujuan: Mengetahui pengaruh pemberian Butylated Hydroxytoluene per oral dosis bertingkat terhadap gambaran histopatologi ginjal tikus Wistar.Metode: Penelitian ini menggunakan jenis penelitian eksperimental dengan Post Test Only with Control Group Design. Sampel sebanyak 20 ekor tikus wistar jantan yang telah memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi,dibagi menjadi 4 kelompok  yang masing-masing terdiri dari 5 tikus. Kelompok kontrol hanya diberi pakan standar,  Kelompok P1 perlakuan 300mg/kgBB, P2 perlakuan 600 mg/kgBB dan P3 perlakuan 1.200 mg/kgBB. Setelah hari ketiga, tikus wistar pada kelompok P3 semuanya mati, sehingga sampel pada kelompok lain dilakukan terminasi. Kemudian ginjal diambil, difiksasi dengan buffer formalin, preparat diproses, kemudian setiap preparat diamati pada 5 lapang pandang yaitu keempat sudut dan bagian tengah preparat dengan perbesaran 100x dan 400x. Dinilai derajat kerusakan ginjal: normal, ringan (dilatasi tubulus), sedang (degenerasi albuminosa), dan berat (nekrosis sel tubulus).Hasil: Gambaran histopatologis kelompok kontrol menunjukkan gambaran normal, P1 menunjukkan gambaran ringan, P2 gambaran sedang, dan P3 gambaran berat. Rerata degenerasi sel ginjal semakin meningkat dari kontrol sampai P3, dengan rerata tertinggi terdapat pada kelompok P3. Analisis statistik dengan uji Kruskal-Wallis didapatkan perbedaan yang bermakna (p=0,002), dilanjutkan dengan uji Mann-Whitney didapatkan perbedaan bermakna antara kontrol dengan P1 (p=0,005), kontrol dengan P2 (p=0,004), kontrol dengan P3 (p=0,004), dan P2 dengan P3 (0,015), dan perbedaan yang tidak bermakna pada P1 dengan P2 (p=0,905) dan P1 dengan P3 (p=0,054).Simpulan: Pemberian Butylated Hydroxytoluene (BHT) dosis bertingkat menyebabkan terjadinya perubahan gambaran mikroskopis ginjal tikus wistar dengan derajat yang berbeda.
PERBANDINGAN RERATA PENGETAHUAN GURU DAN MURID SEKOLAH MENENGAH ATAS DAN KEJURUAN TENTANG KEKERASAN ANAK DI SEKOLAH SEBELUM DAN SETELAH SEMINAR PEMBERDAYAAN USAHA KESEHATAN SEKOLAH Nur Aini; Sigit Kirana Lintang Bhima; Tuntas Dhanardhono
Jurnal Kedokteran Diponegoro (Diponegoro Medical Journal) Vol 5, No 4 (2016): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Diponegoro, Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (343.626 KB) | DOI: 10.14710/dmj.v5i4.15598

Abstract

Latar belakang : Kekerasan terhadap anak adalah semua bentuk tindakan atau pelakuan menyakitkan secara fisik ataupun emosional. Upaya melakukan pencegahan daan penanganan kasus kekerasan terhadap anak, sudah seharusnya menjadi tanggung jawab bersama antara pemerintah dan masyarakat dalam berbagai bentuk lembaga atau organisasi sosial seperti sekolah. Selain program pencegahan, sekolah juga harus melaksanakan program penanganan kekerasan. Untuk berjalannya program-program tersebut, maka perlu kebijakan sekolah yang bebas dari segala bentuk kekerasan yaitu dengan cara mengaktifkan Usaha Kesehatan Sekolah yang disusun dan disosialisasikan bersama anak didik.Tujuan : Mengetahui pengetahuan guru dan murid Sekolah Menenegah Atas dan kejuruan tentang kekerasan anak di sekolah sebelum dan setelah seminar pemberdayaan Usaha Kesehatan Sekolah.Metode : Penelitian ini menggunakan rancangan quasi eksperimental one group pretest post test design. Untuk mengetahui normalitas menggunakan dengan uji Saphiro-Wilk, kemudian untuk uji hipotesisnya menggunakan uji Wilcoxon.Hasil : Rata-rata nilai pretest responden tentang kekerasan sebesar 78.00 dan rata-rata nilai post test responden tentang kekerasan 87.11. Untuk pengetahuan tetang Usaha Kesehatan Sekolah, rata-rata nilai pretest responden sebesar 74.66, naik menjadi 86.44. Selanjutnya di lakukan uji beda berpasangan Wilcoxon antara pre dan post didapatkan nilai p = 0,000, karena p < 0.05 maka dapat disimpulkan terdapat perbedaan yang bermakna.Kesimpulan : ada perbedaan bermakna antara pengetahuan guru dan murid Sekolah Menengah Atas dan Kejuruan di kota Semarang sebelum dan sesudah seminar tentang program pemberdayaan program ke sekolah.