Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Fazlur Rahman's Double Movement and It's Contribution to the Development of Religious Moderation Muhammad Yusuf; Nahdhiyah Nahdhiyah; Anwar Sadat
IJISH (International Journal of Islamic Studies and Humanities) Vol. 4 No. 1 (2021): April
Publisher : Universitas Ahmad Dahlan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26555/ijish.v4i1.2667

Abstract

The essential consideration is whether hermeneutics as an alternative approach can provide a dialogue between the texts and reality. This is library research, in which the data sources obtained through various written works, both in the form of books and journals. The study is descriptive qualitative that provides a clear picture and systematic about the methodology of Islamic legal thought Fazlur Rahman understandings.  To synchronize his background with interpretations, then used a normative theological approach, namely an approach that emphasizes form religious symbols originating from the Quran and sunnah text. The double movement hermeneutic theory is his effort in dialoguing between text and context. He appreciates history and adapts developments in every space and time. He tried to do a two-way movement. First, moving from the context of reality to the historical context of texts. Second, moving from the context of historical facts to the context of contemporary reality. Errors in interpreting text often occur due to the separation between the text from its context. In these circumstances, the double movement theory finds its relevance in making the Quran capable of dialogue with every dynamic that occurs. In this way, the text is always alive and as if it was revealed at this time. It contributes to the development of a paradigm of religious moderation. The double movement has strong historical roots in the science of the Quran, including asbab al-nuzul, makkiyah-madaniyah, and nasikh-mansukh.
Pamali Culture of Polewali Community in West Sulawesi and Appreciation of Islamic Jurisprudence Anwar Sadat; Muhammad Yusuf
el Harakah: Jurnal Budaya Islam Vol 22, No 2 (2020): EL HARAKAH
Publisher : UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18860/eh.v22i2.9372

Abstract

The article explores the values of the local wisdom (‘urf) of the West Sulawesi Polewali community and an appreciation of Islamic law towards it. This research used a qualitative approach. Data collection was done through triangulation techniques that were intended to obtain more complete data. Data were analyzed with content analysis techniques and semiotics analysis approach. Content analysis can provide closer philosophical meaning of the phrase. While the semiotics approach can help to understand the meaning of the symbolic expressions of Pamali. The phrases in Pamali contain very deep and philosophical meanings. This research showed that Pamali has a depth of meaning so that a symbolic and contextual analysis approaches can give exact meaning of Pamali expression. Thus, the local wisdom in muamalat can be considered in formulating Islamic law that applies to the Mandar community in general and the Polewali community in particular. Local wisdom in the Polewali community can be used as a consideration in the formulation of Islamic law and development policies in Polewali. Artikel ini mengupas tentang nilai-nilai kearifan local (‘urf) masyarakat Polewali Sulawesi Barat dan apresiasi hukum Islam terhadapnya. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Pengumpulan data dilakukan melalui teknik triangulasi yang bertujuan untuk memperoleh data yang lebih lengkap. Data dianalisis dengan teknik analisis isi dan pendekatan analisis semiotika. Hal itu karena pesan di dalam Pamali menggunakan bahasa simbolik untuk tujuan tertentu. Analisis isi dapat lebih mendekatkan pada makna filosofis dari ungkapan. Sedangkan pendekatan semiotika dapat membantu untuk memahami makna ungkapan simbolik Pamali. Ungkapan pada Pamali mengandung makna yang sangat dalam dan filosofis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Pamali memiliki makna yang dalam sehingga hanya dengan pendekatan analisis simbolik dan kontekstual dapat menempatkan makna ungkapan Pamali secara tepat. Dengan demikian, kearifan lokal dalam muamalat itu dapat menjadi pertimbangan dalam merumuskan hukum Islam yang berlaku bagi masyarakat Mandar umumnya dan masyarakat Polewali pada khususnya. Kearifan lokal pada masyarakat Polewali memungkinkan untuk  dijadikan pertimbangan dalam perumusan hukum Islam dan kebijakan pembangunan di Polewali.
Pamali Culture of Polewali Community in West Sulawesi and Appreciation of Islamic Jurisprudence Anwar Sadat; Muhammad Yusuf
el Harakah: Jurnal Budaya Islam Vol 22, No 2 (2020): EL HARAKAH
Publisher : UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18860/eh.v22i2.9372

Abstract

The article explores the values of the local wisdom (‘urf) of the West Sulawesi Polewali community and an appreciation of Islamic law towards it. This research used a qualitative approach. Data collection was done through triangulation techniques that were intended to obtain more complete data. Data were analyzed with content analysis techniques and semiotics analysis approach. Content analysis can provide closer philosophical meaning of the phrase. While the semiotics approach can help to understand the meaning of the symbolic expressions of Pamali. The phrases in Pamali contain very deep and philosophical meanings. This research showed that Pamali has a depth of meaning so that a symbolic and contextual analysis approaches can give exact meaning of Pamali expression. Thus, the local wisdom in muamalat can be considered in formulating Islamic law that applies to the Mandar community in general and the Polewali community in particular. Local wisdom in the Polewali community can be used as a consideration in the formulation of Islamic law and development policies in Polewali. Artikel ini mengupas tentang nilai-nilai kearifan local (‘urf) masyarakat Polewali Sulawesi Barat dan apresiasi hukum Islam terhadapnya. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Pengumpulan data dilakukan melalui teknik triangulasi yang bertujuan untuk memperoleh data yang lebih lengkap. Data dianalisis dengan teknik analisis isi dan pendekatan analisis semiotika. Hal itu karena pesan di dalam Pamali menggunakan bahasa simbolik untuk tujuan tertentu. Analisis isi dapat lebih mendekatkan pada makna filosofis dari ungkapan. Sedangkan pendekatan semiotika dapat membantu untuk memahami makna ungkapan simbolik Pamali. Ungkapan pada Pamali mengandung makna yang sangat dalam dan filosofis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Pamali memiliki makna yang dalam sehingga hanya dengan pendekatan analisis simbolik dan kontekstual dapat menempatkan makna ungkapan Pamali secara tepat. Dengan demikian, kearifan lokal dalam muamalat itu dapat menjadi pertimbangan dalam merumuskan hukum Islam yang berlaku bagi masyarakat Mandar umumnya dan masyarakat Polewali pada khususnya. Kearifan lokal pada masyarakat Polewali memungkinkan untuk  dijadikan pertimbangan dalam perumusan hukum Islam dan kebijakan pembangunan di Polewali.