Latar Belakang : Menurut WHO sebanyak 22,2% atau sekitar 150,8 juta orang balita di dunia mengalami stunting. Prevalensi stunting di Indonesia lebih tinggi daripada negara-negara lain di Asia Tenggara, seperti Myanmar (35%), Vietnam (23%), dan Thailand (16%) dan menduduki peringkat kelima dunia. Karakteristik ibu, Pengetahuan dan sosial budaya berpengaruh terhadap kejadian stunting. Estimasi Prevalensi Stunting Tahun 2019 pada Balita di Kota Jambi adalah 18,62 % masih tinggi jika dibandingkan dengan Target Nasional tahun 2024 yaitu 14 %Tujuan: Menganalisis hubungan karakteristik ibu, pengetahuan dan sosial budaya dengan kejadian stunting di Kecamatan Jambi Timur tahun 2022.Metode: Penelitian kuantitatif menggunakan pendekatan cross-sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah ibu balita di Kecamatan Jambi Timur Kota Jambi, perhitungan sampel minimal sebanyak 119 orang beradasarkan rumus estimasi 2 proporsi dengan perbandingan.Hasil menunjukkan bahwa 18,5 % responden memiliki balita dengan stunting. Terdapat hubungaan antara kejadian stunting di kecamatan Jambi Timur dengan (1) umur ibu p-value 0,020 (2) status pendidikan p-value 0,005 (3) status pekerjaan ibu p-value 0,052 (4) pengetahuan p-value 0,001 (5) budaya makan p-value 0,000. Variabel dominan budaya makan dan beberapa factor counfounding seperti umur, pendidikan, pekerjaan, pengetahuanKesimpulan : Kejadian stunting disebabkan oleh factor dominan budaya makan serta beberapa faktor yang menjadi counfounding diantaranya pendidikan, pekerjaan, dan pengetahuan.