Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

PERAN PEMANGKU KEPENTINGAN SEBAGAI UPAYA PENGEMBANGAN PARIWISATA DI KABUPATEN BIAK NUMFOR Yustisia Kristiana; Theodosia C. Nathalia
Jurnal Pariwisata Pesona Vol 4, No 1 (2019): Edisi Juni 2019
Publisher : Universitas Merdeka Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (410.898 KB) | DOI: 10.26905/jpp.v4i1.2716

Abstract

Tourism development in Biak Numfor Regency is inseparable from the role of stakeholders. Tourism management has been developed in Biak Numfor Regency, but has not shown results. This is influenced by the not yet optimal management of tourism destinations. This study aims to identify tourism stakeholders in the Biak Numfor Regency, find out the role of tourism stakeholders in Biak Numfor Regency, and examine the needs of tourism stakeholders in Biak Numfor Regency. The primary data collection technique is done through interviews and observations. Interviews were conducted with tourism stakeholders in Biak Numfor Regency. Respondents who are stakeholders are selected by purposive sampling and snowball sampling methods. Data obtained were analyzed using stakeholder analysis and needs analysis. The results showed that there were 16 tourism stakeholders in Biak Numfor Regency and most of them served as subjects, namely stakeholders who had high interests but low influence. Needs needed by tourism stakeholders in Biak Numfor Regency, i.e. (1) understanding of tourism destination governance; (2) coordination between tourism stakeholders; (3) the synergy of tourism development programs in Biak Numfor Regency; and (4) ongoing assistance.
Pemahaman Konsep Hospitality Pada Pelaku Pariwisata di Kabupaten Berau Theodosia C. Nathalia; Yustisia Kristiana
Khasanah Ilmu - Jurnal Pariwisata Dan Budaya Vol 10, No 1 (2019): Jurnal Khasanah Ilmu - Maret 2019
Publisher : Universitas Bina Sarana Informatika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (347.279 KB) | DOI: 10.31294/khi.v10i1.5625

Abstract

Abstract: As a tourist destination, Berau Regency has experienced a significant increase in tourist visits in recent years. Tourism development in Berau Regency still faces several obstacles, including the low quality of tourism destination management, not yet optimal management of regional culture and promotion of tourism destinations that have not been optimal. The tourism industry is closely associated with hospitality which is a major advantage of other industries. There is a need to explore the perceptions of tourism stakeholders about the hospitality concept. The purpose of this study is to analyze the level of understanding of hospitality concepts in tourism stakeholders in Berau Regency. Determination of respondents was done through purposive sampling and snowball sampling methods. Respondents were chosen with the consideration concerned having experience and knowledge in accordance with the focus of the study. The collected data was analyzed by descriptive narrative results of interviews with speakers and results of observations. The results of the study show that tourism stakeholders understand the service more than hospitality concept. Most of tourism stakeholders cannot accurately describe hospitality or distinguish it from service. Only a few of tourism stakeholders can define and describe the hospitality concept, but this still refers to service management terms and concepts. Most tourism stakeholders struggle to express their understanding and perception of hospitality. Practices consistently in carrying out the concept of hospitality can influence the behavior of tourism stakeholders. Keywords: hospitality, tourism stakeholders, Berau Abstrak: Sebagai destinasi wisata, Kabupaten Berau mengalami kenaikan kunjungan wisatawan yang cukup mengesankan pada beberapa tahun terakhir. Pengembangan pariwisata di Kabupaten Berau masih menemui beberapa kendala, antara lain masih rendahnya kualitas pengelolaan destinasi wisata, belum optimalnya pengelolaan budaya daerah dan promosi destinasi pariwisata yang belum optimal. Industri pariwisata lekat dengan keramahtamahan atau hospitality yang merupakan keunggulan utama dari industri lainnya. Sehingga terdapat kebutuhan untuk mengeksplorasi persepsi pelaku pariwisata tentang konsep hospitality. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis tingkat pemahaman konsep hospitality pada pelaku pariwisata di Kabupaten Berau. Penentuan responden dilakukan melalui metode purposive sampling dan snowball sampling. Responden dipilih dengan pertimbangan yang bersangkutan memiliki pengalaman dan pengetahuan sesuai dengan fokus penelitian. Data yang terkumpul dianalisis dengan cara deskriptif naratif hasil wawancara dengan narasumber dan hasil observasi. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa pelaku pariwisata lebih memahami konsep layanan daripada hospitality. Mayoritas pelaku pariwisata tidak dapat secara akurat menggambarkan hospitality atau membedakannya dari layanan. Hanya sedikit dari pelaku pariwisata yang mampu mendefinisikan dan menggambarkan konsep hospitality, namun ini pun masih mengacu pada istilah dan konsep manajemen layanan. Sebagian besar pelaku pariwisata berjuang untuk mengungkapkan pemahaman dan persepsi tentang hospitality. Praktik yang konsisten dalam menjalankan konsep hospitality dapat memengaruhi perilaku dari pelaku pariwisata. Kata kunci: hospitality, pelaku pariwisata, Berau
WASTE MANAGEMENT IN SUPPORTING SUSTAINABLE TOURISM CASE STUDY OF TOURIS DESTINATION MALIOBORO YOGYAKARTA Ripno Ripno; Theodosia C. Nathalia; Rudy Pramomo
INTERNATIONAL JOURNAL OF SOCIAL, POLICY AND LAW Vol. 2 No. 2 (2021): April 2021
Publisher : INTERNATIONAL JOURNAL OF SOCIAL, POLICY AND LAW

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.8888/ijospl.v2i2.37

Abstract

In general, waste is defined as the result of human activities and natural processes in solid or liquid form. Waste that is not managed properly can cause various problems in various sectors, one of which is the tourism sector. The purpose of this study is to determine the perceptions of tourism stakeholders and waste management management in the tourist area of Malioboro. This study used a descriptive qualitative method with FGD, observation and unstructured interviews as techniques in data collection. The researcher uses George R. Terry's theory where management consists of 4 (four) factors, namely Planning, Organizing, Actuating, and Controlling. The results of this study state that waste management in Malioboro tourist destinations is carried out well, this is evidenced by the implementation or fulfillment of these 4 (four) factors. Suggestions from this research, it is hoped that related agencies dealing with solid waste can improve the current deficiencies, both in terms of human resources, completeness of existing facilities and infrastructure
Peningkatan Kreativitas Masyarakat Desa Gombengsari Sebagai Penunjang Daya Tarik Wisata Di Kabupaten Banyuwangi Theodosia C. Nathalia; Yustisia Kristiana
Prosiding Konferensi Nasional Pengabdian Kepada Masyarakat dan Corporate Social Responsibility (PKM-CSR) Vol 1 (2018): Prosiding PKM-CSR Konferensi Nasional Pengabdian kepada Masyarakat dan Corporate Socia
Publisher : Asosiasi Sinergi Pengabdi dan Pemberdaya Indonesia (ASPPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (622.539 KB)

Abstract

Sektor pariwisata terus dikembangkan di Kabupaten Banyuwangi. Hal ini dibuktikan dengan peningkatan jumlah kunjungan wisatawan ke Kabupaten Banyuwangi. Pertumbuhan ini mendorong masyarakat untuk ikut mengembangkan wilayahnya sebagai daya tarik wisata. Salah satu wilayah yang mengembangkan pariwisata adalah Desa Gombengsari. Keterlibatan masyarakat menjadi salah satu faktor pendukung kemajuan pariwisata di Desa Gombengsari, caranya adalah dengan mendorong masyarakat untuk berkreasi dalam membangun destinasi pariwisata yang berdaya saing serta menciptakan kondisi kondusif bagi wisatawan. Wisatawan dapat menikmati daya tarik wisata yang dimiliki oleh Desa Gombengsari secara lebih optimal yang pada akhirnya akan membawa dampak ekonomi bagi masyarakat. Bentuk kreativitas yang dapat dikembangkan antara lain adalah dalam pengelolaan homestay serta penyajian makanan maupun minuman lokal bagi wisatawan yang datang. Hal ini menjadi penting dikarenakan homestay merupakan pilihan utama bagi wisatawan yang hendak menginap di Desa Gombengsari. Sedangkan kreativitas dalam pengolahan serta penyajian makanan dan minuman lokal dapat menjadi daya tarik wisata yang akan semakin melengkapi pengalaman berwisata. Mitra dari kegiatan ini dalah Pokdarwis Desa Gombengsari. Permasalahan yang dihadapi mitra adalah minimnya pengetahuan dalam pengelolaan homestay serta pengolahan serta penyajian makanan dan minuman lokal. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk meningkatkan kreativitas masyarakat Desa Gombengsari dalam hal pengelolaan homestay serta pengolahan serta penyajian makanan dan minuman lokal. Metode kegiatan dilakukan yaitu dengan metode ceramah, diskusi dan praktik. Bentuk kegiatan yang diberikan adalah pelatihan. Hasil yang dicapai dari kegiatan ini adalah peningkatan pengetahuan dalam pengelolaan homestay dan pengetahuan tentang pengolahan serta penyajian makanan dan minuman lokal.
Peningkatan Kapasitas Masyarakat Dalam Bidang Layanan Wisata Di Kampung Bekelir, Kota Tangerang Yustisia Kristiana; Theodosia C Nathalia; Rosdiana Pakpahan; Nonot Yuliantoro; Vasco A. H. Goeltom
Prosiding Konferensi Nasional Pengabdian Kepada Masyarakat dan Corporate Social Responsibility (PKM-CSR) Vol 3 (2020): Peran Perguruan Tinggi dan Dunia Usaha Dalam Pemberdayaan Masyarakat Untuk Menyongsong
Publisher : Asosiasi Sinergi Pengabdi dan Pemberdaya Indonesia (ASPPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (364.712 KB) | DOI: 10.37695/pkmcsr.v3i0.751

Abstract

Provinsi Banten menyimpan beragam potensi pariwisata. Salah satu wilayah dari Provinsi Banten yaitu Kota Tangerang ikut berupaya mengembangkan potensi pariwisata. Kota Tangerang yang berada dalam wilayah administratif Provinsi Banten dan secara regional mempunyai keterkaitan yang sangat erat dengan Ibu Kota Jakarta, saat ini berkembang menjadi kota yang mengandalkan dari sektor jasa, pariwisata, perdagangan dan permukiman. Kota Tangerang memiliki keragaman daya tarik wisata baik budaya, sejarah, buatan hingga wisata kreatif. Salah satu daya tarik wisata kreatif yang dikembangkan adalah Kampung Bekelir. Kampung Bekelir merupakan salah satu yang menjadi perhatian dari pemerintah dan sejak tahun 2017 telah diresmikan sebagai Kampung Wisata. Kampung Bekelir dikelola oleh masyarakat setempat dan seiiring dengan mulai dikenalnya tempat ini sebagai daya tarik wisata, maka dibentuklah Pokdarwis (Kelompok Sadar Wisata). Permasalahan yang dihadapi oleh kelompok ini adalah belum semua masyarakat berpartisipasi. Hal ini karena belum optimalnya kapasitas masyarakat khususnya dalam bidang layanan wisata. Peningkatan kapasitas masyarakat sangat diperlukan dalam mendukung Kampung Bekelir sebagai destinasi wisata kreatif dan kampung wisata yang berkelanjutan. Solusi yang ditawarkan adalah dengan memberikan penyuluhan, pelatihan serta pendampingan. Metode yang dilakukan yaitu sosialisasi program, melakukan penyuluhan maupun pelatihan dan evaluasi. Kegiatan yang dilakukan dapat dirasakan manfaatnya bagi mitra. Luaran dari kegiatan ini adalah terwujudnya pemahaman masyarakat tentang pengelolaan daya tarik wisata yang berkelanjutan, terwujudnya standar pengelolaan homestay dan terciptanya kreasi makanan dan minuman yang berbahan lokal.
JOB SATISFACTION FACTORS OF SHOES FACTORY STAFFS Theodosia C. Nathalia; Yustisia Kristiana
Jurnal Ilmiah Ekonomi Bisnis Vol 17, No 1 (2012)
Publisher : Universitas Gunadarma

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (291.6 KB)

Abstract

Job satisfaction plays an important role on the work performance of employee. when an employee are satisfied in the work then an employee will do everything possible with all the skills to complete the task, which will eventually produce a good performance and achievement for the company. The object in this study was employees of shoes factory located in Balaraja, Tangerang. The number of employees totaled 10.600 people, but the study sample only 414 people using the convenience sampling technique. Determinant of job satisfaction used in this study is the opportunity for advancement, job security, working conditions, compensation, promotion, supervision, coworkers, and management companies. Analysis used in this research is descriptive analysis. In descriptive analysis, this value can be represented either by the mean. The results indicate that employees are satisfied with job security. Finally, provide input to the factors of job satisfaction that results are less good.Key Words : job satisfaction, determinants of job satisfaction, job performance
PENINGKATAN LAYANAN HOTEL MELALUI PELATIHAN OPERASIONAL TATA GRAHA PADA AREA PUBLIK Yustisia Kristiana; Theodosia C. Nathalia; Wulanmeiaya Wowor; Rosianna Sianipar
Prosiding Konferensi Nasional Pengabdian Kepada Masyarakat dan Corporate Social Responsibility (PKM-CSR) Vol 5 (2022): PERAN PERGURUAN TINGGI DAN DUNIA USAHA DALAM AKSELERASI PEMULIHAN DAMPAK PANDEMI
Publisher : Asosiasi Sinergi Pengabdi dan Pemberdaya Indonesia (ASPPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37695/pkmcsr.v5i0.1644

Abstract

Tata graha merupakan salah satu departemen di dalam hotel yang bertugas menangani hal yang berkaitan dengan kerapian, keindahan, kebersihan, kelengkapan, kenyamanan, keamanan, dan kesehatan seluruh area publik dengan tujuan memberikan rasa aman nyaman kepada tamu dan karyawan selama berada di hotel. Yayasan Emmanuel sebagai organisasi nirlaba fokus pada pendidikan, memiliki kepedulian untuk memberikan pengetahun dan keterampilan di bidang perhotelan bagi anak- anak asuh. Bidang perhotelan dilihat sebagai sektor yang dapat menjadi pilihan untuk bekerja dalam upaya peningkatan ekonomi keluarga. Permasalahan yang dihadapi oleh Yayasan Emannuel sebagai mitra adalah tidak memiliki kapasitas dalam pengembangan pengerahun dan keterampilan di bidang perhotelan khususnya tata graha. Solusi yang ditawarkan adalah dengan memberikan pelatihan. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam melaksanakan operasional departemen tata graha di hotel, khususnya pada bagian area publik yang pada akhirnya dapat meningkatkan layanan hotel. Metode yang dilakukan yaitu sosialisasi program, melakukan pelatihan, dan evaluasi. Kegiatan ini berjalan dengan lancar diikuti oleh 27 siswa dan para peserta mendapatkan edukasi tentang operasional pada area publik.
PELATIHAN PEMBUATAN ABON IKAN UNTUK WARGA KAMPUNG SAWAH, JAKARTA UTARA Theodosia C. Nathalia; Kevin Gustian Yulius; Timothy Y. Famdale; Mario N. Weku
PENA ABDIMAS : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol 4, No 2 (2023): Juli 2023
Publisher : LPPM Universitas Pekalongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31941/abdms.v4i2.3239

Abstract

Artikel ini membahas tentang pelaksanaan pelatihan pembuatan abon ikan menggunakan ikan Lele di Kampung Sawah, Jakarta Utara, dengan tujuan meningkatkan kreativitas dan taraf ekonomi warga serta memanfaatkan potensi perikanan Indonesia. Kampung Sawah adalah pemukiman urban di Jakarta Utara dengan penduduk menengah ke bawah yang terdampak pandemi COVID-19 dan memiliki masalah sosial ekonomi. Pelatihan ini mengajarkan pemilihan bahan baku ikan Lele yang berkualitas, teknik pengolahan abon ikan Lele, penggunaan bumbu, dan pengemasan yang efektif. Metode pelatihan menggunakan metode ceramah, lokakarya dan praktek langsung. Evaluasi kegiatan dilakukan melalui pretest dan post-test, serta umpan balik peserta. Hasilnya menunjukkan peningkatan pemahaman peserta. Kegiatan ini berjalan lancar dan efektif dibuktikan dari peningkatan pemahaman pada evaluasi pretest dan post-test. Diharapkan ilmu dari pelatihan ini dapat meningkatkan pendapatan, kreativitas, dan rasa percaya diri warga Kampung Sawah. Artikel ini memberikan pemahaman tentang pentingnya pengabdian kepada masyarakat golongan menengah ke bawah di area urban. Kegiatan serupa diharapkan dapat meningkatkan kreativitas dan ekonomi warga pemukiman urban lainnya.Kata Kunci : abon ikan lele, makanan dan minuman, pengabdian masyarakat