Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

Lingkungan Terumbu Karang sepanjang pantai gugusan Pulau-Pulau terluar di Perairan Kepulauan Aruah, Kabupaten Rokan Hilir Provinsi Riau. Coral reef environment along coastal outer, in Aruah Archipelgo Waters area, Rokan Hilir District Riau Province Deny Setiady; Ediar Usman
Jurnal Lingkungan dan Bencana Geologi Vol 9, No 1 (2018)
Publisher : Badan Geologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2087.056 KB) | DOI: 10.34126/jlbg.v9i1.185

Abstract

Abstrak Secara geografis, Kepulauan Aruah merupakan gugusan pulau-pulau kecil terluar yang  terletak di perairan Selat Malaka, yang berbatasan dengan Malaysia. Metoda penelitian geologi kelautan terdiri dari, Pemetaan geologi pantai dan lepas pantai, penentuan posisi, pengukuran pasang surut, pengukuran kedalaman dasar laut dan pengukuran luas terumbu karang. Hasil pengukuran luas gugusan  Terumbu karang di sekitar Kepulauan Aruah pada waktu pasang yaitu: Pulau Jemur (31.3800 ha), Pulau Kalironggo (39.0229 ha), Pulau Sarong Alang (0.5081 ha), Pulau Pandan (3.5940 ha), Pulau Labuhan Bilik (15.5340 ha), Pulau Tukong Mas (19.4271), Pulau Pasir (25.853), Pulau Batu Adang (43.1740), Pulau Batu Berlayar (70.9140), dan Pulau Batu Mandi (9.0770 ha). Pulau Tukong Simbang terdapat 7 gugusan pulau kecil, dimana  pada saat air laut mengalami surut terendah membentuk satu kesatuan pulau dengan luas mencapai 104,9 ha. Kedalaman dasar laut di daerah penelitian maksimum 80 meter, dengan perbedaan pasang surut maksimum dan surut minimum adalah 5,9 meter di daerah penelitian. Keberadaan batuan Tersier di pantai dan terumbu karang menjadi penyangga keberadaan dan ketahanan gugusan pulau-pulau kecil. Pantai dan lepas pantai Kepulauan Aruah. Hampir seluruh bagian pinggir dari pulau-pulau kecil di sekitar Pulau Jemur dikelilingi oleh lingkungan terumbu karang, sehingga menambah pesona keindahan perairan dan pantai kepuauan Aruah.  Kata Kunci: Kepulauan Aruah, Lingkungan Terumbu Karang, Pulau terluar, dan geologi kelautan Abstract Aruah Islands located in the  Malacca Strait waters is outer islands cluster and the border Malaysia. Study method consits of coastal geology mapping positioning Low – high Tide measurenment, sea bottom measurenment and Coral reef wide measurenment. High tide coral reef cluster measurenment in Aruah archipelago are:  Jemur Island(31.3800 ha), Kalironggo (39.0229 ha), Sarong Alang  Island (0.5081 ha),  Pandan Island (3.5940 ha),  Labuhan Bilik Island (15.5340 ha), Tukong Mas Island (19.4271), Pasir Island (25.853), Batu Adang Island (43.1740), Batu Berlayar Island(70.9140), dan Batu Mandi Isand (9.0770) ha). There are seven small island Tukong Simbang Island, when low tide forming one island with 104.9 ha square. Maximum depth of seawater is 80 meter dept and differences between low tide and high tide is 5,9 meter in  study area. The existence of Tertiary rocks on the beach and coral reefs into existence and resistance as a buffer of small islands cluster. Almost all of the edges of small islands around the Jemur island is surrounded by coral reefs environment, that adding to the charm and beauty of coastal and waters Aruah Islands  Keywords. Aruah archipelago, Coral reef environment, outer island, and marine geology,
POTENSI ENDAPAN PASIR DAN GUMUK PASIR HUBUNGAN NYA DENGAN BATUAN INDUK DI PANTAI PAMEUNGPEUK, KABUPATEN GARUT, PROVINSI JAWA BARAT Deny Setiady
Buletin Sumber Daya Geologi Vol. 12 No. 1 (2017): Buletin Sumber Daya Geologi
Publisher : Pusat Sumber Daya Mineral Batubara dan Panas Bumi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (9499.53 KB) | DOI: 10.47599/bsdg.v12i1.18

Abstract

Potensi sumberdaya pantai daerah penelitian di pantai perairan Pameungpeuk dan sekitarnya, yaitu:sedimen pasir dan gumuk pasir.Tujuan dari tulisan ini adalah untuk mendapatkan data dan informasi sedimen pasir dan gumuk pasir di daerah penelitian dan hubungan nya dengan batuan induk.Metoda penelitian terdiri dari pemetaan karakteristik pantai, pengambilan sedimen pantai, bor tangan pantai, analisisi besar butir dan analisis mineral.Berdasarkan karakteristik pantai di daerah penelitian terdiri dari pantai berpasir putih, pantai berpasir coklat dan pantai berpasir hitam.Pantai berpasir hitamdidominasi oleh mineral magnetit, pantai berpasir coklat didominasi oleh mineral magnetit dan sedikit pecahan cangkang moluska, pantai berpasir putih didominasi oleh pecahan cangkang. Berdasarkan analisis mineral di daerah penelitian terdiri dari magnetit, hemati, limonit, ilmenite, rutil, hornblenda, piroksen, augit.diopsid, biotit dan epidotBerdasarkan pengukuran dengan theodolit pada pantai bergumuk pasir, memiliki kemiringan pantai sedang hingga tinggi (slope 21° - 60°), dengan lebar pantai bervariasi mulai dari 30 meter sampai 60 meter, serta tinggi gumuk pasir mulai dari 3 meter sampai 6 meter.
HUBUNGAN KANDUNGAN MINERAL KUARSA DAN MINERAL LAINNYA DENGAN SEDIMEN DASAR LAUT DI KEPULAUAN ARUAH PROVINSI RIAU Deny Setiady; Ediar Usman
Buletin Sumber Daya Geologi Vol. 8 No. 2 (2013): Buletin Sumber Daya Geologi
Publisher : Pusat Sumber Daya Mineral Batubara dan Panas Bumi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (6712.75 KB) | DOI: 10.47599/bsdg.v8i2.84

Abstract

Secara geologi perairan Selat Malaka, termasuk dalam kawasan granit Sumatera bagian barat sebagai satu rangkaian pulau-pulau timah yang membujur dari daratan Thailand – Malaysia hingga Bangka – Belitung. Berdasarkan hal tersebut maka perairan tersebut kemungkinan kayadengan potensi mineral-mineral letakan yang bernilai ekonomis. Tujuan penulisan paper ini adalah mengetahui hubungan kandungan mineral dengan sedimen dasar laut yang ada di daerah penelitian.Berdasarkan analisis besar butir, sedimen yang terdapat di dasar laut daerah perairan Kepulauan Aruah adalah: pasir lanauan (zS) Pasir lempungan (cS), lanau pasiran (sZ), Lanau Lempungan (cZ), lempung lanauan (zC) serta lempung (C).Berdasarkan analisis mineral,  mineral di daerah penelitian terdiri dari kuarsa dengan kandungan antara 60 – 80%. Mineral lainnya adalah zirkon, cassiterite, hematit, magnetit, limonit, biotit dan dolomit.Endapan letakan pada sedimen permukaan dasar laut secara mekanik umumnya terkonsentrasi oleh sungai dan  proses laut.  Mineral kuarsa dan mineral berat adalah mineral yang merupakan endapan letakan yang berasal dari pelapukan batuan dan tertransport.
Mekanisme Pengendapan Berdasarkan Metoda Statistik Sedimen Dasar Laut (Pasir Laut) Di Perairan Bintan Selatan Dan Sekitarnya, Propinsi Kepulauan Riau Agus Setyanto; Deny Setiady
JURNAL GEOLOGI KELAUTAN Vol 20, No 1 (2022)
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32693/jgk.20.1.2022.756

Abstract

Daerah penelitian secara geografis terletak pada koordinat 0° 46' - 0° 50' Lintang Utara dan 104° 28' 30" - 104° 37' 30" Bujur timur, merupakan bagian dari wilayah Kabupaten Bintan, Provinsi Kepulauan Riau. Fenomena yang menarik di daerah perairan Bintan Selatan ini adalah bagaimana kita mengetahui konsep mekanisme sedimentasi yang pendekatannya sangat akurat dengan menggunakan pemanfaatan dengan alat banti metoda statistik. Metoda penelitian yang dilakukan adalah pengambilan sedimen dasar laut, analisis besar butir (granulometri) dan parameter statistik besar butir. Pararameter statistik untuk mengetahui karakteristik tansportasi sedimen, dimana analisis perubahan spasial dalam parameter ukuran butir (rata-rata, sortasi dan skewness) merupakan salah satu metode yang digunakan untuk identifikasi proses transportasi dan pengendapan sedimen. Setelah perhitungan ukuran rata-rata butir didapat, selanjutnya dihubungkan dengan keterdapatan batupasir dengan metode analisis regresi. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui Proses pengendapan berdasarkan metoda statistik Ukuran Butir pada sedimen dasar laut (pasir laut) di Perairan Bintan Selatan dan Sekitarnya. Berdasarkan penentuan analisis parameter ukuran butir menunjukkan bahwa perairan Bintan Selatan pada daerah prospek area A, B, C, dan D didominasi oleh pasir sangat halus – kasar. Proses pengendapan dengan energi tinggi dan berubah-ubah tersebut dicirikan dengan terendapkannya sedimen berukuran sangat halus – kasar. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa pengaruh ukuran butir signifikan pada sedimen batupasir daerah penelitian
ANALISIS SEBARAN SEDIMEN BERDASARKAN HUBUNGAN ANTARA KECEPATAN ARUS DENGAN UKURAN BUTIR DI PERAIRAN PANTAI SIGANDU BATANG, PROPINSI JAWA TENGAH Agus Setyanto; Deny Setiady; Irwan Hidayat Suherman
JURNAL GEOLOGI KELAUTAN Vol 20, No 2 (2022)
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32693/jgk.20.2.2022.791

Abstract

Pantai Sigandu di Kabupaten Batang merupakam pantai yang sangat dinamis dimana proses abrasi, akresi dan suplai sedimen dari beberapa sungai yang bermuara di perairan pantai ini telah mengakibatkan bentuk pantai yang berubah – ubah. Perubahan bentuk pantai ini diikuti dengan pola sebaran sedimen dasar laut. Parameter hidrooseanografi yang berpengaruh secara langsung terhadap proses-proses sebaran sedimen permukaan dasar laut yang terjadi di laut adalah arus, gelombang dan pasang surut. Parameter-parameter ini akan berpengaruh terhadap pergerakan sedimen di laut, sehingga perlu dianalisi hubungan antara aspekhidrooseanografi dan sebaran sedimen permukaan dasar laut di Pantai Sigandu. Tujuan dari makalah ini adalah untuk mengetahui jenis sedimen yang sangat dominan dan pengaruh kecepatan arus terhadap sebaransedimen pada Perairan Pantai Batang. Pengambilan data lapangan dilakukan menggunakan metode kuantitatif dan metode deskriptif yang bersifat eksploratif yang meliputi pengukuran dan pengambilan data pasang surut, pemetaan karakteristik pantai, data sampel permukaan dasar laut, dan kompilasi data arus. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ukuran butir sedimen perairan Pantai Batang dominan lanau dengan kandungan presentasinya mencapai 96,4 %, lempung 3,1 %, dan pasir 0,5% dan mendapat nilai korelasi sebesar 0,0109 di mana nilai tersebut sangat kecil korelasinya, dan arus tidak memiliki pengaruh terhadap distribusi besar ukuran butir sedimen. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa jenis sedimen yang paling dominan adalah lanau dan arus yang memiliki pengaruh terhadap distribusi besar ukuran butir sedimen.Berdasarkan analisa sebaran sedimen selama penelitian diketahui jenis sedimen di Perairan Pantai Sigandu Batang didominasi oleh sedimen lanau dan lanau pasiran dengan pola sebaran sedimennya sejajar garis pantai, dimana sedimen jenis lanau pasiran berada pada perairan yang dangkal sedangkan sedimen jenis lanau dan lempung berada pada perairan yang dalam. Hal ini terjadi karena pengaruh arus laut yang didominasi oleh pasang surut yang semakin lemah.
PEMODELAN GELOMBANG DAN ARUS PADA DESAIN GROIN DI PPI CISOLOK, SUKABUMI Yessi Nirwana Kurniadi; M. Rifki Permadi; Nineu Yayu Geurhaneu; Deny Setiady
JURNAL GEOLOGI KELAUTAN Vol 21, No 1 (2023)
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32693/jgk.21.1.2023.790

Abstract

Fasilitas pokok dermaga pendaratan ikan dan kolam pelabuhan di Pangkalan Pendaratan Ikan Cisolok tidak dapat menampung seluruh jumlah kapal ikan nelayan karena kondisi fasilitas yang ada sudah rusak dan terjadi sedimentasi di kolam pelabuhan. Tujuan penelitian ini adalah mengkaji pengaruh gelombang dan arus sejajar pantai di sekitar PPI Cisolok lalu merencanakan desain groin yang efektif agar dapat melindungi kolam pelabuhan dari arus sejajar pantai yang membawa sedimen. Simulasi hidrodinamika dan transformasi gelombang dilakukan dengan MIKE 21 Modul Flow Model Flexible Mesh dan Modul Spectral Wave. Pada alternatif 1 groin diperpanjang 85 m tegak lurus pantai dan alternatif 2 diperpanjang 90 m dengan posisi ke arah tenggara. Hasil analisis pada pemodelan transformasi gelombang menunjukan bahwa desain groin alternatif 2 lebih efektif untuk melindungi kolam pelabuhan dari gelombang dan arus sejajar pantai dengan persentase reduksi di musim barat sebesar 46% dan di musim timur sebesar 43.5%.
GAS BIOGENIK DI TELUK LADA KABUPATEN PANDEGLANG PROVINSI BANTEN ( MENGGUNAKAN METODE SEISMIK PANTUL DANGKAL) Lukman Arifin; Susilohadi Susilohadi; Deny Setiady; Edy Mirnanda
JURNAL GEOLOGI KELAUTAN Vol 21, No 2 (2023)
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32693/jgk.21.2.2023.856

Abstract

Penelitian keberadaan gas biogenik di Teluk Lada Kabupaten Pandeglang Provinsi Banten dilakukan dengan metode seismik pantul dangkal saluran tunggal resolusi tinggi. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui potensi gas biogenik. Stratigrafi seismik diinterpretasikan menjadi satuan Tersier yaitu sub-satuan A1 dan A2, satuan Kuarter yaitu sub-satuan B1 dan B2. Berdasarkan hasil interpretasi data seismik, gas biogenik terdapat pada sub-satuan B2 yaitu satuan batuan sedimen berumur Pleistosen Akhir hingga Holosen. Struktur yang berkembang adalah lipatan dan sesar normal yang kemungkinan merupakan representasi kondisi tarikan (tensional regime) di Selat Sunda.