Lukman Arifin
Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan

Published : 5 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

POTENSI BAHAYA GEOLOGI DI PERAIRAN LHOKSEUMAWE ACEH Lukman Arifin; Subarsyah Subarsyah
JURNAL GEOLOGI KELAUTAN Vol 16, No 2 (2018)
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2490.263 KB) | DOI: 10.32693/jgk.16.2.2018.565

Abstract

Penelitian seismik pantul dangkal di perairan Lhoksemawe dilakukan untuk mengetahui kondisi geologi di bawah permukaan dasar laut. Adanya potensi bahaya geologi suatu daerah penelitian dapat diketahui dengan menganalisis kondisi geologinya. Hasil interpretasi rekaman seismik memperlihatkan struktur geologi sesar, pengangkatan, pelipatan dan intrusi. Sesar-sesar aktif yang terdapat di darat umumnya menerus hingga ke pantai dan lepas pantai. Untuk menentukan daerah yang mungkin dapat mengakibatkan terjadinya bahaya geologi maka dibuat zonasi berdasarkan morfologi dasar laut. Kewaspadaan terhadap bahaya geologi yang mungkin terjadi di laut terutama pada zona B dan zona C. Longsoran dapat terjadi di zona B karena morfologinya agak terjal, dan sesar aktif pada zona C dapat mengakibatkan gempa. Zona A dengan kedalaman antara 0 hingga 200 meter dapat dikatagorikan sebagai zona cukup aman. Pembangunan di daerah pantai hingga lepas pantai cukup aman pada kawasan kedalaman hingga 200 meter. Kata kunci: potensi, bahaya geologi, struktur geologi, LhokseumaweShallow seismic reflection research in the Lhokseumawe waters was conducted to determine the geological conditions beneath the seabed surface. The geological hazard potential of study area can be known to analyze its geological conditions. The results of seismic interpretation shows that geological structures as fault, up lift, fold and intrusion. Active faults on land are generally being up to the coast and offshore. To determine areas that may result in the geological hazards created zoning based on morphological seabed. Precautions against geological hazards that may occur in the sea, mainly in zones B and C.Landslide can be occured in B zone because the morphology rather steep, and the active fault on C zone can be resulted the earthquakes. The A zone with the depth between 0 to 200 meters can be considered safe zone. Development in coastal to offshore areas may be quite safe in the depth up to 200 meters.Keyword: Potency, geological hazard, geology structure, Lhokseumawe
ANALISIS PROSES SEDIMENTASI DI TAPAK PELABUHAN PALABUHANRATU-KABUPATEN SUKABUMI Dida Kusnida; Mira Yosi; Sonny Mawardi; Joni Widodo; Lukman Arifin
JURNAL GEOLOGI KELAUTAN Vol 18, No 2 (2020)
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32693/jgk.18.2.2020.673

Abstract

Di Palabuhanratu - Kabupaten Sukabumi, sedang dibangun pelabuhan baru untuk mempermudah konektivitas antar wilayah di Jawa Barat selatan dan diharapkan dapat menjadi pelabuhan lintas provinsi yang mampu mengangkat pertumbuhan ekonomi khususnya di bidang wisata bahari. Namun demikian, saat ini perkembangan pembangunan pelabuhan tersebut nampaknya menghadapi masalah sedimentasi yang cepat di kedua sisi jembatan dan dermaga. Untuk itu, analisis proses sedimentasi di tapak pelabuhan ini dibuat dengan tujuan sebagai bahan referensi studi kasus. Data citra satelit resolusi tinggi menunjukan bahwa luasan sedimentasi di tapak pelabuhan ini sudah mendekati 20,000 m2, sedangkan data hidro-oseanografi mensiratkan bahwa bangunan pemecah gelombang di lepas pantai, diduga membangkitkan difraksi gelombang laut dan arus sepanjang pantai sekaligus sebagai perangkap sedimen membentuk tembolo.Kata kunci : Pelabuharatu, sedimentasi, pemecah gelombang, arus memanjang pantai, tembolo.In Palabuhanratu - Sukabumi Regency, a new port is being built to facilitate the connectivity between regions in southern West Java and is expected to become an inter-provincial port that can promote economic growth, especially in the field of marine tourism. However, at present the development of port construction seems to face the problem of rapid sedimentation on both sides of the trestle and jetty. Therefor,the analysis of the sedimentation process at the port site is intended as a reference of case study. Analysis of high-resolution satellite imagery data shows that the area of sedimentation at this port site is approaching 20.000 m2, while hydro-oceanographic data analysis implies that offshore breakwater is thought to generate wave difraction and longshore current as well as sediment trap forming tembolo. Keywords:Palabuhanratu, sedimentation, breakwater, longshore current, tembolo.
INTERPRETASI ANOMALI GAYABERAT PERAIRAN KEPULAUAN KAI DAN SEKITARNYA, MALUKU Eddy Mirnanda; Agus Subekti; Lukman Arifin
JURNAL GEOLOGI KELAUTAN Vol 18, No 1 (2020)
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (3001.343 KB) | DOI: 10.32693/jgk.18.1.2020.623

Abstract

Penelitian gayaberat laut telah dilakukan di perairan Kepulauan Kai dan sekitarnya pada tahun 2018 dengan menggunakan kapal survei Geomarin 3. Tujuan penelitian adalah untuk memperoleh data geofisika kelautan dan menentukan keberadaan serta keterdapatan cekungan sedimenter. Penafsiran hasil penelitian gaya berat laut menunjukkan bahwa di bagian barat kepulauan Kai tepatnya di cekungan Weber merupakan jalur tarikan timur-barat yang masih aktif. Nilai anomali gayaberat Bouguer pada umumnya berkisar +180 mGal hingga +340 mGal berpola melingkar dengan arah relatif utara-selatan dengan nilai landaian gayaberat yang sangat curam. Di bagian timur kepulauan Kai yaitu di sekitar P. Kai Kecil dan P. Kai Besar, merupakan gambaran dari kawasan paparan Aru yang mempunyai litologi relatif homogen yaitu batu gamping dan napal berumur Tersier yang dilandasi oleh batuan dasar kerak kontinen yang relatif stabil. Nilai anomali gayaberat pada umum berkisar +90 mGal hingga +179 mGal berpola melingkar dengan arah relatif timurlaut-baratdaya. Di bagian tengah kepulauan Kai yaitu P. Kur, P. Fadol dan kepulauan Tayadu, anomali gayaberat berkisar antara +0 mGal hingga +89 mGal berpola memanjang dengan arah relatif utara-selatan dan timurlaut-baratdaya. Tingginya nilai anomali Bouguer di daerah ini berkaitan dengan batugamping Tersier dan kelompok litologi yang mempunyai rapat massa tinggi yaitu kerak granitik yang relatif lebih dekat ke permukaan di bandingkan dengan tempat lain. Hasil pemodelan penampang gayaberat diperoleh; air laut dengan rapatmassa 1,03 gr/cm3 merupakan lapisan paling atas disusul oleh kelompok batuan sedimen dengan rapatmassa 2,00 gr/cm3, kemudian kerak dengan rapatmassa 2,67 gr/cm3 dan 3,10 gr/cm3 mewakili mantel atas.Kata kunci: Anomali gayaberat, cekungan sedimen, penampang gayaberat, kepulauan Kai Marine gravity research was carried out on the Kai island waters and its surrounding area in 2018 use Geomarin 3 research vessel. The purpose of this research are to obatain marine geophysical data and determine of sedimentary basins. The interpretation results of the marine gravity research show that in the western part of the Kai islands precisely in the Weber basin which is an active east-west pull belt. Gravity anomaly values generally range between +180 mGal to +340 mGal with a circular pattern in a relatively north-south direction with a value of very steep gently sloping. In the eastern part of the Kai islands, that is an imaging of the Aru shelf which has a relatively homogeneous lithology, consist of limestone and marl Tertiary-age, which is based on relatively stable continental crust bedrock. Gravity anomaly values generally between +90 mGal to +179 mGal with elongated pattern in the northeast-southwest direction. In the middle part of the Kai islands, P. Kur, P. Fadol dan Tayadu Islands, gravity anomalies range from +0 mGal to +89 mGal with a circular pattern in a relatively north-south direction and a relatively northeast-southwest direction. The high value of Bouguer anomalies in this area is related to Tertiary limestone and lithology groups that have high density, namely granitic crust which is relatively closer to the surface compared to other places. The cross section modeling gravity is obtained; sea water with a density of 1,03 gr/cm3 is the top layer followed by sedimentary rock groups with a density of 2,00 gr/cm3, then crust with a density of 2,67 gr/cm3 and 3,10 gr/cm3 represents the mantle up.Keyword: Gravity anomaly, sediment basins, gravity cross section, Kai island
IDENTIFIKASI ALUR SUNGAI PURBA DAN ENDAPAN PLASER DI PERAIRAN LEMBAR PETA 1612 KALIMANTAN SELATAN Lukman Arifin
Jurnal Geologi dan Sumberdaya Mineral Vol. 21 No. 1 (2011): Jurnal Sumber Daya Geologi
Publisher : Pusat Survei Geologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33332/jgsm.geologi.v21i1.130

Abstract

Placer deposits is suggested to be within the paleo channels present in the study area. It can be identified from high resolution single channel seismic profiles. These paleo channels occurred within sequence D and marked by the presence of cut and fill characters on the seismic record. The placer were deposited during the activity of paleo channel in the regression period. Placer deposits are probably derived from igneous and metamorphic rocks of Mesozoic age found around the Meratus Mountain as the source of Recent placer deposits. The sediments composed of quartz and clay minerals such as kaolinite and montmorilonite.Keywords: placer, paleo channel, quartz, clay mineral, South Kalimantan
GAS BIOGENIK DI TELUK LADA KABUPATEN PANDEGLANG PROVINSI BANTEN ( MENGGUNAKAN METODE SEISMIK PANTUL DANGKAL) Lukman Arifin; Susilohadi Susilohadi; Deny Setiady; Edy Mirnanda
JURNAL GEOLOGI KELAUTAN Vol 21, No 2 (2023)
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32693/jgk.21.2.2023.856

Abstract

Penelitian keberadaan gas biogenik di Teluk Lada Kabupaten Pandeglang Provinsi Banten dilakukan dengan metode seismik pantul dangkal saluran tunggal resolusi tinggi. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui potensi gas biogenik. Stratigrafi seismik diinterpretasikan menjadi satuan Tersier yaitu sub-satuan A1 dan A2, satuan Kuarter yaitu sub-satuan B1 dan B2. Berdasarkan hasil interpretasi data seismik, gas biogenik terdapat pada sub-satuan B2 yaitu satuan batuan sedimen berumur Pleistosen Akhir hingga Holosen. Struktur yang berkembang adalah lipatan dan sesar normal yang kemungkinan merupakan representasi kondisi tarikan (tensional regime) di Selat Sunda.