Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search
Journal : Jurnal Silvikultur Tropika (JST)

The Public Perception of Early Warning System in Forest Fire Prevention Efforts Perum Perhutani KPH Pasuruan East Java Ati Dwi Nurhayati; Haridha Anindita; Handian Purwawangsa
Jurnal Silvikultur Tropika Vol. 3 No. 3 (2012): Jurnal Silvikultur Tropika
Publisher : Departemen Silvikultur, Fakultas Kehutanan dan Lingkungan, Institut Pertanian Bogor (IPB)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/j-siltrop.3.3.%p

Abstract

Most of forest and land fire in Indonesia caused by human activities therefore it is imfortant to prevent it by conducting researh to identify the factor based on perception level of people. To have know ledge about  forest and  land  fire  factors, can help to determine fire danger rating of one specific area. As a result, we can design effective early warning system in preventing forest & land fire. The study shows that the perception level of  people early warning system is at low degree. Kunjoro Wesi and Wotanmas Jedong Village have 93,30% and Sumberrejo Village has 63,30% of respondent with no knowledge on EWS. While Tambalsari village considered to have middle level of perception, with 50% of respondent have know ledge on EWS. According to Spearmen formal education has a positive correlation with perception level of EWS on all four village. So the level of formal education has a significant contibution for people knowledge.
Heat Propagation Patterns from Burnt Peat Samples in Jambi Erianto Indra Putra; Sulistio Rizky Iskandar; Yulianto Sulistyo Nugroho; Ati Dwi Nurhayati; Eko Setianto
Jurnal Silvikultur Tropika Vol 13 No 01 (2022): Jurnal Silvikutur Tropika
Publisher : Departemen Silvikultur, Fakultas Kehutanan dan Lingkungan, Institut Pertanian Bogor (IPB)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/j-siltrop.13.01.47-52

Abstract

Kadar air gambut adalah salah satu faktor yang memengaruhi terjadinya kebakaran gambut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kadar air gambut terhadap proses perambatan pembakaran, serta pola perambatan pembakaran gambut pada skala uji laboratorium, menggunakan reaktor panas berukuran 10x10x10 cm3 dengan 3x3 thermocouple Penelitian ini menunjukan bahwa proses pembakaran terjadi pada seluruh sampel gambut pada kadar air yang hilang (350.91%, 577.52%, dan 713.24%). Pola perambatan pembakaran yang terjadi relatif sama pada semua tingkat kadar air yang hilang, dengan termokopel 8 paling lama bertahan dengan suhu yang tinggi dibandingkan dengan termokopel lainnya. Perambatan pembakaran pada gambut yang diteliti berbeda. Nilai perambatan arah vertikal pada gambut perlakuan oven 16, 24, dan 48 jam secara berurutan yaitu 9,62 cm/jam, 24,99 cm/jam, dan 41,72 cm/jam, sedangkan nilai perambatan arah horizontal secara berurutan yaitu 11,74 cm/jam, 17,31 cm/jam, dan 21,42 cm/jam. Kata kunci: gambut, kadar air, pembakaran
Soil Responses on Peatland Fire: Case Studies in Jambi and Central Kalimantan Lailan Syaufina; Bambang Hero Saharjo; Ati Dwi Nurhayati; Erianto Indra Putra; Wardana Wardana
Jurnal Silvikultur Tropika Vol 13 No 01 (2022): Jurnal Silvikutur Tropika
Publisher : Departemen Silvikultur, Fakultas Kehutanan dan Lingkungan, Institut Pertanian Bogor (IPB)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/j-siltrop.13.01.66-71

Abstract

Jambi and Central Kalimantan Provinces are among fire-prone provinces that experience fire annually. The provinces have large peatland areas, which are susceptible to fire. The peatland fire cause impacts on peat soil characteristics, including peat physical and chemical properties. The study was conducted in Sinar Wajo Village, Jambi and Kalampangan and Tumbang Nusa villages, Central Kalimantan Provinces. Land clearing activities for agriculture farming mostly caused forest and land fire in both locations. This study compares physical and chemical soil characteristics on burned and unburned peatland areas in Jambi and Central Kalimantan. Samples of peat soil were taken from 0-20 cm depth. Peat soil chemical and physical properties obtained from laboratory analyses were statistically analyzed to compare the properties in burned and unburned areas using JASP. The study resulted in significant differences for Potassium, Sodium, and Calcium, which indicate higher content in the burned plots than the unburned plots. Key words: Chemical soil properties, land clearing, peatland, physical soil properties
Laboratory Experiments on Heat Propagation of Peat Samples from Frequently Burnt Areas in Jambi Verda Emmelinda Satyawan; Erianto Indra Putra; Yulianto Sulistyo Nugroho; Almi Ramadhi; Ati Dwi Nurhayati; Wardana Wardana; Eko Setianto
Jurnal Silvikultur Tropika Vol 13 No 01 (2022): Jurnal Silvikutur Tropika
Publisher : Departemen Silvikultur, Fakultas Kehutanan dan Lingkungan, Institut Pertanian Bogor (IPB)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/j-siltrop.13.01.72-78

Abstract

Kebakaran gambut relatif sulit dipadamkan karena karakter kebakaran gambut yang membara di bawah permukaan tanah. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perambatan api yang membara pada gambut yang sering terbakar dengan berbagai kadar air. Variabel yang diukur adalah perubahan suhu terhadap waktu, laju propagasi, dan laju kehilangan massa. Kadar air dari daerah yang sering terbakar yang dikeringkan selama 16 dan 24 jam adalah 272,00% dan 494,00%. Kadar air pada penelitian sebelumnya yang dilakukan terhadap sampel gambut yang dikeringkan selama 16 dan 14 jam adalah 577,52% dan 713,24%. Analisis pada kedua sampel menunjukkan bahwa sampel gambut yang dibakar pada tahun 1997/1998 memiliki suhu yang lebih tinggi daripada sampel gambut yang sering dibakar. Perambatan panas pada sampel gambut yang terbakar sekali pada tahun 1997/1998 berlangsung lebih lama (9-10 jam) dibandingkan dengan gambut yang sering terbakar (6-7 jam). Laju perambatan vertikal pada gambut yang sering terbakar lebih lambat (6-30 cm/jam) dibandingkan dengan sampel gambut yang terbakar tahun 1997/1998 (9-41 cm/jam), tetapi laju perambatan horizontal pada gambut yang sering terbakar terjadi lebih cepat (5-35 cm /jam) dibandingkan gambut yang terbakar sekali pada tahun 1997/1998 (11-21 cm/jam). Laju kehilangan massa pada gambut yang sering terbakar adalah lebih rendah (9-22 gram/jam) dibandingkan dengan contoh gambut yang terbakar sekali pada tahun 1997/1998 (25-32 gram/jam). Kata kunci: gambut, kadar air, pembakaran