Claim Missing Document
Check
Articles

Found 25 Documents
Search

KAJIAN IN VITRO RANSUM SAPI POTONG YANG MENGANDUNG BUNGKIL TENGKAWANG TERHADAP FERMENTABILITAS DAN KECERNAAN Muslimah, Aulia Putri; Istiwati, Ririn; Budiman, Atun; Ayuningsih, Budi; Hernaman, Iman
JURNAL ILMIAH PETERNAKAN TERPADU Vol 8, No 1 (2020)
Publisher : DEPARTMENT OF ANIMAL HUSBANDRY, FACULTY OF AGRICULTURE, UNIVERSITY OF LAMPUNG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (247.571 KB) | DOI: 10.23960/jipt.v8i1.p21-26

Abstract

Bungkil Tengkawang merupakan limbah pengolahan biji Tengkawang menjadi minyak yang memiliki potensi sebagai pakan ruminansia. Penelitian bertujuan untuk mengevaluasi penggunaan bungkil Tengkawang dalam ransum sapi potong secara in vitro. Penelitian dilakukan secara eksperimental dengan menggunakan rancangan acak lengkap. Ransum terdiri atas 5 perlakuan penggunaan bungkil Tengkawang dalam ransum sapi potong, yaitu 0% (R1), 9,75% (R2), 19,64% (R3), 30,09% (R4), dan 40,08% (R5). Masing masing perlakuan diulang empat kali. Hasil menunjukkan bahwa penggunaan bungkil Tengkawang dalam ransum meningkatkan konsentrasi asam lemak terbang, N-NH3, kecernaan bahan kering dan kecernaan bahan organik (P<0,05). Konsentrasi dan kecernaan tertinggi diperoleh pada perlakuan R5 dengan nilai asam lemak terbang, N-NH3, kecernaan bahan kering dan kecernaan bahan organik berturut-turut 135,57 mM, 6,16 mM, 65,30%, dan 71,15%. Kesimpulan penggunaan bungkil Tengkawang dalam ransum sapi potong tidak mengganggu fermentabilitas dan kecernaan secara in vitro. Penggunaannya sampai 40,08% menghasilkan fermentabilitas dan kecernaan tertinggi.  Kata kunci: Bungkil Tengkawang, Fermentabilitas, In vitro, Kecernaan, Sapi potong
Uji Kecernaan Serat Kasar dan Bahan Ekstrak Tanpa Nitrogen (BETN) dalan Ransum Lengkap Berbasis Hijauan Daun Pucuk Tebu (Saccharum officinarum) (Evaluation of Crude Fibre and Non Nitrogen Free Extract (NNFE) Digestibility on Sugar Cane (Saccharum officin Atun Budiman
Jurnal Ilmu Ternak Vol 6, No 2 (2006)
Publisher : Fakultas Peternakan, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/jit.v6i2.2281

Abstract

Pucuk tebu sebagai basis  komponen hijauan dalam ransum lengkap dengan  beberapa tingkat protein  telah diuji kecernaannya pada  pemberian pakan domba  persilangan (barbados-priangan) lepas sapih. Penelitian bertujuan untuk mendapatkan informasi tingkat kebutuhan protein yang paling minimal harus dipenuhi dalam ransum tetapi nilai kecernaan serat kasar dan BETNnya paling maksimal. Percobaan telah dilakukan pada 4 ekor domba persilangan barbados-priangan lepas sapih. Desain penelitian menggunakan Rancangan Bujur sangkar latin 4x4, yaitu diberikan 4 perlakuan yang dikenakan pada domba selama 4 periode pemeliharaan, setiap periode dilakukan selama 14 hari dengan rincian 7 hasi masa adaptasi dan 7 hari masa koleksi data. Perlakuan  yang dilakukan adalah pemberian ransum lengkap berbasis pucuk tebu pada tingkat protein 12%, 13%, 14%, dan 15%. Peubah yang diamati adalah nilai kecernaan serat kasar dan BETN. Hasil penelitian menunjukan tingkatan protein dalam ransum percobaan tidak berpengaruh nyata (P<0.01) terhadap nilai kecernaan serat kasar dan BETN. Kesimpulan dari penelitian ini bahwa pemberian ransum berbasis pucuk tebu dengan tingkat protein dari 12 % sampai 15 %  tidak menyebabkan peningkatan kecernaan serat kasar dan BETN.    Kata Kunci : serat kasar, BETN, pucuk tebu
Pengaruh Penundaan Pemberian Ampas Tahu pada Domba yang Diberi Rumput Gajah terhadap Konsumsi dan Kecernaan Iman Hernaman; Atun Budiman; Budi Ayuningsih
Jurnal Ilmu Ternak Vol 8, No 1 (2008)
Publisher : Fakultas Peternakan, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/jit.v8i1.2204

Abstract

AbstrakAmpas tahu adalah hasil ikutan yang mudah didegradasi oleh mikroba rumen. Penelitian betujuan untuk mempelajari pengaruh penundaan pemberian ampas tahu pada domba yang diberi rumput terhadap konsumsi dan kecernaan. Dua puluh ekor domba lokal jantan dengan bobot hidup sebesar 21,7 ± 1,36 dialokasikan ke dalam rancangan acak lengkap dengan 4 perlakuan dan 5 ulangan. Perlakuan berupa pola waktu  pemberian ampas tahu terhadap rumput gajah, yaitu 1) 1,5 jam sebelum 2) bersamaan, 3) 1,5 jam sesudah 4) 3 jam sesudah. Hasil menunjukkan bahwa perlakuan tidak berpengaruh (P>0,05) nyata terhadap konsumsi ransum, kecernaan bahan kering, bahan organik, protein kasar dan serat kasar.  Kesimpulan, pemberian ampas tahu dapat dilakukan kapan saja, namun pemberian sebelum rumput gajah akan lebih efisien pada pagi hari, sedangkan pada siang atau sore hari sebaiknya diberikan secara bersamaan.Kata kunci : ampas tahu, rumput  Gajah,  domba, konsumsi dan kecernaan
Nilai Nutrisi Batang Pisang dari Produk Bioproses (Ensilage) Sebagai Ransum Lengkap (Nutrition value of Banana Pseudostem from Bioprecces Produt (ensilage) as A Complete Ration) Tidi Dhalika; Atun Budiman; Budi Ayuningsih; Mansyur -
Jurnal Ilmu Ternak Vol 11, No 1 (2011)
Publisher : Fakultas Peternakan, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/jit.v11i1.399

Abstract

Penelitian bertujuan untuk evaluasi nilai nutrisi batang pisang produk bioproses (ensilage) campuran batang pisang, umbi singkong dan biji jagung sebagai makanan lengkap untuk peningkatan produksi domba. Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode eksperimental menggunakan rancangan percobaan Rancangan Acak Lengkap (RAL), perlakuan yang diuji pada percobaan ini adalah pengaruh campuran batang pisang, umbi singkong dan biji jagung sebagai makanan lengkap terhadap nilai nutrisi produk bioproses, yaitu TA (campuran 70 % batang pisang, 15 % umbi singkong dan 15 % biji jagung), TB (campuran 60 % batang pisang, 20 % umbi singkong dan 20 % biji jagung), TC (campuran 50 % batang pisang, 25 % umbi singkong dan 25 % biji jagung), TD (campuran 40 % batang pisang, 30 % umbi singkong dan 30 % biji jagung), TE (campuran 30 % batang pisang, 35 % umbi singkong dan 35 % biji jagung), tiap perlakuan diulang sebanyak 4 (empat) kali. Peubah yang diamati meliputi nilai pH, kandungan air, bahan kering, abu, protein kasar, serat kasar, bahan ekstrak tanpa nitrogen (BETN), dan lemak kasar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bioproses (ensilage) campuran batang pisang, umbi singkong dan biji jagung sebagai makanan lengkap tidak menurunkan nilai nutrisi  batang pisang, dan  ada peningkatan kandungan bahan kering yang pada  batang, pisang. Kombinasi campuran yang terbaik untuk batang pisang sebagai ransum lengkap  adalah 30 % batang pisang, 35 % umbi singkong dan 35 % biji jagung. Kata Kunci : Bioproses (ensilage), batang pisang, pakan lengkap
Evaluasi Nilai Nutrisi Tongkol Jagung Hasil Bioproses Kapang Neurospora Sitophila Dengan Suplementasi Sulpur Dan Nitrogen Nurafni Noverina; Tina Harlina; Dinda Yolandasari; Annisa Septianie; Kantilah Nugraha; Tidi Dhalika; Atun Budiman; Mansyur -
Jurnal Ilmu Ternak Vol 8, No 1 (2008)
Publisher : Fakultas Peternakan, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/jit.v8i1.2210

Abstract

Penelitian bertujuan untuk mengetahui nilai nutrisi tongkol jagung hasil bioproses menggunakan kapang Neurospora sitophila dengan suplementasi sulpur dan nitrogen. Penelitian dilakukan menggunakan metode eksperimen dengan Rancangan Acak Lengkap Pola Faktorial 4 x 4. Faktor pertama adalah taraf suplementasi 0,02 %, 0,04 %, 0,06 % dan 0,08 % sulpur (S), faktor kedua adalah taraf suplementasi 1,00 %, 1,50 %, 2,00 % dan 2,50 % nitrogen (N), tiap perlakuan diulang sebanyak 3 (tiga) kali. Peubah yang diamati untuk melihat respon terhadap perlakuan yang diberikan adalah kandungan protein kasar, protein murni, Non Protein Nitrogen (NPN), lemak kasar, serat kasar, dan Bahan Ekstrak Tanpa Nitrogen (BETN) yang diukur menggunakan metode analisa kimia (AOAC, 1989 : Apriyantono dkk, 1989). Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat interaksi pengaruh antara suplementasi sulpur dengan nitrogen terhadap kandungan protein kasar, protein murni, lemak kasar, serat kasar dan Bahan Ekstrak Tanpa Nitrogen tongkol jagung hasil bioproses kapang Neurospora sitophila, kecuali terhadap kandungan Non Protein Nitrogen (NPN). Suplementasi sulpur dan nitrogen memberikan pengaruh terhadap peningkatan kandungan protein kasar (19,93 %), protein murni (18,09 %), dan lemak kasar (4,64 %), serta penurunan kandungan serat kasar (26,55 %) dan Bahan Ekstrak Tanpa Nitrogen (47,02 %). Imbangan suplementasi 0,08 % sulpur dan 2,50 % nitrogen menghasilkan nilai nutrisi tongkol jagung hasil bioproses kapang Neurospora sitophila paling baik.Kata kunci : Jagung, Neurospora sitophila, sulpur, nitrogen dan  nilai nutrisi.
Perbandingan Model Pendugaan Total Digestible Nutrients (TDN) dan Protein Tercerna pada Domba Garut Jantan yang Diberi Ransum Berbasis Bahan Pakan Lokal Iman Hernaman; Nadia Ainunisa; Rahmat Hidayat; Ana R. Tarmidi; Tidi Dhalika; Atun Budiman; Dedi Rahmat
Jurnal Agripet Vol 19, No 1 (2019): Volume 19, No. 1, April 2019
Publisher : Agricultural Faculty

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (353.573 KB) | DOI: 10.17969/agripet.v19i1.12980

Abstract

ABSTRAK.  Perhitungan total digestible nutrients (TDN) dan Protein tercerna secara biologis sering­kali mengalami kesulitan sehingga dilakukan perhitungan dengan menggunakan model pendugaan. Penelitian bertujuan untuk mem­bandingkan model pendugaan TDN dan protein tercerna pada domba Garut jantan yang diberi ran­sum berbahan baku pakan lokal. Dua puluh empat ekor domba Garut diberi ransum berbasis bahan pakan lokal dengan kandungan TDN dan protein berbeda, lalu diukur nilai TDN dan protein tercerna. Nilai keakuratan model pendugaan TDN dan protein tercerna diukur dengan perhitungan ratio prediction to deviation (RPD), Hubungan TDN dan protein tercerna in vivo dengan berbagai model pendugaan dilakukan dengan menggunakan analisis regresi. Model pendugaan yang digunakan untuk mengukur TDN adalah model Sutardi, Wardeh dan Harris et al., sedangkan model pendugaan protein tercerna menggunakan model Beenson dan Knight dan Haris. Hasil menunjukkan bahwa model pendugaan TDN Wardeh lebih akurat dibandingan dengan model Sutardi maupun Beenson dengan nilai ratio prediction to deviation (RDP) = 2,45, R2 = 08629 dan r = 0,9289. Model pendugaan protein tercerna Beenson dan Knight dan Haris tidak dapat digunakan karena memiliki nilai RDP yang sangat rendah. Kesimpulannya model pendugaan Wardeh lebih akurat dalam mengukur TDN pada domba Garut jantan.  (Comparison of the total digestible nutrients (TDN) and digestible proteins models in male Garut sheep fed local feed-based rations) ABSTRACT.  Calculation of total digestible nutrients (TDN) and digested proteins biologically are often difficult, so calculations are made using the estimation model. The study aimed to compare the estimation model of TDN and digestible proteins in male Garut sheep fed local feed-based rations. Twenty-four of male Garut sheep were given various types of rations based on local feed ingredients with different TDN and protein content, then measured the value of TDN and digested protein. Then the accuracy of the TDN and digested protein estimation model was measured by calcu­lating the ratio of prediction to deviation (RPD), while measuring the relationship of TDN and digested proteins In Vivo with various estimation models was carried out using regression analysis. The estimation model used to measure TDN was the Sutardi, Wardeh and Harris et al.  models, while the digested protein estima­tion model is using Beenson and Knight and Haris models. The results show that the Wardeh TDN estimation model is more accu­rate compared to the Sutardi and Beenson models with the RDP = 2.45, R2 = 0.8629 and r = 0.9289. Beenson and Knight and Haris digestible protein estimation model cannot be used because it has a very low RDP value. The con­clusion is Wardeh estimation model is more accurate in measuring TDN in male Garut sheep.
PERUBAHAN KANDUNGAN PROTEIN KASAR DAN PROTEIN MURNI BATANG PISANG (Musa paradisiaca Val.) HASIL DARI FERMENTASI ANAEROB DENGAN SUPLEMENTASI NITROGEN DAN SULFUR Eka Yosi Haryantika; Iman Hernaman; Atun Budiman; Tidi Dhalika
Jurnal Nutrisi Ternak Tropis dan Ilmu Pakan Vol 2, No 3 (2020)
Publisher : Unpad Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/jnttip.v2i3.29913

Abstract

Penelitian bertujuan untuk melihat pengaruh penambahan nitrogen dan sulphur pada fermentasi anaerob batang pisang terhadap kandungan protein kasar dan protein murni. Penelitian menggunakan metode eksperimental dengan rancangan acak lengkap pola factorial 3 x 3. Faktor pertama yaitu penambhan nitrogen dengan dosis 0, 1, 2% dan factor kedua penambahan sulphur dengan dosis 0, 0,04, dan 0,08% dengan 3 ulangan. Hasil penelitian menunjukan bahwa tidak terdapat interaksi pengaruh penambahan nitrogen dan sulphur pada fermentasi anaerob batang pisang terhadap kandungan protein kasar dan protein murni. Penambahan nitrogen pada fermentasi anaerob batang pisang berpengaruh nyata (P<0,05)  meningkatkan kandungan protein kasar dan protein murni, sedangkan penambahan sulphur tidak berpengaruh nyata. Kesimpulan nilai protein kasar dan protein murni tertinggi terjadi pada penambahan nitrogen pada dosis 2% dengan nilai secara berturut-turut 10,44% dan 9,36%. Kata kunci : batang pisang, fermentasi anaerob, nitrogen, sulfur
PENGARUH PEMBERIAN MOLASES PADA ENSILASE CAMPURAN KULIT NENAS DAN TONGKOL JAGUNG TERHADAP NILAI PH DAN KONSENTRASI ASAM LAKTAT Sarfina Nadilah Putri; Atun Budiman; Tidi Dhalika
Jurnal Nutrisi Ternak Tropis dan Ilmu Pakan Vol 2, No 3 (2020)
Publisher : Unpad Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/jnttip.v2i3.29914

Abstract

Penelitian bertujuan untuk mengetahui pemberian molases pada ensilase campuran kulit nanas dan tongkol jagung terhadap nilai pH dan konsentrasi asam laktat. Penelitian dilaksanakan dengan metode eksperimental menggunakan Rancangan Acak Lengkap, perlakuan pada penelitian ini adalah persentase pemberian aditif pada ensilage campuran kulit nenas dan tongkol jagung, yaitu P1 (ensilase campuran kulit nanas dan tongkol jagung tanpa penambahan molases), P2 (ensilase campuran kulit nanas dan tongkol jagung dengan pemberian 1% molases), P3 (ensilase campuran kulit nanas dan tongkol jagung dengan pemberian 2 % molases), P4 (ensilase campuran kulit nanas dan tongkol jagung dengan pemberian 3 % molases), setiap perlakuan diulang sebanyak 5 kali. Peubah yang diukur untuk melihat respon percobaan adalah nilai pH dan konsentrasi asam laktat dari silase yang dihasilkan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian molases pada ensilase campuran kulit nanas dan tongkol jagung tidak memberikan pengaruh terhadap nilai pH dan konsentrasi asam laktat. Persentase pemberian molases sampai 3 % pada ensilase campuran kulit nanas dan tongkol jagung menghasilkan nilai pH antara 3,32 – 3,44 dengan konsentrasi asam laktat antara 2,61 – 2,81%. Kata Kunci : ensilase, kimia pakan
KAJIAN IN VITRO SUBTITUSI KONSENTRAT DENGAN PENGGUNAAN LIMBAH PERKEBUNAN SINGKONG YANG DISUPLEMENTASI KOBALT (Co) DAN SENG (Zn) DALAM RANSUM DOMBA Iman Hernaman; Atun Budiman; Siti Nurachman; Kundrat Hidrajat
Buletin Peternakan Vol 39, No 2 (2015): BULETIN PETERNAKAN VOL. 39 (2) JUNI 2015
Publisher : Faculty of Animal Science, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21059/buletinpeternak.v39i2.6710

Abstract

This research was aimed to investigate the effect of concentrate substitution with cassava plantation waste supplemented with cobalt and zinc in sheep ration. In vitro study was used in this experiment. Collected data were analyzed by Duncan’s test from Completely Randomized Design with four treatments and four replications. The experiment rations were R1 = 50% native grass + 50% concentrate, R2 = 50% native grass + 50% concentrate + 5 ppm cobalt + 30 ppm zinc, R3 = 50% native grass + 50% cassava plantation waste, R4 = 50% native grass + 50% cassava plantation waste + 5 ppm cobalt + 30 ppm zinc. The results showed that utilization of concentrate increased volatile fatty acid and N-NH3 concentration, and digestibility of dry and organic matter compared with cassava plantation waste. Volatile fatty acid and N-NH3 in sheep ration containing cassava plantation waste were still in normal range with dry and organic matter digestibility were up to 50%, but supplementation of cobalt and zinc had the same effect (P>0.05). It is concluded that cassava plantation waste can be used as sheep feed, but did not substitute concentrate. Supplementation of cobalt and zinc was not effective to improve fermentability and digestibility of cassava plantation waste.(Key words: Cassava plantation waste, Digestibility, In vitro, N-NH3, Sheep, Volatile fatty acid)
THE STUDY ON IN VITRO DIGESTIBILITY OF SOAKED PALM OIL FIBER BY FILTRATED PALM OIL FRUIT BUNCH ASH Ari L. Darmawan; ASEP IRAWAN; TIDI DHALIKA; ANA R. TARMIDI; MANSYUR -; ATUN BUDIMAN; KURNIA A. KAMIL; IMAN HERNAMAN
Majalah Ilmiah Peternakan Vol 17 No 1 (2014): Vol 17, No 1 (2014)
Publisher : Fakultas Peternakan Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (468.711 KB) | DOI: 10.24843/MIP.2014.v17.i01.p01

Abstract

Palm oil fiber has its potency as feed fiber source for ruminant, but contains high lignin and causes limited digestibility. This research was carried out to find the effect of soaking palm oil fiber in filtrated palm oil fruit bunch ash (FPOFBA) on in vitro digestibility. This experiment used a completely randomized design that repeated for 4times. Palm oil fruit bunch ash was mixed in water and entered into container for 24 hours within concentrations, consists of: 50, 100, 150 and 200 g/L. Moreover, this filtrate used to soak palm oil fiber for 3 hours. The processed products were analyzed for their level of lignin and crude fiber. Meanwhile, in vitro test was used to measure digestibility. It showed that soaking in filtrated palm oil fruit bunch ash gave significant effect to decrease level of lignin and crude fiber (P<0.05), and without soaking to improve digestibility of dry and organic matter compared to control treatment (P<0.05). Treatment with 150 g/L and 200 g/L using filtrated palm oil fruit bunch ash produced low level of lignin (P<0.05), as of: 17.25 and 18.53%. In contrast, within concentration of 150 g/L produced higher level of crude fiber compared to 200 g/L (46.04 vs. 43.87%). This seemed to have the same results in digestibility of dry and organic matter (P>0.05), such as 23.48 and 24.12% as well as 16.70 and 17.06 % in each. It can be concluded that soaked palm oil fiber with 150 g/L concentration of filtrated palm oil fruit bunch ash was more effective in improving digestibility.