Senja Putri Merona
Universitas Muhammadiyah Ponorogo

Published : 8 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

MODEL PJBL DENGAN LEMBAR KWL DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS Astri May Handayani; Uki Suhendar; Senja Putri Merona
HISTOGRAM: Jurnal Pendidikan Matematika Vol 4, No 2 (2020): Histogram
Publisher : STKIP Andi Matappa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31100/histogram.v4i2.647

Abstract

Creative thinking is a person’s ability that needs to be developed in school and it’s hoped that the teacher can realize learning that makes creative thinking skills can be developed. The combination of the PjBL model with the KWL worksheet is done as needed. This study has the goal of describing the PjBL model combined with the KWL worksheet in improving or enhancing student’s creative thinking skills. The method used for this study examines the literature by collecting written material from articles in journals and books that discuss the PjBL model and KWL. From this study the results obtained from research that produce mathematical creative students who are subjected to the PjBL model with the KWL worksheet with those who are subjected to the PjBL model with the KWL worksheet with those who are subjected to learning models of mathematical creative thinking ability that can be supported by a combination of the PjBL model with the contents of the KWL worksheet. With the stages of the PjBL model combined with this KWL worksheet, students can better understand the material learned through mathematical problem-solving processes by making projects through real work increasing student motivation. The use of the KWL worksheet can organize learning activities more efficiently and systematically and can overcome the problem of using time on the PjBL model so that it’s more focused on learning activities.
Pola Pembinaan Olimpiade Sains Nasional Matematika SMP di Kabupaten Ponorogo Uki Suhendar; Arta Ekayanti; Senja Putri Merona
Mosharafa: Jurnal Pendidikan Matematika Vol 9, No 2 (2020)
Publisher : Institut Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1541.756 KB) | DOI: 10.31980/mosharafa.v9i2.638

Abstract

AbstrakMasih banyak guru yang kebingungan menentukan pola pembinaan yang harusnya mereka lakukan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola pembinaan Olimpiade Sains Nasional (OSN) Matematika SMP di Kabupaten Ponorogo. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Pemilihan sampel dilakukan dengan purposive sampling. Instrumen yang digunakan adalah lembar wawancara. Analisis data dilakukan secara deskriptif kualitatif. Pola pembinaan OSN Matematika SMP di Kabupaten Ponorogo dilakukan dalam tiga pola pembinaan, yakni otoriter, permisif, dan demokratis. Pada pola otoriter, terlihat dari kebijakan sekolah dalam menyusun program pembinaan, proses seleksi, hingga reward yang diberikan ketika lolos seleksi OSN tingkat Kabupaten. Pola permisif terlihat dari kegiatan pembinaan yang memberikan kesempatan bagi siswa secara terbuka untuk menambah kemampuan di luar pembinaan di sekolah. Terakhir adalah pola demokratis, yang terlihat saat sebagian besar proses pembinaan diawali pemberian materi, lalu siswa diberi kesempatan menyelesaikan soal latihan. Selanjutnya dilakukan pembahasan soal yang telah dikerjakan siswa. AbstractThere are still many teachers who are confused about determining the pattern of coaching they should do. This research aims to determine the pattern of fostering the National Mathematical Science Olympiad (OSN) Junior High School in the Ponorogo Regency. This is qualitative descriptive research. The sample selection is done by purposive sampling. The instrument used was an interview sheet. Data analysis was performed descriptively qualitatively. The pattern of fostering the OSN Mathematics Junior High School in the Ponorogo Regency is carried out in three coaching patterns, namely authoritarian, permissive, and democratic. In the authoritarian pattern, it can be seen from the school's policy in developing a coaching program, the selection process, to the rewards given when passing OSN selection at the district level. Permissive patterns can be seen from coaching activities that openly provide opportunities for students to add skills beyond coaching at school. The last is a democratic pattern, which is very visible when most of the coaching process begins with the provision of material, then students are allowed to complete practice questions. Then a discussion on the questions the students have done is only done.
PENGEMBANGAN INSTRUMEN ASESMEN PENALARAN MATEMATIS PADA MATAKULIAH FUNGSI KOMPLEKS Senja Putri Merona; Erika Eka Santi
FIBONACCI: Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika Vol 4, No 2 (2018): FIBONACCI: Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika
Publisher : Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (743.208 KB) | DOI: 10.24853/fbc.4.2.113-122

Abstract

Kemampuan penalaran merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari matematika. Dalam pengembangan kemampuan penalaran matematika di perguruan tinggi, setiap matakuliah sebaiknya menyisipkan konten penalaran ini dalam materi yang disampaikan. Salah satu cara pengembangan kemampuan penalaran ini dalam matakuliah fungsi kompleks adalah dengan memasukkan indikator kemampuan penalaran matematis dalam asesmen yang dilakukan.   Penelitian ini bertujuan untuk: (1) mendeskripsikan proses pengembangan instrumen asesmen penalaran matematis pada matakuliah fungsi kompleks dan (2) menghasilkan instrumen asesmen penalaran matematis pada matakuliah fungsi kompleks. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan. Subyek penelitian ini adalah sebanyak 21 mahasiswa semester VI tahun akademik 2016/2017. Dari penelitian ini dapat dideskripsikan bahwa proses pengembangan instrumen asesmen penalaran matematis pada matakuliah fungsi kompleks ini berdasarkan teori McKenney (dalam Plomp, 2010: 18-19), yaitu (1) penelitian pendahuluan, yaitu menganalisis situasi (konteks) dan kebutuhan, meninjau literatur untuk menetapkan indikator kemampuan penalaran matematis, dan mengembangkan kerangka kerja penelitian untuk menghasilkan instrumen asesmen penalaran matematis; (2) pembuatan prototype, yaitu mengembangkan instrumen penalaran matematis berdasarkan indikator yang telah ditetapkan, merevisi instrumen awal yang telah dikembangkan melalui penilaian ahli; dan (3) penilaian, yaitu menguji coba instrumen yang telah dikembangkan. Hasil uji coba menunjukkan bahwa instrumen asesmen penalaran matematis valid, praktis, dan efektif.
PENGGUNAAN MODUL STATISTIKA MATEMATIKA UNTUK MENINGKATKAN KEMANDIRIAN BELAJAR MAHASISWA PRODI PENDIDIKAN MATEMATIKA FKIP UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONOROGO Senja Putri Merona
JURNAL DIMENSI PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN Vol 7, No 1 (2019): Januari 2019
Publisher : Universitas Muhammadiyah Ponorogo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (478.566 KB) | DOI: 10.24269/dpp.v7i1.1637

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemandirian belajar mahasiswa semester 4 Prodi Pendidikan Matematika FKIP Universitas Muhammadiyah Ponorogo melalui penggunaan modul dalam perkuliahan Statistika Matematika. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dirancang dalam 2 siklus. Subyek penelitian ini adalah mahasiswa semester 4 Prodi Pendidikan Matematika FKIP Universitas Muhammadiyah Ponorogo. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan angket kemandirian belajar siswa. Data ini kemudian dianalisis secara deskriptif.Berdasarkan hasil penelitian ini ditarik kesimpulan bahwa dalam menggunakan modul agar dapat meningkatkan kemandirian belajar mahasiswa dapat ditempuh melalui beberapa langkah yaitu:  (1) dosen menyiapkan modul dengan materi pokok tertentu, (2) dosen membagikan modul yang akan digunakan sebelum pelaksanaan perkuliahan (minimal 3 hari sebelum perkuliahan), (3) dosen meminta mahasiswa mempelajari modul yang diberikan, (4) pada proses perkuliahan, dosen menggunakan model pembelajaran tertentu dengan bahan ajar berupa modul yang telah diberikan sebelumnya. Selain itu, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu sebaiknya dosen tidak perlu menjelaskan materi secara lengkap, secukupnya saja untuk memancing usaha mahasiswa untuk mencari bahan belajar sendiri. Dosen juga perlu meminta mahasiswa mengumpulkan kembali modul yang sudah diisi untuk mengkonfirmasi pekerjaan mahasiswa sekaligus memberikan penilaian tambahan.
IbM Workshop Bisnis Online Media dan Alat Peraga Pembelajaran bagi Mahasiswa Prodi Pendidikan Matematika Arta Ekayanti; Uki Suhendar; Senja Putri Merona
Jurnal Pengabdian Masyarakat MIPA dan Pendidikan MIPA Vol 2, No 2 (2018): Vol 2, No 2 (2018)
Publisher : Yogyakarta State University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (213.271 KB)

Abstract

Tujuan dari kegiatan ini memberikan bekal kemampuan berbisnis mahasiswa. Sehingga mahasiswa mampu memanfaatkan teknologi untuk memasarkan karya tugas mahasiswa sendiri, terutama yang berbentuk alat peraga dan media pembelajaran. Pemecahan permasalahan tersebut dapat  dilakukan dengan menyelenggarakan lokakarya untuk memahamkan mahasiswa tentang perlunya memasarkan alat peraga dan media pembelajaran hasil karya tugas mahasiswa, menyelenggarakan workshop pengadaan sarana dan teknologi untuk memasarkan alat peraga dan media pembelajaran, serta menyelenggarakan pelatihan kepada mahasiswa tentang bagaimana melakukan bisnis online. Pada awalnya beberapa mahasiswa belum begitu memahami konsep workshop bisnis online tersebut, serta belum begitu berminat dengan bisnis online. Hal ini perlahan dapat teratasi ketika narasumber memberikan gambaran serta motivasi terkait bisnis online. Praktek bisnis online dengan membuka toko online berhasil dilaksanakan walaupun pada awalnya ada beberapa mahasiswa yang mengalami kesulitan, namun pada akhirnya beberapa toko online telah terbentuk. Bahkan dalam beberapa hari pantauan diperoleh dua toko online terbaik yaitu ginuks_lapak dan takrim_arrijal, yaitu toko online dengan barang yang dijual sesuai dengan ketentuan, jumlah pengunjung dan jumlah barang yang terjual relatif banyak.
IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA Verra Novia Wardani; Senja Putri Merona
Jurnal Silogisme : Kajian Ilmu Matematika dan Pembelajarannya Vol 1, No 2 (2016): Desember 2016
Publisher : Universitas Muhammadiyah Ponorogo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (324.313 KB) | DOI: 10.24269/js.v1i2.274

Abstract

Mathematical communication is very important for mathematic learning. But, mathematic learning in school can’t increase mathematical communication. This research aims to describe the implementation of  problem based learning to enhance students mathematical communication know increase of the mathematical communication through problem based learning in class VII MTs. Maarif Balong Ponorogo.This research is a classroom action  research (CAR) conducted in two cycles. This research subject is the students of class VII B MTs. Ma’arif Balong Ponorogo. The data collection technique used is a test block, at the end of each cycle to measure mathematical communication and observation to evaluate the adherence of teachers and students activities. The results showed that mathematical communication increased from the first cycle to the second cycle after the  implementation of problem-based learning model. This score average has been increased in accordance with the indicator of the success that was determined by the researchers. Based on the analysis of learning process  through observation sheets of problem-based learning model showed that the average percentage activities of teachersand students activities increased from the first cycle to the second cycle. Keywords: Problem Based Learning, Mathematical Communication, Increase
PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF PADA POKOK BAHASAN DIMENSI DUA UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS XI SMK AL-INABAH PONOROGO Dina Okzolatavina; Senja Putri Merona
EDUPEDIA Vol 2, No 2 (2018): Oktober
Publisher : Universitas Muhammadiyah Ponorogo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (312.63 KB) | DOI: 10.24269/ed.v2i2.150

Abstract

This research aimed to produce learning media using Macromedia Flash in subject discussion dimension 2. Other than that to find out the feasibility of interactive learning media based on criteria of validity, practicality and effectiveness. This learning media be developed because lack of student motivation and the absence of learning support media. This research is a development research. This development research use Plomp development model which consists 4 phases, there are (1) the initial investigation phase, (2) design phase, (3) realization/construction phase, (4) test, evaluation, and revision phase. The subject of the validity trial consisted of 1 media expert and 11 student of 11th grade multimedia SMK A-Inabah and for the subject of the effectiveness trial is 11 student of 11th grade multimedia SMK A-Inabah. Data collection tchniqyes using questionnaries. And the instruments used to collect data included media expert validation sheets, expert material validation sheet, teacher response questionnaire, student response questionnaire, and student learning motivation questionnaire on mathematics. Data analysis techniques are used to analyze validity and practicality in the form of quantitative data analysis and then converted to qualitative data. While to analyze the effectiveness of learning media using Wilcoxon non-parametric test. The result of this development study resulted that validity values of media experts and material experts meet the good criteria. For the practicality value from the teacher respondents meet the good criteria while from the students respondents meet the very well criteria. For the results of effectiveness shows that    and so  is rejected. Its means that students learning motivation after using media is better than students learning motivation before using the media. So that it can be concluded that the interactive learning media developed have fulfilled the validity, practicality, and effectiveness criteria
BERPIKIR REFLEKTIF SISWA BERDASARKAN GAYA KOGNITIF FIELD INDEPENDENT DAN FIELD DEPENDENT Sayyidah Umma Rahmawati; Senja Putri Merona
EDUPEDIA Vol 3, No 2 (2019): Oktober
Publisher : Universitas Muhammadiyah Ponorogo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (178.771 KB) | DOI: 10.24269/ed.v3i2.307

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan berpikir reflektif siswa ditinjau dari gaya kognitif field independent dan field dependent. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Adapun istrumen yang digunakan adalah Group Embedded Figure Test (GEFT), tes soal berpikir reflektif dan wawancara. Sedangkan analisis data yang digunakan adalah analisis data Miles dan Huberman yang tediri dari reduksi data, penyajian data dan kesimpulan atau verifikasi.Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pada indikator berpikir reflektif reacting terdapat kesamaan berpikir reflektif antara siswa field independent dan field dependent. Pada indikator berpikir reflektif comparing terdapat perbedaan dalam hal menghubungkan pengetahuan yang diberikan dengan pengetahuan yang dimiliki. Pada indikator berpikir reflektif contemplating terdapat perbedaan pada kemampuan mendeteksi kesalahan. Temuan lain dalam penelitian ini adalah bahwa siswa field independent menjelaskan jawabannya dengan detail dan rinci, cenderung menggunakan cara menghafal dan memiliki kepercayaan diri yang tinggi. Sedangkan siswa field dependent menjelaskan jawabannya secara umum, memiliki analisis yang baik dan menyukai cara yang telah ditetapkan