Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Students’ Kinesthetic Intelligence in Physical Education: Garnering Indonesian Literatures Andi Imrah Dewi; Mohammad Syahrir; A Ardiansyah; Hendriana Sri Rejeki
AL-ISHLAH: Jurnal Pendidikan Vol 13, No 3 (2021): AL-ISHLAH: Jurnal Pendidikan
Publisher : STAI Hubbulwathan Duri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (325.92 KB) | DOI: 10.35445/alishlah.v13i3.1410

Abstract

The purpose of this current research was to examine studies discussing Indonesian students’ kinesthetic intelligence in physical education. This study was conducted through library research. Data was collected by sorting and selecting articles published in reputable journals in the national scopes. From the search result, five articles were designated as the research data. For analyzing the data, a content analysis was used. Researchers used Campbell, Campbell Dickinson’s (1996) concept of multiple intelligence, more precisely kinesthetic intelligence. The study's findings reveal that the Indonesian teachers still utilized traditional methods and strategies in teaching physical education subjects to improve students’ kinesthetic intelligence. Moreover, the objectives of this subject were to equip students with the competencies to be physically active for a lifetime. The implication of the studies mainly discussed the importance of uplifting the quality of physical education teachers to facilitate students’ kinesthetic intelligence development better. The present study also informs the possibility for future researchers to elaborate on the findings.
LATIHAN DOSIS MAKSIMAL DENGAN METODE SIRKUIT TERHADAP HYPERTROPHY OTOT BETIS Isti Dwi Puspita; Hendriana Sri Rejeki
Tadulako Journal Sport Sciences And Physical Education Vol. 9 No. 1 (2021): Juni
Publisher : Universitas Tadulako

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22487/tjsspe.v9i1.839

Abstract

Tujuan latihan salah satunya untuk mendapatkan hypertrophy otot.  Hypertrophy otot diyakini juga akan meningkatkan kekuatan. Pembebanan maksimal asumsinya dapat untuk meningkatkan hypertrophy. Tujuan penelitian ini untuk membuktikan latihan intensitas maksimal terhadap hypertrophy pada otot betis (gastrocnemius). Penelitian dilakukan bulan maret sampai April 2021, dengan desain eksperimen pre test post test. Sampel penelitian 10 mahasiswa (4 putri dan 6 putra).  Penelitian dilakukan selama 16x pertemuan dengan menggunakan 4 alat (leg press, calf raise, squat dan leg curl). Latihan dilakukan dengan 1-3 kali repetisi, sirkuit dengan recovery perpindahan antar alat 30 detik dan waktu istirahat antar set 4-8 menit, dilakukan 3 set.  Pengukuran dilakukan terhadap salah satu betis sebelum perlakuan dan di akhir perlakukan. Data dianalisis dengan menggunakan deskriptif dan uji beda sampel berpasangan.  Hasil analisis menjelaskan bahwa dengan 16 perlakukan intensitas maksimal ternyata terjadi peningkatan hypertrophy. Peningkatan yang terjadi ketika dilakukan uji lanjut, dengan uji beda sampel berpasangan ternyata hypertrophy yang terjadi tidak signifikan.
PENGEMBANGAN MODEL LATIHAN FISIK OLAHRAGA KARATE BERBASIS PROFIL BIOMOTORIK ATLET Gunawan; Hendriana Sri Rejeki
Tadulako Journal Sport Sciences And Physical Education Vol. 10 No. 1 (2022): Juni
Publisher : Universitas Tadulako

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22487/tjsspe.v10i1.2004

Abstract

Telah ditemukan berbagai permasalahan dan kendala dalam latihan fisik olahraga karate. Pelatih dan guru olahraga hanya mampu mengevaluasi dan memberikan latihan fisik berdasarkan pengalaman masa lalu, model-model latihan fisik tradisional yang kurang terukur, kurang sistematis dan terkadang mengabaikan prinsip biomotorik atlet, sport science, anatomi olahraga karate serta fisiologi atlet. Keadaan tersebut berdampak pada pencapaian prestasi atlet olahraga karate pada tingkat Nasional dan Internasional mengalami krisis prestasi. Lebih khusus atlet olahraga karate provinsi Sulawesi tengah sendiri selama kurung waktu 15 tahun terakhir mengalami krisis prestasi baik pada Event Nasional maupun Event Internasional. Tujuan penelitian adalah mengembangkan model latihan fisik untuk meningkatkan kemampuan biomotorik atlet karate Indonesia khususnya atlet Sulawesi tengah. Adapun tahapan dalam metode penelitian ini terdiri dari sepuluh (10) tahapan: 1). Analisis kebutuhan, 2). Perencanaan, 3) Pengembangan desain produk, 4) Uji coba kelompok kecil, 5) Revisi, 6) Uji coba kelompok besar, 7) Revisi Produk, 8) Uji Efektivitas Model, 9) Revisi akhir produk, 10) Diseminasi dan Penyebarluasan produk. Hasil penelitian, berdasarkan model latihan fisik yang dikembangkan, didapatkan hasil statistik deskriptif tes awal atlet pada saat uji efektivitas model latihan nilai Mean 3.1533, Std. Deviation 0.09874. tes akhir Mean 3.3300, Std. Deviation 0,19222. Adapun nilai paired sampel test pada sig (2-tailed) 0,005. Berdasarkan hal tersebut, model latihan fisik yang dikembangkan efektif di dalam meningkatkan kemampuan biomotorik atlet karate.
Inovasi model latihan gerak pencak silat untuk anak usia 9 – 12 tahun Ayu Febrianti Sugiharto; Hendriana Sri Rejeki
Multilateral : Jurnal Pendidikan Jasmani dan Olahraga Vol 22, No 4 (2023): Special Issue National Conference: Inovasi Pembelajaran & Kepelatihan Olahraga
Publisher : Lambung Mangkurat University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/multilateral.v22i4.16576

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengembang model latihan gerak pencak silat usia 9 – 12 tahun yang disesuaikan dengan komponen biomotor untuk olahraga pencak silat. Pengenalan pada cabang olahraga pencak silat yang dilakukan di Indonesia umumnya berasal dari perguruan. Perguruan merupakan dasar dari cabang olahraga pencak silat. Setiap perguruan memiliki pelatih yang mempunyai persepsi berbeda terhadap pembentukan gerak, khususnya pada anak usia 9-12 tahun. Hampir semua pelatih memberikan model latihan yang seharusnya diberikan kepada atlet remaja/dewasa, namun diberikan terhadap anak usia 9-12 tahun. Permasalahan ini kemudian menimbulkan tingkat kebosanan dalam proses latihan sehingga menjadikan anak enggan melanjutkan latihan menjadi seorang atlet yang handal. Pembentukan gerakan yang tepat dan sesuai dengan apa yang menjadi kebutuhan anak akan sangat menentukan hasil keterampilan seorang anak terhadap kemampuan geraknya. Sedangkan materi yang dapat diterima anak usia 9-12 tahun tidak lain adalah bagaimana konsep dalam olahraga pencak silat dapat tersampaikan dan diterima melalui aktivitas bermain oleh karena itu penelitian ini mengkaji tentang pengembangan model latihan gerak pencak silat untuk anak usia 9–12 tahun yang bertujuan untuk memudahkan dalam proses melatih gerak pencak silat. Penelitian pengembangan model latihan gerak pencak silat ini menggunakan studi literatur dari berbagai sumber tertulis seperti artikel, jurnal, dan dokumen yang relevan dengan kajian pada penelitian ini. Penerapan inovasi pengembangan model latihan ke dalam gerak pencak silat harus terdapat aspek kognitif, afektif dan psikomotor, sehingga pengembangan model latihan tersebut efektif untuk digunakan. Produk penelitian pengembangan ini dapat dijadikan sebagai alternatif model latihan dalam melatih gerak pencak silat untuk anak usia 9–12 tahun. Pengembangan model latihan gerak pencak silat ini dapat diterapkan dalam proses melatih sehingga menarik minat anak usia 9–12 tahun untuk berlatih dan meningkatkan kemampuan gerak silatnya.Â