Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search

Refleksi Dinamika Kebebasan Akademis dalam Pendidikan Islam Musaddad Harahap
Jurnal Pendidikan Agama Islam Al-Thariqah Vol. 1 No. 1 (2016): Jurnal Pendidikan Agama Islam Al-Thariqah
Publisher : UIR Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (609.032 KB) | DOI: 10.25299/althariqah.2016.vol1(1).621

Abstract

Kebebasan akademis didefinisikan sebagai tiadanya pengekangan, hukuman, dan intimidasi berkenaan dengan pengkajian, penelitian, pengujian lisan, dan pandangan terhadap pengetahuan. Istilah bebas itu merupakan aktivitas yang dilakukan secara sadar yang disertai dengan rasa tunduk dan patuh kepada ruhani dengan cara mematuhi undang-undang serta hukum akhlaqiah yang telah ditetapkan oleh agama. Sedangkan akademis diartikan dengan sesuatu yang berhubungan dengan ilmu pengetahuan, bersifat ilmiah dan juga pendidikan. Walaupun demikian, kebebasan dari sudut pandang ini berarti adanya posisi aman bagi setiap orang untuk melakukan aktivitas kehidupan tanpa dibebani oleh rasa khawatir oleh tekanan dari pihak-pihak tertentu. Pendefinisian kebebasan akdemis dapat dipahami bahwa para ilmuwan dengan segala keahliannya membutuhkan suasana yang kondusif tanpa ada intervensi dari pihak-pihak tertentu sehingga akan memungkinkan para ilmuwan dapat mencari, menggali, berinovasi dan mengembangkan ilmu pendidikan islam, karena pada hakikatnya ilmu itu tidak lepas dari sumber Ilmu itu sendiri yaitu Allah SWT. Dengan kebebasan akademis dalam arti positif telah terbukti mampu melahirkan para ulama atau ilmuwan muslim. Ini adalah bukti nyata bahwa ajaran Islam telah mampu mendongkrak dan memotivasi penganutnya untuk dapat semaksimal mungkin mendayagunakan potensi kemanusiannya secara mandiri dan aman dari tekanan.
Esensi Peserta Didik dalam Perspektif Pendidikan Islam Musaddad Harahap
Jurnal Pendidikan Agama Islam Al-Thariqah Vol. 1 No. 2 (2016): Jurnal Pendidikan Agama Islam Al-Thariqah
Publisher : UIR Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (512.345 KB) | DOI: 10.25299/althariqah.2016.vol1(2).625

Abstract

Peserta didik adalah manusia seutuhnya yang berusaha untuk mengasah potensi supaya lebih potensial dengan bantuan pendidik atau orang dewasa. Sementara itu, secara terminologi peserta didik berarti anak didik atau individu yang mengalami perubahan, perkembangan sehingga masih memerlukan bimbingan dan arahan dalam membentuk kepribadian serta sebagai bagian dari struktural proses pendidikan. Dengan kata lain peserta didik adalah seorang individu yang tengah mengalami fase perkembangan atau pertumbuhan baik dari segi fisik dan mental maupun fikiran. Sebagai individu yang tengah mengalami fase perkembangan, tentu peserta didik tersebut masih banyak memerlukan bantuan, bimbingan dan arahan untuk menuju kesempurnaan. Setiap peserta didik memiliki eksistensi atau kehadiran dalam sebuah lingkungan, seperti halnya sekolah, keluarga, pesantren bahkan dalam lingkungan masyarakat. Dalam proses ini peserta didik akan banyak sekali menerima bantuan yang mungkin tidak disadarinya. Adapun esensi manusia itu adalah sebagai makhluk ciptaan Allah bukanlah makhluk yang ada dan bereksitensi dengan sendirinya, dan di dalam diri manusia itu terdapat beberapa unsur yaitu unsur al-jism dan al-ruh atau fisik dan psikis. Sehingga, dapat disimpulkan bahwa esensi peserta didik tidak akan bisa untuk diketahui jika mereka tidak mengetahui hakikat atau esensi dari manusia itu sendiri. Kemampuan untuk itu tentu tidak hanya bisa berdiri sendiri tapi haruslah ada bantuan dari orang dewasa, atau bahasa yang lebih teknis pendidikan. Dengan pendidikan inilah peserta didik ditempa, baik terhadap jasmani mapun rohaninya agar semuanya bisa aktif untuk membesarkan dan mengagungkan Allah semata-mata.
Pengaruh Kondisi Sosial Ekonomi terhadap Stres Guru di SMA Negeri 1 Kampar Kiri Hilir Musaddad Harahap; Ary Antony Putra
Jurnal Pendidikan Agama Islam Al-Thariqah Vol. 2 No. 1 (2017): Jurnal Pendidikan Agama Islam Al-Thariqah
Publisher : UIR Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (265.081 KB) | DOI: 10.25299/althariqah.2017.vol2(1).896

Abstract

Profesi guru merupakan pekerjaan yang sangat mulia karena merupakan wujud pengabdian diri untuk mengembangkan fitrah yang diberikan Allah SWT kepada manusia yaitu dengan memberikan pendidikan, pengajaran, bimbingan yang baik sehingga peserta didik menjadi insan kamil. Untuk itu guru perlu dihargai dan salah satunya dengan memberikan kesejahteraan yang layak bagi kehidupan mereka. Masalah dalam penelitian ini adalah bagaimanakah pengaruh tingkat sosial ekonomi dan stres pada guru, apakah ada pengaruh tingkat sosial ekonomi terhadap stres pada guru di dan seberapa besar pengaruh tingkat sosial ekonomi dengan stres pada guru di SMAN 1 Kampar Kiri Hilir. Metode yang digunakan adalah kuantitaf untuk mengungkap data pengaruh antara variabel tingkat sosial ekonomi dengan stres guru. Setelah dilakukan penelitian maka dapat ditemukan Tingkat sosial ekonomi guru di SMAN 1 Kampar Kiri Hilir tergolong pada tingkat menengah kebawah. Hasil penelitian ini menyatakan bahwa rxy>rt, dimana rxy pada taraf signifikan 5%=0,374 dan pada taraf signifikansi 1%=0,478. Jadi, rxy>rt 5%=0,374>0,478, karena rxy lebih besar dari rt, maka hipotesa alternative (Ha) yang menyatakan adanya korelasi atau pengaruh positif yang signifikan antara tingkat sosial ekonomi dengan stres pada guru diterima, sementara Ho ditolak, maksudnya semangkin tinggi tingkat sosial ekonomi guru, maka akan semakin rendah tingkat stres pada guru.
Konsep Pendidikan Islam Dalam Membentuk Manusia Paripurna Musaddad Harahap; Lina Mayasari Siregar
Jurnal Pendidikan Agama Islam Al-Thariqah Vol. 2 No. 2 (2017): Jurnal Pendidikan Agama Islam Al-Thariqah
Publisher : UIR Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (603.068 KB) | DOI: 10.25299/althariqah.2017.vol2(2).1040

Abstract

Dalam tataran teologis, Islam meyakini sesuatu yang berada di luar diri Allah SWT dinamakan alam. Alam yang membentuk sebagai wujud merupakan pancaran dari Wujud Hakiki yang tidak pernah berkurang dan bertambah. Bila Wujud Hakiki berubah dan bertambah secara teoritis pastilah dikatakan bukan Tuhan. Itulah sebabnya Tuhan merupakan sang pencipta Agung yang tidak ada sesuatupun yang serupa dengan-Nya. Tuhan yang memiliki sifat af’al dengan kehendakNya terciptalah makhluk. Makhluk ini dalam Islam sifatnya tidak qodim tapi baharu. Disinilah letak perbedaan dasar antara Tuhan sebagi pencipta dengan alam yang bersifat baharu. Dengan sifat baharunya alam ini pada akhirnya mau tidak mau haruslah diposisikan sebagai wujud yang berpotensi mengalami perubahan. Salah satu alam itu adalah manusia, karenanya manusia juga terbuka luas potensinya untuk berubah. Topik semacam ini menjadi penting karena dengan memahami konsep itulah usaha pendidikan dalam mentransformasi ilmu dan nilai akan lebih memungkinkan untuk berhasil.
KONSTRUKSI INTEGRASI ILMU PENGETAHUAN DI UNIVERSITAS ISLAM RIAU Musaddad Harahap
MIQOT: Jurnal Ilmu-ilmu Keislaman Vol 43, No 2 (2019)
Publisher : State Islamic University North Sumatra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30821/miqot.v43i2.676

Abstract

Abstrak: Kajian ini berupaya menyingkap bagaimana konstruksi integrasi ilmu di Universitas Islam Riau (UIR). Dengan pendekatan metode grounded teory, kajian ini berupaya untuk menguatkan teori tentang integrasi ilmu dengan objek kajiannya di UIR. Data dalam kajian ini diambil dari studi lapangan dan observasi mendalam. Hasil kajian ini mengungkap bahwa konstruksi integrasi ilmu pengetahuan di UIR sejak berdirinya tahun 1962 merupakan cita-cita para pendirinya yang menghendaki kampus ini berasaskan Islam. Secara eksplisit, tema integrasi ilmu pengetahuan dapat dilihat dari rumusan tujuan UIR, yang turunannya telah melahirkan berbagai kebijakan seperti kurikulum pendidikan Islam, Lembaga Dakwah Islam Kampus, pembinaan ke-Islaman dosen dan pengawai, green campus, pembinaan baca tulis al-Qur’an untuk mahasiswa, kajian Islam rutin melalui pemberdayaan masjid, organisasi Islami mahasiswa di setiap fakultas, dan penanaman karakter kampus dengan konsep Cerdas, Empati, Religius, Ikhlas, dan Amanah (CERIA).Abstract: The Construction of Science Integration in Islamic University of Riau. This study seeks to strengthen the theory of the integration of science with the object of study at Universita Islam Riau. The data was collected from field studies and in-depth observations. This study found that the construction of science integration at UIR since its establishment in 1962 was the ideals of its founders, so it was decided to be based on Islam. Explicitly the theme of science integration can be seen from the formulation of UIR objectives, that has given birth to various policies such as Islamic education curriculum, Campus Islamic Propagation Board, Islamic guidance for lecturers and employees, green campus, fostering reading and writing of the Koran for students, routine Islamic study circles, mosque empowerment, and internalization of campus character with the concepts of Smart, Empathy, Religiousity, Sincere, and Amanah (CERIA).Kata Kunci: Islam, science, integration, Islamic University of Riau
Rekontekstualisasi Sejarah: Kontribusi Lembaga Pendidikan Islam terhadap Dakwah Rasulullah SAW Musaddad Harahap; Lina Mayasari Siregar
Jurnal Pendidikan Agama Islam (Journal of Islamic Education Studies) Vol. 5 No. 2 (2017)
Publisher : UIN Sunan Ampel Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1373.067 KB) | DOI: 10.15642/jpai.2017.5.2.288-308

Abstract

Bahasa Indonesia:Tulisan ini mencoba menyelami kesuksesan Nabi Muhammad SAW dalam merangkai ajaran-ajaran Islam menjadi satu kesatuan yang utuh lewat pendidikan. Selama kurun 23 tahun Islam sudah menjadi ajaran yang mapan penuh dengan rahasia keilmuan, sehingga Islam dijuluki sebagai agama yang rahmatallil’alamin. Dengan pendekatan studi pustaka, penelitian ini memaparkan keberhasilan Nabi SAW dalam menyampaikan risalah kenabian yang sangat didukung oleh tempat-tempat yang representatif dalam mengajarkan pada waktu itu. Tempat-tempat yang dimaksud telah mengalami akulturasi budaya sebelum datangnya isalm dan terus berkembang bersamaan kedatangan Islam itu sendiri. Mengenai tempat yang berakultrasi dengan Islam adalah kuttab dan rumah, sementara yang tumbuh bersama dengan Islam itu sendiri adalah masjid dan suffah. Keempat lembaga pendidikan Islam yang disebutkan menjadi saluran utama yang digunakan Nabi SAW dalam mendidik para sahabatnya. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Islam adalah agama yang peduli dengan pendidikan dan sangat fleksibel terhadap kondisi dan situasi bagaimana agar proses pendidikan itu dapat berjalan. Kontribusi lembaga pendidikan Islam selain mampu menciptakan perubahan mendasar dalam konteks keagamaan dan kehidupan sosial juga menjadikan Islam sebagai agama yang terbuka (inkulsif) terhadap perubahan sosial selama tidak bertetangan dengan aqidah. English: This paper attempts to examine the success of Prophet Muhmmad PBUH in arranging Islamic teachings into a set through education. Within 23 years, Islam emerged into an established teaching and full of hidden knowledge, making Islam gets predicate of blessing for the universe. Through literary study, this research explains the success of the prophet in delivering prophetic messages with support of representative teaching places at the period. The places acculturated with the coming of Islam and keep growing along with the development of Islam. Kuttab and house has acculturated with Islam and Mosques and Suffah have grown together with Islam. The four kind of places became main channels for the prophet PBUH in educating his companions. Therefore, it can be concluded that Islam is a religion with high education concerns and quite flexible towards condition and situation where the educational process takes place. Islamic educational institution is not only creating fundamental change in religious and social life, but also making Islam as an inclusive religion to social changes as long as the changes are not contradictory to Islamic faith. 
Dinamika Pondok Pesantren Dalam Membina Keberagamaan Santri Kabupaten Padang Lawas Musaddad Harahap; Lina Mayasari Siregar
Jurnal Kajian Ilmu Pendidikan (JKIP) Vol. 1 No. 1 (2020): Jurnal Kajian Ilmu Pendidikan (JKIP)
Publisher : Lembaga Riset dan Inovasi Almatani

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (240.94 KB) | DOI: 10.55583/jkip.v1i1.66

Abstract

Sejauh ini, sejarah mencatat bahwa pondok pesantren merupakan lembaga tertua di daerah Padang Lawas dibandingkan dengan lembaga-lembaga pendidikan formal lainnya. Semenjak zaman penjajahan disinyalir daerah ini sudah memiliki beberapa ulama sekaliber ulama-ulama yang lain di Nusantara dengan mendirikan pondok pesantren. Hanya saja karena jauh dari pusat pemerintahan, para ulama-ulama ini tidak begitu diekspos dalam sejarah Indonesia, padahal tidaklah kalah pentingnya peran mereka dalam membina keberagamaan dengan membangun lembaga pendidikan untuk anak-anak muslim di daerahnya. Lembaga pendidikan pondok pesantren tertua yang ada di kabupaten Padang Lawas sampai saat ini masih mampu berdiri kokoh dan tetap eksis membina anak-anak muslim walaupun perkembangannya tidak begitu melejit layaknya pondok pesantren Tebuireng, Gontor, Mustafawiyah dan sebagainya. Dengan pendekatan pustaka ditemukan bahwa seiring berkembangnya zaman, daerah Padang Lawas mengalami modernisasi yang ditandai dengan mekarnya daerah ini pada tahun 2007 dari Kabupaten Tapanuli Selatan. Pemekaran ini dilakukan atas amanah undang-undang otonomi daerah dan juga oleh sebuah kesadaran pounding father bahwa daerah Padang Lawas harus mampu bangkit dan mengejar ketertinggalannya dari daerah-daerah yang lain di Indonesia. Perajalanan waktu panjang kehidupan masyarakat Padang Lawas yang mayoritas muslim ini kemudian banyak melahirkan pesantren sebagai wahana untuk membina keberagamaan santri sebagai bentuk upaya melestarikan ajaran Nabi Muhammad SAW. Kata Kunci : Dinamika, Pondok Pesantren, Keberagamaan
PENDIDIKAN ANAK USIA DINI MENURUT PSIKOLOGI ISLAMI Bahril Hidayat; Ary Antony Putra; Musaddad Harahap
Generasi Emas: Jurnal Pendidikan Islam Anak Usia Dini Vol. 1 No. 1 (2018): Generasi Emas: Jurnal Pendidikan Islam Anak Usia Dini
Publisher : UIR PRESS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (51.762 KB) | DOI: 10.25299/ge.2018.vol1(1).2254

Abstract

The relationship among early childhood education is related to the Islamic Education and Islamic Psychology perspective. Discussion of this article forms of theoretical review and expected to generate scientific reference to formulate explanation and development of science about Islamic Early Childhood Education according to Islamic Psychology. Islamic Education into early childhood as students, not only based on the principles of western Educational Psychology and Psychology of Learning (Psychology Learning and Teaching) from the Western scientist theory, but must be based on Islamic values and concept too. By applying the concept, the internalization of Islamic Education into the psychophysiological of early childhood will be achieved. According to the integration of principles of science and Islam through 5 Strategic Development of Islamic Education for Early Childhood Based on Islamic Psychology Principles, namely, 1) awakening learners' self-awareness about Islam, 2) involves the educational environment in to the learning activities, 3) understanding the child's age development by the method of playing, 4) using techniques that appeal to early childhood, 5) directing the child to develop their unique potential.
Menyingkap Kurikulum Pendidikan Islam Berbasis Program Islam Wasathiyah Lina Mayasari Siregar; Musaddad Harahap; Irwan Saleh Dalimunthe
Al-Mutharahah: Jurnal Penelitian dan Kajian Sosial Keagamaan Vol 19 No 2 (2022): Jurnal Al-Mutharahah: Jurnal Penelitian dan Kajian Sosial Keagamaan
Publisher : LPPM STAI Diniyah Pekanbaru

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46781/al-mutharahah.v19i2.555

Abstract

Pada dasarnya kajian ini dilandasi oleh kegelisahan akademis terkait dengan diskursus program Islam washatiyah dan relevansinya dalam kurikulum pendidikan Islam. Untuk itu dipandang penting untuk mengurai bagaimana sebetulnya esensi dari kurikulum pendidikan Islam yang berbasis Islam wasathiyah tersebut. Bila ditelaah secara sederhana kurikulum itu sendiri disebut sebagai aktivitas pembelajaran yang didasarkan atas rencana-rencana matang dan tersusun secara progremik serta diimplementasikan dalam pengawasan satuan pendidikan, baik di lingkungan sekolah maupun di luar sekolah. Posisi kurikulum sangat vital dalam pendidikan. Dalam Islam mesikpun kurikulum pendidikan telah disusun dengan baik, tapi kalau hanya mementingkan hal-hal yang bersifat kognitif, tentu tidak akan sampai kepada tujuan hakiki pendidikan Islam sendiri. Untuk itu penting ada penyelarasan kurikulum dengan upaya menginternalisasikan nilai-nilai di dalamnya, salah satu nilai tersebut adalah nilai-niliai moderasi beragama (Islam wasathiyah). Adapun Islam washatiyah merupakan sebuah karakter yang diperoleh seorang muslim sebagai buah dari komitmennya terhadap ajaran agama Islam itu sendiri. Mengimplementasikan nilai-nilai program Islam wasathiyah dalam kurikulum atau pembelajaran bukan hanya formalitas saja, tetapi harus sampai kepada perilaku aktual. Perilaku aktual yang berbais Islam wasathiyah inilah kemudian yang mampu menciptakan stabilitas kehidupan antar sesama, walaupun terdapat perbedaan, tetapi persamaan tetap menjadi dasar yang paling utama. Di antara perilaku Islam wasathiyah itu adalah tawassuth (mengambil jalan tengah), tawazun (berkeseimbangan), i'tidal (lurus dan tegas), tasamuh (toleransi), musawah (Egaliter), dan syura (musyawarah).
Relevansi Konsep Ceria Terhadap Kejujuran Akademik Mahasiswa Program Studi Pendidikan Agama Islam Siti Zubaidah; Musaddad Harahap; Hamzah Hamzah
Jurnal Kajian Ilmu Pendidikan (JKIP) Vol. 3 No. 1 (2022): Jurnal Kajian Ilmu Pendidikan (JKIP)
Publisher : Lembaga Riset dan Inovasi Almatani

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55583/jkip.v3i1.266

Abstract

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya permasaalahan kejujuran akademik Mahasiswa sekitar 5%-10% dalam proses pembelajaran. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh Cerdas Empati Religius Ikhlas dan Amanah (CERIA) terhadap kejujuran akademik Mahasiswa angkatan 2018/2019 di Prodi PAI Fakultas Agama Islam Universitas Islam Riau. Jenis penelitian yang digunakan adalah kuantitatif dengan pendekatan korelasional. Subjek dalam penelitian ini adalah Mahasiswa angkatan 2018/2019 di Prodi PAI. Populasi penelitian ini Mahasiswa angkatan 2018/2019 di Prodi PAI yang berjumlah 262 orang dan 158 populasi dijadikan sampel penelitian. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu angket dan dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan uji normalitas dan analisis regresi linier sederhana. Berdasarkan hasil pengolahan data dan analisis data yang dilakukan dengan menggunakan SPSS 22, maka diperoleh nilai probabilitas Sig. lebih kecil dari 0,05 yakni sebesar 0,000 maka hipotesis dalam penelitian ini diterima. Sehingga terdapat pengaruh Cerdas Empati Religius Ikhlas dan Amanah (CERIA) terhadap kejujuran akademik Mahasiswa angkatan 2018/2019 di Prodi PAI Fakultas Agama Islam Universitas Islam Riau. Dengan besar tingkat pengaruhnya adalah 0,356 atau 35,6% yang berada direntang 0,20 – 0,399 yang artinya lemah. Artinya terdapat pengaruh Cerdas Empati Religius Ikhlas dan Amanah (CERIA) terhadap kejujuran akademik Mahasiswa angkatan 2018/2019 di Prodi PAI Fakultas Agama Islam Universitas Islam Riau dengan tingkat hubungan lemah.