Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

Substitution of natural feed with artificial feed on the survival rate and growth rate of giant-snakehead Channa micropeltes Sarmila; Susilawati Susilawati; Sri Warastuti
Jurnal Akuakultur Indonesia Vol. 20 No. 2 (2021): Jurnal Akuakultur Indonesia
Publisher : Indonesian Society of Scientific Aquaculture (ISSA)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19027/jai.20.2.174-180

Abstract

The purpose of this study was to determine the best percentage of artificial feed substitution for growth and survival rate of giant-snakehead. This study used a completely randomized design (CRD) with 4 levels of artificial feed substitution dose treatment, namely 25%, 50%, 75%, 100%, and control (without artificial substitution). The feed used in the form of fresh trash fish mixed with artificial feed FF-999 with a protein content of 35%. The results showed that the control treatment (100% trash fish) gave the best survival rate and spesific growth rate of 75% and 2.12%/day, respectively. Meanwhile, the percentage of artificial feed substitution treatment which gave the best survival rate and specific growth rate was found in the substitution percentage treatment of 25% artificial feed with a survival rate of 66.67% and a daily weight growth rate of 1.89%/day. Substitution of 100% artificial feed caused death with a 0% survival rate. Keywords: artificial feed, feed substitution, giant-snakehead, survival rate, growth ABSTRAK Penelitian ini bertujuan menentukan persentase substitusi pakan buatan yang terbaik untuk laju pertumbuhan, dan tingkat kelangsungan hidup ikan toman. Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan perlakuan 4 level dosis substitusi pakan buatan yaitu 25%, 50%, 75% dan 100% serta 1 kontrol (tanpa substitusi pakan buatan). Pakan yang digunakan berupa ikan rucah segar dicampur dengan pakan buatan berupa pellet dengan merk FF-999 berkadar protein 35%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan kontrol (100% ikan rucah) memberikan tingkat kelangsungan hidup dan laju pertumbuhan berat harian terbaik masing-masing sebesar 75% dan 2.12%/hari. Sementara untuk perlakuan persentase substitusi pakan buatan yang memberikan tingkat kelangsungan hidup dan laju pertumbuhan terbaik terdapat pada perlakuan persentase substitusi sebesar 25% pakan buatan dengan tingkat kelangsungan hidup 66.67% dan laju pertumbuhan berat harian 1.89%/hari. Substitusi 100% pakan buatan menyebabkan kematian dengan tingkat kelangsungan hidup 0%. Kata kunci: ikan toman, kelangsungan hidup, laju pertumbuhan, pakan buatan, substitusi pakan.
PENGARUH BIOREMEDIASI TERHADAP PERTUMBUHAN UDANG VANNAMEI(LITOPENAEUS VANNAMEI)YANG DIPELIHARA DALAM BAK BETON purnamawati .; mohammad idham shilman; susilawati .; budiman .; slamet tarno
Jurnal Ruaya : Jurnal Penelitian dan Kajian Ilmu Perikanan dan Kelautan Vol 7, No 1 (2019): Jurnal Ruaya : Jurnal Penelitian dan Kajian Ilmu Perikanan dan Kelautan
Publisher : UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONTIANAK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (316.632 KB) | DOI: 10.29406/jr.v7i1.1315

Abstract

Penggunaan bioremediasimerupakan salah satu cara untuk memperbaiki lingkungan budidaya dan menekan penyakit pada budidaya udang intensif. Penelitian ini bertujuan untuk menentukankonsentrasibioremediasi yang terbaik terhadap sintasandan pertumbuhan udang vannamei(Litopenaeus Vannamei). Penelitian ini dilakukan di Hatchery Udang,Center of Technology (COT), Politeknik Negeri Pontianak. Percobaan menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan perlakuan konsentrasi bioremediasi 2,6 mL/m3/3 hari dan konsentrasi 2,0 mL/m3/3 hari.Udang vannamei berukuran panjang awal rata-rata0,65±0,10 cm dan bobot awal rata-rata 0,8±0,01 g dipelihara dalam bak beton ukuran4 x 3 x 1,5 mdengan padat tebar rata-rata 300ekor/m2, selama 60 hari.Udang diberi pakan pellet komersial dengan kadar protein ± 40%, frekuensi pemberian pakan 2 kali sehari (pagi dan sore) dengan dosis 8% per bobot rata-rata biomas.Hasilpenelitian menunjukan bahwa pemberian bioremediasi dengan kosentrasi 2,0 mL/m3/3 hari menghasilkannilai rata-rata sintasan, laju pertumbuhan spesifik dan efisiensi pemanfaatan pakan berturut-turut adalah 75,03%, 5,75%/hari dan 39,8%. Ketiga variabel tersebutmemberikan pengaruh yang tidak berbeda signifikan bila dibandingkan dengan konsentrasi 2,6 mL/m3/3 hari.Kata kunci: Litopenaeus vannamei, bioremediasi, bak beton.
PENGARUH PERBEDAAN PADAT TEBAR TERHADAP LAJU PERTUMBUHAN BENIH IKAN MARU (Channa marulioides) DENGAN SISTEM RESIRKULASI Susilawati; Rizal Akbar Hutagalung; Romi Susanti; Ridwan Salim
Journal of Aquaculture Science Vol 7 No 1 (2022): Journal of Aquaculture Science
Publisher : Airlangga University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31093/joas.v7i1.202

Abstract

Ikan maru (Channa marulioides)  merupakan spesies endemik sungai Kapuas yang saat ini sedang dalam positif dan terus meningkat permintaanya. Kepadataan optimal budidaya ikan ini belum ditemukan dengan sistem yang sesuai habitatnya yakni resirkulasi. Tujuan penelitian ini adalah menentukan  padat tebar yang tepat yang optimal dengan sistem resirkulasi terhadap performa pertumbuhan. Benih ikan maru yang digunakan berukuran 7-9 cm, dengan pakan kombinasi yakni pellet dan magot dengan dosis pakan 5%. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan 3 pengulangan.  Perlakuan A: Padat tebar 2 ekor/Liter, Perlakuan B: 3 ekor/Liter, Perlakuan C: 4 ekor/Liter, Perlakuan D (kontrol): 1 Ekor/Liter tanpa adanya sistem resirkulasi. Pengumpulan data dilakukan setiap 15 hari sekali sedangkan data parameter kualitas air dilakukan setiap hari sebanyak 2 kali sehari yaitu pada pagi dan sore hari. Laju pertumbuhan antara perlakuan A dan B memiliki nilai signifikan dan berbeda nyata (p<0,05). Dimana pertumbuhan mutlak (panjang dan bobot)  pada perlakuan A sebesar 9,93 cm dan 10,02 gr. Diikuti perlakuan B sebesar  6,3 cm dan 5,84 gr. Perlakuan B terdapat perbedaan nyata dengan perlakuan C dan D. Dimana  pertumbuhan panjang mutlak dan berat perlakuan C  dan D masing masing sebesar 3,43 cm, 3,9gr) dan (3,2 cm, 3,69 gr). Hasil penetian ini menunjukkan bahwa semakin padat penebaran berbanding terbalik dengan pertumbuhan panjang dan berat ikan maru.  Selanjutnya, kualitas air selama pemeliharaan masih dalam kategori cukup baik, hal tersebut sebagai dampak sistem resirkulasi pada perairan yang dapat mempertahankan kualitas air selama pemeliharaan.
The Effectiveness Of Providing Different Natural Feed Types Of Swordtail (Xiphophorus Helleri) Broodstock On Crude Birth Rate (Cbr) Susilawati Susilawati; Romi Susanti; Yudha Perdana Putra; Rizal Akbar Hutagalung; Muhammad Taufik
Journal of Aquaculture Development and Environment Vol 4, No 1 (2021): Journal Of Aquaculture Development And Environment
Publisher : Universitas Tidar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31002/jade.v4i1.3446

Abstract

The most important factor in speeding up fish depends on the food given. The feed given was in the form of artificial feed (pellets) because of the practicality of its availability. However, commercially made feed was of course more expensive, and can pollute the air compared to natural feed which was easy and can be in the surrounding environment. For this reason, it was necessary to look for natural feed as an effective and efficient alternative feed to ripen the gonads of male and female swordtail. The research used a completely randomized design with 4 treatments and 3 repetitions and arranged randomly. Treatment by giving different natural food to the broodstock swordtail: treatment A (commercial pellets), B (Daphnia/Moina), C (blood worms) and D (mosquito larvae feed). Each broodstock treatment used was 27 females and 9 males (ratio 1: 3). The results of water quality measurements of all treatments with an average DO 4 mg/L, temperature 26 to 27oC, pH 7-8 and 30 mg/L hardness, thus showing the water quality during the research, the water condition was suitable for the maintenance of broodstock of swordtail, so that it supported growth. and breed of swordtail to produce tillers. The results showed that the highest average birth rate of swordtail broodstock produced in treatment D were 141 fish followed by treatment B 125 fish, then treatment C of 117 fish. and the lowest was in treatment A with a birth rate of 102 fish.
Jenis Pakan yang Berbeda terhadap Performa Benih Arwana Silver Albino (Osteoglossum bicirhosum) Sarmila Sarmila; Agus Setiawan; Hylda Khairah Putri; Susilawati Susilawati; Farid Mudlofar; Sri Warastuti; Ridwan Salim
Journal of Marine and Aquatic Sciences Vol 8 No 1 (2022)
Publisher : Fakultas Kelautan dan Perikanan Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/jmas.2022.v08.i01.p03

Abstract

Albino Silver Arowana (Osteoglossum bicirrhosum) is one of the most popular freshwater ornamental fish commodities alongside Super Red Arowana fish. This is because the price is affordable compared to the original Indonesian Arowana type. Albino Silver Arowana cultivation activities in Indonesia have begun to develop, but information on suitable feeds to support performance is poorly studied. This study aimed to determine the right type of feed to provide the best growth rate and survival rate for albino silver Arowana seeds. The albino silver Arowana seeds used in this study had an average size of 7. cm as many as 72 individuals. Seed maintenance was carried out for 40 days. This study used a completely randomized design (CRD), with 4 treatments and 3 replications. Treatment A used Kroto (Oecophylla smaragdina), treatment B used rebon shrimp (Mysis relicta), treatment C used yellow mealworm (Tenebrio Molitor), and treatment K used bloodworm (Chironomus sp.). Seed growth rate data were collected at the end and beginning of maintenance. Observation of the survival rate of seeds was carried out every day. The data obtained were tabulated and statistical analysis was performed (ANOVA). The results showed that the sources given in treatment K and treatment A had the highest growth compared to those in treatment B and treatment C.
PENGARUH BIOREMEDIASI TERHADAP PERTUMBUHAN UDANG VANNAMEI(LITOPENAEUS VANNAMEI)YANG DIPELIHARA DALAM BAK BETON purnamawati .; mohammad idham shilman; susilawati .; budiman .; slamet tarno
Jurnal Ruaya : Jurnal Penelitian dan Kajian Ilmu Perikanan dan Kelautan Vol 7, No 1 (2019): Jurnal Ruaya : Jurnal Penelitian dan Kajian Ilmu Perikanan dan Kelautan
Publisher : UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONTIANAK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (316.632 KB) | DOI: 10.29406/jr.v7i1.1315

Abstract

Penggunaan bioremediasimerupakan salah satu cara untuk memperbaiki lingkungan budidaya dan menekan penyakit pada budidaya udang intensif. Penelitian ini bertujuan untuk menentukankonsentrasibioremediasi yang terbaik terhadap sintasandan pertumbuhan udang vannamei(Litopenaeus Vannamei). Penelitian ini dilakukan di Hatchery Udang,Center of Technology (COT), Politeknik Negeri Pontianak. Percobaan menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan perlakuan konsentrasi bioremediasi 2,6 mL/m3/3 hari dan konsentrasi 2,0 mL/m3/3 hari.Udang vannamei berukuran panjang awal rata-rata0,65±0,10 cm dan bobot awal rata-rata 0,8±0,01 g dipelihara dalam bak beton ukuran4 x 3 x 1,5 mdengan padat tebar rata-rata 300ekor/m2, selama 60 hari.Udang diberi pakan pellet komersial dengan kadar protein ± 40%, frekuensi pemberian pakan 2 kali sehari (pagi dan sore) dengan dosis 8% per bobot rata-rata biomas.Hasilpenelitian menunjukan bahwa pemberian bioremediasi dengan kosentrasi 2,0 mL/m3/3 hari menghasilkannilai rata-rata sintasan, laju pertumbuhan spesifik dan efisiensi pemanfaatan pakan berturut-turut adalah 75,03%, 5,75%/hari dan 39,8%. Ketiga variabel tersebutmemberikan pengaruh yang tidak berbeda signifikan bila dibandingkan dengan konsentrasi 2,6 mL/m3/3 hari.Kata kunci: Litopenaeus vannamei, bioremediasi, bak beton.
Teknik Pembesaran Ikan Baung (Mystus Nemurus) dengan Aplikasi Probiotik Guna Mendukung Produktifitas Budidaya Ikan Lokal Ramah Lingkungan (Suistanable Aquaculture) di Unit Pembenihan dan Pendederan Ikan Air Tawar (UPPIAT) Kota Pontianak Agus Setiawan; Farid Mudlofar; Rizal Akbar Hutagalung; Ridwan Salim; Sri Warastuti; Sarmila Sarmila; Susilawati Susilawati
Kapuas Vol 1 No 2 (2021): Kapuas : Jurnal Publikasi Pengabdian Pada Masyarakat
Publisher : Politeknik Negeri Pontianak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31573/jk.v1i2.351

Abstract

Kalimantan Barat mempunyai peluang dan potensi besar dalam pengembangan ikan endemik yang mempunyai nilai ekonomis tinggi yang dapat dimanfaatkan pembudidaya dalam mendongkrak pendapatan dan produktifitas budidaya ikan yang terus dikembangkan. Ikan Baung merupakan salah satu ikan lokal di Sungai Kapuas yang mempunyai nilai ekonomis tinggi. alah satu konsep budidaya ikan ramah lingkungan adalah memanfaatkan bahan alami (bakteri) guna meningkatkan produktifitas hasil budidaya, salah satu teknologi yang paling mudah diaplikasikan dan terbukti efektif adalah budidaya ikan dengan penambahan bakteri probiotik baik penambahan melalui pakan maupun intervensi bakteri pada perairan pemeliharaan. Tujuan spesifik dari kegaitan pengabdian masyarakat terkait dengan meningkatkan kompetensi dan kemampuan masyarakat pembudidaya ikan dalam menerapkan teknologi budidaya ikan baung dengan aplikasi probiotik secara berkelanjutan dan melakukan analisis usaha yang terukur selama kegiatan budidaya pada pembudidayaan ikan di Unit Pembenihan dan Pendederan Ikan Air Tawar (UPPIAT) Kota Pontianak dan diharapakan dapat menjadi contoh bagi pembudidaya ikan lain disekitarnya. Sedangkan manfaat dari kegaitan pengabdian masyarakat ini adalah adanya peningkatan aspek eknomi dan peningkatan kompetensi pembudidaya ikan dalam megaplikasikan teknologi. Kegiatan PPM ini dilakukan di Kota Pontianak selama 8 bulan, dengan masa 5 bulan pemeliharan dan pemantaan sedangkan 1 bulan terkahir dilakukan evaluasi. Dimana dalam aplikasibya pembudidaya ikan melakukan budidaya ikan baung dengan menggunakan probiotik sebagai upaya budidaya ikan yang ramah lingkungan. Kegaitan PPM secara umum dibagi menjadi tiga tahapan kegiatan yaitu persiapan mencakup FGD dan perencanaan kegiatan, Pelatihan dan penyuluhan proses pemeliharaan yang mencakup monitoring dan pendampingan hingga evaluasi kegiatan pemeliharaan. Selama kegaitan pendampingan dan proses pemelihaaraandilakukan terdapat beberapa parameter moniritong seperti laju pertumbuhan, kelangsungan hidup, Konversi pakan hingga analisis usaha hasil panen yang dilakukan pembudidaya ikan. Disamping itu terdapat beberapa paramater pengamatan teknis pendukung seperti manajemen kualitas air, manajemen pakan hingga pengelolaan kesehatan ikan. Selama evaluasi berlangsung pembudidaya ikan didampingi untuk melakukan analisis usaha yang telah dilaksnakan dari hasil kegiatan PPM ini, dari hasil pendampingan dan analisis secara komperhensif, maka didapatkan keuntungan yang signifikan dari kegiatan budidaya ikna baung dengan pemanfaatan prodibiotik ini, dimana nila keuntungan bersih yang didapat pembudidaya ikan mencapai Rp. 1.250.000/Siklus. Setelah kegiaatan PPM ini diselenggarakan, maka diharapakan trasformasi terknologi yang dilakukan oleh tim PPM dapat menjadi salah satu acuan dalam teknis pelaksanaan budidaya ikan baung dan diharapakan secara umum menjadi percontohan bagi pembudiday ikan lain agar dapat meningkatkan produktifitas melalui budidaya ikan lokal yang ramah lngkungan dan mempunyai produktifitas yang tinggi baik dari segi hasil panen maupun finanasial. Kegaitan PPM ini dilaksnakan secara periodek sesuai jadwal yang direncanakan dan diharapakna kegaitan PPM ini dapat dilanjutkan dalam bentuk trasnformasi teknologi yang lebih modern sehingga pembudidaya ikan dapat mengaplikasikan teknologi aplikatif yang lebih menguntungkan.
A Teknik Budidaya Ikan Nila (Oreochromis Niloticus) Monosex Sebagai Alternatif Dalam Meningkatkan Produktifitas Pembudidayan Ikan Pada Keramba Jaring Apung Di Dusun Buntut Limbung Desa Muara Baru Kec. Sungai Raya Kab. Kubu Raya Susilawati Susilawati; Slamet Tarno; agus Setiawan; Sarmila Sarmila; Farid Mudlofar; Sri Warastuti; Rizal Akbar Hutagalung; Hylda Khaiarah Putri
Kapuas Vol 2 No 1 (2022): Kapuas : Jurnal Publikasi Pengabdian Pada Masyarakat
Publisher : Politeknik Negeri Pontianak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31573/jk.v2i1.362

Abstract

. Budidaya tunggal kelamin (monoseks) tepat untuk diterapkan sehingga diperoleh nila dengan pertumbuhan yang cepat seperti pada ikan berjenis kelamin jantan yang tumbuh lebih cepat dibandingkan ikan betina. Waktu panen pun lebih singkat, bibit jantan membutuhkan 4 bulan untuk mencapai bobot 450-500 gr/ekor, sedangkan betina selama 6 bulan. Sebagian masyarakat di Dusun Buntut Limbung kecamatan Sungai Raya selama ini memanfaatkan anak sungai Kapuas untuk membudidayakan ikan nila dengan menggunakan metode budidaya ikan nila secara multisex pada KJA. Metode ini menghasilkan panen yang masih belum memenuhi standar dalam hal produktivitasnya. Untuk itu perlu dilakukan cara terbaik yang mudah diterapkan dan memungkinkan terjadinya peningkatan hasil panen dengan waktu pemeliharaan yang relatif lebih singkat. Metode yang dianggap tepat menurut survey yang dilakukan oleh tim PPM prodi Budidaya Perikanan Politeknik Negeri Pontianak di tahun 2021 ini adalah dengan metode budidaya ikan nila secara monosex kultur. Tujuan kegiatan PPM (Pengabdian Pada Masyarakat) ini adalah : Meningkatkan produkstivitas usaha budidaya ikan nila dengan pemanfaatan sarana dan prasarana secara efektif dan efisien, Meningkatkan pendapatan masyarakat pembudidaya ikan, dan menumbuhkan motivasi bagi masyarakat lainnya serta meningkatkan kemampuan atau kompetensi komunitas pembudidaya ikan di dusun Buntut Limbung dalam menerapkan teknologi budidaya ikan nila dengan sistem monosex kultur secara berkelanjutan. Sedangkan manfaat yang akan diperoleh dari kegiatan PPM ini adalah meningkatnya penghasilan sebagai dampak peningkatan produkstivitas dari usaha yang dilakukan sebelumnya dan meningkatnya kompetensi komunitas pembudidaya ikan dalam penerapan teknologi produksi ikan Nila sistem monosex dengan pemanfaatan sarana produksi secara efektif dan efisien. Tahapan kegiatan PPM ini adalah: Sosialisasi kegiatan dengan cara memaparkan latar belakang, tujuan, dan manfaat iptek bagi para komunitas masyarakat pembudidaya ikan dan masyarakat lain di sekitarnya, penyuluhan membuka wawasan dan memberikan pengetahuan terkait dengan potensi atau prospek usaha budidaya ikan nila secara monosex di KJA, guna menjaga keberhasilan pola percontohan tersebut maka dilakukan kegiatan pendampingan. Penerapan teknologi Budidaya Ikan nila dengan sistem monosex kultur di KJA ini, meliputi : Menyiapkan sarana prasarna serta alat dan bahan lainnya, teknis budidaya meliputi : Persiapan wadah dan jaring, melakukan seleksi dan penebaran benih, benih ikan nila yang ditebar berukuran 5-8 cm dengan padat tebar 100 ekor/m3. Melakukan manajemen pakan, melakukan sampling populasi dan pertumbuhan per 2 minggu sekali, serta melakukan pengecekan kualitas air yang dilakukan setiap hari, melakukan pengamatan adanya kemungkinan serangan hama dan penyakit ikan. Melakukan tindakan pencegahan sesuai kaidah biosecurity serta dapat melakukan penanganan yang cepat dan tepat. Melakukan sortasi dan grading, serta melakukan pemanenan baik secara parsial maupun secara masal yang dilakukan oleh pembudidaya ikan serta mengevaluasi tingkat keberhasilan teknis dan ekonomis yang akan dijadikan acuan bagi siklus budidaya ikan nila berikutnya. Analisa usaha dilakukan pada akhir pemeliharaan dengan hasil pendapatan bersih Rp. 5.895.000/siklus,sedangkan dengan sistem konvensional mendapatkan hasil 1.038.000/siklus. Peningkatan perekenomian masyarakat melalui dengan menerapakan teknologi yang aplikatif adalah target sasaran yang diinginkan dalam kegaitan PKM ini, hal tersebut telah terealisasai dengan perhitungan analsisi ekonomi dengan estimasi keungungan yang lebih besar dibanding dengan budidaya ikan nila tanpa menerapkan teknologi benih ikan nila monosex. Kata Kunci: Budidaya, Ikan Nila Monosex, Keramaba Jaring Apung.
Penerapan Usaha Budidaya Arwana Brazil (Osteoglossum bicirhossum) Bagi Siswa SMKN 1 Sungai Raya Kubu Raya Agus Setiawan; Farid Mudlofar; Sarmila Sarmila; M. Idham Shilman; Susilawati Susilawati; Sri Warastuti; Hylda Khairah Putri; Nurfahma Nurfahma; Dewi Kusumawati
Kapuas Vol 3 No 2 (2023): Kapuas : Jurnal Publikasi Pengabdian Pada Masyarakat
Publisher : Politeknik Negeri Pontianak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31573/jk.v3i2.562

Abstract

Brazilian Arowana fish is one of the ornamental fish with high economic value that has the potential to be developed in Kubu Raya district. This fish is relatively easy to care for, but there are still many people who are not brave enough to maintain it due to a lack of knowledge. For this reason, it is necessary to adopt technology through PPM activities by utilizing collaboration with SMKs as well as upgrading the competencies that students currently have. With this activity can be an alternative to improve the community's economy. The purpose of this PPM activity is to improve the competence and abilities of students in applying environmentally friendly, efficient and effective Brazilian Arwana ornamental fish farming business technology in a sustainable manner and it is hoped that it can become an example for the surrounding ornamental fish cultivating community. The maintenance process for Brazilian Arowana during PPM activities went well. The time required for one maintenance cycle is 2 months. The containers used consist of 2 types, namely a tarpaulin tub as a container and an aquarium as a container for further maintenance. As many as 420 seeds were sown and given feed in the form of frozen worms and small shrimp. The SR level is 100% so that the harvest can be sold entirely with a profit of Rp. 5,130,000.- and the R/C ratio is 1.54. This PPM activity is expected to spur the community in developing Brazilian Arowana fish farming by applying appropriate technology that is applicable to increase the productivity of aquaculture products in a sustainable and environmentally friendly manner which will ultimately increase the economic level of the community.