Ni Putu Darmara Pradnya Paramita
Institut Seni Indonesia Denpasar

Published : 13 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search
Journal : Bhumidevi : Journal Of Fashion Design

Seaphoria: The Marine Life of Bunaken Ni Putu Netania Amanda Erawan; Tjok Istri Ratna Cora S.; Ni Putu Darmara Pradnya Paramita
BHUMIDEVI: Journal of Fashion Design Vol. 2 No. 1 (2022): Bhumidevi
Publisher : BHUMIDEVI: Journal of Fashion Design

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (412.312 KB)

Abstract

Taman Nasional Bunaken merupakan perwakilan ekosistem laut Indonesia yang memiliki beragam kehidupan bawah laut. Hal ini dikarenakan Taman Nasional Bunaken berada di segitiga emas terumbu karang dunia yang tersebar dari Indonesia, Malaysia, Filipina, Papua Nugini, Timor Leste dan kepulauan Solomon. Taman Laut Bunaken yang mempesona, diangkat sebagai ide pemantik pada penciptaan karya busana ready to wear deluxe dan semi haute couture dengan gaya busana yang feminin sebagai karya kolaborasi bersama CV. Terima Kasih Banyak selaku mitra. Proses penciptaan karya busana ready to wear deluxe dan semi haute couture diimplementasikan dengan teori metafora dengan mengambil lima kata kunci terpilih yaitu Terumbu karang, tersembunyi, mempesona, hidup, dan penyu. Metode “FRANGIPANI” digunakan sebagai pedoman dalam proses penciptaan busana ini yang terdiri dari Design Brief, Research and Sourching, Design Development, Sample, Prototype, Dummy, Final Collection, (Promoting, Branding, Sale, Production, Bussiness). Hasil dari penciptaan busana ini diharapkan dapat menjadi salah satu referensi kepustakaan terkait dengan bidang mode serta dapat mempromosikan keindahan ekosistem laut indonesia
Persona of The Little "Nudibranch" in The Abyss Tara Firdaus Lailil Ramadhan; Nyoman Dewi Pebryani; Ni Putu Darmara Pradnya Paramita
BHUMIDEVI: Journal of Fashion Design Vol. 2 No. 1 (2022): Bhumidevi
Publisher : BHUMIDEVI: Journal of Fashion Design

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (595.213 KB)

Abstract

Persona Of The Little “Nudibranch” In The Abyss merupakan sebuah judul dari kolesi karya busana tugas akhir yang bertemakan Diversity Of Indonesia yang terinspirasi dari salah satu biota laut yang spesiesnya ditemukan di Indonesia yaitu Nudibranch atau siput laut dengan style androgini dengan sentuhan pergabungan feminim dan maskulin. Koleksi karya busana tugas akhir ini merupakan jenis busana ready to wear deluxe dan semi haute couture. Penciptaan koleksi karya Persona Of The Little “Nudibranch” In The Abyss menggunakan delapan tahapan yang bertajuk “Frangipani”, yang merupakan tahapan-tahapan rahasia dari Seni FashionArt. Nudibranch merupakan ide pemantik dari koleksi karya busana tugas akhir yang akan diimplementasikan melalui gaya ungkap analogi yang akan diuraikan pada teori keyword yang sudah terpilih yaitu, bergelombang, gelembung, garis-garis, warna-warni, dan hemafrodit. Keyword tersebut akan diolah dan diaplikasikan sedemikian rupa pada koleksi karya busana dengan teori estetika mencakup prinsip dan elemen desain yang tampak dari desain busana, detail, dan pemilihan bahan sehingga terbentuk nilai estetika dan fungsi dalam koleksi busana ini. Adapun warna yang dipilih merupakan sebagian dari warna yang berkaitan dengan konsep nudibranch dikarenakan banyaknya jenis dan spesies dari nudibranch maka pencipta dari koleksi busana ini memilih warna yang colorfull. Implementasi dari warna colorfull ini diterapkan melalui pemilihan bahan kain sebagian material utama yaitu kain Satin, Satin Bridal, Organza, dan Tile. Proses pengerjaan koleksi karya busana tugas akhir terdapat pada pemilihan siluet desan dan penambahan teksmo yaitu kain-kain yang bentuk ruffle dan kain perca dengan teknik stitching dari karya busana sehingga menambah nilai estetika dari busana tersebut.
Penyandra Kalistuayuan : The Blessing of Parijoto Vinda Yugeswari; Nyoman Dewi Pebryani; Ni Putu Darmara Pradnya Paramita
BHUMIDEVI: Journal of Fashion Design Vol. 2 No. 1 (2022): Bhumidevi
Publisher : BHUMIDEVI: Journal of Fashion Design

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (330.203 KB)

Abstract

Parijoto dipercaya bermanfaat untuk kesuburan wanita bagi masyarakat Pegunungan Muria, Jawa Tengah. Mitosnya apabila Ibu hamil mengkonsumsi buah parijoto, anak yang lahir akan berparas rupawan. Penciptaan karya busana ready to wear deluxe dan semi couture ini ditujukkan untuk mewujudkan busana wanita feminine romantic dengan Parijoto sebagai ide penciptaan. Parijoto diimplementasikan dengan teori analogi dan kata kunci terpilih yaitu: bunga, melingkar, simetris, bulat, dan mengkilap. Metode penciptaan yang digunakan yaitu terdiri dari delapan tahapan penciptaan “Frangipani” Desain Fashion dari Dr. Tjok Istri Ratna Cora Sudharsana, tahun 2016 meliputi design brief, research and sourching, design development, sample, prototype, dummy, final collection, promoting, branding, sale, production business. Hasil penciptaan ini diharapkan dapat menambah kepustakaan khususnya dibidang fashion dengan teori analogi Parijoto yang diimplementasikan ke dalam wujud busana feminine romantic.
Sang Penolak Bala Analogi Upacara Adat Kebo-Keboan Dari Banyuwangi, Jawa Timur Dalam Perancangan Busana Bergaya Exotic Dramatic Ni Kadek Windari; I Gusti Bagus Priatmaka; Ni Putu Darmara Pradnya Paramita
BHUMIDEVI: Journal of Fashion Design Vol. 3 No. 1 (2023): Bhumidevi
Publisher : BHUMIDEVI: Journal of Fashion Design

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Sang Penolak Bala sesuai dengan makna upacara adat Kebo-Keboan, merupakan sebuah tradisi turun-temurun yang dilakukan oleh masyarakat Suku Osing dari Banyuwangi, Jawa Timur. Kebo-keboan diambil dari kata dalam Bahasa Jawa yaitu 'Kebo', yang dalam Bahasa Indonesia artinya kerbau jadi-jadian. Upacara Adat Kebo-Keboan dilaksanakan setiap awal bulan Suro, sesuai penanggalan Jawa. Dilaksanakan oleh masyarakat dengan cara merias diri hingga menyerupai hewan kerbau. Upacara ini berkaitan dengan pertanian, karena merupakan wujud syukur atas hasil panen yang melimpah dan baik. Selain itu juga sebagai permintaan supaya tidak terserang hama, mendapatkan tanah yang subur dan panen yang melimpah. Dari makna upacara adat kebo-keboan tersebut penulis mendapatkan beberapa kata kunci yang diimplementasikan pada busana yang akan dibuat
Anting Yang Hilang: Analogi Tradisi Telingaan Aruu Suku Dayak Sebagai Inspirasi Penciptaan Karya Busana Luh Putu Diah Ayuningrat; Ida Ayu Kade Sri Sukmadewi; Ni Putu Darmara Pradnya Paramita
BHUMIDEVI: Journal of Fashion Design Vol. 3 No. 1 (2023): Bhumidevi
Publisher : BHUMIDEVI: Journal of Fashion Design

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Telingaan Aruu adalah tradisi memanjangkan telinga oleh orang-orang dari Suku Dayak. Tradisi memanjangkan telinga di kalangan Suku Dayak ini telah lama dilakukan secara turun temurun. Pemanjangan daun telinga ini biasanya menggunakan pemberat berupa logam berbentuk lingkaran gelang dari tembaga yang bahasa kenyah di sebut "Belaong" . Dengan pemberat ini daun telinga akan terus memanjang hingga beberapa sentimeter. Namun tidak semua sub suku Dayak di Pulau Kalimantan puunya tradisi ini. Hanya beberapa kelompok saja yang mengenal budaya telinga panjang. Namun, hanya yang mendiami wilayah pedalaman, seperti masyarakat Dayak Kenyah, Dayak Bahau, Dayak Penan, Dayak Kelabit, Dayak Sa'ban, Dayak Kayaan, Dayak Taman, dan Dayak Punan menjadi inspirasi penulis dalam menciptakan karya Tugas Akhir yang digarap melalui proses penciptaan karya Frangipani. Melalui tahapan tersebut penulis dapat menciptakan karya melalui pendalaman tradisi kearifan lokal budaya Telingaan aruu yang kemudian diterapkan dalam tiga kategori busana, yakni busana ready to wear, busana deluxe, dan busana Couture. Karya busana tersebut akan digarap melalui pendekatan Analogi dengan gaya busana Spirituality Classic Twisted, yang diberi judul “Anting yang Hilang”
Perwujudan Busana Dengan Konsep Pemedal Agung Puri Semarajaya Klungkung Ni Komang Wiadnyani; I Gusti Bagus Priatmaka; Ni Putu Darmara Pradnya Paramita
BHUMIDEVI: Journal of Fashion Design Vol. 3 No. 1 (2023): Bhumidevi
Publisher : BHUMIDEVI: Journal of Fashion Design

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Ciri khas keunikan arsitektur Pemedal Agung Puri Semarajaya Klungkung menjadi ide pemantik penciptaan karya busana tugas akhir yang wujudkan menjadi koleksi busana dengan kesulitan bertahap yaitu, Ready to Wear, Ready to Wear Deluxe dan Semi Couture. Pemedal agung Puri Semarajaya diimplementasikan dengan teori analogi dan kata kunci terpilih yaitu, gapura, patung Portugis, batuan (batu bata dan batu padas), keketusan, serta murdha. Penciptaan karya busana ini menggunakan sepuluh tahapan penciptaan Frangipani yang di ambil dari disertasi Tjok Istri Ratna Cora Sudharsana, tahun 2016, yaitu dari ide pemantik (design brief), riset dan sumber (research and sourching), pengembangan desain, sampel (design development), sample, prototype and construction), dan produksi (production), bisnis (business). Hasil dari penciptaan ini diharapkan dapat menambah kepustakaan khususnya dalam bidang Fashion mengenai arsitektur peninggalan Pemedal Agung Puri Semarajaya yang diimplementasikan ke dalam wujud busana Spirituality dengan menggunakan nama brand Titik Awal dan strategi Business Model Canvas (BMC) dalam menjalankan usaha lebih terstruktur.
Heu Meni: Analogi Tanaman Santalum Album Linn Dalam Busana Septalia Anglis Buananda; A.A. Ngurah Anom Mayun K. Tenaya; Ni Putu Darmara Pradnya Paramita
BHUMIDEVI: Journal of Fashion Design Vol. 3 No. 1 (2023): Bhumidevi
Publisher : BHUMIDEVI: Journal of Fashion Design

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Cendana merupakan salah satu aset negara dikarenakan kayu yang dihasilkan dapat bernilai sangat mahal. Disamping itu pula cendana menjadi pohon yang banyak diinginkan dari berbagai negara seperti contohnya Cina. Penciptaan karya busana ready to wear , deluxe dan semi haute couture ini ditujukkan untuk mewujudkan busana feminine romantic dengan Bunga Cendana sebagai ide penciptaan dan dilaksanakan bersamaan dengan program Studi/Projek Indenpenden bersama mitra GameLab Indonesia. Bunga Cendana diimplementasikan dengan teori analogi dan kata kunci terpilih yaitu: bunga, lonceng, tipis, merah,dan payung menggarpu. Metode penciptaan yang digunakan yaitu terdiri dari delapan tahapan penciptaan “Frangipani” Desain Fashion dari Dr. Tjok Istri Ratna Cora Sudharsana, tahun 2016 meliputi design brief, research and sourching, design development, sample, prototype, dummy, final collection, promoting, branding, sale, production business. Hasil penciptaan ini diharapkan dapat menambah kepustakaan khususnya dibidang fashion dengan teori analogi Bunga Cendana yang diimplementasikan ke dalam wujud busana feminine romantic
Ngale Tatanen: Metafora Tradisi Daerah Indramayu Sebagai Inspirasi Penciptaan Karya Busana Berkolaborasi Dengan PT Sangkara Indah Sejahtera Ni Kadek Yunik Ariyanti; Nyoman Dewi Pebryani; Ni Putu Darmara Pradnya Paramita
BHUMIDEVI: Journal of Fashion Design Vol. 3 No. 2 (2023): Bhumidevi
Publisher : Pusa Penerbitan LP2MPP Institut Seni Indonesia Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tradisi Ngarot merupakan tradisi di desa Lelea, Indramayu, Jawa Barat sebagai ungkapan syukur masyarakat terhadap datangnya musim tanam padi. Tradisi ini diwariskan oleh Ki Kapol yang bertujuan untuk menjalin kondisi sosial yang harmonis dengan melibatkan generasi muda terutama dalam pergaulan. Melalui bertani, nilai-nilai dalam tradisi Ngarot diharapkan dapat membawa generasi muda kearah peragaulan yang sehat dan tetap melestarikan tradisi didesa mereka. Syarat pemuda dan pemudi yang mengikuti rangkaian tradisi ini adalah generasi yang masih menjaga kesucian mereka / masih perawan dan perjaka. Mitos yang diyakini oleh masyarakat Lelea, jika pemudi yang mengenakan mahkota bunga sudah tidak suci maka bunga tersebut akan layu dan tidak wangi. Tradisi ini selalu dilaksanakan setiap hari rabu antara bulan Oktober, November dan Desember karena akhir tahun memasuki musim penghujan karena membawa kesuburan. Penciptaan karya busana Tugas Akhir yang dilatarbelakangi oleh keinginan penulis dalam mengimplementasikan Tradisi Ngarot Lelea dengan mewujudkannya kedalam karya busana ready to wear, ready to wear deluxe dan semi couture dengan menggunakan teori pendekatan metafora. Kata kunci terpilih yaitu : bujang cuene, suci, persatuan, hujan, dan syukur. Metode yang digunakan dalam penciptaan karya ini adalah sembilan penciptaan “Frangipani”design art fashion oleh Dr. Tjok Istri Ratna Cora Sudharsana, tahun 2016. Hasil penciptaan ini diharapkan dapat memperkenalkan tradisi Ngarot yang di visualisasi dengan karya busana Tugas Akhir ready to wear, ready to wear deluxe dan semi couture.
Luwang Watu Saka Bhumi ¬Janggala : Metafora Arsitektur Bangunan Pura Goa Giri Putri Dalam Penciptaan Karya Busana Bergaya Exotic Dramatic Ni Putu Ariska Desi Anjani; Ida Ayu Kade Sri Sukmadewi; Ni Putu Darmara Pradnya Paramita
BHUMIDEVI: Journal of Fashion Design Vol. 3 No. 2 (2023): Bhumidevi
Publisher : Pusa Penerbitan LP2MPP Institut Seni Indonesia Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pura Goa Giri Putri merupakan salah satu warisan budaya luhur Indonesia berwujud arsitektur bangunan bertempat di Desa Pakraman Suana, Nusa Penida, Klungkung, Bali. Pengambilan nama pura ini berawal dari lokasinya yang terletak di kaki bukit, dengan etimologi Giri artinya bukit/gunung, dan putri memiliki makna wanita atau keibuan. Dalam konsep ajaran Hindu, kata Putri memiliki sebuah makna simbolis bagi kekuatan/kesaktian Tuhan yang memiliki sifat keibuan atau kewanitaan (Dunia, Dharma, 2007:3). Goa Giri Putri merupakan tempat bersemayamnya kekuatan/kesaktian Tuhan dalam manifestasinya sebagai Hyang Giri Putri sakti dalam wujudnya sebagai Siwa. Arsitektur Bangunan Pura Goa Giri Putri dipilih sebagai ide pemantik untuk memenuhi tugas akhir penciptaan tiga jenis koleksi busana yaitu busana Ready to Wear, Ready to Wear Deluxe, dan Semi Couture yang dikemas dengan pengungkapan metafora bergaya exotic dramatic yang mengacu pada lima kata kunci terpilih yaitu, Goa, Stalaktit, Karang Bhoma, Tri Hita Karana, dan Magis. Proses penciptaan karya busana berlandaskan metodologi penciptaan desain oleh Tjok Ratna Cora, yaitu “FRANGIPANI, The Secret Steps of Art Fashion” (Frangipani, Tahapan-tahapan rahasia dari Seni Fashion). FRANGIPANI terdiri dari sepuluh tahapan proses perancangan desain fashion berdasarkan identitas budaya Bali. Melalui penciptaan tiga koleksi karya busana ini, penulis secara tidak langsung ikut serta berperan dalam upaya pelestarian warisan budaya Indonesia yang ditujukan melalui bentuk busana fashion.