Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

Penetrasi Natrium Askorbil Fosfat dalam Sistem Niosom Span 40 secara In Vitro RISE DESNITA; VENI LESTIAWATI; PRATIWI APRIDAMAYANTI
JURNAL ILMU KEFARMASIAN INDONESIA Vol 14 No 2 (2016): JIFI
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas Pancasila

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1381.569 KB)

Abstract

Natrium askorbil fosfat adalah senyawa hidrofilik yang sulit melewati stratum korneum. Salah satu upaya untuk meningkatkan penetrasi obat melalui stratum korneum adalah dengan mengembangkan sistem niosom. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui konsentrasi optimal span 40 dalam meningkatkan efisiensi penjerapan niosom yang diformulasikan dalam sediaan gel dan menentukan kestabilan serta kemampuan penetrasi sediaan secara in-vitro. Konsentrasi span 40 divariasikan ke dalam tiga formula: F1 (100 μmol), F2 (150 μmol) dan F3 (200 μmol). Sediaan gel dibuat dalam dua formula dengan menggunakan viskolam MAC 10 sebagai basis gel: G1 (natrium askorbil fosfat dengan sistem niosom) dan formula G2 (natrium askorbil fosfat tanpa dibuat sistem niosom). Uji stabilitas sediaan gel dilakukan selama 28 hari meliputi organoleptis, pH dan penetapan kadar. Uji penetrasi dilakukan secara in-vitro menggunakan membran kulit ular. Data dianalisis secara statistik menggunakan program SPSS. Hasil penentuan efisiensi penjerapan menunjukkan formula F1 memiliki efisiensi penjerapan optimal sebesar 99,13±0,10%. Formula G1 lebih stabil selama 28 hari penyimpanan dibandingkan formula G2. Penggunaan span 40 sebagai penyusun niosom dapat meningkatkan penetrasi natrium askorbil fosfat dalam sediaan gel dengan jumlah kumulatif persen difusi selama 8 jam sebesar 89,04±0,01%.
Pengolahan Ampas Kopi Arabika (Coffea arabica L.) menjadi Masker Face Pack Powder di Desa Punggur Besar, Kuburaya: Processing of Arabica Coffee Dregs (Coffea arabica L.) into Face Pack Powder Masks in Punggur Besar Village, Kuburaya Liza Pratiwi; Pratiwi Apridamayanti; Rafika Sari
PengabdianMu: Jurnal Ilmiah Pengabdian kepada Masyarakat Vol. 8 No. 2 (2023): PengabdianMu: Jurnal Ilmiah Pengabdian kepada Masyarakat
Publisher : Institute for Research and Community Services Universitas Muhammadiyah Palangkaraya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33084/pengabdianmu.v8i2.4230

Abstract

Cosmetics are preparations that are popularly used. Face pack is claimed to rejuvenate the skin and remove dirt and excess oil on the skin. Coffee grounds in Punggur Besar Village have only been thrown away and become waste, so a new breakthrough is needed to process coffee grounds so that they can be utilized and not wasted. This PKM activity will be carried out offline using the Health protocol. The purpose of the Community Service Program (PKM) is product innovation by utilizing coffee grounds waste into masks. This PKM activity began with making masks in the laboratory, training activities for making coffee grounds face packs including exposure of material on cosmetic face pack powder treatments, training with health protocols with the number of participants limited to 20 people with a room capacity of 50 people, exposure on labels and face packaging. pack powder, discussion and question and answer. Evaluation and monitoring activities are carried out using a questionnaire (pretest and post-test). The results of the activity showed significant differences in the results of the questionnaire analysis before and after the activity on each question item. The PKM activity targeting PKK women in Punggur Besar Village succeeded in increasing the ability of PKK women in utilizing coffee grounds waste into face pack powder masks. The next activity is expected to be able to provide assistance so that the resulting product obtains a distribution permit so that the coffee grounds face pack powder product can be marketed with a wider market share.
ANALISIS KADAR MINERAL BESI (Fe) DALAM KULIT LABU SIAM (Sechium edule (Jacq.) Sw.) DAN LABU AIR (Lagenaria siceraria (Mol.) Standley) DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM: ANALYSIS MINERAL CONTENT OF IRON (Fe) IN CHAYOTE PEEL (Sechium edule (Jacq.) Sw.) AND WATER GOURD (Lagenaria siceraria (Mol.) Standley) USING ATOMIC ABSORPTION SPECTROPHOTOMETRY Daffa Hana Alifia; Pratiwi Apridamayanti; Fajar Nugraha
Medical Sains : Jurnal Ilmiah Kefarmasian Vol 8 No 2 (2023)
Publisher : Sekolah Tinggi Farmasi Muhammadiyah Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37874/ms.v8i2.666

Abstract

Mikronutrien ialah zat esensial atau molekul kecil yang dibutuhkan organisme atau makhlukhidup dalam jumlah kecil yang digunakan untuk pertumbuhan dan perkembangan tubuh secaranormal. Defisiensi mikronutrien dapat mempengaruhi kurang lebih 2 miliar individu dariberbagai umur di negara industri maupun di negara berkembang. Pengkonsumsian labu siamdan labu air sangat berguna bagi tubuh jika dikonsumsi dalam jumlah yang cukup karena labusiam dan labu air banyak mengandung sejumlah mineral didalamnya. Riset ini bertujuan untukmenetapkan kadar mineral besi yang terdapat di dalam kulit labu air dan labu siam. Mineralbesi dipilih karena merupakan mikromineral yang bila dikonsumsi dalam jumlah kecil dapatmembantu proses metabolisme dari reaksi kimia di dalam tubuh. Fungsi mineral besi pentingdalam metabolisme tubuh ialah sebagai zat yang berperan untuk membentuk sel darah merahdari proses sintesis hemoglobin dan sebagai sistem imunitas tubuh dengan mengaktifkanenzim penyusun antibodi. Metode riset yang dipergunakan pada riset berikut ialah penelitianeksperimental menggunakan metode analisis kuantitatif dengan instrumen SpektrofotometriSerapan Atom. Metode SSA digunakan karena dapat menganalisis unsur logam dengankonsentrasi yang kecil dan sangat kecil, memiliki kepekaan dan ketelitian yang tinggi,sederhana, cepat, dan minim interferensi. Penentuan kadar sampel diperoleh hasil kadar besirata-rata untuk labu air yaitu sebesar 46,416 ± 0,09 mg/kg dan kadar rata-rata besi pada labusiam sebesar 65,700 ± 0,02 mg/kg. Kata kunci : mikronutrien, SSA, labu air, labu siam
Chemical Screening and Antioxidant Activity of Ethyl Acetate Fraction and Residue from Lansium domesticum Ethanolic Extract Pratiwi Apridamayanti; Rafika Sari
Borneo Journal of Pharmacy Vol. 6 No. 1 (2023): Borneo Journal of Pharmacy
Publisher : Institute for Research and Community Services Universitas Muhammadiyah Palangkaraya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33084/bjop.v6i1.3867

Abstract

Langsat (Lansium domesticum) is a plant that thrives in the tropics. The search for photoprotective compounds derived from natural ingredients has been intensively conducted to develop cosmetic formulations to obtain safe and protective products against UV rays. This study aims to identify chemical compounds in the ethyl acetate fraction and residues of ethanol extract from L. domesticum bark using tube and gas chromatography-mass spectrophotometry tests. At the same time, the antioxidant activity and SPF values were assessed with the DPPH and FRAP methods. The qualitative GC-MS test obtained the percentage peak value and molecular weight. Furthermore, the antioxidant activity was tested using the compound DPPH measured with an ELISA reader at a wavelength of 515.5 nm with UV/vis spectrophotometer and FRAP method using FeCl3 and TPTZ compounds at 615 nm. The SPF value was assessed using Mansur's formula with UV/Vis spectrophotometer at 290 to 320 nm. The results obtained in the ethyl acetate fraction showed terpenoids, while the residue contains phenolics, flavonoids, tannins, and saponins. The GC-MS tests found that the ethyl acetate fraction had 47 types of chemical compounds, including terpenoids and fatty acids group; in the residue, four classes were found, with terpenoid and fatty acid groups being more predominant. Based on the results, the ethyl acetate fraction has an IC50 value of 341.25±26.45 µg/ml and 436.3±10.8 µg/ml; the residue was 94.72±34.22 µg/ml and 2602.79±11.8 µg/ml. Additionally, the SPF values ​​for both were 2.87 and 3.9.
CEMARAN BAKTERI Eschericia coli DALAM BEBERAPA MAKANAN LAUT YANG BEREDAR DI PASAR TRADISIONAL KOTA PONTIANAK Rafika Sari; Pratiwi Apridamayanti
Kartika : Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 2 No 2 (2014)
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas Jenderal Achmad Yani, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26874/kjif.v2i2.28

Abstract

Makanan laut merupakan salah satu jenis makanan yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat selain sebagai komoditi ekspor. Tingginya kandungan protein dan air serta pH-nya yang mendekati netral menjadikannya media yang cocok untuk pertumbuhan bakteri sehingga menyebabkan makanan laut cepat mengalami proses pembusukan. Mengkonsumsi makanan laut yang telah terkontaminasi bakteri hidup atau toksin yang dihasilkannya dapat menyebabkan keracunan makanan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui adanya kontaminasi bakteri koliform E.coli sebagai indikator pencemaran pada makanan laut dan memberikan informasi kelayakan dan keamanan konsumsi dari makanan laut di dua pasar tradisional terbesar di daerah Pontianak.  Sampel yang digunakan adalah ikan, sotong dan udang. Penelitian terhadap sampel dilakukan menggunakan uji Most Probable Number (MPN) yang dilengkapi dengan uji biokimia untuk mengidentifikasi jenis bakteri pada sampel melalui penanaman bakteri pada media agar Lactose Broth (LB) dan Briliant Green Lactose Bile Broth (BGLB). Hasil penelitian menunjukkan bakteri koliform E.coli terdeteksi pada 100% sampel dengan nilai MPN  yang tidak memenuhi kriteria kelayakan konsumsi, yakni >3/g, dengan nilai paling terbesar dimiliki oleh sampel sotong yang dijual di kedua pasar tradisional, yakni 220/g. Hasil uji biokimia menunjukkan sampel positif mengandung E.coli dengan terbentuknya cincin berwarna merah pada media uji.
ANALISIS KADAR MINERAL BESI (Fe) DALAM KULIT LABU SIAM (Sechium edule (Jacq.) Sw.) DAN LABU AIR (Lagenaria siceraria (Mol.) Standley) DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM: ANALYSIS MINERAL CONTENT OF IRON (Fe) IN CHAYOTE PEEL (Sechium edule (Jacq.) Sw.) AND WATER GOURD (Lagenaria siceraria (Mol.) Standley) USING ATOMIC ABSORPTION SPECTROPHOTOMETRY Daffa Hana Alifia; Pratiwi Apridamayanti; Fajar Nugraha
Medical Sains : Jurnal Ilmiah Kefarmasian Vol 8 No 2 (2023)
Publisher : Sekolah Tinggi Farmasi Muhammadiyah Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37874/ms.v8i2.666

Abstract

Mikronutrien ialah zat esensial atau molekul kecil yang dibutuhkan organisme atau makhlukhidup dalam jumlah kecil yang digunakan untuk pertumbuhan dan perkembangan tubuh secaranormal. Defisiensi mikronutrien dapat mempengaruhi kurang lebih 2 miliar individu dariberbagai umur di negara industri maupun di negara berkembang. Pengkonsumsian labu siamdan labu air sangat berguna bagi tubuh jika dikonsumsi dalam jumlah yang cukup karena labusiam dan labu air banyak mengandung sejumlah mineral didalamnya. Riset ini bertujuan untukmenetapkan kadar mineral besi yang terdapat di dalam kulit labu air dan labu siam. Mineralbesi dipilih karena merupakan mikromineral yang bila dikonsumsi dalam jumlah kecil dapatmembantu proses metabolisme dari reaksi kimia di dalam tubuh. Fungsi mineral besi pentingdalam metabolisme tubuh ialah sebagai zat yang berperan untuk membentuk sel darah merahdari proses sintesis hemoglobin dan sebagai sistem imunitas tubuh dengan mengaktifkanenzim penyusun antibodi. Metode riset yang dipergunakan pada riset berikut ialah penelitianeksperimental menggunakan metode analisis kuantitatif dengan instrumen SpektrofotometriSerapan Atom. Metode SSA digunakan karena dapat menganalisis unsur logam dengankonsentrasi yang kecil dan sangat kecil, memiliki kepekaan dan ketelitian yang tinggi,sederhana, cepat, dan minim interferensi. Penentuan kadar sampel diperoleh hasil kadar besirata-rata untuk labu air yaitu sebesar 46,416 ± 0,09 mg/kg dan kadar rata-rata besi pada labusiam sebesar 65,700 ± 0,02 mg/kg. Kata kunci : mikronutrien, SSA, labu air, labu siam