Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

PENINGKATAN KAPASITAS PETERNAK AYAM KAMPUNG UNGGUL SINJAI MELALUI APLIKASI TEKNOLOGI PENETASAN Muhammad Rachman Hakim; Djoni Prawira Rahardja; Wempie pakiding; Veronica Sri Lestari; Daryatmo Daryatmo; Kusumandari Indah Prahesti
Panrita Abdi - Jurnal Pengabdian pada Masyarakat Vol. 2 No. 2 (2018): Jurnal Panrita Abdi - Oktober 2018
Publisher : LP2M Universitas Hasanuddin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (313.461 KB) | DOI: 10.20956/pa.v2i2.2837

Abstract

Pengembangan komoditi ayam kampung di Kabupaten Sinjai mendapat perhatian lebih dari pemerintah melalui Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan dengan Program Perbibitan Ayam Kampung Unggul Sinjai (Akusi). Bibit ayam kampung unggul yang diproduksi oleh pihak dinas di distribusikan kepada masyarakat yang memerlukan terutama peternak dari keluarga miskin. Namun demikian, rendahnya tingkat pengetahuan dan keterampilan masyarakat peternak penerima bantuan tersebut, menyebabkan peningkatan populasi yang menjadi target utama masih belum terealisasi. Program pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk meningkatkan tingkat pengetahuan dan keerampilan masyarakat peternak ayam kampung unggul di Kabupaten Sinjai terutama dalam hal pemeliharaan induk (tetua), aspek penetasan dan penanganan anak ayam pasca tetas. Kegiatan pengabdian dimulai dengan tahapan sosialisasi untuk mengidentifikasi permasalahan yang dihadapi peternak, kemudian dilakukan pelatihan dan pendampingan, kemudian mengevaluasi capaian kegiatan. Paket teknologi yang diterapkan sebagai solusi ialah introduksi teknologi penetasan untuk mempercepat peningkatan populasi. Melalui tahapan kegiatan pelatihan, peneliti bersama dengan peternak menerapkan pemanfaatan bahan pakan alami sebagai pakan tambahan bagi tetua (induk/pejantan) ayam kampung untuk menghasilkan telur dengan kualitas yang baik, menerapkan seleksi telur tetas yang baik, penerapan penetasan telur dengan menggunakan mesin tetas sederhana, dan diikuti dengan penanganan anak ayam pasca menetas. Tingkat partisipasi masyarakat dalam kegiatan cukup tinggi, ditandai dengan hadirnya seluruh peternak yang telah mendapatkan bantuan bibit ayam dari pemerintah selama tahapan kegiatan pengabdian. Hasil penetasan menggunakan mesin tetas, walaupun memiliki daya tetas yang lebih rendah (55%), namun jumlah tersebut masih lebih tinggi dibandingkan penetasan alami menggunakan induk, mengingat kapasitas mesin yang lebih besar (100 butir). Bagi peternak yang belum dapat menerapkan teknologi penetasan, penetasan dapat diatur menggunakan induk akan tetapi pemeliharaan anak ayam segera setelah menetas dilakukan secara terpisah dengan induk untuk memperpendek masa istirahat bertelur induk. Penanganan anak ayam pasca menetas dengan baik menggunakan kandang indukan yang dilengkapi dengan pemanas buatan, ditunjang dengan pemberian pakan yang baik dan dilakukan vakasinasi secara signifikan mengurangi tingkat kematian anak ayam pasca menetas. Kegiatan pengabdian masyarakat yang telah dilakukan menunjang program pemerintah daerah dalam mengembangkan populasi ayam kampung unggul di wilayah Kecamatan Sinjai Tengah dengan populasi akhir rata-rata peternak 80-120 ekor ayam.
Aplikasi Teknologi Penetasan Dalam Rangka Peningkatan Populasi Ternak Itik di Kecamatan Simbang Kabupaten Maros Provinsi Sulawesi Selatan Daryatmo Daryatmo; M. Rachman Hakim; Wempie Pakiding
JATI EMAS (Jurnal Aplikasi Teknik dan Pengabdian Masyarakat) Vol 4 No 2 (2020): Jati Emas (Jurnal Aplikasi Teknik dan Pengabdian Masyarakat)
Publisher : Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Perkumpulan Dosen Indonesia Semesta (DIS) Jawa Timur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36339/je.v4i2.263

Abstract

The purpose of this community partnership program were to provided the knowledge and skills of duck breeder communities in Maros Regency, especially in the hatchery aspect. Community service activities begin with a socialization stage to identify problems under supervision, observe training and mentoring, and post achievement activities. Through the stages of training activities, the service provider together with the breeders implements good hatching egg selection, applies the hatching of eggs using a hatching machine and is followed by handling post-hatch ducks. The level of participation in activities is quite high, with the participation of all breeders during service activities. It is hoped that this activity will increase the livestock population so that the income of breeders can be improved and improve the welfare of the community. In addition, community service activities that have been carried out support local government programs in developing duck livestock populations in the Simbang District, Maros Regency.
Hatching Performance of Indonesian Native Chicken Supplemented by L-Glutamine at Different Days of Incubation Muhammad Rachman Hakim; D. Daryatmo; Djoni Prawira Rahardja; Wempie Pakiding
Chalaza Journal of Animal Husbandry Vol 4, No 1 (2019): Chalaza Journal of Animal Husbandry (CJAH)
Publisher : UNIVERSITAS SEMBILANBELAS NOVEMBER KOLAKA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (649.789 KB) | DOI: 10.31327/chalaza.v4i1.918

Abstract

The present study aimed to determine the hatching performance of native chicken subjected to the supplementation of L-Glutamine at different days of incubation.  A total of 240 fertilized eggs native chicken eggs with an initial weight of 48.85 ± 3.3 g, were subjected to injection of glutamine on the 7th, 9th and 11th day of incubation, while the control group received no injection. A total of 1.5% glutamine was dissolved in 0.5 mL of saline solution and injected at the pointed part of the egg with the target into the albumen. Hatchability, incubation time, and chick weight at hatch were determined during the study. The hatchability of native chicken treated with an injection of glutamine amino acid on different incubation days was still lower than of the control group. However, hatches were generally more substantial in size. The incubation time of the injected chicks was longer than that of the control. Chicks from injected of glutamine on the 11th day of incubation were 12.31% heavier than controls and did not differ from injections on the day 7th and 9th of incubation. The results of this study indicated that the administration of glutamine to obtain more massive chicks at the time of hatching could be conducted on the 7th, 9th and 11th days of incubation, even with lower hatchability.