Novi Angraini
Unknown Affiliation

Published : 5 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Penggunaan Spektrofotometer Uv-Vis Untuk Analisis Nutrien Fosfat Pada Sedimen Dalam Rangka Pengembangan Modul Praktikum Oseanografi Kimia Novi Angraini; Fitri Yanti
Jurnal Penelitian Sains Vol 23, No 2 (2021)
Publisher : Faculty of Mathtmatics and Natural Sciences

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (98.697 KB) | DOI: 10.56064/jps.v23i2.620

Abstract

Praktikum oseanografi kimia di Laboratorium Oseanografi dan Instrumentasi Jurusan Ilmu Kelautan FMIPA Universitas Sriwijaya baru mengenai analisis nutrien yang terdapat pada air baik air sungai maupun air laut. Maka dari itu, penelitian ini dilakukan dalam rangka pengembangan modul praktikum oseanografi kimia mengenai analisis nutrien yaitu dengan menambahkan materi tentang analisis kandungan nutrien fosfat pada sedimen dengan menggunakan Spektrofotometer UV-Vis. Metode yang digunakan adalah metode Bray dan Kurtz yang mengacu pada prosedur analisis air dan tanah oleh Dr. R.G Menon, 1973. Dari penelitian yang dilakukan didapatkan data koefisien korelasi pada linieritas kurva kalibrasi sebesar 0.9992. Kadar fosfat pada sampel sedimen sebesar 0.7115 mg/L dengan nilai LoD sebesar 0.0097 mg/L dan dan LoQ sebesar 0.0325 mg/L. % RSD sebesar 0.25 % dengan akurasi 94 %. Berdasarkan data yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa metode Bray dan Kurtz ini dapat digunakan pada praktikum oseanografi kimia untuk analisis fosfat pada sedimen.
Optimasi penggunaan High Performance Liquid Chromatography (HPLC) untuk analisis asam askorbat guna menunjang kegiatan Praktikum Bioteknologi Kelautan Novi Angraini; Putri Desmaniar
Jurnal Penelitian Sains Vol 22, No 2 (2020)
Publisher : Faculty of Mathtmatics and Natural Sciences

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (177.152 KB) | DOI: 10.56064/jps.v22i2.583

Abstract

Praktikum Bioteknologi Kelautan merupakan salah satu praktikum yang ada di Jurusan Ilmu Kelautan FMIPA Universitas Sriwijaya. Salah satu materi yang ada adalah analisis ekstrak dengan HPLC. Ekstrak yang berasal dari produk laut seperti mangrove akan dianalisis kandungan antioksidannya dengan HPLC. HPLC dengan metode fase terbalik dapat digunakan untuk menentukan asam askorbat sebagai salah satu antioksidan pada sampel produk laut. Metode ini diaplikasikan dengan menggunakan kolom C18 ukuran 150 mmL x 46 mmi.d dan dideteksi pada panjang gelombang 264 nm dengan fase gerak campuran asam asetat 0.1 % dan metanol 60 : 40. Metode ini akan menunjang kegiatan Praktikum Bioteknologi Kelautan yang ada pada Jurusan Ilmu Kelautan FMIPA Unsri pada materi analisis kandungan ekstrak dengan HPLC.
Implementasi Form TAPLAB dan Form Perjanjian Kerja Untuk Mendukung Pelaksanaan K3 di Laboratorium Pendidikan dan Penelitian Novi Angraini; Fitri Yanti; Istiqomah Istiqomah
Jurnal Penelitian Sains Vol 24, No 1 (2022)
Publisher : Faculty of Mathtmatics and Natural Sciences

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (122.078 KB) | DOI: 10.56064/jps.v24i1.651

Abstract

Pengamatan terhadap kejadian-kejadian yang pernah terjadi di Laboratorium Jurusan Ilmu Kelautan telah dilakukan. Diperoleh informasi mengenai beberapa kejadian yang pernah terjadi di Laboratorium Jurusan Ilmu Kelautan  antara lain  mahasiswa yang pingsan, alat gelas yang pecah, mahasiswa terpeleset, mahasiswa terkena benda tajam dan tumpahan asam kuat, Dari tahun 2019 sampai tahun 2020 tercatat lebih dari 15 kejadian termasuk kecelakaan kerja yang pernah terjadi. Form TapLab dan Form Perjanjian Kerja juga telah diterapkan di Laboratorium Jurusan Ilmu Kelautan. Diperoleh hasil bahwa persentase tertinggi nilai TapLab responden pada angkatan 2019 terdapat pada range nilai 81-90 yaitu sebesar 35 % dan pada angkatan 2020 persentase tertinggi terdapat pada range nilai 81-90 yaitu sebesar 27 %. Total persentase responden yang dinyatakan lulus pada angkatan 2019 yang memiliki nilai ≥70 sebesar 72 % sedangkan pada angkatan 2020 sebesar 63 %. Dari data tersebut dinyatakan bahwa pengetahuan dasar laboratorium yang dimiliki praktikan sudah cukup baik. Namun untuk tetap menjaga kesadaran dan tanggung jawab praktikan dalam berkegiatan di laboratorium tetap dibutuhkan suatu komitmen berupa pengisian Form Perjanjian Kerja. Responden yang dinyatakan tidak lulus dengan nilai < 70 cukup besar. Pada praktikan angkatan 2019, responden tidak lulus mencapai 27 % dengan nilai terendah 20 dan pada angkatan 2020, responden tidak lulus sebesar 37 % dengan nilai terendah 37. Dari sini dinyatakan bahwa masih cukup banyak praktikan yang belum memahami peraturan di laboratorium. Hal ini akan menjadi referensi bagi pengelola laboratorium  dalam mengambil langkah perbaikan dalam mendukung pelaksanaan K3 di  laboratorium.
Pembuatan Sampel Ekstrak Mangrove Rhizophora Apiculata dengan Variasi Suhu Evaporasi Guna Pengayaan Praktikum Bioteknologi Laut Novi Angraini; Nyayu Nurul Husna; Naomi Tosani
Jurnal Penelitian Sains Vol 25, No 1 (2023)
Publisher : Faculty of Mathtmatics and Natural Sciences

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56064/jps.v25i1.725

Abstract

Pembuatan ekstrak mangrove Rhizophora Apiculata telah dilakukan. Daun utuh yang sudah tua digunakan sebagai sampel yang akan dibuat ekstrak. Preparasi sampel dilakukan dnegan mengering-anginkan sampel daun segar, menghaluskan dengan blender dilanjutkan dengan pengayakan. Proses maserasi serbuk kering dilakukan dengan menggunakan pelarut metanol dengan perbandingan 1 : 3 selama 3 x 24 jam. Filtrat hasil maserasi disaring dengan kertas saring whatman 41 dan selanjutnya dibuat ekstrak dengan menggunakan rotary evaporator hingga tidak ada lagi tetesan uap pelarut. Suhu evaporasi divariasikan 40 oC dan 65oC. Diperoleh hasil lamanya proses evaporasi dengan menggunakan suhu 40 oC adalah sekitar 10 jam untuk perliter filtrat hasil maserasi dan lamanya waktu evaporasi dengan suhu 65oC adalah 6 jam per liter filtrat maserasi. Semakin tinggi suhu evaporasi yang digunakan maka semakin cepat proses penguapan namun penggunaan suhu yang tinggi pada proses evaporasi perlu memperhatikan karakteristik zat aktif yang terdapat didalam ekstrak apakah zat aktif tersebut tahan terhadap suhu tinggi atau tidak. Persen rendeman ekstrak yang diperoleh adalah 15.21 % untuk suhu evaporasi 40 oC dan 12.40 % untuk suhu evaporasi 65oC.Pengujian kualitatif fitokimia memberikan hasil berupa ekstrak yang diperoleh dari proses evaporasi dengan suhu 40 oC mengandung steroid, flavonoid, dan fenol sedangkan pada ekstrak yang diperoleh dari proses evaporasi dengan suhu 65 oC mempunyai kandungan alkaloid, steroid, flavonoid, dan fenol. Hal ini menunjukkan bahwa suhu evaporasi mempengaruhi lamanya waktu evaporasi namun untuk kualitas ekstrak memberikan hasil yang tidak berbeda jauh.
Pembuatan Sediaan Ekstrak Mangrove Rhizophora Apiculata Dengan Variasi Pelarut Guna Pengayaan Praktikum Bioteknologi Laut Novi Angraini; Nyayu Nurul Husna; Naomi Tosani
Jurnal Penelitian Sains Vol 25, No 3 (2023)
Publisher : Faculty of Mathtmatics and Natural Sciences

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56064/jps.v25i3.879

Abstract

Ekstrak mangrove mengandung senyawa metabolit sekunder yang digunakan untuk pembuatan obat dan kosmetik. Pembuatan ekstrak mangrove telah dilakukan dengan proses maserasi dan evaporasi. Proses maserasi dilakukan dengan merendam serbuk daun mangrove Rhizophora Apiculata dalam dua jenis pelarut yaitu metanol dan N-Heksan. Larutan maserasi kemudian di evaporasi pada suhu 60 oC sehingga menghasilkan ekstrak berbentuk pasta kental. Pengujian kualitatif senyawa metabolit sekunder pada ekstrak dilakukan dengan skrining fitokimia meliputi alkaloid, terpenoid, tannin, saponin, dan flavonoid. Dari pengujian fitokimia diperoleh hasil bahwa sampel yang dimaserasi menggunakan pelarut metanol memberikan hasil yang positif pada kandungan alkaloid, saponin, dan flavonoid namun memberikan hasil negatif pada kandungan terpenoid dan tanin. Sedangkan sampel yang dimaserasi dengan menggunakan pelarut N-Heksan tidak memberikan hasil positif pada semua kandungan senyawa metabolit sekunder. Pada penelitian ini dapat dinyatakan bahwa metanol mempunyai kemampuan yang lebih baik dalam menyerap senyawa metabolit sekunder dalam ekstrak mangrove Rhizophora Apiculata jika dibandingkan dengan N-Heksan pada kondisi operasi yang sama. Sehingga dapat dijadikan acuan dalam menyiapkan sampel ekstrak mangrove Rhizophora Apiculata dengan pelarut metanol untuk kegiatan praktikum dan penelitian di bidang Bioteknologi Laut