Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Analisis Proses Ekstraksi pada Nano Kafein Terhadap Konsentrasi Kafein Terbuang pada Molecularly Imprinted Polymer (MIP) dan Rongga Tercipta Rahmayani, Jumatul; Maimuna, Maimuna; Bangun, Jorena; Royani, Idha
INDONESIAN JOURNAL OF APPLIED PHYSICS Vol 11, No 1 (2021): IJAP Volume 11 ISSUE 01 YEAR 2021
Publisher : Department of Physics, Sebelas Maret University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Molecularly Imprinted Polymer (MIP) nano kafein telah disintesis menggunakan metode cooling-heating dengan melibatkan kafein sebagai analit, Methacrylic Acid (MAA) sebagai monomer fungsional, Benzoil Peroksida (BPO) sebagai inisiator reaksi, Ethylene Glycol Dimethacrylac (EDMA) sebagai pengikat silang dan kloroform sebagai pelarut. Nano kafein diperoleh dengan mengubah kafein ke dalam skala nanopartikel menggunakan alat High Energy Milling (HEM) jenis Shaker Mill-miller 1st selama 10 menit. Ukuran partikel berdasarkan karakterisasi menggunakan XRD adalah sebesar 19,029 nm. Kemudian polimer nano kafein digerus dan dilakukan pencucian berulang untuk membuang kafein dari polimer. Berdasarkan hasil FTIR, terjadi penurunan konsentrasi pada gugus penciri kafein yakni N-H, C-N, dan C=O yang dapat dilihat berdasarkan kenaikan persen transmitansi akibat proses pencucian pada MIP nano kafein. Untuk mengetahui jumlah dan ukuran rongga sebagai tempat yang ditinggalkan kafein maka MIP di karakterisasi menggunakan SEM dan dianalisis menggunakan software porediz dengan bantuan Matlab. Hasilnya menunjukkan bahwa jumlah dan ukuran rongga yang terbentuk pada MIP nano kafein sebanyak 233 rongga pada ukuran rongga di bawah 100 nm. Artinya penggunaan analit dalam skala nano dapat memberikan peluang tercipta rongga yang lebih banyak. Jumlah dan ukuran rongga yang tercipta ini akan meningkatkan selektivitas MIP dalam aplikasinya.
Studi Pengembangan Sistem Pengukuran Photoluminescence Menggunakan Detektor CCD Idha Royani; Fiber Monado
Jurnal Penelitian Sains No 7 (2000)
Publisher : Faculty of Mathtmatics and Natural Sciences

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (5016.073 KB) | DOI: 10.56064/jps.v0i7.321

Abstract

Telah dilakukan studi awal pengembangan sistem pengukuran photoluminescence menggunakan detektor CCD. Di sini dibuat suatu rangkaian yang menghubungkan CCD ini ke perangkat lainnya seperti pulsa generator dan power supply serta menyusun perangkat lunak sehingga detektor ini dapat berfungsi sebagai sensor cahaya. Untuk menguji kebenaran kinerja dari sistem digunakan Light Emitting Diode (LED) sebagai sumber cahaya, juga digunakan detektor PMT sebagai pembanding. Dan ternyata hadilnya menunjukkan kesesuaian, jadi dapat disimpulkan bahwa sistem telah bekerja dengan baik.
Desain Konseptual Reaktor Cepat Berpendingin Karbondioksida dan Berbahan Bakar Uranium Alam Dengan Daya 2400 MW Enda Susanty; Menik Ariani; Idha Royani; Zaki Su'ud; Fiber Monado
Jurnal Fisika FLUX Vol 17, No 2 (2020): Jurnal Fisika Flux: Jurnal Ilmiah Fisika FMIPA Universitas Lambung Mangkurat
Publisher : Lambung Mangkurat University Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1145.824 KB) | DOI: 10.20527/flux.v1i1.7184

Abstract

This paper presents the design concept of a carbon dioxide-cooled fast reactor.  This reactor utilize U-10%Zr as fuel and SS316 as cladding.  The strategy of modified CANDLE (Constant Axial shape of Neutron flux, nuclide densities and power shape During Life of Energy production) was applied for burnup in the core with power 2400 MW. The reactor core calculations were performed with a cylindrical geometry that is varied on the height and diameter of the core using a set of CITATION and PIJ modules on the SRAC (Standard Reactor Analysis Code) program. The ideal core size was obtained with a high of 350 cm, and a diameter of 240 cm with the resulting survey parameter are effective multiplication factor(keff), excess reactivity, radial and axial power distribution, and power peaking. The reactor core reaches a critical condition with keff 1.05 and excess reactivity 5.3% and radial power peaking 1.73. Optimization was done with power flattening, that is by dividing the core into two parts with a fuel fraction of 60% for the inner part with thick of 80 cm and fuel fraction of 65% for the outer part with thick of 40 cm, the results are 1.013, 1.3% and 1.5 for keff, excess reactivity, and radial power peaking, respectively.
Analisis Jumlah Rongga Tercetak pada Ion Imprinted Polymer (IIPs)-Fe(III) Yang disintesis menggunakan Metode Cooling-heating Hesti Dwi Kartika; Jorena Jorena; Fiber Monado; Idha Royani
Jurnal Penelitian Sains Vol 24, No 1 (2022)
Publisher : Faculty of Mathtmatics and Natural Sciences

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (335.806 KB) | DOI: 10.56064/jps.v24i1.680

Abstract

Polimer Fe(III) berbasis Ion Imprinted Polymers atau yang disebut IIPs-Fe (III) telah berhasil disintesis menggunakan metode cooling-heating dengan asam metakrilat (MAA) sebagai monomer fungsi, etilen glikoldimetakrilat (EDGMA) sebagai pengikat silang, benzoil peroksida (BPO) sebagai inisiator, dan acetonitril sebagai pelarut. NIP (Non Imprinted Polymer) juga disintesis tanpa menggunakan zat aktif Fe(III) yang berfungsi sebagai polimer pembanding. Polimer Fe(III) yang dihasilkan selanjutnya digerus dan diekstraksi dengan menggunakan etanol (8,5 mL), air deionisasi (15 mL), dan HCl (8 mL; 1 M) untuk memisahkan ion Fe (III) dari polimer. Setelah diekstraksi kemudian hasilnya dikarakterisasi menggunakan FTIR, XRD dan SEM. Hasil FTIR menunjukkan adanya gugus fungsi khas pada setiap ikatan atom yang menjadi penyusun pada polimer IIPs-Fe(III). Berdasarkan hasil FTIR, terjadi perubahan % transmitansi pada polimer sebelum dan setelah ekstraksi, yaitu untuk gugus C=O nilai % transmitansi berubah dari 75% menjadi 82,5%, gugus C-H dari 94% menjadi 95%, gugus C-O dari 74% menjadi 75%, dan gugus C=N dari 92,5% menjadi 95%. Hal ini menunjukkan bahwa ion Fe(III) telah berkurang dari IIPs-Fe(III) akibat proses ektraksi. Hasil XRD menunjukkan bahwa nilai FWHM sedikit turun dari 1,911 nm menjadi 1,910 nm. Hal ini menunjukkan tidak terjadi perubahan yang signifikan pada ukuran kristalitnya. Sedangkan dari analisis SEM diperoleh informasi bahwa jumlah rongga yang tercipta pada IIPs-Fe (III) untuk ukuran <100nm sebanyak 237 rongga.