Suparto, Suparto
(Scopus ID: 57216211056), UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Published : 7 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

BANI ALAWIYYIN IN INDONESIA AND THE MALAY WORLD: Network, Development and the Role of Institution in Transmitting the Peaceful Mission of Islam Suparto Suparto; Halid Halid; Samsu Adabi bin Mamat
JOURNAL OF INDONESIAN ISLAM Vol 13, No 2 (2019)
Publisher : State Islamic University (UIN) of Sunan Ampel Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15642/JIIS.2019.13.2.267-296

Abstract

Nalar Tasawuf dalam Pendidikan Islam: Kajian Atas Makna Ihsan dan Relevansinya dengan Pendidikan Karakter Made Saihu; Suparto Suparto; Lilis Fauziah Balgis
Edukasi Islami : Jurnal Pendidikan Islam Vol 10, No 001 (2021): Edukasi Islami: Jurnal Pendidikan Islam (Special Issue)
Publisher : Sekolah Tinggi Agama Islam Al Hidayah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30868/ei.v10i001.1844

Abstract

Kajian ini membahas makna ihsan dan relevansinya dengan pendidikan karakter dilihat dari sudut pandang subjektif yang mengacu pada Al-Qur’an Surat An-Nahl ayat 90. Sofistikasi ihsan sebagai sebuah pendekatan, mengandaikan adanya hubungan yang erat antara hati dan psikologi. Melalui pendekatan ihsan, dapat menumbuhkembangkan kepribadian, dan kesehatan mental yang dapat meningkatkan ketakwaan, ketawadhu’an, keikhlasan, kesyukuran, dan perbuatan baik lainnya. Studi literatur ini menegaskan bahwa ihsan sebagai sebuah pendekatan pendidikan tidak saja berdasar pada ganjaran (reward) dan hukuman (punishment), tetapi lebih mendasarkan segala aktivitasnya pada cinta dan kasih sayang. Meski ihsan dipahami sebagai sarana mendekatkan diri kepada Allah dalam dunia tasawuf, tetapi dalam kadar tertentu ihsan dapat menjadi sebuah pendekatan praktis dalam dunia pendidikan karakter. Di sini ihsan dapat menjadi sebuah model psikoterapi Islam berguna untuk preventisasi, kuratisasi, dan rehabilitasi mental, seperti stres, traumatik, psikosis, psikoneorosis, frustrasi, dan depresi dengan cinta sebagai landasan utamanya. Pendidik harus menanamkan pemahaman cinta dan kasih kepada peserta didik melalui pendekatan ihsan, karena tanpa itu, secanggih apapun pendekatan pendidikan yang digunakan tidak berhasil. Karenanya, ihsan dapat menjadi salah satu pendekatan dalam pendidikan karakter yang mengajarkan peserta didik tentang cinta dan kasih. Sebuah perspektif yang mendudukkan cinta sebagai lambang komunikasi dan interaksi antar sesama.
Dakwah Kultural Muhammadiyah antara Pembaruan dan Pembauran Suparto Suparto
el Harakah: Jurnal Budaya Islam Vol 11, No 2 (2009): EL HARAKAH
Publisher : UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (160.262 KB) | DOI: 10.18860/el.v0i0.430

Abstract

Muhammadiyah has long been recognized as a movement of dakwah (Islamic promulgation), tajdid (religious renewal), and social empowerment, and has been recorded by the history as the point of departure toward the resurrection of Muslim community in Indonesia.  A dakwah activity with a social touch through educational efforts and social services has made this organization as an icon of a distinct Islamic modernization. Due to the increasing challenges faced by the dakwah activity, Muhammadiyah has to dovetail its movement with the sensitivity of cultural rooms located in the heart of Indonesian communities. Therefore, in this modern juncture, Muhammadiyah cannot be conceived as a movement without cultural sensitivity; a movement that tends to banish local cultural elements. This necessitates Muhammadiyah to acknowledge a spotlight where cultures have been well flourishing in such a colorful country. Muhammadiyah sudah lama dikenal sebagai gerakan dakwah, tajdid, pembaharuan sosial, dan telah dicatat sejarah sebagai titik tolak kebangkitan umat Islam di Indonesia. Aktivitas dakwah dengan sentuhan sosial melalui upaya pendidikan dan pelayanan sosial membuat organisasi ini sebagai ikon modernisasi Islam yang berbeda. Karena meningkatnya tantangan yang dihadapi dalam kegiatan dakwah, Muhammadiyah harus menyesuaikan gerakannya dengan kepekaan ruang budaya yang berada di jantung masyarakat Indonesia. Oleh karena itu, dalam era modern ini, Muhammadiyah tidak dapat dipahami sebagai sebuah gerakan tanpa kepekaan budaya; sebuah gerakan yang cenderung menghalau unsur-unsur budaya lokal. Ini mengharuskan Muhammadiyah untuk mengakui sorotan di mana budaya telah berkembang dengan baik di negara yang penuh warna.
Transmission of Al-Qur'an Learning in Saudi Arabia and Indonesia Sri Widyastri; Abuddin Nata; Said Agil Husin Al Munawar; Suparto Suparto
International Journal of Islamic Thought and Humanities Vol. 1 No. 2 (2022): International Journal of Islamic Thought and Humanities
Publisher : Sekolah Tinggi Agama Islam Taruna Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (556.873 KB) | DOI: 10.54298/ijith.v1i2.37

Abstract

The purpose of this article is to unravel the root causes of the problem transmition of learning taḥfīẓ Al-Qur'ān through the sanad system at Iqra Global Academy for Qur’anic Studies in Kingdom of Saudi Arabiyah  and Mahad Imam Al-Bukhariy Wahdah Islamiyah Makassar. Both institutions have similarities in applying the study of classical books that are sanad, only Mahad Imam Al-Bukhariy does not apply the system of sanad taḥfīẓ Al-Qur'ān with other riwāyah such as riwāyah Qālūn 'an Nāfi'. Mahad Imam Al-Bukhariy Wahdah Islamiyah Makassar and Iqra Global Academy for Qur’anic Studies in Kingdom of Saudi Arabiyah has a paradigm that the function of sanad can maintain knowledge, authority and legitimacy. Both boards want to produce many sanad ḥuffāẓ who apply Islamic values ​​such as obedience to the rules of Allah, honesty, trust, discipline, fairness, sincerity, and responsibility. The teaching and learning process of tafīẓ Al-Qur'ān with the sanad system has a tendency to transmit original Islamic values ​​that have been passed down from generation to generation.
Pembinaan Keagamaan Santri Transpuan Pada Pondok Pesantren Waria Al-Fatah Yogyakarta suparto suparto; Khoerun Nisa
Dakwah: Jurnal Kajian Dakwah dan Kemasyarakatan Vol 27, No 1 (2023): Dakwah: Jurnal Dakwah dan Kemasyarakatan
Publisher : Faculty of Dakwah and Communication, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15408/dakwah.v27i1.33329

Abstract

Pondok Pesantren Waria Al-Fatah merupakan pondok yang dijadikan penghubung layanan jejaring dan advokasi untuk komunitas waria dan institusi lainnyat. Di dalam proses pendidikannya, pondok pesantren ini menjadi salah satu pusat sosial dan pendidikan utama untuk santri waria di Yogyakarta. Melalui artikel ini penulis mendeskripsikan penerimaan diri kelompok transpuan ini melalui program bimbingan keagamaan. Bimbingan keagamaan yang dilaksanakan dalam pesantren ini diupayakan untuk menggerakan dimensi bathiniyah dan lahiriyah para santri untuk menjadi insan yang lebih baik. Mereka di pesantren ini diakui sebagai manusia utuh yang mampu berperan dalam ranah sosial sekaligus memenuhi kebutuhan spiritualnya. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan jenis penelitian studi kasus, dengan menggunakan sumber data primer yang terdiri dari pembina, pengasuh, pembimbing agama, santri, dan warga. Sumber sekundernya yaitu berupa buku-buku, jurnal, dan laporan penelitian terkait. Penelitian ini menegaskan bahwa bimbingan keagamaan merupakan faktor penting dalam proses penerimaan diri santri. Bimbingan keagamaan yang diimplementasikan di pesantren ini menggunakan group guidance dengan penguatan spiritual serta metode direktif melalui pengajian kitab Bulughul Marom dan Bidayatul Hidayah oleh pembimbing agama di Pondok Pesantren Waria Al-fatah Daerah Istimewa Yogyakarta.
Nalar Tasawuf dalam Pendidikan Islam: Kajian Atas Makna Ihsan dan Relevansinya dengan Pendidikan Karakter Made Saihu; Suparto Suparto; Lilis Fauziah Balgis
Edukasi Islami: Jurnal Pendidikan Islam Vol. 10 No. 001 (2021): Edukasi Islami: Jurnal Pendidikan Islam (Special Issue)
Publisher : Sekolah Tinggi Agama Islam Al Hidayah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30868/ei.v10i001.1844

Abstract

Kajian ini membahas makna ihsan dan relevansinya dengan pendidikan karakter dilihat dari sudut pandang subjektif yang mengacu pada Al-Qur’an Surat An-Nahl ayat 90. Sofistikasi ihsan sebagai sebuah pendekatan, mengandaikan adanya hubungan yang erat antara hati dan psikologi. Melalui pendekatan ihsan, dapat menumbuhkembangkan kepribadian, dan kesehatan mental yang dapat meningkatkan ketakwaan, ketawadhu’an, keikhlasan, kesyukuran, dan perbuatan baik lainnya. Studi literatur ini menegaskan bahwa ihsan sebagai sebuah pendekatan pendidikan tidak saja berdasar pada ganjaran (reward) dan hukuman (punishment), tetapi lebih mendasarkan segala aktivitasnya pada cinta dan kasih sayang. Meski ihsan dipahami sebagai sarana mendekatkan diri kepada Allah dalam dunia tasawuf, tetapi dalam kadar tertentu ihsan dapat menjadi sebuah pendekatan praktis dalam dunia pendidikan karakter. Di sini ihsan dapat menjadi sebuah model psikoterapi Islam berguna untuk preventisasi, kuratisasi, dan rehabilitasi mental, seperti stres, traumatik, psikosis, psikoneorosis, frustrasi, dan depresi dengan cinta sebagai landasan utamanya. Pendidik harus menanamkan pemahaman cinta dan kasih kepada peserta didik melalui pendekatan ihsan, karena tanpa itu, secanggih apapun pendekatan pendidikan yang digunakan tidak berhasil. Karenanya, ihsan dapat menjadi salah satu pendekatan dalam pendidikan karakter yang mengajarkan peserta didik tentang cinta dan kasih. Sebuah perspektif yang mendudukkan cinta sebagai lambang komunikasi dan interaksi antar sesama.
Rekonstruksi Pemikiran Mullā Sadrā dalam Integrasi Keilmuan Membangun Pendidikan Integratif Nondikotomik Suparto Suparto; Ahmad Zamakhsari
EDUKASI: Jurnal Penelitian Pendidikan Agama dan Keagamaan EDUKASI | VOLUME 13, NOMOR 2, AGUSTUS 2015
Publisher : Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama RI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32729/edukasi.v13i2.238

Abstract

AbstractThe integration of science and religion is an integrative-holistic integration meaning the existence of general science and religious studies depend on each other. The form of general science and religion with all their forms and character is essentially one and the same, what distinguishes it one from another is just the gradation (tashkīk al-form) caused by differences in the essence. Mulla Sadra thoughts on the integration of science is embodied in the principle of Tawheed, then it is necessary to build an integrative educational concept of Islamic education that is designed as an education that is truly holistic and integrated in terms of vision, content, structure and processes and well integrated in its approach to the curriculum (how and what to teach), integrated knowledge and practice, applications and services. This holistic education includes philosophical and methodological concepts that are structured and coherent to the understanding of the world and all aspects of life. Religious knowledge based on revelation (the Qur’an and al-Hadith) is qauliyyah verses and general sciences based on senses, reasoning against natural phenomena is kauniyyah verses. AbstrakIntegrasi ilmu dan agama adalah integrasi yang bersifat integratif-holistik yaitu, eksistensi ilmu umum dan ilmu agama saling bergantung satu sama lain. Eksistensi (wujūd)yang ada pada pelajaran umum dan agama dengan segala bentuk dan karakternya pada hakikatnya adalah satu dan sama, yang membedakan satu dari yang lainnya hanyalah gradasinya (tashkīk al-wujūd) yang disebabkan oleh perbedaan dalam esensinya.pemikiran Mullā Sadrā tentang integrasi keilmuan yang tertuang dalam prinsip Tauḥid, maka untuk membangun pendidikan integratif diperlukan Konsep pendidikan Islam yang dirancang sebagai pendidikan yang benar-benar holistik dan terpadu. Holistik dalam hal visi, isi, struktur dan proses. Terpadu dalam pendekatannya baik terhadap kurikulum (bagaimana dan apa yang harus diajarkan), pengetahuan yang menyatupadukan dengan praktik, aplikasi dan pelayanan. Pendidikan holistik inilah mencakup konsep filosofis maupun metodologis yang terstruktur dan koheren kepada pemahaman terhadap dunia dan seluruh aspek kehidupan. Ilmu-ilmu agama yang berbasis pada wahyu (al-Qur’ān dan al-Ḥadith) sebagai ayat-ayat qauliyyah dan ilmu-ilmu umum berbasis pada akal, penalaran terhadap fenomena alam sebagai ayat-ayat kauniyyah.