Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Analisis Interfacial Reaction Antara Substrate Cu Dan Solder 96.5sn3.0ag0.5cu (Sac305) Untuk Pengembangan Aplikasi Sem Rima Nurhaliza; Andromeda Dwi Laksono; Hizkia Alpha Dewanto; Andi Idhil Ismail
JST (Jurnal Sains Terapan) Vol 7, No 1 (2021): JST (Jurnal Sains Terapan)
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Politeknik Negeri Balikpapan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32487/jst.v7i1.1102

Abstract

Substrat Cu dan solder SAC305 merupakan beberapa bahan semikonduktor. Sambungan solder harus memiliki kekuatan ikatan metalurgi yang baik ketika solder dan substrat disatukan. Manfaat solder nantinya akan membuat interkoneksi antara hubungan listrik dalam satu substrat yang akan membentuk senyawa atau lapisan IMC. Dimana terbentuknya senyawa intermetalik (IMC) pada hasil reaksi akan menjadi peran yang penting dari terbentuknya ikatan yang baik antara solder dan substrat. Oleh karena itu dilakukan penilitian ini guna menganalisis interfacial reaction yang terjadi antara substrat Cu dan solder SAC305 ketika disatukan. Pada tahap preparasi spesimen substrat Cu akan dipotong sesuai dengan dimensi yang telah ditentukan dan dilakukan proses cleaning pada bola solder SAC305. Setelah proses preparasi sampel dilakukan proses Interfacial Reaction Couple, substrat Cu dan bola solder SAC305 ditimbang dengan rasio 1:3 dan spesimen substrat dicelupkan kedala fluks pada kedua sisi spesimen. Setelah itu, spesimen substrat Cu dan bola solder SAC305 disusun secara teratur dan diletakkan kedalam tabung kuarsa dan dilakukan proses pemanasan didalam tungku dengan temperatur reflow 270oC, 290oC, 310oC, dan 330oC dengan waktu reaksi 50 menit. Hasil reaksi yang terbentuk antara substrat Cu dan bola solder SAC305 kemudian diamplas dan dilakukan proses karakterisasi dengan mikroskop optik untuk melihat struktur mikro yang terbentuk serta dilakukan karakterisasi material berupa SEM, EDS dan XRD. Hasil pengujian menunjukkan bahwa nilai ketebalan IMC akan meningkat seiring dengan pertambahan variasi temperatur. Serta ditemukannya fasa Cu6Sn5 yang membentuk lapisan kerang serta Cu3Sn yang terbentuk secara planar berdekatan dengan substrat Cu pada lapisan IMC.
Pengaruh Rasio Penggunaan Pasir Baru dengan Pasir Bekas Terhadap Kadar Abu / Lost On Ignation (LOI) dan Kekuatan Tarik Pasir pada Cetakan Pasir Kering Rima Himmaniyatul Fiyana; Muthia Putri Darsini Lubis; Hizkia Alpha Dewanto
SPECTA Journal of Technology Vol. 7 No. 1 (2023): SPECTA Journal of Technology
Publisher : LPPM ITK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (533.757 KB) | DOI: 10.35718/specta.v7i1.241

Abstract

Sampai saat ini teknik pengecoran logam masih sering dipakai oleh industri kecil maupun besar dalam pembuatan berbagai macam produk. Salah satu metode pengecoran yaitu cetakan pasir, dimana cetakan berupa pasir diberikan pengikat. Pasir silika memiliki mineral kuarsa dengan kadar SiO2 lebih dari 95% yang memiliki ketahanan terhadap temperatur tinggi. Tingginya biaya pembelian pasir baru dan banyaknya limbah pasir bekas pengecoran yang tidak dipakai mengharuskan adanya biaya pembuangan pasir bekas. Salah satu pengoptimalan biaya produksi dengan menggunakan kembali pasir bekas yang telah dicampurkan dengan pasir baru. Berdasarkan American Foundry Society (AFS), cetakan pasir harus memenuhi persyaratan sebelum dilakukan pengecoran dengan melakukan beberapa pengujian pada cetakan kering yaitu uji kadar abu / lost on ignation (LOI) dan uji kekuatan tarik pasir. Hasil penelitian pengujian kadar abu (LOI) terjadi kenaikan seiring dengan banyaknya penggunaan pasir bekas pada cetakan yaitu sebesar 0.18%, 0.79%, 1.99%, dan 2.16%. Peningkatan ini juga terjadi pada pengujian kekuatan tarik pasir yaitu sebesar 39.3 N/Cm2, 59.58 N/Cm2, 60.42 N/Cm2, dan 62.21 N/Cm2. Hal ini disebabkan karena penggunaan pasir bekas dari proses pengecoran yang telah tercampur oleh pengotor dari proses pengecoran sebelumnya. Kenaikan nilai kekuatan tarik pasir dipengaruhi oleh penggunaan distribusi ukuran butir pasir yang dikarenakan ukuran butir pasir berhubungan dengan kepadatan pasir pada cetakan pasir. Dengan melakukan pemanfaatan limbah pasir bekas dapat mengurangi biaya pengeluaran pembelian pasir yaitu sebesar 23.3% pada rasio penggunaan pasir baru dengan pasir bekas 30:70. Hal ini dapat mengurangi limbah pasir bekas (menurunkan jumlah pasir dibuang) dan juga menurunkan biaya pengeluaran pasir dalam industri pengecoran logam.
Studi Pengaruh Temperatur Kalsinasi dalam Pembentukan Nanomagnetite dengan Metode Green Synthesis Ekstrak Daun Nanas Ade Wahyu Yusariarta Putra Parmita; Panji; Hizkia Alpha Dewanto; Ashadi Sasongko; Fitriyatul Qulub; Yunita Triana; Ade Wahyu Yusariarta Putra Parmita
SPECTA Journal of Technology Vol. 7 No. 2 (2023): SPECTA Journal of Technology
Publisher : LPPM ITK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35718/specta.v7i2.940

Abstract

In synthesizing Fe3O4 nanoparticles using the green synthesis method by adding FeCl3.6H2O and pineapple leaf extract. Pineapple leaf extract is used as a natural reducing agent which contains hydroxyl and carbonyl, which acts as a reducing agent for the synthesized FeCl3.6H2O. Then after the precipitate is obtained, calcination will be carried out, where the calcination temperature in the synthesis becomes a factor in forming Fe3O4 nanoparticles. Different calcination temperatures of 400°C, 450°C, and 500°C were given to prepare Fe3O4 nanoparticles, with the XRD test results confirming that Fe3O4 nanoparticles were formed. In the SEM-EDX test, the optimum variation is 400°C because the average particle size is 150.23 nm with irregular particle shapes. Then proceed with the SAA results with a surface area of 60.125 m²/g. Nanomagnetite produced by green synthesis of pineapple leaf extract can be used as a removal dyes.