Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

PENINGKATAN GIZI MASYARAKAT MELALUI PENGOLAHAN SUSU KEDELAI DI DESA SAMBI, REOK BARAT, KABUPATEN MANGGARAI Heribertus Handi Erick; Claudia Fariday Dewi; Lusia Henny Mariati; Yohana Hepilita; Kornelia Iwa; Maria Getrida Simon; Lidwina Dewiyanti Wea
Randang Tana - Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol 3 No 2 (2020): Randang Tana - Jurnal Pengabdian Masyarakat
Publisher : Unika Santu Paulus Ruteng

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36928/jrt.v3i2.403

Abstract

Kegiatan pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan masyarakat Desa Sambi Kecamatan Reok Barat dalam mengelola kacang kedelai menjadi susu kedelai. Pengelolaan susu kedelai bertujuan untuk memenuhi kebutuhan gizi masyarajat Desa Sambi khususnya anak-anak agar terhindar dari masalah gizi salahsatunya adalah stunting. Pemilihan Desa Sambi sebagai tempat pelaksanaan pengabdian didasarkan oleh data pusat Kesehatan Desa sambi yang menunjukkan terdapat 15 % anak usia sekolah dan balita mengalami kekurangan gizi, Laki – laki dewasa produktif 7% bebadan kurus. Kegiatan pengolahan susu kedelai diawali dengan penyampaian materi tentang gizi kemudian dilanjutkan dengan metode pengolahan susu kedelai dan mempraktikkan cara pengolahannya. Karena pentingnya gizi bagi kehidupan manusia maka program pengabdian kepada masyarakat di desa Sambi yang dilakukan oleh tim dosen Univeristas katolik santu paulus Ruteng mampu menghasilkan bubuk susu kedelai yang dapat dinikmati oleh masyarakat desa sambi setiap hari.
EDUKASI SADARI SEBAGAI UPAYA PENCEGAHAN KANKER PAYUDARA PADA KELOMPOK KHUSUS: SEBUAH TINDAK LANJUT HASIL RISET Lidwina Dewiyanti Wea; Lusia Henny Mariati; Maria Getrida Simon; Derfina Maria Bahagia Idu; Maria Imelda Egar; Helena Priyunita Asa; Maria V Piat
RESWARA: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 3, No 2 (2022)
Publisher : Universitas Dharmawangsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46576/rjpkm.v3i2.1989

Abstract

Semua kalangan masyarakat memiliki hal yang sama untuk mendapatkan tambahan pengetahuan, demikian pula kaum biarawati yang merupakan sekelompok perempuan yang memilih untuk menjalani kehidupannya didalam biara. Pengetahuan yang baik tentang proses terjadinya kanker sangat penting diketahui termasuk oleh golongan nulliparitas karena juga memiliki resiko mengalami kanker payudara. Hasil penelitian sebelumnya tentang pemahaman para biarawati tentang kanker payudara, menyebutkan bahwa salah satu masalah yang di hadapi para biarawati adalah kurangnya pengetahuan akan masalah reproduksi khususnya kanker payudara. Mereka sangat membutuhkan sosialisasi tentang kanker payudara karena selama ini mereka beranggapan bahwa kondisi mereka yang tidak kawin dan memiliki anak tidak beresiko terkena kanker payudara. Tujuan dari kegiatan ini adalah memberikan edukasi dan pelatihan kepada para biarawati dalam kelompok kecil untuk menjadi kader promosi kesehatan payudara kepada komunitas-komunitas lainnya terutama pada komunitas biara lain. Sebanyak 20 orang biarawati terlibat dalam kegiatan ini. Metode kegiatan berupa ceramah, diskusi, melakukan demonstrasi pemeriksaan payudara sendiri dan tahap evaluasi. Metode sharing pengetahuan yang digunakan dalam kegiatan pengabdian ini menunjukkan peningkatan pengetahuan para biarawati dalam kategori tinggi sebesar 73,6%, sehingga kegiatan ini berdampak pada perubahan pola pikir dan perilaku para biarawati dalam menjaga kesehatan reproduksi
Pengalaman Pasien Diabetes Melitus Dalam Mempertahankan Gula Darah Secara Mandiri Di Wilayah Kerja Puskesmas Kota Maria Getrida Simon; Yohana Hepilita; Lusia Henny Mariati; Oliva Suyen Ningsih
PROFESSIONAL HEALTH JOURNAL Vol 5 No 1sp (2023): Special Issue Outcome PDP
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (PPPM) STIKES Banyuwangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54832/phj.v5i1sp.495

Abstract

DM is a health problem that affects productivity and reduces the quality of human resources. Diabetes Mellitus is a chronic metabolic disorder caused by the pancreas not being able to produce enough insulin or the body not being able to use insulin effectively. Insulin is a hormone that regulates the balance of blood sugar levels. To regulate the balance of blood sugar levels, treatment that can be focused on diabetics is by changing lifestyle. The urgency of this research is that this research can help patients choose the right way to maintain blood sugar so as to prevent patients from getting diabetic complications and improve the quality of life of Diabetes Mellitus patients. The purpose of this study was to see how the experience of Diabetes Mellitus patients maintains Blood Sugar. This study uses qualitative research methods. The qualitative research method is research that uses an interpretive and naturalistic approach to the focus of the research. Qualitative research also studies phenomena in their natural state without manipulation, and interprets the meaning of these phenomena from the perspective of the actor. Based on this research, it was found that there were 3 themes, namely self-management, support and motivation and lack of knowledge in self-management. Through this research, it is hoped that health workers will be more active in carrying out health promotion
The Knowledge of the Security Unit (Satpam) about Basic Life Support in Ruteng City, East Nusa Tenggara Yuliana Reginaldis Rosali Krowa; Lusia Henny Mariati; Paskaliana Hilpriska Danal
PROFESSIONAL HEALTH JOURNAL Vol 5 No 2 (2024): Juni
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (PPPM) STIKES Banyuwangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54832/phj.v5i2.502

Abstract

Background: Cardiac arrest is an emergency condition that often occurs outside the hospital. Knowledge of Basic Life Support (BLS) and techniques for performing cardiopulmonary resuscitation can improve patient survival until medical assistance arrives, this can sustain a patient's life in many cases. Ordinary and trained lay people, including security guards, need to be alert when helping victims by providing basic life support in order to increase the survival of sufferers, but the failure of efforts to save victims is due to BLS actions that are not in accordance with procedures. Methods: This research is a quantitative research with a descriptive approach with a sample of 75 security guards working in Ruteng City. Results: The results of the analysis of this study show that most of the security guards in Ruteng City, namely 77% (58 people) have poor knowledge about BLS, 16% have sufficient knowledge about BLS, and only 7% have good knowledge about BLS. Suggestion: Security guards must receive periodic training on Basic Life Support, this is done to reduce the mortality rate of cardiac arrest victims outside the hospital.
Faktor yang Mempengaruhi Persepsi Sosial tentang Sunat di Kabupaten Manggarai, NTT Heribertus Handi; Lidwina Dewiyanti Wea; Paskaliana Hilpriska Danal; Lusia Henny Mariati
Malahayati Nursing Journal Vol 6, No 1 (2024): Volume 6 Nomor 1 2024
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/mnj.v6i1.10304

Abstract

ABSTRACT Circumcision is generally performed on males through surgical procedures for various reasons such as religious, cultural, social, and medical. Indonesia is a country with a majority Muslim population and is one of the countries with the highest Muslim population in the world. Along with the development of the world of health, circumcision has been carried out for health, medical and sexual reasons, but morals, religious, and cultural concepts greatly determine a person's belief system, including against circumcision, which in turn affects his attitude. This study was to identify the relationship between knowledge and attitudes of the Manggarai community towards circumcision, especially with religion and culture. This study followed 108 respondents by filling out an online questionnaire in March 2022. The questionnaire consisted of 2 types, the first about knowledge and the second is attitude questionnaires related to circumcision. The results showed a significant relationship between knowledge and attitudes (p-value: 0.018). Public knowledge about circumcision in the high and sufficient categories, but the decision to circumcise children is still closely related to religious and cultural beliefs. People do not want to circumcise children because it is not religious or cultural, even though it is very beneficial for health. Therefore, the role of health workers is to encourage and continue to educate the public about the medical benefits of circumcision people feel agreeing to do circumcision for their children even though the number is still the smallest. Keywords: Circumcision, Social Perception, Attitude  ABSTRAK Sunat umumnya dilakukan pada laki-laki melalui prosedur bedah karena berbagai alasan seperti agama, budaya, sosial dan medis. Indonesia yang merupakan negara dengan mayoritas penduduknya beragama Islam dan merupakan salah satu negara dengan jumlah penduduk beragama Islam tertinggi di dunia. Seiring perkembangan dunia kesehatan, sirkumsisi telah banyak dilakukan karena alasan kesehatan, medis dan seksual, namun di sisi lain konsep moral, agama dan budaya sangat menentukan sistem kepercayaan seseorang termasuk terhadap sunat, yang pada akhirnya mempengaruhi sikap. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi keterkaitan antara pengetahuan dan sikap masyarakat Manggarai terhadap sunat. Penelitian ini diikuti oleh 108 responden dengan mengisi kuesioner online pada bulan Maret 2022. Kuesioner tersebut terdiri dari kuesioner pengetahuan tentang covid dan sikap masyarakat terhadap covid. Hasil penelitian menunjukkan adanya relasi yang signifikan antara pengetahuan dan sikap (p-value: 0,018).  Masyarakat memiliki pengetahuan yang baik tentang sunat namun keputusan untuk menyunatkan anak masih erat kaitannya dengan keyakinan agama dan budaya. Masyarakat tidak mau menyunatkan anak karena bukan merupakan kewajiban secara agama dan budaya meskipun secara kesehatan sangat bermanfaat. Karena itu, peran tenaga kesehatan adalah mendorong dan terus memberikan edukasi kepada masyarakat tentang manfaat sunat secara medis tentunya dengan tanpa adanya paksaan. Sebagai tenaga kesehatan, salah satu perannya adalah sebagai edukator dan fungsi tersebut memang harus terus berjalan. Kata Kunci: Sirkumsisi, Persepsi Sosial, Sikap
The Effect of Emotional Intelligence on Nurse’s Communication Skill Lusia Henny Mariati; Yohanes Jakri; David Djerubu
Journal of Ners and Midwifery Vol 9 No 2 (2022)
Publisher : STIKes Patria Husada Blitar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26699/jnk.v9i2.ART.p218-226

Abstract

Practical and good communication is the key to carrying out their roles and functions for nurses. An obstacle in communication is the emotional response on the part of nurses. This study aims to acknowledge the effect of nurses' emotional intelligence – which comprises emotional awareness, emotional control, self-motivation, empathy, and social skills – on their communication abilities. Nurses with high emotional intelligence will give meaning to interpersonal relationships by making people feel at ease. The research method used quantitative with a cross-sectional design. The respondent was 96 nurses selected with proportional stratified random sampling method. The data was collected through a questionnaire. The results of multivariate analysis using multiple linear regression analysis statistical tests, obtained the values of ρ = 0.001; R2 = 0.209. Based on statistical test values, it can be concluded that nurses' emotional intelligence – comprising emotional awareness, emotional control, self-motivation, empathy, and social skills – significantly influences the communication skills of nurses at Ruteng Regional General Hospital simultaneously. Having a higher level of emotional intelligence leads to better communication with patients and a better level of health quality. It is expected that leaders and managers of nursing organizations should develop educational programs aimed at increasing the competencies of nurses in emotion control and communication skills.