Elda Melwita
Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Sriwijaya

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Pembuatan biobriket dari campuran tempurung dan cangkang biji karet dengan batubara peringkat rendah Diyoeshy Rizqi Patria; Redho Pratama Putra; Elda Melwita
Jurnal Teknik Kimia Vol 21 No 1 (2015): Jurnal Teknik Kimia
Publisher : Chemical Engineering Department, Faculty of Engineering, Universitas Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Limbah pertanian di Indonesia sangat melimpah tetapi tidak dimanfaatkan secara optimal, seperti tempurung dan cangkang biji karet (para). Dengan menggunakan teknologi alternatif maka limbah dapat dimanfaatkan dan bernilai ekonomis sebagai sumber energi alternatif penganti BBM. Proses pembuatan biobriket pada penelitian ini dengan variabel bebas yaitu suhu karbonisasi 350oC, 400oC, 450oC, dan 500oC dan komposisi 50% : 50%, 25% : 25% : 50%, 35% : 35% : 30% (campuran arang cangkang, biji karet, dan batubara). Variabel tetap yang digunakan pada penelitian ini adalah suhu pengeringan 80oC dan perekat 15% dari tiap campuran biobriket. Tujuan penelitian ini adalah meningkatkan nilai kalor biobriket dengan cara karbonisasi dengan menambahkan batubara. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa nialai kalor yang paling tinggi diperoleh pada variabel suhu karbonisasi 500oC, komposisi campuran arang tempurung, cangkang biji karet dan batubara 25% : 25% : 50% memiliki nilai kalor sebesar 6611 kal/gr. Serta untuk uji bakar terbaik adalah campuran arang tempurung, cangkang dan biji karet pada suhu karbonisasi 500oC dengan klasifikasi mudah menyala, api merah kebiruan dan asap berwarna abu-abu tidak terlalu banyak.
Reaksi gliserolisis palm fatty acid distillate (pfad) menggunakan co-solvent etanol untuk pembuatan emulsifier Mona Ayu Destia; Putri Rahmi; Elda Melwita
Jurnal Teknik Kimia Vol 21 No 2 (2015): Jurnal Teknik Kimia
Publisher : Chemical Engineering Department, Faculty of Engineering, Universitas Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Emulsifier atau agen pengemulsi merupakan salah satu produk oleokimia yang memiliki nilai ekonomis tinggi. Salah satu bahan alternatif yang bisa dijadikan emulsifier adalah palm fatty acid destillate (PFAD). Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan emulsifier melalui proses gliserolisis PFAD dan gliserol dengan menggunakan co-solvent etanol. Sebagai katalis dalam reaksi digunakan NaOH anhidrat (4% dari berat minyak), di mana variabel uji yang digunakan adalah temperatur reaksi (60, 65, 70, dan 75oC), waktu kontak (1, 2, dan 3 jam), dan rasio etanol terhadap minyak (1, 2, dan 3 v/w). Produk yang dihasilkan setelah proses gliserolisis diuapkan pada suhu 80oC untuk memisahkan etanol. Selanjutnya produk dipisahkan dari gliserol pada corong pemisah dengan mengambil lapisan atas yang terbentuk pada corong pisah. Analisa yang dilakukan berupa analisa penurunan kadar asam lemak bebas (FFA) dengan cara titrasi asam basa. Hasil penelitian didapatkan bahwa penurunan kadar FFA terbesar didapatkan pada temperatur 70oC, waktu reaksi 3 jam, rasio co-solvent etanol terhadap minyak 3:1 (v/w), dan menggunakan katalis NaOH anhidrat sebanyak 4% dari berat minyak, yakni sebesar 26,444%. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini menunjukkan bahwa PFAD dapat digunakan untuk memproduksi emulsifier dengan menggunakan etanol sebagai co-solvent.
Pengaruh temperatur dan waktu Pada pembuatan plastisizer dengan reaksi epoksidasi minyak limbah ikan patin Nessa Selviany; Dian Fajrin; Elda Melwita
Jurnal Teknik Kimia Vol 21 No 2 (2015): Jurnal Teknik Kimia
Publisher : Chemical Engineering Department, Faculty of Engineering, Universitas Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Plastisizer merupakan senyawa adiktif yang ditambahkan kepada polimer untuk menambah kelenturan dan kelunakan. Selama ini, plastisizer yang digunakan umumnya berasal dari minyak bumi, namun plastisizer juga dapat dibuat dari minyak hewani seperti minyak limbah ikan patin. Limbah dari lemak ikan patin dapat digunakan sebagai bahan baku dengan harga produksi rendah dan ketersediaan yang melimpah di pasar ikan. Penelitian ini bertujuan untuk membuat plastisizer yang ramah lingkungan dan mengetahui perbandingan temperatur dan waktu pada pembuatan plastisizer dengan reaksi epoksidasi menggunakan minyak limbah ikan patin. Parameter yang diamati terdiri dari bilangan oksiran, densitas, dan viskositas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kondisi yang optimal dalam pembuatan plastisizer diperoleh pada suhu 60°C selama 4 jam. Karakteristik plastisizer yang dihasilkan telah memenuhi standar plastisizer komersial dengan bilangan oksiran 4,06%, nilai viskositas 22,7 mPa s, dan specific gravity 0,92807 gr/cm3. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa penggunaan minyak limbah ikan patin sangat sesuai sebagai bahan baku dengan harga rendah untuk produksi plastisizer.