Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NILAI TUKAR DOLLAR AMERIKA SERIKAT TERHADAP RUPIAH TAHUN 2000–2013 Rizki Rahma Kusumadewi; Wahyu Widayat
Jurnal Riset Manajemen Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Widya Wiwaha Program Magister Manajemen Vol 1 No 2 (2014): Jurnal Riset Manajemen
Publisher : Program Magister Manajemen STIE Widya Wiwaha Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Exchange rate is one tool to measure a country’s economic conditions. The growth of a stable currency value indicates that the country has a relatively good economic conditions or stable. This study has the purpose to analyze the factors that affect the exchange rate of the Indonesian Rupiah against the United States Dollar in the period of 2000-2013. The data used in this study is a secondary data which are time series data, made up of exports, imports, inflation, the BI rate, Gross Domestic Product (GDP), and the money supply (M1) in the quarter base, from first quarter on 2000 to fourth quarter on 2013. Regression model time series data used the ARCH-GARCH with ARCH model selection indicates that the variables that significantly influence the exchange rate are exports, inflation, the central bank rate and the money supply (M1). Whereas import and GDP did not give any influence.
PEMASYARAKATAN UNIT PENGOLAHAN AIR SIAP MINUM SKALA INDUSTRI KECIL Nusa Idaman Said; Wahyu Widayat
Jurnal Teknologi Lingkungan Vol. 1 No. 3 (2000): JURNAL TEKNOLOGI LINGKUNGAN
Publisher : Center for Environmental Technology - Agency for Assessment and Application of Technology

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1048.571 KB) | DOI: 10.29122/jtl.v1i3.186

Abstract

Berdasarkan data ststistik 1995, prosentasi banyaknya rumah tangga dan sumber air minum yang digunakan di berbagai daerah di Indonesia sangat bervariasi tergantung dari kondisi geografisnya. Secara nasional yakni sebagai berikut : Yang menggunakan air leding 16,08 %, air tanah dengan memakai pompa 11,61 %, air sumur (perigi) 49,92 %, mata air (air sumber) 13,92 %, air sungai 4,91 %, air hujan 2,62 % dan lainnya 0,80 %. Permasalahan yang timbul yakni sering dijumpai bahwa kulaitas air tanah maupun air sungai yang digunakan masyarakat kurang memenuhi syarat sebagai air minum yang sehat bahkan di beberapa tempat bahkan tidak layak untuk diminum. Air yang layak diminum, mempunyai standar persyaratan tertentu yakni persyaratan fisis, kimiawi dan bakteriologis, dan syarat tersebut merupakan satu kesatuan. Jadi jika ada satu saja parameter yang tidak memenuhi syarat maka air tersebut tidak layak untuk diminum. Untuk daerah kawasan pemukiman yang telah dibangun di daerah yang kualitas air tanahnya buruk, serta belum mendapatkan pelayanan air bersih dari PAM setempat maka masyarakat terpaksa memenuhi kebutuhan air minum mereka dengan cara membeli air minum kemasan dengan harga yang mahal. Untuk menanggulangi masalah tersebut, salah satu alternatif yakni dengan cara mengolah air tanah atau air sumur sehingga didapatkan air siap minum dengan kualitas yang memenuhi syarat kesehatan. Untuk mengatasi permasalahan tersebut di atas, yakni dengan caramengembangkan dan memasyarakatkan paket teknologi untuk mengolah air sumur atau air PAM menjadi air yang dapat langsung diminum tanpa dimasak terlebih dahulu. Unit alat tersebut terdiri dari antara lain : pompa air baku, filter bertekanan, filter mangan zeolit, filter karbon aktif, cartridge filter, sterilisator ultra violet dan ozon generator. Tujuan dari kegiatan ini adalah memasyarakatkan teknologi pengolahan air siap minum yakni air yang dapat langsung diminum tanpa dimasak untuk skala industri kecil (kapasitas 10.000 - 20.000 liter per hari air siap minum) yang hasilnya dapat dijual kepada masyarakat dengan harga yang jauh lebih murah dibandingkan dengan apabila membeli air minum kemasan. Sasaran kegiatan ini adalah membagun satu percontohan unit pengolahan air siap minum di dalam suatu kawasan pemukimnan yang rawan air bersih yang dapat dikelola oleh koperasi atau unit usaha setempat dan hasilnya dapat dijual kepada masyarakat setempat dengan harga yang lebih murah. Diharapkan hasil penjualan dari air tersebut dapat memberikan peluang usaha dan dapat digulirkan ke tempat lain.
PENGOLAHAN AIR GAMBUT SECARA KONTINYU wahyu widayat; Nusa Idaman Said
Jurnal Teknologi Lingkungan Vol. 2 No. 3 (2001): JURNAL TEKNOLOGI LINGKUNGAN
Publisher : Center for Environmental Technology - Agency for Assessment and Application of Technology

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (964.533 KB) | DOI: 10.29122/jtl.v2i3.216

Abstract

Air tanah di daerah bergambut atau daerah rawa umumnya dangkal berwarnacoklat, berkadar asam humus, zat organik dan besi yang tinggi, sedangkandidaerah daratan agak dalam dengan air berwarna jernih tetapi kadar besi danmangan masih tinggi. Untuk mengatasi masalah air bersih di daerah bergambutperlu adanya alat pengolahan air gambut yang dapat dipakai untuk memenuhikebutuhan air bersih masyarakat setempat.Alat Pengolahan air gambut secara kontinyu ini merupakan rangkaian prosesyabg lengkap namun dikemas dalam bentuk yang sederhana, dirancang sesuaidengan kondisi dan tingkat pendidikan masyarakat pedesaan. Dengan demikian alat pengolah air gambut secara kontinyu ini harus murah, mudah pengerjaan dan pengoperasiannya serta hasil olahan yang memenuhi baku mutu air minum.
PENGOLAHAN AIR PAYAU MENGGUNAKAN TEKNOLOGI OSMOSA BALIK wahyu widayat; satmoko yudho
Jurnal Teknologi Lingkungan Vol. 3 No. 1 (2002): JURNAL TEKNIK LINGKUNGAN
Publisher : Center for Environmental Technology - Agency for Assessment and Application of Technology

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1126.299 KB) | DOI: 10.29122/jtl.v3i1.239

Abstract

Tanjung Aru is a village located in cape of Tanjung Aru, East Kalimantan. The community living in Tanjung Aru use surface water from wells as the main clean water resource. The surface water is so influenced by the tide of sea water. The surface taste is very salty (DHL>1500 mMhos/cm). The water is not only salty but also the turbidity is much more than water quality standart. The use of rain water as the second alternative is very limited, it is only in rainy season.To deal with the chronic problem, such as the lack of clean water supply, it needs an appropriate water treatment technology. The suitable water treatment system is a combination of conventional and advanced technology. Desalination, such as Reverse Osmosis must be involved to reduce salinity of the raw water. A complete process includes the pretreatment and advance treatment. The pretreatment are oxidation and some common filtrations. The advance treatment is a molecular filtration using a membran which the principal is reverse osmosis pressure. If the pilot water treatment plant is avalaible in Tanjung Aru, the clean water supply will not be a serious problem. Generally, it can also play an important role to increase the social level of community in East Kalimantan.
TEKNOLOGI PENGOLAHAN AIR SADAH wahyu widayat
Jurnal Teknologi Lingkungan Vol. 3 No. 3 (2002): JURNAL TEKNOLOGI LINGKUNGAN
Publisher : Center for Environmental Technology - Agency for Assessment and Application of Technology

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1258.643 KB) | DOI: 10.29122/jtl.v3i3.264

Abstract

Air merupakan merupakan kebutuhan yang sangat vital bagi kehidupan. Jika kebutuhanakan air belum terpenuhi baik secara kuantitas maupun kualitas, maka akan menimbulkan dampak yang besar terhadapkerawanan kesehatan maupun sosial. Kualitas air meliputi persyaratan fisik, kimia dan bakteriologis yang merupakan suatu kesatuan, sehingga apabila ada satu parameter yang tidak memenuhi syarat, maka air tersebut tidak layak untuk digunakan. Salah satu parameter kimia dalam persyaratan kualitas air adalah jumlah kandungan unsur Ca2+ dan Mg2+ dalam air yang keberadaannya biasa disebut kesadahan air. Kesadahan dalam air sangat tidak dikehendaki baik untuk penggunaan rumah tangga maupun untuk penggunaan industri. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, salah satu alternatif adalah mengolah air tanah atau air sumur setempat sehingga didapatkan air siap minum yang dengan kualitas yang memenuhi persyaratan.
PROBLEM IDENTIFICATION OF DOMESTIC WWTP OFFICE BUILDING AND ALTERNATIVE TO OVERCOME THEM (CASE STUDY : PT. USAHA GEDUNG BDN, JAKARTA) Petrus Nugro Rahardjo; Wahyu Widayat
Jurnal Rekayasa Lingkungan Vol. 9 No. 2 (2016): Jurnal Rekayasa Lingkungan
Publisher : BPPT

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29122/jrl.v9i2.1996

Abstract

In general, the main problem of domestic wastewater treatment plant (WWTP) for office buildings in Jakarta is the incompatibility between the surface load of wastewater and the capacity of WWTP. At the beginning a capacity of WWTP is already predetermined and corresponding to the rate of wastewater generated. But because of the demands of the means for the benefit of various business, so that the capacities of the office building should be developed. This case occurred on PT. Usaha Gedung BDN. Four environmental parameters, namely TSS, Ammonia, Grease & Oil and COD, produced from the WWTP still exceeded the allowable quality standards. Therefore PT. Usaha Gedung BDN immediately needs WWTP capacity development plan which is adequate. Various types of technology have been widely available and ready to be used to overcome the problems of the WWTP. But on this occasion it is advisable to develop the existing WWTP facilities by adding a new WWTP unit. The first WWTP is functioned as the preliminary processing unit and the new WWTP will become an advanced processing unit. The use of a combination of anaerobic-aerobic biofilter will be relied upon to reduce pollutants that can qualify water quality standards in accordance with applicable regulations.keywords : problem identification, domestic wwtp, advanced processing