Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

STRATEGI PENGEMBANGAN PERIKANAN PANCING ULUR DI BABANA MAMUJU TENGAH SULAWESI BARAT (Strategy of Handline Fishery Development at Babana Central Mamuju West Sulawesi) Wayan Kantun; Indra Cahyono; Wayan Suma Arsana
Marine Fisheries : Journal of Marine Fisheries Technology and Management Vol. 8 No. 2 (2017): Marine Fisheries: Jurnal Teknologi dan Manajemen Perikanan Laut
Publisher : Bogor Agricultural University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (301.333 KB) | DOI: 10.29244/jmf.8.2.235-247

Abstract

ABSTRACTThe objectives of this research are to find strategy of handline fishery development at Babana Central Mamuju. The research used survey method to obtain information related to aspects of biological resource, technology, social economy and institution. This research was conducted from March to June 2016 at Babana Central Mamuju. Data obtained are analyzed by Strengths Weaknesses Opportunities Threats Method (SWOT). The results obtained are value of Internal Factor Evaluation (IFE) 2,8710 and value of External Factor Evaluation (EFE)3,2388 that shown development strategy of handline in quadrant-II in internal and external table (IE). The results obtained internal factor evaluation (ife) is 2,8710and external factor evaluation (EFE) is3,2388 that shown development strategic of handline are quadrant-II (growth) on IE (Internal External) table. Development strategy of handline in Babana Mamuju Tengah, consist of; threeopensive/agresive strategy, three moderate strategy, and two defensive strategy. Key words: development strateg, handline, SWOT ABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk menemukan strategi pengembangan perikanan pancing ulur di Babana Mamuju Tengah. Penelitian menggunakan metode survei untuk memperoleh informasi terkait aspek biologi sumber daya, teknologi, sosial ekonomi dan kelembagaan. Penelitian dilakukan bulan Maret hingga Juni 2016 di Babana Mamuju Tengah. Data yang diperoleh dianalisis dengan metode SWOT (Strengths Weaknesses Opportunities Threats). Hasil yang diperoleh adalah nilai matriks IFE (Internal Factor Evaluation) sebesar 2,8710 dan matriks EFE (Eksternal Factor Evaluation) sebesar 3,2388 yang menunjukkan bahwa strategi pengembangan pancing ulur berada pada kuadran II(pertumbuhan). Hal tersebut mengindikasikan bahwa pengembangan pancing ulur dalam fase pertumbuhan atau dalam kondisi stabil dengan menitikberatkan pada strategi intensif (Intensive Strategy). Diperoleh delapan strategi pengembangan perikanan pancing ulur di Babana Mamuju Tengah, terdiri atas; tiga strategi opensif/agresif, tiga strategi moderat, dan dua strategi defensif.Kata kunci: strategi pengembangan, pancing ulur, SWOT
KOMPOSISI JENIS DAN UKURAN IKAN YANG DITANGKAP PADA RUMPON DENGAN PANCING ULUR DI SELAT MAKASSAR Wayan Kantun; Lukman Darris; Wayan Suma Arsana
Marine Fisheries : Journal of Marine Fisheries Technology and Management Vol. 9 No. 2 (2018): Marine Fisheries: Jurnal Teknologi dan Manajemen Perikanan Laut
Publisher : Bogor Agricultural University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (493.425 KB) | DOI: 10.29244/jmf.9.2.157-167

Abstract

ABSTRACTThe objective of the  researcah is to analyze the species composition and size of fish caught at shallow and deep FAD at Makassar strait. In obtaining the data, the research is using survei method carried out for four months, starting April to July 2016 at Makassar strait. The data obtained was descriptively analyzed.  The research result presented that the number of fish caught at shallow FAD 568 fish (45.92%), consisted of skipjack tuna Katsuwonus pelamis (9.86%), Bullet tuna Auxis rochei (8.65%), Yellowfin Tuna Thunnus albacares (11.16%) and Indian Mackerel Rastrelliger kanagurta (16.25%). While 669 fish (54.08%) caught at deep FAD consisted of Katsuwonus pelamis (11.80%), and  Rastrelliger kanagurta (18.35%). The size spread of skipjack tuna (23-42 cm and 29-53 cm), Bullet Tuna (16.5-25.0 cm and 18.5-28.5 cm), Yellowfin Tuna (25-120 cm and 80-160 cm) and Indian mackerel (16-25 cm and 16-25 cm) for shallow and deep FAD respectively. The fish size distribution caught at shallow and deep FAD was skipjack tuna, whereas the  Auxis rochei rochei  and Thunnus albacares had bigger size distribution in deep sea FAD, while the  Rastrelliger kanagurta had relatively similar size distribution in shallow or deep sea FAD.   Keywords:  fish size, fish species composition, hand-line, shallow and deep sea FADABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk menganalisis komposisi jenis dan ukuran ikan yang ditangkap pada rumpon laut dangkal dan rumpon laut dalam di Selat Makassar. Penelitian ini menggunakan metode survei dalam pengambilan data dan dilakukan selama 4 bulan mulai April-Juli 2016 di Selat Makassar. Data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ikan yang ditangkap pada rumpon laut dangkal berjumlah 568 ekor (45,92%), terdiri dari ikan cakalang 9,86%, tongkol lisong 8,65%, tuna madidihang 11,16% dan kembung lelaki 16,25%. Ikan yang ditangkap pada rumpon laut dalam berjumlah 669 ekor (54,08%), terdiri dari ikan cakalang 11,80%, tongkol lisong 12,21%, tuna madidihang 11,72% dan kembung lelaki 18,35%. Sebaran ukuran ikan cakalang berkisar 23-42 cm dan 29-53 cm,  tongkol lisong 16,5-25,0 cm dan 18,5-28,5 cm, tuna madidihang berkisar 25-120 cm dan 80-160 cm serta ikan kembung lelaki berkisar 16-25 cm dan 16-25 cm masing-masing untuk rumpon laut dangkal dan rumpon laut dalam. Distribusi ukuran ikan yang ditangkap pada rumpon laut dangkal dan rumpon dalam dari jenis ikan cakalang, ikan tongkol lisong dan tuna madidihang memiliki distribusi ukuran lebih besar pada rumpon laut dalam, sedangkan ikan kembung lelaki baik pada rumpon dangkal dan dalam memiliki distribusi ukuran relatif sama.Kata kunci:  ukuran ikan, komposisi jenis ikan, pancing ulur, rumpon dangkal dan dalam
Perbandingan Struktur Ukuran Tuna Madidihang (Thunnus albacares) yang Tertangkap pada Rumpon Laut dalam dan Laut dangkal di Perairan Selat Makassar Wayan Kantun; Achmar Mallawa; Nuraerni L Rapi
Jurnal IPTEKS Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan Vol. 1 No. 2 (2014)
Publisher : Hasanuddin University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (388.666 KB) | DOI: 10.20956/jipsp.v1i2.67

Abstract

Yellowfin tuna (Thunnus albacares) has long been captured by commercial fishery in Makassar Strait using purse seine, trolling line and handline fisheries. It was probably it can cause over exploitation and decrease population structure for that fish. This study aimed to analyze the size structure of yellowfin tuna based on the positions of deep and shallow sea FADs (fish aggregating devices). The data consisted of fish length and weight ) and the size of gonad maturation, which were collected from the field observation . The data were analyzed using histogram graph and t- test. The results indicated that the fish length caught in the deep and shallow sea FADs ranged from 30 to120 cm with the average of 101.39 ± 2.49 cm, and from 105 to 170 cm with the average of 134.90 ± 1.90, respectively. The fish weight ranged from 20 to75 kg for deep sea FADs and ranged from 0.4 to 35 kg for shallow sea FADs. The first stage of gonad maturation on either female or male occurred at 118.88 cm forklength, where the smallest spawning size on  female  was 126.10 cm forklength.  
Respon Tuna Madidihang (Thunnus albacares) terhadap Umpan dan Kedalaman pada Perikanan Handline di Selat Makassar Wayan Kantun; Achmar Mallawa
Jurnal Perikanan Universitas Gadjah Mada Vol 17, No 1 (2015)
Publisher : Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/jfs.9938

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis respon tuna madidihang terhadap jenis umpan yang berbeda dan kedalaman pada perikanan handline dalam meningkatkan hasil tangkapan. Pengambilan datadilakukan mulai bulan Juli-Oktober 2013 di perairan Selat Makassar. Data yang digunakan berupa data primer yakni jenis umpan dan panjang tali pancing ulur. Data primer diperoleh melalui pengamatanlangsung di lapangan. Jenis umpan yang dipergunakan adalah ikan terbang; cumi-cumi, tongkol, dan layang. Kedalaman (panjang tali pancing ulur) yang dipergunakan adalah 30,0; 37,5, 45,0, 52,5 dan 60,0m. Data dianalisis secara deskriptif melalui perbandingan histogram dengan uji t-student dan ANOVA. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) jenis umpan yang dominan dimakan oleh tuna madidihang selama pengamatan adalah cumi-cumi disusul ikan terbang, ikan layang dan tongkol (2) tuna madidihang ukuran larva (0-40 cm) dominan tertangkap dengan jenis umpan ikan terbang pada kedalaman 30 m; tuna madidihang ukuran juvenil (40-80 cm) dominan tertangkap dengan jenis umpan ikan terbang dan tongkolpada kedalaman 37-45 m; ukuran pradewasa sampai matang gonad (> 80 cm) dominan tertangkap dengan jenis umpan cumi-cumi dan ikan layang pada kedalaman 45-52,5 m dan ukuran layak tangkap(sudah pernah mijah) dominan tertangkap dengan jenis umpan cumi-cumi pada kedalaman ≥ 52,5-60 m. Kesimpulan dari hasil penelitian bahwa umpan terbaik untuk penangkapan tuna madidihang adalahdengan umpan cumi-cumi dan dioperasikan pada kedalaman ≥ 52,5 m merupakan kedalaman yang terbaik untuk memperoleh ukuran layak tangkap.Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis respon tuna madidihang terhadap jenis umpan yang berbedadan kedalaman pada perikanan handline dalam meningkatkan hasil tangkapan. Pengambilan datadilakukan mulai bulan Juli-Oktober 2013 di perairan Selat Makassar. Data yang digunakan berupa dataprimer yakni jenis umpan dan panjang tali pancing ulur. Data primer diperoleh melalui pengamatanlangsung di lapangan. Jenis umpan yang dipergunakan adalah ikan terbang; cumi-cumi, tongkol, danlayang. Kedalaman (panjang tali pancing ulur) yang dipergunakan adalah 30,0; 37,5, 45,0, 52,5 dan 60,0m.Data dianalisis secara deskriptif melalui perbandingan histogram dengan uji t-student dan ANOVA. Hasilpenelitian menunjukkan bahwa (1) jenis umpan yang dominan dimakan oleh tuna madidihang selamapengamatan adalah cumi-cumi disusul ikan terbang, ikan layang dan tongkol (2) tuna madidihang ukuranlarva (0-40 cm) dominan tertangkap dengan jenis umpan ikan terbang pada kedalaman 30 m; tunamadidihang ukuran juvenil (40-80 cm) dominan tertangkap dengan jenis umpan ikan terbang dan tongkolpada kedalaman 37-45 m; ukuran pradewasa sampai matang gonad (> 80 cm) dominan tertangkapdengan jenis umpan cumi-cumi dan ikan layang pada kedalaman 45-52,5 m dan ukuran layak tangkap(sudah pernah mijah) dominan tertangkap dengan jenis umpan cumi-cumi pada kedalaman ≥ 52,5-60m. Kesimpulan dari hasil penelitian bahwa umpan terbaik untuk penangkapan tuna madidihang adalahdengan umpan cumi-cumi dan dioperasikan pada kedalaman ≥ 52,5 m merupakan kedalaman yangterbaik untuk memperoleh ukuran layak tangkap.