Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

IMPLEMENTASI NILAI-NILAI BUDAYA KERJA DI TK ISLAM TERPADU SABILUL HUDA KESAMBI CIREBON Ida Yanti; Dian Widiantari
Edulead : Journal of Education Management Vol 2 No 2 (2020): Edulead : Journal of Education Management
Publisher : LPPM Bunga Bangsa Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Budaya kerja dalam organisasi menunjukkan bagaimana nilai nilai organisasi dipelajari dan diamalkan sehingga nyata dampaknya dalam kehidupan organisasi berupa proses kerja dan hasil kerja yang lebih baik. Penelitianinibertujuanuntukmenganalisisbagaimanaperencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasanimplementasinilai – nilaibudayakerja yang diterapkan di TKIT Sabilul Huda. Desainpenelitian yang digunakan oleh penelititermasukdalamjenispenelitiandeskriptif, denganpendekatankualitatif. Penelitiaberupyamencari dan menggambarkanbagaimanaImplementasi Nilai-Nilai BudayaKerja di TKIT Sabilul Huda dalammenciptakan SDM Sekolahberbasis Islam yang unggul dan berdayasaingtinggi. Hasil penelitiandalampenelitianinimulaidariPerencanaan nilai-nilai budaya kerja yang diterapkanoleh TKIT meliputi manajemen puncak, penetapan nilai dan sosialisasi nilai-nilai budaya kerja; Pengorganisasian nilai-nilai budaya kerjadapatdilihatdariperanmasing-masing unit dalam mewijudkam budaya kerja yang telah ditetapkan, mencakup kepala sekolah, wakil kepala sekolah, bendahara sekolah, kordinator dan wali kelas; Pelaksanaan Nilai-nilai Budaya kerja di TKIT Sabilul Huda mencakup aspek 1) komitmen, 2) profesional, 3) Team work, 4) keteladanan, 5) wawasan yang luas. Pengawasan nilai-nilai budaya kerja dilakukan oleh top manajemen atau kepala sekolah dengan cara memantau seluruh kegiatan yang dilakukan oleh guru dan karyawan, melaklukan pembinaan rutin dan tindak lanjut atas pembinaan yang telah dilaksanakan. Evaluasi implementasi nilai-nilai budaya kerja dilakukan untuk mengembangkan dan meningkatkankualitassumberdayamanusiadenganpenanamannilai-nilaibudayakerjasesuaidenganperencanaan yang telahditetapkan. Hasil evaluasi dari implementasi program penanaman nilai-nilai bduaya kerja ini digunakan sebagai acuan untuk menyempurnakan program, mencakup penyempurnaan rancangan, mekanisme pelaksana, dukungan fasilitas, sumber daya manusia, dan manajemen sekolah terkait dengan implementasi pelaksanaan nilai-nilai budaya kerja di sekolah.
Konseling Kelompok dengan Pendekatan Cognitive Behavior Therapy (CBT) untuk Meningkatkan Kesadaran Pendidikan Sulistianingsih Sulistianingsih; Dian Widiantari
Coution : Journal of Counseling and Education Vol 1 No 1 (2020): Coution : Journal of Counseling and Education
Publisher : Institut Agama Islam Bunga Bangsa Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47453/coution.v1i1.83

Abstract

This study discusses group counseling using one of the counseling approaches namely cognitive behavior therapy (CBT) in adolescents who do not consider education important at a higher level. The purpose of CBT is to invite clients to challenge wrong thoughts and emotions by presenting evidence that contradicts their beliefs about the problem at hand. The purpose of this article is to look at the usefulness of group counseling through cognitive behavioral therapy (CBT) approaches in an effort to increase awareness of continuing education which is higher in adolescents in Banaran village, Kulonprogo regency. Data collection is done by using methods of observation, interviews and documentation. Data analysis was performed using qualitative descriptive analysis which included data reduction, data presentation, and drawing conclusions. Keywords: Group Counseling; Cognitive Behavior Therapy; Education Awareness. Abstrak Penelitian ini membahas mengenai konseling kelompok dengan menggunakan salah satu pendekatan konseling yaitu cognitive behavior therapy (CBT) pada remaja yang kurang menganggap penting pendidikan dalam jenjang yang lebih tinggi. Tujuan CBT adalah mengajak klien untuk menentang pikiran dan emosi yang salah dengan menampilkan bukti-bukti yang bertentangan dengan keyakinan mereka tentang masalah yang dihadapi. Tujuan artikel ini adalah untuk melihat kegunaan konseling kelompok melalui pendekatan cognitive behavior therapy (CBT) dalam upaya meningkatkan kesadaran melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi pada remaja di Dusun Banaran Kabupaten Kulonprogo. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan metode observasi, wawancara dan dokumentasi. Analisis data dilakukan dengan menggunakan analisis deskriptif kualitatif yang meliputi reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Kata kunci: Konseling Kelompok; Cognitive Behavior Therapy; Kesadaran Pendidikan.
Analisis Nilai Karakter Melalui Program Vocational Camp Di Madrasah Aliyah Daarul Ulum PUI Majalengka Dian Widiantari
Eduprof : Islamic Education Journal Vol 2 No 1 (2020): Eduprof : Islamic Education Journal
Publisher : Lembaga Penerbitan dan Publikasi Ilmiah IAI BBC

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47453/eduprof.v2i1.28

Abstract

This thinking contains an explanation of the values of character education in vocational camp activities. The purpose of this thought is to describe the values contained in vocational camps. The results of this thought indicate that there are 6 values of character education contained in the vocational camp, namely, disciplinary character values, hard work character values, creative character values, character values respecting achievement, environmental care character values, and responsibility character values. In vocational camps, there are character values that can be associated with teaching character education in schools in Indonesia Abstrak Pemikiran ini mengandung pemapaparan tentang nilai-nilai pendidikan karakter dalam kegiatan kemah vokasional. Tujuan pemikiran ini untuk mendeskripsikan tentang nilai nilai yang terkandung dalam kemah vokasional. Hasil pemikiran ini menunjukkan bahwa nilai-nilai pendidikan karakter yang terkandung dalam kemah vokasional ada 6 yaitu, nilai karakter disiplin, nilai karakter kerja keras, nilai karakter kreatif, nilai karakter menghargai prestasi, nilai karakter peduli lingkungan, dan nilai karakter tanggung jawab. Dalam kemah vokasional terdapat nilai-nilai karakter yang dapat dikaitkan dengan pengajaran pendidikan karakter sekolah di Indonesia.
Manajemen Segregasi Gender Tunggal dalam Membina Karakter Kemandirian Peserta Didik di SMP Negeri I Maja Kabupaten Majalengka Agus Edi Suhaedi; Dian Widiantari; Firman Nugraha
Permata : Jurnal Pendidikan Agama Islam Vol 3 No 2 (2022): Permata : Jurnal Pendidikan Agama Islam
Publisher : Program Studi Pendidikan Agama Islam, Fakultas Tarbiyah, IAI Bunga Bangsa Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47453/permata.v3i2.814

Abstract

Changes in the environment in the education unit has been so dynamic that forced to make changes to the vision and mission and strategy. Parents, educators and all parties involved in education complain why character education in Indonesia has not shown encouraging results. The occurrence of violations committed by students is one indication of the need for an educational management model. This study aims to analyze the class separation program in fostering the character of students. This study uses a qualitative approach with a case study model and purposive sampling data sources include principals, vice principals, teachers and parents of students. The instruments that the authors use are in-depth interviews, observation and documentation studies and triangulation. Data analyst by compiling and preparing data, reading the entire data, coding the data, applying coding, analyzing the coding results, and interpreting the theme and description. Validity of data with credibility test, transferability, confirmability and depenability. Planning begins with knowing the background of the program, curriculum Foundation, curriculum design. Analyze the organization of a single gender segregation program that all educators and education personnel entirely support a single gender sergregation program. This Program is implemented only in teaching and learning activities only. The effect of single gender sergregation can be seen from participants focusing more on learning, as well as the focus of control on improving the character of independence. Keyword: Management; Single Gender Segregation; Character Education. Abstrak Perubahan lingkungan di satuan pendidikan sudah sedemikian dinamis yang memaksa melakukan perubahan terhadap visi dan misi serta strategi. Para orang tua, pendidik dan semua pihak yang terlibat dalam pendidikan mengeluhkan mengapa pendidikan karakter di Indonesia belum menunjukan hasil yang menggembirakan. Terjadinya pelanggaran-pelanggaran yang dilakukan oleh pelajar salah satu indikasi perlunya sebuah model pengelolaan pendidikan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis program pemisahan kelas dalam membina karakter peserta didik. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan model studi kasus dan sumber data purposive sampling meliputi Kepala Sekolah, Wakil Kepala Sekolah, guru dan orang tua siswa. Instrumen yang penulis gunakan adalah wawancara mendalam, observasi dan studi dokumentasi serta trianggulasi. Analis data dengan cara menyusun dan mempersiapkan data, membaca keseluruhan data, memberi kode data, menerapkan coding, menganalisis hasil coding, serta memaknai tema dan deskripsi. Keabsahan data dengan uji kredibilitas, transferabilitas, konfirmabilitas serta depenabilitas.Perencanaan diawali dengan mengetahui latar belakang program, landaskan kurikulum, desain kurikulum. Menganalisis pengorganisasian program segregasi gender tunggal bahwa semua tenaga pendidik serta tenaga kependidikan seluruhnya mendukung program sergregasi gender tunggal. Program ini dilaksanakan hanya pada kegiatan belajar mengajar saja. Pengaruh sergregasi gender tunggal terlihat dari peserta lebih fokus belajar, serta fokus pengendalian terhadap peningkatan karakter kemandirian. Kata Kunci: Manajemen; Segregasi Gender Tunggal; Pendidikan Karakter.
Pendampingan Implementasi Pendidikan Karakter Berbasis Sapta Jiwa Di Pondok Pesantren Modern Al-Islam Cirebon Dian Widiantari; Bayu Fitria Bilqis; Ahmad Rifqi; Ahmad Syukri; Nursiahwati Nursiahwati; Agus Talik
Etos : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol 3 No 1 (2021): Etos : Jurnal Pengabdian Masyarakat
Publisher : IAI Bunga Bangsa Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47453/etos.v3i1.1119

Abstract

If we examine the process of implementing character education in Indonesia, it has actually been implemented for a long time, one of the educational institutions that has always been and is still considered to instill character education is Islamic boarding school. Pesantren education was originally an Islamic religious education which began with the emergence of Islamic society in the archipelago in the 13th century. Several centuries later the organization of this education became more regular with the emergence of places of study. This form then developed with the establishment of places to stay for students (santri), which were then called pesantren. Although the form was still very simple, at that time pesantren education was the only structured educational institution, so this education was very prestigious. It is in this institution that Indonesian Muslims study the basic doctrines of Islam, particularly concerning the practice of religious life. Abstrak Jika kita menelaah proses penerapan pendidikan karakter di Indonesia sebetulnya telah diterapkan sejak lama, salah satu lembaga pendidikan yang sejak dulu dan hingga saat ini yang masih dianggap menanamkan pendidikan karakter adalah pondok pesantren. Pendidikan pesantren semula merupakan pendidikan agama Islam yang dimulai sejak munculnya masyarakat Islam di nusantara pada abad ke-13. Beberapa abad kemudian penyelenggaraan pendidikan ini semakin teratur dengan munculnya tempat-tempat pengajian. Bentuk ini kemudian berkembang dengan pendirian tempat-tempat menginapbagi para pelajar (santri), yang kemudian disebut pesantren. Meskipun bentuknya masih sangat sederhana, pada waktu itu pendidikan pesantren merupakan satu-satunya lembaga pendidikan yang terstruktur, sehingga pendidikan ini sangat bergengsi. Di lembaga inilah kaum muslimin Indonesia mendalami doktrin dasar Islam, khususnya menyangkut praktek kehidupan beragama.
Manajemen Segregasi Gender Tunggal dalam Membina Karakter Kemandirian Peserta Didik di SMP Negeri I Maja Kabupaten Majalengka Agus Edi Suhaedi; Dian Widiantari; Firman Nugraha
Permata : Jurnal Pendidikan Agama Islam Vol 3 No 2 (2022): Permata : Jurnal Pendidikan Agama Islam
Publisher : Lembaga Publikasi Ilmiah IAI BBC

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Changes in the environment in the education unit has been so dynamic that forced to make changes to the vision and mission and strategy. Parents, educators and all parties involved in education complain why character education in Indonesia has not shown encouraging results. The occurrence of violations committed by students is one indication of the need for an educational management model. This study aims to analyze the class separation program in fostering the character of students. This study uses a qualitative approach with a case study model and purposive sampling data sources include principals, vice principals, teachers and parents of students. The instruments that the authors use are in-depth interviews, observation and documentation studies and triangulation. Data analyst by compiling and preparing data, reading the entire data, coding the data, applying coding, analyzing the coding results, and interpreting the theme and description. Validity of data with credibility test, transferability, confirmability and depenability. Planning begins with knowing the background of the program, curriculum Foundation, curriculum design. Analyze the organization of a single gender segregation program that all educators and education personnel entirely support a single gender sergregation program. This Program is implemented only in teaching and learning activities only. The effect of single gender sergregation can be seen from participants focusing more on learning, as well as the focus of control on improving the character of independence.Keyword: Management; Single Gender Segregation; Character Education. Abstrak Perubahan lingkungan di satuan pendidikan sudah sedemikian dinamis yang memaksa melakukan perubahan terhadap visi dan misi serta strategi. Para orang tua, pendidik dan semua pihak yang terlibat dalam pendidikan mengeluhkan mengapa pendidikan karakter di Indonesia belum menunjukan hasil yang menggembirakan. Terjadinya pelanggaran-pelanggaran yang dilakukan oleh pelajar salah satu indikasi perlunya sebuah model pengelolaan pendidikan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis program pemisahan kelas dalam membina karakter peserta didik. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan model studi kasus dan sumber data purposive sampling meliputi Kepala Sekolah, Wakil Kepala Sekolah, guru dan orang tua siswa. Instrumen yang penulis gunakan adalah wawancara mendalam, observasi dan studi dokumentasi serta trianggulasi. Analis data dengan cara menyusun dan mempersiapkan data, membaca keseluruhan data, memberi kode data, menerapkan coding, menganalisis hasil coding, serta memaknai tema dan deskripsi. Keabsahan data dengan uji kredibilitas, transferabilitas, konfirmabilitas serta depenabilitas.Perencanaan diawali dengan mengetahui latar belakang program, landaskan kurikulum, desain kurikulum. Menganalisis pengorganisasian program segregasi gender tunggal bahwa semua tenaga pendidik serta tenaga kependidikan seluruhnya mendukung program sergregasi gender tunggal. Program ini dilaksanakan hanya pada kegiatan belajar mengajar saja. Pengaruh sergregasi gender tunggal terlihat dari peserta lebih fokus belajar, serta fokus pengendalian terhadap peningkatan karakter kemandirian.Kata Kunci: Manajemen; Segregasi Gender Tunggal; Pendidikan Karakter.
IMPLEMENTASI NILAI-NILAI BUDAYA KERJA DI TK ISLAM TERPADU SABILUL HUDA KESAMBI CIREBON Ida Yanti; Dian Widiantari
Edulead : Journal of Education Management Vol 2 No 2 (2020): Edulead : Journal of Education Management
Publisher : LPPM Bunga Bangsa Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Budaya kerja dalam organisasi menunjukkan bagaimana nilai nilai organisasi dipelajari dan diamalkan sehingga nyata dampaknya dalam kehidupan organisasi berupa proses kerja dan hasil kerja yang lebih baik. Penelitianinibertujuanuntukmenganalisisbagaimanaperencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasanimplementasinilai – nilaibudayakerja yang diterapkan di TKIT Sabilul Huda. Desainpenelitian yang digunakan oleh penelititermasukdalamjenispenelitiandeskriptif, denganpendekatankualitatif. Penelitiaberupyamencari dan menggambarkanbagaimanaImplementasi Nilai-Nilai BudayaKerja di TKIT Sabilul Huda dalammenciptakan SDM Sekolahberbasis Islam yang unggul dan berdayasaingtinggi. Hasil penelitiandalampenelitianinimulaidariPerencanaan nilai-nilai budaya kerja yang diterapkanoleh TKIT meliputi manajemen puncak, penetapan nilai dan sosialisasi nilai-nilai budaya kerja; Pengorganisasian nilai-nilai budaya kerjadapatdilihatdariperanmasing-masing unit dalam mewijudkam budaya kerja yang telah ditetapkan, mencakup kepala sekolah, wakil kepala sekolah, bendahara sekolah, kordinator dan wali kelas; Pelaksanaan Nilai-nilai Budaya kerja di TKIT Sabilul Huda mencakup aspek 1) komitmen, 2) profesional, 3) Team work, 4) keteladanan, 5) wawasan yang luas. Pengawasan nilai-nilai budaya kerja dilakukan oleh top manajemen atau kepala sekolah dengan cara memantau seluruh kegiatan yang dilakukan oleh guru dan karyawan, melaklukan pembinaan rutin dan tindak lanjut atas pembinaan yang telah dilaksanakan. Evaluasi implementasi nilai-nilai budaya kerja dilakukan untuk mengembangkan dan meningkatkankualitassumberdayamanusiadenganpenanamannilai-nilaibudayakerjasesuaidenganperencanaan yang telahditetapkan. Hasil evaluasi dari implementasi program penanaman nilai-nilai bduaya kerja ini digunakan sebagai acuan untuk menyempurnakan program, mencakup penyempurnaan rancangan, mekanisme pelaksana, dukungan fasilitas, sumber daya manusia, dan manajemen sekolah terkait dengan implementasi pelaksanaan nilai-nilai budaya kerja di sekolah.