Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Nilai-Nilai Tasawwuf Dalam Dunia Modern Umar Fauzi
Al Ashriyyah Vol. 3 No. 2 (2017): Al Ashriyyah
Publisher : Sekolah Tinggi Agama Islam Nurul Iman Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53038/alashriyyah.v3i2.30

Abstract

Tidak dapat dipungkiri bahwa kemunculan tasawuf dalam Islam dalam abad awal pertumbuhannya tetap bercorak Islam. Sedangkan perkembangan berikutnya tertentu terpengaruh teori-teori filsafat, seperti al-huluul, al-Haqiqat al-Muhammadiyah (Nur Muhammad), hikmat al-Isyra’ (Iluminasi), wahdatul wujud, Martabat tujuh dll. Sungguhpun demikian ,cikal bakaltasawuf Islam sudah tumbuh benih-benihnya dalam kehidupan Rasulullah dan para sahabatnya . Diantara beliau-beliau ada yang kaya dan ada yang iskin, kekayaan atau kemiskinan bagi mereka sama saja, yang terpenting siapa yang paling taqwa di sisi Tuhan ?
Kebutuhan Manusia Perspektif Al-Qur’an Dan Sunnah Umar Fauzi
Al Ashriyyah Vol. 4 No. 2 (2018): Al Ashriyyah
Publisher : Sekolah Tinggi Agama Islam Nurul Iman Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53038/alashriyyah.v4i2.43

Abstract

Manusia berada dalam kerugian manakala ia tidak beriman kepada tuhan yang menciptakan alam semesta beserta isinya termasuk dirinya. Selain itu manusia juga berada dalam kerugian jika tidak beramal shalih meskipun kaya harta, tinggi jabatan, luas ilmunya kecuali ia beriman dan beramal shalih dengan ikhlas karena Allah swt semata.
Fortifikasi dan Ketersediaan Zat Besi pada Pangan Berbasis Kedelai Menggunakan Fortifikan Biji Wijen Fauzan Amin; Micha Mahardika; Boima Situmeang; Agus Malik Ibrahim; Uvi Dwiyana; Umar Fauzi
Jurnal Kartika Kimia Vol 4 No 2 (2021): Jurnal Kartika Kimia
Publisher : Department of Chemistry, Faculty of Sciences and Informatics, University of Jenderal Achmad Yani

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26874/jkk.v4i2.91

Abstract

Anemia merupakan salah satu masalah gizi paling umum di negara berkembang, termasuk Indonesia. Kekurangan zat besi dapat menimbulkan gangguan atau hambatan pertumbuhan pada sel tubuh maupun sel otak. Fortifikasi makanan merupakan salah satu upaya yang dapat dilakukan di antara berbagai solusi perbaikan gizi. Salah satu alternatif bahan pangan yang dapat difortifikasi adalah bahan pangan berbasis kedelai seperti tahu dan susu kedelai. Biji wijen merupakan biji-bijian yang belum banyak diolah menjadi fortifikan. Penentuan ketersediaan Fe secara in vitro pada tahu dan susu kedelai terfortifikasi biji wijen ditentukan dengan kelarutan Fe pada kondisi fsiologikalnya menggunakan enzim pepsin pankreatin dan ekstrak bile. Kadar Fe tertinggi pada tahu mentah, olahan rebus, dan goreng terfortifikasi terjadi pada penambahan fortifikan sebesar 20, 40, dan 50% dengan ketersediaan Fe 0,2456; 1,9206; dan 0,3384 mg. Susu kedelai terfortifikasi mengandung kadar Fe tertinggi terdapat pada sampel E (60 g kedelai dan 40 g biji wijen) sebesar 0,4967 mg. Kata kunci: anemia, biji wijen, fortifikasi
Lid-Driven Cavity For Mantle Convection Modelling Using Lattice Boltzmann Method umar Fauzi
Indonesian Journal of Physics Vol 32 No 1 (2021): Vol 32 No 1 (2021)
Publisher : Institut Teknologi Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (787.234 KB) | DOI: 10.5614/itb.ijp.2021.32.1.3

Abstract

The Lattice Boltzmann Method is one of the computational fluid dynamics methods that can be applied to simulate fluid based on the microscopic and kinetic theory of gases. In this study, earth mantle convection is simulated by combining the concept of lid-driven cavity simulation and natural convection using the Lattice Boltzmann method in a two-dimensional system (D2Q9). The results of the lid-driven cavity and natural convection simulation are comparable to previous works. This study shows that at a certain lid velocity, the direction of the moving plume is changed. This earth mantle convection simulation will give better and more reliable results by considering more complicated boundary conditions and adequate simulation systems.