This Author published in this journals
All Journal Jurnal Ternak
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search
Journal : Jurnal Ternak

Analisis Penjualan Sapi Bakalan Peranakan Ongole (PO) Berbanding dengan Sapi Peranakan Simental (PS) Di Pasar Hewan Panceng Kecamatan Panceng Kabupaten Gresik M. Azhar Bashir; Wardoyo Wardoyo; Edy Susanto
Jurnal Ternak : Jurnal Ilmiah Fakultas Peternakan Universitas Islam Lamongan Vol 8, No 1 (2017): Jurnal Ternak
Publisher : UNIVERSITAS ISLAM LAMONGAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (573.946 KB) | DOI: 10.30736/jy.v8i1.12

Abstract

Pembibitan sapi potong merupakan sumber utama sapi bakalan bagi usaha penggemukan sapi potong di Indonesia. Biro Pusat Statistik (1997) menunjukan bahwa konsumsi daging sapi perkapita rata-rata meningkat dari 0,31 kg pada tahun 1990 menjadi 0,62 kg pada tahun 1996..Maka dari itu penelitian ini mengangkat permasalahan perbandingan presentase penjualan antara Sapi Peranakan Ongole (PO) berbanding dengan Sapi Peranakan Simental (PS) dan faktor-faktor yang mempengaruhi penjualan Sapi Peranakan Ongole (PO) Berbanding dengan Sapi Peranakan Simental (PS) di Pasar Hewan Desa Surowiti Kecamatan Panceng Kabupaten Gresik. Sejalan dengan masalah tersebut dan hipotesis penelitian maka penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan metode analisis data Uji Validitas, Uji Reliabilitas, Uji t, Analisis Regresi Linier Berganda.Hasil analisis menunjukkan bahwa, uji validitas dan reliabilitas semua variabel dinyatakan valid dan reliabel. Perbandingan penjualan sapi bakalan peranakan ongole dan sapi peranakan simental lebih tinggi sapi simental hal ini di buktikan dengan rekapitulasi hasil pengamatan yang memiliki presentase 30% dibanding 49,7% dan hasil uji t Responden sebesar thitung(PS) < ttabel(PS) = 19,817 < 2,05183 dan thitung(PS) > ttabel(PS) = 26,843 > 2,05183. Sedangkan Hasil regresi linier berganda menunjukkan Y(PO) = 1,721+ 0,349+ -0,021+ -0,091 sedangkan Y(PS) = 3,078+0,074+- 0,213+0,007. Hasil uji t menyatakan bahwa thitung(PO)< ttabel yaitu 2,780 < 2,05183 dan thitung(PS)< ttabel yaitu 0,631<2,05183, maka dapat disimpulkan bahwa variabel Tangibles (X1) berpengaruh terhadap Penjualan (Y). Sedangkan pada variabel keunggulan (X2), thitung(PO) < ttabel yaitu-0,182 < 2,05183 dan thitung(PS)< ttabel yaitu -1,712< 2,05183, maka dapat disimpulkan bahwa variabel keunggulan (X2) tidak berpengaruh terhadap Penjualan (Y) pada Sapi Bakalan Peranakan Ongole dan Sapi Bakalan Peranakan Simental di Pasar Hewan Desa Surowiti Kecamatan Panceng Kabupaten Gresik. Dan pada variabel Harga (X3) Karena thitung(PO)> ttabel yaitu-0,172<2,05183 dan thitung(PS)< ttabel yaitu -0,094<2,05183, maka dapat disimpulkan bahwa variabel Harga (X3) tidak berpengaruh terhadap Penjualan (Y) pada Sapi Bakalan Peranakan Ongole dan Sapi Bakalan Peranakan Simental di Pasar Hewan Desa Surowiti Kecamatan Panceng Kabupaten Gresik. Berdasarkan temuan-temuan tersebut maka Pasar hewan Desa Surowiti kecamatan Panceng kabupaten Gresik hendaknya berusaha mendapatkan pemahaman yang lebih baik mengenai harapan konsumen (pembeli) melalui riset, analisis komplain, dan lain-lain. Pasar hewan Desa Surowiti kecamatan Panceng kabupaten Gresik perlu mengkaji lebih mendalam dan mampu melakukan riset pemasaran secara berkelanjutan untuk menentukan strategi pemasaran agar dapat memaksimalkanPotensi wilayah kususnya daerah pantura.Keywords: sapi potong, bakalan, peranakan, penggemukan
STUDI PENERAPAN ESTRUS SYNCHRONIZATION DAN TEKNOLOGI IB JENIS BOER TERHADAP RESPON BIRAHI DAN KEBUNTINGAN KAMBING LOKAL PADA KELOMPOK PETANI PETERNAK “TELAGA TERNAK MANDIRI” DI KABUPATEN LAMONGAN Edy Susanto; Mufid Dahlan
Jurnal Ternak : Jurnal Ilmiah Fakultas Peternakan Universitas Islam Lamongan Vol 8, No 2 (2017): Jurnal Ternak
Publisher : UNIVERSITAS ISLAM LAMONGAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30736/jy.v8i2.18

Abstract

Lamongan merupakan wilayah kering yang banyak terdapat populasi kambing lokal (kacang cross) dan diusahakan oleh peternak rakyat secara tradisional. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hasil penerapan Estrus Synchronization dan teknologi IB jenis Boer terhadap persentase birahi dan kebuntingan kambing lokal pada kelompok petani peternak “Telaga Ternak Mandiri” di Kabupaten Lamongan. Penelitian dilaksanakan di Desa Tlogoagung Kecamatan Kembangbahu Kabupaten Lamongan mulai tanggal 2 april – 30 juli 2016. Metode penelitian yang digunakan adalah metode Studi analitis yaitu seperti pada desain percobaan (Nazir, 2005). Sampel yang digunakan sebanyak 20 kambing lokal. Semen beku yang digunakan breed australian boer galur Banjo dan Klien Diamond yang diperoleh dari Laboratorium Lapang “Sumber Sekar” Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan Estrus Synchronization PGF2α pada kambing lokal di kabupaten Lamongan menghasilkan respon birahi tertinggi sebesar 80% dicapai pada dosis 1,5 ml / ekor. Rerata angka kebuntingan hasil teknologi IB jenis boer terhadap kambing lokal di kabupaten lamongan adalah sebesar 75%.Keywords: IB, Estrus Synchronization, Boer, Kambing Lokal, Lamongan
ANALISIS FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU KONSUMEN TERHADAP PEMBELIAN PRODUK MAKANAN BERBAHAN DASAR HASIL TERNAK DI WILAYAH KOTA LAMONGAN Fathul Amin; Edy Susanto; Nuril Badriyah
Jurnal Ternak : Jurnal Ilmiah Fakultas Peternakan Universitas Islam Lamongan Vol 9, No 1 (2018): Jurnal Ternak
Publisher : UNIVERSITAS ISLAM LAMONGAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30736/jy.v9i1.27

Abstract

Pengumpulan data penelitian dilakukan pada 27 Juni hingga 26 Juli 2015 di Pasar Sidoharjo, Pasar Made, Alfamidi Veteran, Indomaret Made Fauzi, agen makanan beku, makanan beku Agen Bapak Nur. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui produk makanan apa yang dibuat dari ternak yang beredar di kota Lamongan dan untuk mengetahui bagaimana pengaruh faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen dalam membeli produk pertanian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa produk makanan berbasis daging ada 69 macam, produk makanan yang terbuat dari telur ada satu spesies, produk makanan berbasis susu ada 130 jenis. Variabel pendidikan memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian produk pangan berbasis ternak (Y) pada taraf signifikansi 95% atau α = 0,05 (p <0,05), dengan koefisien regresi (bi) sebesar 0,071 hingga 0,000 signifikansi (p <0,05). <0,05), variabel pendapatan memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian berdasarkan produk makanan ternak (Y) pada taraf signifikansi 95% atau α = 0,05 (p <0,05), dengan koefisien regresi (bi) sebesar 0,174 sampai 0,000 signifikansi (p <0,05), variabel sumber daya memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian berdasarkan produk pangan ternak (Y) pada taraf signifikansi 95% atau α = 0,05 (p <0,05), dengan koefisien regresi (bi ) dari 0,025 hingga 0,000 signifikansi (p <0,05, variabel gaya hidup memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian berdasarkan produk makanan ternak (Y) pada taraf signifikansi 95% atau α = 0,05 (p <0,05), dengan koefisien regresi ( bi) dari 0,676 hingga 0,000 significanc e (p <0,05.
Pengaruh Konsentrasi dan Lama Perendaman Ekstrak Kulit Nanas Terhadap Kualitas Fisik dan Kualitas Organoleptik Daging Bebek Petelur Afkir Musabihatul Maghfiroh; Ratna Kumala Dewi; Edy Susanto
Jurnal Ternak : Jurnal Ilmiah Fakultas Peternakan Universitas Islam Lamongan Vol 8, No 1 (2017): Jurnal Ternak
Publisher : UNIVERSITAS ISLAM LAMONGAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (496.407 KB) | DOI: 10.30736/jy.v8i1.14

Abstract

Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 23 Mei sampai dengan 14 Juni 2016 dilakukan di Laboratorium Fakultas Peternakan Universitas Islam Lamongan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh konsentrasi dan lama perendaman ekstrak kulit nanas terhadap kualitas fisik dan organoleptik daging bebek petelur afkir. Materi Penelitian adalah daging bebek petelur afkir sebanyak 3 kg bagian dada dan paha tanpa tulang dan kulit nanas sebanyak 2 kg. metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah percobaan dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL) pola faktorial (3x3) dengan 2 faktor dan 3 kali ulangan. Perlakuan yang diterapkan adalah fakor A terdiri dari A1 = konsentrasi ekstrak kulit nanas 0% (tanpa perendaman), A2 = konsentrasi ekstrak kulit nanas 20% (20 ml ekstrak kulit nanas), A3 = konsentrasi ekstrak kulit nanas 40% (40 ml ekstrak kulit nanas), faktor B terdiri dari B1 = perendaman dengan waktu 0 menit, B2 = perendaman dengan waktu 30 menit, B3 = perendaman dengan waktu 60 menit. Data yang diperoleh dianalisis dengan sidik ragam Analysis Of Variace (ANOVA) dan dilanjutkan dengan Duncan’s Multiple Range Test (DMRT) bila terdapat pengaruh nyata. Variabel yang diamati meliputi kualitas fisik (uji nilai pH dan susut masak) dan kualitas organoleptik (warna, aroma dan tekstur). Hasil penelitian menujukkan bahwa perendaman bebek afkir dalam ekstrak kulit nanas memberikan pengaruh tidak nyata (P>0.05) terhadap uji nilai pH, susut masak, warna, aroma dan tekstur. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pengaruh konsentrasi dan lama perendaman ekstrak kulit nanas terhadap kualitas fisik dan organoleptic daging bebek afkir tidak terjadi interaksi yang nyata (P<0,05) antara lama perendaman ekstrak kulit nanas dan konsentrasi yang berbeda terhadap pengempukan daging bebek petelur afkir, karena Fhitung < Ftabel (P<0,05), tetapi berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap pH, warna dan tekstur, karena Fhitung > Ftabel (P<0,05). Pada konsentrasi 20 % selama 60 menit dapat meningkatkan presentasi tingkat kesukaan terhadap warna dengan nilai rata-rata (31,88) dan tekstur dengan nilai rata-rata (30,77). Tetapi belum mampu memperbaiki nilai aroma, susut masak dan pengempukan ekstrak kulit nanas mampu menurunkan nilai pH daging bebek afkir dengan nilai rata-rata (5,76).Keywords: daging bebek afkir, kulit nanas, uji nilai pH
Perbandingan Prevalensi dan Infeksi Parasit Nematoda pada Sapi Potong Antara Model Kandang Berlantai Beton dengan Berlantai Tanah Di Kecamatan Palang Kabupaten Tuban Tahun 2016 Purwatihningsing Purwatihningsing; Edy Susanto; Muridi Qomaruddin
Jurnal Ternak : Jurnal Ilmiah Fakultas Peternakan Universitas Islam Lamongan Vol 7, No 2 (2016): Jurnal Ternak
Publisher : UNIVERSITAS ISLAM LAMONGAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30736/jy.v7i2.9

Abstract

Penelitian ini dilaksanakan di desa Leran Kulon, Leran Wetan dan Wangun Kecamatan Palang Kabupaten Tuban dari tanggal 1 s/d 31 Mei 2016. Tujuan Penelitian ini untuk mengetahui perbandingan prevalensi dan tingkat infeksi parasit nematoda pada ternak sapi potong antara model kandang berlantai beton dengan kandang berlantai tanah. Materi yang digunakan dalam penelitian ini 144 ekor sapi potong yaitu 72 ekor dari kandang berlantai beton dan 72 kandang dari kandang berlantai tanah. Metode penelitian yang digunakan adalah survey dan penentuan sampel secara purposive sampling. Pengambilan data berupa data primer yang diperoleh melalui wawancara dan pengamatan langsung di lapangan dan data sekunder dari instansi terkait. Untuk mengetahui perbandingan prevalensi dan tingkat infeksi parasit nematoda pada ternak sapi potong antara kandang berlantai beton dengan kandang berlantai tanah data dianalisis dengan uji „Z‟. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa parasit nematoda yang ditemukan pada kandang berlantai beton diantaranya : Bunostomum sp, Strongyloides sp, Ostertagia sp, Trichostrongylus sp dan Cooperia sp. Sedangkan kandang berlantai tanah parasit nematoda yang ditemukan adalah : Bunostomum sp, Strongyloides sp, Ostertagia sp, Trichostrongylus sp ,Cooperia sp, Toxocara sp dan Trichuris sp. Prevalensi cacing Bunostomum sp, Strongyloides sp dan Ostertagia sp antara kandang berlantai beton dan kandang berlantai tanah adalah sama, yaitu sebesar 1,39 persen. Prevalensi cacing Trichostrongylus sp pada kandang berlantai beton sebesar 5,56 persen sedangkan pada kandang berlantai tanah sebesar 8,33 persen, dengan selisih 2,77 persen. Prevalensi cacing Cooperia sp pada kandang berlantai beton sebesar 4,17 persen sedangkan kandang berlantai tanah sebesar 5,56 persen, selisih 1,39 persen. Prevalensi cacing Trichuris sp dan Toxocara sp pada kandang berlantai beton adalah nol sedangkan pada kandang berlantai tanah masing-masing sebesar 1,39 persen. Hasil analisis uji „Z‟ menunjukkan bahwa tingkat infeksi antara model kandang berlantai beton dengan kandang berlantai tanah untuk cacing Bunostomum sp, Strongyloides sp, dan Ostertagia sp („Z‟ = 0), Cacing Trichostrongylus sp („Z‟ = -0,0772), Cacing Cooperia sp („Z‟ = - 0,046). Hasil analisis uji „Z‟ pada penelitian ini tidak berbeda nyata. Walaupun demikian perlu dilakukan pemantauan dan pemeriksaan feses secara teratur untuk mengetahui perkembangan infestasi parasit pada ternak. Perbaikan manajemen kandang dan sistem pemeliharaan ternak dengan memperhatikan pemberian pakan yang cukup dan berkualitas. Pengobatan parasit cacing secara rutin untuk menekan infestasi dan reinfestasi cacing. Pemberian pakan hijauan muda / yang masih basah supaya dihindari.Keywords: Model Kandang, Sapi Potong, Feses, Parasit Nematoda
PENERAPAN TEKNOLOGI SILASE “FAST-FERMENT” DI PETERNAK KAMBING LOKAL KABUPATEN LAMONGAN Arif Hertanto; Dyanovita Al kurnia; Edy Susanto
Jurnal Ternak : Jurnal Ilmiah Fakultas Peternakan Universitas Islam Lamongan Vol 9, No 1 (2018): Jurnal Ternak
Publisher : UNIVERSITAS ISLAM LAMONGAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1835.913 KB) | DOI: 10.30736/jy.v9i1.28

Abstract

Khalayak sasaran kegiatan ini adalah Petani Peternak yang tergabung dalam organisasi mitra Kelompok Tani “Rukun Tani II” dan Kelompok Ternak “Telaga Ternak Mandiri” di desa Tlogoagung, kecamatan Kembangbahu, Kabupaten Lamongan. Metode pendekatan yang digunakan adalah : pemetaan potensi lokasi, penyuluhan berkerjasama dengan Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Lamongan, penyediaan sarana yang dibutuhkan, pelatihan dan pendampingan pengolahan limbah pertanian dengan teknologi Fast-Ferment. Teknologi Fast-Ferment (Fermentasi Cepat) adalah metode fermentasi limbah pertanian pada kondisi terkontrol dan dalam waktu yang relatif cepat karena menggunakan bio katalisator. Hasil kegiatan menunjukkan bahwa teknologi Fasr-Ferment dengan manajemen buffer stock sangat tepat guna dalam mengatasi permasalahan peternak sapi potong di saat musim kemarau. Kegiatan penyuluhan, penyediaan sarana, pelatihan dan manajemen pengelolaan kegiatan di tingkat kelompok mitra berjalan cukup baik. Diperlukan program pendampingan lebih lanjut terhadap  kegiatan kelompok mitra khususnya kegiatan pengelolaan usaha produksi silase dan distribusinya baik di tingkat anggota maupun pasar di luar anggota. Program penelitian juga perlu dilakukan untuk membantu penyelesaian masalah yang muncul serta inovasi teknologi yang diperlukan. 
Pengaruh Penambahan Bungkil Kelapa Sawit pada Jerami Padi Terfermentasi Terhadap Kualitas Fisik dan Pertambahan Bobot Badan Sapi Peranakan Limousin Nurul Khasanah; Muridi Qomaruddin; Edy Susanto
Jurnal Ternak : Jurnal Ilmiah Fakultas Peternakan Universitas Islam Lamongan Vol 8, No 1 (2017): Jurnal Ternak
Publisher : UNIVERSITAS ISLAM LAMONGAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30736/jy.v8i1.15

Abstract

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai Juni di Kelompok Ternak Sumber Jaya Dusun Pilanggot, Desa Wonokromo, Kecamatan Tikung. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penambahan bungkil kelapa sawit pada jerami padi terfermentasi terhadap pertambahan bobot badan sapi peranakan Limousin. Kegunaan dari penelitian ini diharapkan agar digunakan sebagai bahan informasi dan pertimbangan tentang campuran bungkil kelapa sawit pada jerami padi terfermentasi tehadap pertambahan bobot badan sapi peranakan Limousin. Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah 18 ekor sapi peranakan Limousin, jerami padi kering, ampas kecap, dan bungkil kelapa sawit. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode percobaan dengan menggunakan RAL, dimana terdiri dari 3 perlakuan yaitu jerami padi terfermentasi tanpa bungkil inti sawit, level penambahan bungkil kelapa sawit 10% dan 15%. Dengan 3 kali ulangan dan setiap ulangan diisi 2 ekor sapi. Variabel yang diamati dalam penelitian ini adalah kualitas fisik, pH dan pertambahan bobot badan sapi peranakan Limousin. Data hasil penelitian dianalisis dengan analisis statistik RAL. Hasil penelitian yang diteliti dapat disimpulkan bahwasannya pengaruh penambahan bungkil kelapa sawit pada jerami padi terfermentasi tidak memberikan pengaruh yang nyata (P> 0,05) terhadap pertambahan bobot badan sapi peranakan Limousin. Akan tetapi pertambahan bobot badan pada sapi peranakan Limousin yang mengkonsumsi pakan jerami padi terfermentasi dengan penambahan bungkil kelapa sawit lebih tinggi dari pada kontrol. Hal ini disebabkan bungkil inti sawit terdapat kandungan protein yang tinggi.Keywords: Bungkil kelapa Sawit, Jerami Padi, Terfermentasi, Kualitas fisik, Pertambahan Bobot Badan, Sapi peranakan Limousin
Pengaruh Lama Pengeringan pada Suhu yang Berbeda Terhadap Karakteristik Dendeng Giling Daging Ayam Kampung Siti Rhodhotul Kasanah; Wardoyo Wardoyo; Edy Susanto
Jurnal Ternak : Jurnal Ilmiah Fakultas Peternakan Universitas Islam Lamongan Vol 7, No 2 (2016): Jurnal Ternak
Publisher : UNIVERSITAS ISLAM LAMONGAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (433.733 KB) | DOI: 10.30736/jy.v7i2.10

Abstract

Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 23 Mei sampai 14 Juni 2016 di Laboratorium Peternakan universitas islam Lamongan untuk pembuatan dendeng giling, pengujian kadar air, pH dan organoleptik. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh lama pengeringan pada suhu yang berbeda terhadap karakteristik dendeng giling daging ayam kampung. Materi penelitian adalah Daging ayam kampung sebanyak 3.105 kg bagian dada dan paha. Bumbu yang digunakan terdiri dari gula merah, bawang merah, ketumbar, lengkuas, garam, dan bawang putih. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah percobaan dengan Rancangan Acak Lengkap pola Faktorial (3x3) dengan 2 faktor dan 3 kali ulangan. Faktor pertama adalah suhu pengeringan 50o, 60o, 70o dan faktor kedua adalah waktu pengeringan 5 jam, 6 jam, 7 jam. Data yang diperoleh diolah dengan analisis statistik menggunakan analisis ragam (ANOVA), apabila terdapat hasil yang berbeda nyata, maka dilanjutkan dengan Duncan’s Multiple Range Test (DMRT) apabila terdapat perbedaan yang nyata (Steel, et al., 1995). Variabel yang diamati yaitu kualitas fisik (kadar air dan pH) dan kualitas organoleptik (warna, bau, rasa, tekstur). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pengeringan dendeng giling daging ayam kampung dengan suhu dan waktu yang berbeda berpengaruh nyata (P0,05) terhadap kadar air, warna, serta bau karena Fhitung  Ftabel (P0,05), tetapi tidak berpengaruh nyata terhadap pH, tekstur dan rasa karena Fhitung  Ftabel (P0,05). Pengeringan pada suhu 60o selama 6 jam dapat meningkatkan persentase tingkat kesukaan panelis terhadap rasa dengan nilai rata-rata (35,67), serta warna dengan nilai rata-rata (32,33), tetapi belum bisa memperbaiki pH dengan nilai rata-rata (6,21), kadar air dengan nilai rata-rata (34,67 %), bau dengan nilai rata-rata (31) dan tekstur dengan nilai rata-rata (31,33) dendeng giling daging ayamkampung.Keywords: temperatur, waktu, daging ayam kampung, dendeng giling, kadar air, pH, organoleptik
PENERAPAN TEKNOLOGI KANDANG ANTI BANJIR DI DESA BOJOASRI, KECAMATAN KALITENGAH, KABUPATEN LAMONGAN, JAWA TIMUR Wahyuni .; Edy Susanto; Husen .; Dwi Kartika sari
Jurnal Ternak : Jurnal Ilmiah Fakultas Peternakan Universitas Islam Lamongan Vol 9, No 2 (2018): Jurnal Ternak
Publisher : UNIVERSITAS ISLAM LAMONGAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30736/jy.v9i2.30

Abstract

Kandang anti banjir merupakan sebuah temuan teknologi dalam rangka pencegahan kerugian usaha peternakan kambing di daerah aliran Sungai Bengawan Solo (Wachid et al.2009). Desa Bojoasri Kecamatan Kalitengah adalah salah satu Desa di Kabupaten Lamongan yang terkena dampak banjir stiap tahunnya. Banjir tersebut merupakan banjir tahunan yang menyebabkan banyak kerugian dari sektor pertanian, perikanan dan peternakan. Salah satu usaha peternakan yang banyak merugi adalah peternakan kambing. Oleh  karena  itu  penting  dilakukan  pada  program  diseminasi  produk  teknologi  ke masyarakat ini dengan judul “PENERAPAN TEKNOLOGI KANDANG ANTI BANJIR DI DESA BOJOASRI, KECAMATAN KALITENGAH, KABUPATEN LAMONGAN, JAWA TIMUR”.Target  yang  diharapkan  pada  kegiatan  ini  meliputi:  Anggota  kelompok  mitra mampu membuat kandang yang aman dari bahaya banjir yaitu kandang anti banjir sebagai pencegahan kerugian usaha peternakan kambing. Mampu membuat awetan pakan berbasis bahan pakan lokal meliputi; pakan silase, pakan konsentrat dan fermentasi gedebok pisang. Mampu mengolah kotoran kambing menjadi pupuk organik berbasis bakteri lokal menggunakan metode fermentasi. Serta, tersedianya kandang anti banjir dan sarana produksi ternak di tingkat kelompok mitra berjumlah 10 unit sehingga kerugian akibat banjir pada sektor ternak Kambing dapat ditekan. Pihak-pihak yang terlibat dalam kegiatan ini antara lain: pengusul program, kelompok ternak “Asri”, karang taruna Desa Bojoasri, mahasiswa dan teknisi.Satu unit kandang dibangun dengan ukuran 2 m x 2 m sehingga luasannya 4 m2. Jikadiameter silinder bambu adalah 10 cm; untuk membuat lantai ukuran 2  x  2 meter maka diperlukan bambu dengan panjang 2 meter sebanyak 20 batang. Satu bambu mempunyai volume = ∏ x r2 x t = 3,14 x 52cm x 200cm = 15.700 cm3 = 0,0157 m3. sehingga volume 20 batang bambu adalah 20 x 0,0157 m3  = 0.314 m3. Besarnya gaya keatas (Fa) bisa dihitung:  Fa  =  ρ v  g  =  1000  kg/m3   x  0.314  m3   x  9,81  N/Kg  =  3.080,34  N.  Jika dikonversikan dalam kilogram :  3.080,34 N dibagi 9,81N/Kg = 314  Kg.  Berdasarkan perhitungan tersebut maka berat maksimal  yang bisa ditahan oleh gaya keatas adalah kurang dari 314 Kg. Jika rata-rata berat kambing adalah 40 Kg maka berat 3 ekor kambing adalah 120 Kg. Sehingga rakit ini bisa digunakan sebagai lantai pada kandang panggung dengan kapasitas 7 ekor kambing, namun dengan luasan 4 m2, maka kambing yang dapat ditampung adalah 4 ekor kambing mengingat satu ekor kambing membutuhkan luasan 1 m x 1 m tanpa sekat.Luaran yang diharapkan pada kegiatan ini adalah: Jurnal Ilmiah/ prosiding nasional tentang penerapan teknologi tepat guna, kandang anti banjir untuk mencegah kerugian usaha peternakan kambing di Desa Bojoasri Kec. Kalitengah, Kab. Lamongan; Publikasi media massa tentang kandang anti banjir untuk mencegah kerugian usaha peternakan kambing di Desa Bojoasri Kec. Kalitengah, Kab. Lamongan; Seperangkat kandang anti banjir berjumlah 10 unit di Desa Bojoasri, Kec. Kalitengah, Kab. Lamongan; Peningkatan penerapan  iptek  lanjutan  di  masyarakat  (manajemen  pakan  ketika  terjadi  banjir  yaitu dengan membuat pakan awetan: pakan silase rumput dan fermentasi gedebok pisang; serta manajemen pengolahan kotoran kambing menjadi pupuk organik berbasis bakteri lokal menggunakan metode fermentasi).
Pengaruh Penambahan Ampas Kecap pada Jerami Fermentasi Terhadap Kualitas Fisik, pH dan Pertambahan Bobot Badan Sapi Brahman Cross (BX) Finaya Eka Putri Suhudiyah; Edy Susanto; Muridi Qomaruddin
Jurnal Ternak : Jurnal Ilmiah Fakultas Peternakan Universitas Islam Lamongan Vol 7, No 2 (2016): Jurnal Ternak
Publisher : UNIVERSITAS ISLAM LAMONGAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (304.604 KB) | DOI: 10.30736/jy.v7i2.6

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penambahan ampas kecap pada jerami fermentasi terhadap kualitas fisik, pH dan pertambahan bobot badan sapi Brahman Cross(BX). Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah 18 ekor sapi Brahman Cross (BX) dengan bobot awal 200-300 kg/ekor, jerami padi kering dan ampas kecap. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap yang terdiri dari 3 perlakuan dan 3 ulangan. Adapun 3 perlakuan tersebut terdiri dari jerami padi tanpa fermentasi, penambahan ampas kecap 5% dan penambahan ampas kecap 10%. Setiap ulangan di isi 2 ekor sapi. Variable yang diamati dalam penelitian ini adalah kualitas fisik, pH dan pertambahan bobot badan sapi Brahman Cross (BX). Data dianalisis dengan metode statistik Rancangan Acak Lengkap. Penimbangan bobot badan dilakukan setiap satu bulan sekali. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan ampas kecap pada jerami fermentasi tidak berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap pertambahan bobot badan sapi Brahman Cross (BX). Akan tetapi pertambahan bobot badan sapi Brahman Cross yang mengkonsumsi pakan jerami fermentasi dengan ampas kecap lebih tinggi dibandingkan dengan control (P0) dengan rata-rata peningkatan 0,25 kg/hari.Keywords: Ampas kecap, jerami fermentasi, kualitas fisik, pH , Pertambahan Bobot Badan, Sapi Brahman Cross (BX)