Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

STATUS KESEHATAN GIGI ANAK SEKOLAH DILIHAT BERDASARKAN KEBIJAKAN PROGRAM UKGS TAHAP II (STUDI LITERATUR): THE DENTAL STATUS OF A STUDENT IS VIEWED ACCORDING TO THE POLICY OF A STAGE II UKGS PROGRAM (LITERATURE REVIEW) Insyra Putri Ramadhani; Yonan Heriyanto; Hetty Anggrawati Koesoemah; Nurul Fatikhah
JDHT Journal of Dental Hygiene and Therapy Vol. 3 No. 1 (2022): JDHT Journal of Dental Hygiene and Therapy
Publisher : Politeknik Kesehatan Kemenkes RI Jakarta I

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36082/jdht.v3i1.347

Abstract

Kerusakan gigi pada anak bisa menyebabkan gangguan pada pertumbuhan dan perkembangan anak. Maka dari itu, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia membuat sebuah Rencana Aksi Nasional (RAN) pelayanan kesehatan gigi dan mulut. RAN 2015-2020 bertujuan memperkuat pelayanan kesehatan gigi dan mulut, salah satunya untuk mencapai DMFT anak umur dibawah 12 tahun mencapai 1,26 dan 50% UKGS tahap III. Namun kenyataannya target capaian RAN belum dapat terpenuhi, bahkan UKGS tahap II yang telah berlangsungpun belum sesuai dengan kebijakan Kementerian Kesehatan pada pedoman UKGS 2012. Penelitian ini bertujuan mengkaji literatur status Kesehatan gigi anak sekolah dilihat berdasarkan kebijakan program kegiatan UKGS tahap II. Jenis penelitian ini studi literatur. Pencarian literatur menggunakan metode PICOS. Pengambilan data berdasarkan kajian data kepustakan yang diterbitkan tahun 2015-2020, kemudian dianalisis dengan teknik content analysis. Hasil kajian literatur menurut Taftazani, dkk (2015), Lestari (2016) dan diperkuat oleh Sembiring (2019) menyatakan bahwa program UKGS tahap II yang terlaksana dalam kriteria sedang. Pelaksanaan program UKGS tahap II akan mempengaruhi target capaian Kementerian Kesehatan. Wirata, dkk (2016), Pratiwi, dkk (2016), dan Ikenasya (2017) menjelaskan bahwa siswa di sekolah yang menjalankan program kegiatan UKGS memiliki status kesehatan gigi dan mulut yang lebih baik. Hasil penelitian Wirata, dkk (2016), dan Pratiwi, dkk (2016), menjelaskan bahwa siswa di sekolah dengan program kegiatan UKGS tahap II yang dilaksanakan sesuai dengan pedoman 2012, memiliki status kesehatan gigi dan mulut yang lebih baik. Kesimpulan: Pelaksanaan program kegiatan UKGS tahap II yang dilakukan sesuai dengan kebijakan Kementerian Kesehatan, akan meningkatkan status kesehatan gigi dan mulut pada anak sekolah dasar.
STATUS KESEHATAN GIGI ANAK SEKOLAH DILIHAT BERDASARKAN KEBIJAKAN PROGRAM UKGS TAHAP II (STUDI LITERATUR): THE DENTAL STATUS OF A STUDENT IS VIEWED ACCORDING TO THE POLICY OF A STAGE II UKGS PROGRAM (LITERATURE REVIEW) Insyra Putri Ramadhani; Yonan Heriyanto; Hetty Anggrawati Koesoemah; Nurul Fatikhah
JDHT Journal of Dental Hygiene and Therapy Vol. 3 No. 1 (2022): JDHT Journal of Dental Hygiene and Therapy
Publisher : Politeknik Kesehatan Kemenkes RI Jakarta I

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36082/jdht.v3i1.347

Abstract

Kerusakan gigi pada anak bisa menyebabkan gangguan pada pertumbuhan dan perkembangan anak. Maka dari itu, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia membuat sebuah Rencana Aksi Nasional (RAN) pelayanan kesehatan gigi dan mulut. RAN 2015-2020 bertujuan memperkuat pelayanan kesehatan gigi dan mulut, salah satunya untuk mencapai DMFT anak umur dibawah 12 tahun mencapai 1,26 dan 50% UKGS tahap III. Namun kenyataannya target capaian RAN belum dapat terpenuhi, bahkan UKGS tahap II yang telah berlangsungpun belum sesuai dengan kebijakan Kementerian Kesehatan pada pedoman UKGS 2012. Penelitian ini bertujuan mengkaji literatur status Kesehatan gigi anak sekolah dilihat berdasarkan kebijakan program kegiatan UKGS tahap II. Jenis penelitian ini studi literatur. Pencarian literatur menggunakan metode PICOS. Pengambilan data berdasarkan kajian data kepustakan yang diterbitkan tahun 2015-2020, kemudian dianalisis dengan teknik content analysis. Hasil kajian literatur menurut Taftazani, dkk (2015), Lestari (2016) dan diperkuat oleh Sembiring (2019) menyatakan bahwa program UKGS tahap II yang terlaksana dalam kriteria sedang. Pelaksanaan program UKGS tahap II akan mempengaruhi target capaian Kementerian Kesehatan. Wirata, dkk (2016), Pratiwi, dkk (2016), dan Ikenasya (2017) menjelaskan bahwa siswa di sekolah yang menjalankan program kegiatan UKGS memiliki status kesehatan gigi dan mulut yang lebih baik. Hasil penelitian Wirata, dkk (2016), dan Pratiwi, dkk (2016), menjelaskan bahwa siswa di sekolah dengan program kegiatan UKGS tahap II yang dilaksanakan sesuai dengan pedoman 2012, memiliki status kesehatan gigi dan mulut yang lebih baik. Kesimpulan: Pelaksanaan program kegiatan UKGS tahap II yang dilakukan sesuai dengan kebijakan Kementerian Kesehatan, akan meningkatkan status kesehatan gigi dan mulut pada anak sekolah dasar.
Pengaruh Intervensi Penyuluhan dengan Menggunakan Media Flipchart terhadap Tingkat Kecemasan Orang Tua pada Pasien Operasi Labioplasty di YPPCBL Bandung Dewi Sodja Laela; Rania Rachmadiani Rasyid; Yonan Heriyanto; Nining Ningrum
Journal of Oral Health Care Vol. 10 No. 2 (2022): 2
Publisher : Poltekkes Kemenkes Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29238/ohc.v10i2.1560

Abstract

Pendahuluan: Tindakan operasi pada anak dapat mengakibatkan timbulnya kecemasan pada orang tua. Kecemasan orang tua terjadi karena kurangnya pengetahuan. Tingkat Kecemasan dapat diatasi dengan cara diberikan edukasi.  Penyuluhan dengan alat bantu media berupa media flip chart merupakan salah satu bentuj edukasi. Tujuan penelitian ini mengetahui pengaruh intervensi penyuluhan dengan menggunakan media flip chart terhadap tingkat kecemasan orang tua pada pasien operasi labioplasty di YPPCBL. Metode : Jenis penelitian analitik menggunakan metode quasi experiment. Populasi penelitian orang tua pasien penderita celah bibir di YPPCBL. Sample diambil secara accidental sebanyak 20 sampel orang tua pasien operasi labioplasty di YPPCBL. Uji hipotesis menggunakan Wilcoxon Signed Rank Test. Hasil : Tingkat kecemasan orang tua pasien yang akan dilakukan operasi labioplasty sebelum dilakukan intervensi 95 % masuk kedalam kategori kecemasan ringan. Setelah dilakukan intervensi penyuluhan seluruh orang tua (100%) tidak mengalami kecemasan. Analisis Wilcoxon Signed Rank Test menunjukkan ada perbedaan signifikan antara tingkat kecemasan orang tua pasien operasi labioplasty sebelum dan sesudah diberikan penyuluhan dengan menggunakan media flip chart (Sig = 0,000 < 0,05). Kesimpulan : Intervensi penyuluhan dengan media flip chart dapat menurunkan tingkat kecemasan orang tua pasien operasi labioplasty
Booklet Maloklusi Sebagai Media Dalam Meningkatkan Minat Perawatan Gigi Berjejal Anterior (Orthodontie) Dwi Suyatmi; Taadi Taadi; Yonan Heriyanto
Journal of Oral Health Care Vol. 10 No. 2 (2022): 2
Publisher : Poltekkes Kemenkes Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29238/ohc.v10i2.1625

Abstract

Latar Belakang:. Maloklusi memiliki dampak terhadap pengunyahan, estetik wajah, dan status psikososial seseorang. Psikososial merupakan keterkaitan antara 2 aspek yaitu aspek psikologis dan sosial. Masa remaja adalah masa penuh dinamika, terutama pada fase remaja awal pada rentang usia 12-15 tahun. Fase remaja awal berlangsung bersamaan dengan masa pubertas atau masa perubahan fisik dari masa anak-anak menuju dewasa. Gigi anterior yang tidak rapi seperti gigi berjejal, gigi bercelah, dan gigi protrusi. Tujuan: Tujuan Penelitian ini diketahuinya Pengaruh Penggunaan Booklet Maloklusi Gigi Terhadap Minat Perawatan Gigi Berjejal Anterior (Orthodontie). Manfaat hasil penelitian sebagai masukan bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan masyarakat dalam membuktikan tentang Penggunaan Booklet Maloklusi Gigi Terhadap Minat Perawatan Gigi Berjejal Anterior (Orthodontie). Metode: Penelitian ini menggunakan desain eksperimen dengan rancangan Pre- test-Post-test Design. Sampel adalah siswa Sekolah Menengah Pertama, di wilayah kecamatan Kasihan, Kabupaten Bantul, Yogyakarta sejumlah 100 siswa. Variabel pengaruh penggunaan booklet maloklusi gigi dan Variabel terpengaruh Minat perawatan gigi. Hasil: Hasil pengukuran pengetahuan awal pada kelompok eksperimen responden memiliki pengetahuan cukup sebanyak 29 orang (58%) sedangkan pada kelompok kontrol memiliki pengetahuan baik dan cukup 50 orang (50%). Pada hasil pengukuran pengetahuan akhir pada kelompok eksperimen responden memiliki pengetahuan baik sebanyak 34 orang (68%) sedangkan pada kelompok kontrol responden memiliki pengetahuan baik 45 orang (75%). Hasil pengukuran tingkat minat awal pada kelompok eksperimen memiliki minat sedang 49 orang (98%), sedangkan pada kelompok kontrol memiliki minat sedang 49 orang (98%). Hasil pengukuran minat akhir pada kelompok eksperimen responden memiliki minat tinggi sebanyak 45 orang (90%) sedangkan pada kelompok kontrol minat tinggi dan sedang sebanyak 34 orang (68%). Kesimpulan: Booklet maloklusi gigi berpengaruh dalam meningkatkan minat perawatan gigi berjejal anterior (orthodontie). Penggunaan booklet maloklusi gigi lebih berpengaruh dalam meningkatkan minat perawatan gigi berjejal anterior (orthodontie) dari pada dengan media power point.
ASUHAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT PADA KLIEN TN. DF DENGAN KELUHAN KARANG GIGI Nur Fauziah Yulyanti; Deru Marah Laut; Dewi Sodja Laela; Yonan Heriyanto
Jurnal Terapi Gigi dan Mulut Vol 1 No 2 (2022): Jurnal Terapi Gigi dan Mulut
Publisher : Poltekkes Kemenkes Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34011/jtgm.v1i2.954

Abstract

The bad habit of smoking makes tar, one of the components in cigarettes, which is sticky, making it easier for plaque to stick to the surface of the teeth. Plaque that is not cleaned properly over time will form tartar. Tartar can cause discomfort to a person, as well as client Mr. DF who felt disturbed and uncomfortable with this tartar. This study aims to determine the results of Dental and Oral Health Care on the client of Mr. DF (26 Years) with complaints of tartar at the clinic of the Department of Dental Health Bandung. This research method is a case report with the concept of dental and oral health care which consists of a process of assessment, diagnosis, planning, implementation and evaluation. This report describes cases of tartar and bad smoking habits. The results of the initial assessment found tartar with a score of 19, stain, 4 teeth with caries, 1 remaining root of the tooth and free plaque score of 35%. After the examination, it was stated that the results of the diagnosis were that there were 5 human needs that were not met. To fulfill these 5 basic human needs, scaling, stain cleaning, fillings, tooth extraction, counseling using the Chair Side Talk and Oral Physiotherapy. The evaluation results show that the 8 basic human needs of the client have been met after treatment.
PELATIHAN PENDIDIKAN KESEHATAN GIGI PADA GURU-GURU DENGAN MEMAKAI MEDIA VIDEO TUTORIAL MENYIKAT GIGI DI MADRASAH IBTIDAIYAH Nining Ningrum; Deru Marah Laut; Yonan Heriyanto
Jurnal Pengabdian Masyarakat Kesehatan Indonesia Vol. 1 No. 1 (2022): Jurnal Pengabdian Masyarakat Kesehatan Indonesia
Publisher : Poltekkes Kemenkes Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34011/jpmki.v1i1.970

Abstract

Community behavior is strongly influenced by knowledge of dental health which is still low so that public awareness of the importance of maintaining and maintaining dental and oral health is also low. Riskesdas 2018 data, only 2.8% of the Indonesian population aged more than 3 years who have brushed their teeth properly, brushing 2 times a day in the morning after eating and at night before going to bed. Health education through video media has advantages in terms of providing good visualization so as to facilitate the process of absorbing knowledge. The implementation method includes several activities, namely: providing dental and oral health training for Islamic Islamic Boarding School Madrasah teachers no. 13, carrying out mentoring when trained teachers carry out "knowledge transfer" to students, carrying out mentoring when teachers provide material counseling dental health for their students, providing assistance when teachers develop a mass toothbrushing program using video tutorials on brushing teeth and scheduled counseling for students and carrying out evaluations. Results of Dental Health Training for 10 partner teachers-1 and 10 partner teachers-2 selected accompanied by cognitive evaluation in the form of pre-posttest and evaluation of brushing skills; Toothbrush guidance along with video screening of Toothbrushing Tutorials for Ibtidaiyah and Madrasah Diniyah students. The results of the training for teachers from both Madrasahs are quite good where there is an increase in the average achievement of pre and posttest scores.