Claim Missing Document
Check
Articles

Found 12 Documents
Search

Tingkat Kepuasan Pasien Rawat Jalan terhadap Pelayanan Kefarmasian di Instalasi Farmasi RSUD Datu Beru Takengon Amelia Sari; Defri Aroni; Ismaul Hasanah
Jurnal Dunia Farmasi Vol 4, No 1 (2019): Edisi Desember
Publisher : Program Studi Farmasi, Fakultas Farmasi dan Kesehatan, Institut Kesehatan Helvetia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33085/jdf.v4i1.4562

Abstract

Pendahuluan: Pelayanan Farmasi menjadi salah satu pelayanan penunjang medik terapeutik yang tidak dapat dipisahkan dari pelayanan rumah sakit secara keseluruhan. Peran Instalasi Farmasi yang cukup besar sebagai sumber dana rumah sakit, diperlukan untuk melihat kepuasan pasien terhadap pelayanan Instalasi Farmasi rumah sakit. Tujuan: Penelitian bertujuan untuk mengetahui tingkat kepuasan pasien terhadap pelayanan kefarmasian di Instalasi Farmasi RSUD Datu Beru Takengon. Metode: Penelitian menggunakan metode deskriptif dengan desain kuantitatif. Tingkat kepuasan diukur dengan lima dimensi kualitas jasa pelayanan, dianalisis dengan rumus mean dan persentase. Hasil: Tingkat kepuasan pasien rawat jalan terhadap pelayanan kefarmasian menunjukkan kategori puas dengan persentase dimensi tangible adalah 66,3%, dimensi reliability 91,8%, dimensi responsiveness 55,1%, dimensi assurance 64,3%,  dimensi empathy 53,1%. Kesimpulan:  Tingkat kepuasan pasien rawat jalan di Instalasi RSUD datu Beru Katengon masuk dalam kategori puas.
Serbuk effervescent kombinasi ekstrak buah pare (Momordica charantia L.) dan buncis (Phaseolus vulgaris L.) sebagai nutraseutikal Rima Hayati; Amelia Sari; Nur Alfina
AcTion: Aceh Nutrition Journal Vol 4, No 1 (2019): AcTion Vol 4 No 1 Tahun 2019
Publisher : Jurusan Gizi Politeknik Kesehatan Kemenkes Aceh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (333.424 KB) | DOI: 10.30867/action.v4i1.155

Abstract

Bitter melon and beans contain flavonoids which have the potential as antidiabetic agents. The combination of ethanolic extract of bitter melon (Momordica charantia L) and bean (Phaseolus vulgaris L) given orally has been investigated and proven to reduce blood glucose levels in mice. This study aims to formulate a combination of ethanol extract of bitter melon and beans with variations in sweetener concentration. This research is an experimental study. Effervescent powder made in two formulas with variations in sucralose and aspartame. Formula 1 (F1) uses a concentration of 0,20% sucralose and 0,5% aspartame and formula (F2) using a concentration of 0.24% sucralose and 0,75% aspartame. The organoleptic test indicated the powder produced is brownish white, has the smell of sucralose and aspartame and has a sweet taste (F1, F2). Flow rates are 0,6 g / sec (F1) and 0,5 g / sec (F2) with the category "very difficult", the test angle of repose of 43  (F1) and 42 (F2) with the category "rather good", Compressibility test is 19.4% (F1) and 20% (F2) with the category "good enough" and soluble time F1 and F2 which is 1 minute and 2,6 minutes shows the powder is completely dispersed.  Buah pare dan buncis memiliki kandungan flavonoid yang berpotensi sebagai agen antidiabetik. Pemberian kombinasi ekstrak etanol buah pare (Momordica charantia L) dan buncis (Phaseolus vulgaris L) secara oral telah diteliti dan terbukti dapat menurunkan kadar glukosa darah tikus. Penelitian ini bertujuan untuk memformulasikan  kombinasi ekstrak etanol buah pare dan buncis menjadi sediaan serbuk effervescen dengan variasi konsentrasi pemanis. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental. Sediaan effervescent dibuat dua formula dengan variasi  konsentrasi bahan pemanis suklarosa dan aspartam. Formula 1 (F1) menggunakan konsentrasi suklarosa 0,20 % dan aspartam 0,5% dan formula 2 (F2)  menggunakan konsentrasi suklarosa 0,24% dan aspartam 0,75%. Hasil uji organoleptis menunjukkan serbuk yang dihasilkan berwarna putih kecoklatan, memiliki bau suklarosa dan aspartam dan memiliki rasa manis (F1, F2). Waktu alir yaitu 0,6 g/detik (F1) dan 0,5 g/detik (F2) dengan katagori “sangat sukar”, sudut istirahat yaitu 43  (F1) dan 42 (F2) dengan katagori “agak baik. Uji kompresibilitas yaitu 19,4% (F1) dan 20% (F2) dengan katagori “cukup baik” dan waktu larut F1 dan F2 yaitu 1 menit dan 2,6 menit menunjukkan serbuk terdispersi sempurna.
Pengetahuan Pasien tentang Pemberian Informasi Obat di Puskesmas Meuraxa dan Puskesmas Batoh Kota Banda Aceh Amelia Sari; Defri Aroni; Rida Amaida
Jurnal Pendidikan dan Konseling (JPDK) Vol. 4 No. 6 (2022): Jurnal Pendidikan dan Konseling
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jpdk.v4i6.9368

Abstract

Pelaksanaan pelayanan informasi obat merupakan kewajiban tenaga kefarmasian yang didasarkan pada kepentingan pasien, dimana salah satu bentuk pelayanan informasi obat yang wajib diberikan oleh tenaga kefarmasian yaitu penggunaan obat secara tepat, aman dan rasional. Pemberian informasi obat yang diberikan oleh tenaga kefarmasian berdampak dengan ketidak patuhan pasien dalam mengkonsumsi obat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengetahuan pasien tentang pemberian informasi obat di Puskesmas Meuraxa dan Puskesmas Batoh Kota Banda Aceh. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif dengan teknik pengumpulan data secara survey. Pengambilan sampel penelitian ini menggunakan metode purposive dan quota sampling yaitu digunakan untuk menentukan sampel dari 98 pasien puskesmas Meuraxa dan 97 pasien puskesmas Batoh Kota Banda Aceh. Hasil penelitian menunjukkan pengetahuan responden tentang pengetahuan pasien di Puskesmas Meuraxa tergolong cukup (35,7%) dan di Puskesmas Batoh tergolong baik (45,4%). Pengetahuan pasien tentang pemberian informasi obat di Puskesmas Meuraxa dan Puskesmas Batoh termasuk kategori baik.
FORMULATION OF LIPS BALSAM FROM RED DRAGON FRUIT EXTRACT (Hylocereus polyrhizus) Amelia Sari; Meisya Raihan; Nurmalia Zakaria; Rima Hayati; Ernita Silviana
Jurnal Ilmiah Ibnu Sina (JIIS): Ilmu Farmasi dan Kesehatan Vol 8 No 1 (2023): JIIS
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan ISFI Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Lip balm is a moisturizer used as a lip balm. Red dragon fruit skin has anthocyanin as an antioxidant and protects against free radicals. The aim is to formulate red dragon fruit extract on the skin in the form of lip balm which has physical and safety characteristics. Red dragon fruit extract on the skin used in lip balm preparations, namely 0%, 5%, 10% and 15%. Evaluation of the lip balm including organoleptic, homogeneity, smearability, pH got good results and irritation test showed that all lip balm concentrations were safe to use because there was no reaction. So that the red dragon fruit extract on the skin can be used as a lip balm preparation. The difference in the concentration of red dragon fruit extract on the skin does not affect the physical properties of the lip balm preparation.
FORMULASI MOUTHWASH DARI EKSTRAK GETAH ANGSANA (Pterocarpus indicus Willd) Amelia Sari; Rima Hayati; Maria Irwani
Jurnal Pharmacopoeia Vol 2 No 1 (2023): Maret
Publisher : Poltekkes Kemenkes Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33088/jp.v2i1.363

Abstract

Getah angsana memiliki kandungan flavonoid yang dapat menghambat bakteri sehingga dapat dikembangkan menjadi sediaan mouthwash untuk mencegah sariawan dan membersihkan plak pada gigi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui getah angsana (Pterocarpus indicus Willd) dapat diformulasikan dalam sediaan mouthwash. Sediaan mouthwash sangat diperlukan dalam mengatasi infeksi oral bakteri Streptococcus mutans karena kemampuannya membersihkan tempat yang sulit dijangkau. Mouthwash dibuat dengan konsentrasi yang berbeda yaitu F0 basis obat kumur dan F1 getah angsana dengan konsetrasi 25%. Evaluasi sediaan mouthwash yang dilakukan yaitu uji organoleptis, uji pH, uji bobot jenis dan uji viskositas. Uji organoleptis sediaaan mouthwash F0 memiliki bau khas minyak permen (menthol), tidak berwarna, rasa manis menyegarkan dan jernih, sedangkan FI memiliki bau khas permen (menthol), warna merah kehitaman, rasa kelat diikuti sensasi mint dan jernih. Uji pH memiliki hasil F0 6,7 ± 0,15 FII 6,2 ± 0,20. Uji bobot jenis memiliki hasil F0 1,3385 g/cm3 sedangkan FII 9,840 g/cm3 dan uji viskositas mouthwash memiliki hasil F0 0,7939 ± 0,062 FII 0,8626 ± 0,028. Semua sediaan mouthwash berdasarkan uji organoleptis, uji pH, uji bobot jenis dan uji viskositas memenuhi persyaratan.
Formulasi Sediaan Shampo Antiketombe Ekstrak Jahe (Zingiber officinale Rosc Amelia Sari Sari; Rima Hayati Hayati
Indonesian Journal of Pharmacy and Natural Product Vol. 2 No. 1 (2019)
Publisher : Universitas Ngudi Waluyo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (390.142 KB) | DOI: 10.35473/ijpnp.v2i1.195

Abstract

Ketombe merupakan suatu keadaan anomali pada kulit kepala dan salah satu penyebabnya ialah jamur Malssezia sp. Tanaman Jahe merupakan bahan alam yang mengandung senyawa antijamur, yaitu alkaloid, flavonoid, saponin, tanin, triterpenoid dan steroid. Penelitian ini bertujuan untuk membuat formulasi sediaan sampo antiketombe ekstrak rimpang jahe konsentrasi 3,13% dengan 2 basis yang berbeda dan evaluasi sediaan shampoo.  Basis Na CMC dan HPMC dapat diformulasikan ke dalam sediaan shampoo ekstrak jahe. Evaluasi sediaan shampoo dari organoleptis, tinggi busa, pH dan viskositas  sudah memenuhi persyaratan berdasarkan SNI.Kata Kunci : Shampoo, Ekstrak Jahe, Na CMC, HPMCDandruff is an anomalous condition on the scalp and one of the causes is the fungus Malssezia sp. Ginger plants are natural ingredients that contain antifungal compounds, namely alkaloids, flavonoids, saponins, tannins, triterpenoids and steroids. The aim of this study was to make a formulation of anti-dandruff shampoo preparations of ginger rhizome concentration of 3.13% with 2 different bases and evaluation of shampoo preparation. Base Na CMC and HPMC can be formulated into preparations of ginger extract shampoo. Evaluation of shampoo preparations from organoleptic, foam height, pH and viscosity have met the requirements based on SNI.Keywords: Shampoo, ginger exract, Na CMC, HPMC
Formulasi Spray Gel Ekstrak Etil Asetat Bunga Melati (Jasminum sambac (L.) Ait.) Sebagai Antijerawat Rima Hayati; Amelia Sari; Chairunnisa Chairunnisa
Indonesian Journal of Pharmacy and Natural Product Vol. 2 No. 2 (2019)
Publisher : Universitas Ngudi Waluyo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (444.416 KB) | DOI: 10.35473/ijpnp.v2i2.256

Abstract

Bunga melati (Jasminum sambac (L.) Ait.) mengandung linalool, geraniol, eugeniol, eugenol yang dikenal dengan zat penolak serangga. Pada penelitian ini peneliti ingin memformulasikan ekstrak bunga melati menjadi sediaan spray gel yang berfungsi sebagai antijerawat. Dalam penelitian ini dibuat 3 kali pengulangan sediaan spray gel dengan konsentrasi ekstrak etil asetat bunga melati 10%. Eksipien yang digunakan dalam formulasi ini adalah karbopol, gliserin, NaOH, dinatrium EDTA dan NaCl. Spray gel ekstrak bunga melati yang dihasilkan berwarna kuning kecoklatan, berbentuk cair dan berbau khas bunga melati. Selain itu sediaan ini juga menunjukkan uji daya sebar 6 cm (P1), 5,5 cm (P2), 5,75 cm (P3). Uji kondisi semprotan ketiga batch baik, sifat ketahanan melekat. Waktu kering 3,01 menit (P1), 2,50 menit (P2), 2,46 menit (P3) dan memiliki pH 4,59 (P1), 4,58 (P2), 4,48 (P3). Ketiga pengulangan formula memenuhi persyaratan uji viskositas dan tidak mengiritasi.Kata Kunci : Spray gel, Bunga Melati, KarbopolJasmine (Jasminum sambac (L.) Ait.) contains linalool, geraniol, eugeniol, eugenol which are known as insect repellents. In this study, researchers wanted to formulate jasmine flower extract into spray gel preparations that function as anti-acne. In this study, 3 repetitions of spray gel preparations were made with 10% jasmine flower ethyl acetate extract concentration. The excipients used in this formulation were carbopol, glycerin, NaOH, disodium EDTA and NaCl. The resulting jasmine flower extract spray gel is brownish yellow, liquid and has the characteristic smell of jasmine. In addition, this preparation also showed a spread test of 6 cm (P1), 5.5 cm (P2), 5.75 cm (P3). Test the spray conditions of the three batches is good, inherent resistance properties. Dry time was 3,01 minutes (P1), 2,50 minutes (P2), 2,46 minutes (P3) and had a pH of 4,59 (P1), 4,58 (P2), 4,48 (P3). Three repetitions formulas meet the viscosity test requirements and do not irritate.Keywords: Spray gel, Jasmine, Karbopol
Formulation and Antibacterial Activity of Averrhoa bilimbi L. Fruits Extract in Vegetable Oil-Based Liquid Hand Soap Rima Hayati; Amelia Sari; Faridah Hanum; Nada Nabilah; Nanda Earlia; Endang Lukitaningsih
Malacca Pharmaceutics Vol. 1 No. 1 (2023): June 2023
Publisher : Heca Sentra Analitika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.60084/mp.v1i1.35

Abstract

The main method of preventing infections is good hand cleanliness. Bilimbi (Averrhoa bilimbi) fruits contains flavonoids, which have been tested for antibacterial activity. Polar chemicals like flavonoids are often extracted using ethanol as a solvent.  Therefore, this study aimed to formulate an ethanol extract of A. bilimbi fruits in the form of hand soap. This formulation used vegetable oils such as olive oil, coconut oil, and castor oil, which are high in fatty acids to maintain healthy skin. Antibacterial activity was carried out against Staphylococcus aureus and Escherichia coli. The extract was prepared by maceration for 5 days using an ethanol solvent. Liquid soap contained A. bilimbi fruit extracts at 5% (F1) and 10% (F2). The F1 and F2 organoleptic tests showed the preparation as a thick liquid with a distinctive coconut oil aroma, light brown (F1) and brown (F2) color. pH values of 5.8 (F1) and 5.6 (F2). Foam height stability was 71.5% (F1) and 73.1% (F2). The specific gravity for the two formulas was 1.02 g/mL. The viscosity of F1 and F2 was 137.6 cP and 163.5 cP, respectively. Inhibition power against S. aureus using the agar diffusion method by measuring the diameter of the inhibition zone showed strong (F1) and very strong (F2) categories The inhibition against S. aureus showed strong (F1) and very strong (F2) categories. While F1 has no inhibitory power against E. coli, F2 showed inhibition in the strong category. Based on our research, it can be concluded that A. bilimbi fruit extract can produce good hand soap and have bacteria-inhibiting activity. However, further formula development is still needed to obtain preparations that meet all the requirements and stability tests.
Penggunaan Obat Anestesi di Instalasi Bedah Sentral RSUD dr. Fauziah Kabupaten Bireun amelia sari; Defri Aroni; Berwi Fazri Pamudi; Fatimah Fatimah
JIFS: JURNAL ILMIAH FARMASI SIMPLISIA Vol. 2 No. 1 (2022): Juni 2022
Publisher : Jurusan Farmasi, Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Aceh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Anestesi adalah suatu tindakan menahan rasa sakit ketika melakukan pembedahan dan berbagai prosedur lainnya yang menimbulkan rasa sakit pada tubuh. Istilah anestesi pertama kali digunakan pertama kali oleh Oliver Wendel Holmes Sr pada tahun 1846. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat penggunaan obat anestesi di instalasi bedah sentral RSUD dr. Fauziah Bireuen. Sifat penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan retrospektif terhadap resep pasien anestesi di instalasi bedah sentraldengan mengambil resep pasien anestesi sebanyak 300 resep pasien. Data hasil penelitian dari tiap-tiap variabel disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi. Rekapitulasi persentase rata-rata yangdiperoleh dari resep pasien anestesi berdasarkan jenis kelamin yaitu laki-laki sebesar 51,3%, berdasarkan usia yaitu usia > 50 tahun sebesar 27,4%. Dari hasil tabulasi tingkat penggunaan obat anestesi di instalasi bedah sentral RSUD dr. Fauziah Bireuen tahun 2018 yang paling tinggi persentasenya adalah pethidin 50 mg/2 ml ampul yaitu sebanyak 22,2%, sedangkan yang paling rendah persentasenya adalah sevofluran sebanyak 0,3%. Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa tingkat penggunaan obat anestesi di instalasi bedah sentral RSUD dr. Fauziah Bireuen menunjukkan obat anestesi pethidin yang paling banyak digunakan
Gambaran Penggunaan Antibiotika pada Pasien ISPA Non-Peunomia di Puskesmas Wilayah Aceh Tamiang amelia sari; nur'aini nur'aini
JIFS: JURNAL ILMIAH FARMASI SIMPLISIA Vol. 1 No. 2 (2021): Desember 2021
Publisher : Jurusan Farmasi, Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Aceh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Infeksi Saluran Pernafasan atau ISPA merupakan penyebab utama morbiditas dan mortalitas penyakit menular di dunia. Penelitian dilakukan untuk mengetahui gambaran penggunaan antibiotika pada penderita ISPA Non-Peunomonia di Puskesmas Wilayah Aceh tamiang. Cara pengambilan data di peroleh dari Formulir Pelaporan Indikator Peresepan ISPA Non-Peunomonia di 4 ( empat ) Puskesmas. Setelah dilakukan penelitian hasil yang didapat persentase pemakaian Antibiotik pada penderita ISPA Non-Peunomonia Puskesmas Sapta Jaya adalah 34%, Puskesmas Karang Baru 34%, Puskesmas Seruway 48% dan Puskesmas Banda Mulia 54%. Jadi dari hasil penelitian maka bias disimpulkan bahwa penggunaan antibiotic untuk kasus ISPA Non-peunomonia di 4 ( empat ) Puskesmas wilayah Aceh Tamiang januari s/d desember 2018 tidak sesuai dengan pedoman pengobatan berdasarkan acuan standart indicator kinerja POR Nasional. Jadi disarankan agar ke-4 (empat) Puskesmas yang diteliti khususnya dan semua Puskesmas lainnya yang ada di wilayah Aceh Tamiang untuk meningkatkan pelayanan kesehatan dan disarankan untuk melakukan pemantauan peresepan dalam penggunaan antibiotika pada pasien ISPA-Non- Penomonia sesuai dengan standart indicator kinerja POR.