Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search
Journal : Jurnal Ilmiah Farmasi Simplisia

Penggunaan Obat Anestesi di Instalasi Bedah Sentral RSUD dr. Fauziah Kabupaten Bireun amelia sari; Defri Aroni; Berwi Fazri Pamudi; Fatimah Fatimah
JIFS: JURNAL ILMIAH FARMASI SIMPLISIA Vol. 2 No. 1 (2022): Juni 2022
Publisher : Jurusan Farmasi, Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Aceh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Anestesi adalah suatu tindakan menahan rasa sakit ketika melakukan pembedahan dan berbagai prosedur lainnya yang menimbulkan rasa sakit pada tubuh. Istilah anestesi pertama kali digunakan pertama kali oleh Oliver Wendel Holmes Sr pada tahun 1846. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat penggunaan obat anestesi di instalasi bedah sentral RSUD dr. Fauziah Bireuen. Sifat penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan retrospektif terhadap resep pasien anestesi di instalasi bedah sentraldengan mengambil resep pasien anestesi sebanyak 300 resep pasien. Data hasil penelitian dari tiap-tiap variabel disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi. Rekapitulasi persentase rata-rata yangdiperoleh dari resep pasien anestesi berdasarkan jenis kelamin yaitu laki-laki sebesar 51,3%, berdasarkan usia yaitu usia > 50 tahun sebesar 27,4%. Dari hasil tabulasi tingkat penggunaan obat anestesi di instalasi bedah sentral RSUD dr. Fauziah Bireuen tahun 2018 yang paling tinggi persentasenya adalah pethidin 50 mg/2 ml ampul yaitu sebanyak 22,2%, sedangkan yang paling rendah persentasenya adalah sevofluran sebanyak 0,3%. Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa tingkat penggunaan obat anestesi di instalasi bedah sentral RSUD dr. Fauziah Bireuen menunjukkan obat anestesi pethidin yang paling banyak digunakan
Gambaran Penggunaan Antibiotika pada Pasien ISPA Non-Peunomia di Puskesmas Wilayah Aceh Tamiang amelia sari; nur'aini nur'aini
JIFS: JURNAL ILMIAH FARMASI SIMPLISIA Vol. 1 No. 2 (2021): Desember 2021
Publisher : Jurusan Farmasi, Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Aceh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Infeksi Saluran Pernafasan atau ISPA merupakan penyebab utama morbiditas dan mortalitas penyakit menular di dunia. Penelitian dilakukan untuk mengetahui gambaran penggunaan antibiotika pada penderita ISPA Non-Peunomonia di Puskesmas Wilayah Aceh tamiang. Cara pengambilan data di peroleh dari Formulir Pelaporan Indikator Peresepan ISPA Non-Peunomonia di 4 ( empat ) Puskesmas. Setelah dilakukan penelitian hasil yang didapat persentase pemakaian Antibiotik pada penderita ISPA Non-Peunomonia Puskesmas Sapta Jaya adalah 34%, Puskesmas Karang Baru 34%, Puskesmas Seruway 48% dan Puskesmas Banda Mulia 54%. Jadi dari hasil penelitian maka bias disimpulkan bahwa penggunaan antibiotic untuk kasus ISPA Non-peunomonia di 4 ( empat ) Puskesmas wilayah Aceh Tamiang januari s/d desember 2018 tidak sesuai dengan pedoman pengobatan berdasarkan acuan standart indicator kinerja POR Nasional. Jadi disarankan agar ke-4 (empat) Puskesmas yang diteliti khususnya dan semua Puskesmas lainnya yang ada di wilayah Aceh Tamiang untuk meningkatkan pelayanan kesehatan dan disarankan untuk melakukan pemantauan peresepan dalam penggunaan antibiotika pada pasien ISPA-Non- Penomonia sesuai dengan standart indicator kinerja POR.
Gambaran Ketersediaan Tenaga Kefarmasian Di Instalasi Farmasi Rumah Sakit Umum Cut Meutia Kabupaten Aceh Utara amelia sari; defri aroni; katijah saleh
JIFS: JURNAL ILMIAH FARMASI SIMPLISIA Vol. 1 No. 2 (2021): Desember 2021
Publisher : Jurusan Farmasi, Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Aceh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pelayanan kefarmasian di Rumah Sakit merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari sistem pelayanan kesehatan Rumah Sakit.Instalasi Farmasi Rumah Sakit (IFRS) adalah suatu bagian/unit/divisi atau fasilitas di Rumah Sakit, tempat penyelenggaraan semua kegiatan pekerjaan kefarmasian yang ditujukan untuk keperluan Rumah Sakit itu sendiri.Setiap Rumah Sakit yang sudah terklasifikasi harus menyediakan tenaga kefarmasian yang sesuai standar minimal pelayanan kefarmasian berdasarkan Permenkes Nomor 58 Tahun 2014. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana gambaran ketersediaan tenaga kefarmasian di Instalasi Farmasi Rumah Sakit Cut Meutia Kabupaten Aceh Utara, apakah sudah memenuhi persyaratan yang diatur oleh Permenkes atau tidak.Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif.Data dikumpulkan dari dokumentasi arsip bagian kepegawaian dan Instalasi Farmasi Rumah Sakit Cut Meutia Kabupaten Aceh Utara. Dari hasil penelitian didapatkan jumlah tenaga kefarmasian terbanyak pada tahun 2017 yaitu sebanyak 43 orang berupa magister farmasi sebanyak 4 orang, sedangkan apoteker sebanyak 12 orang, sarjana farmasi 1 orang, akademi farmasi sebanyak 22 orang dan asisten apoteker sebanyak 4 orang. Berdasarkan data diatas disimpulkan bahwa jumlah tenaga farmasi yang tersedia di Instalasi Farmasi Rumah Sakit Cut Meutia Kabupaten Aceh Utara sudah memenuhi standar Permenkes Nomor 58 tahun 2014.
Tingkat kepuasan pelayanan kefarmasian pelanggan tunai di Apotek Kimia Farma No.60 Lhokseumawe amelia sari; Defri Aroni; Nursafni Nursafni
JIFS: JURNAL ILMIAH FARMASI SIMPLISIA Vol. 1 No. 1 (2021): Juni 2021
Publisher : Jurusan Farmasi, Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Aceh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Apotek adalah sarana layanan kefarmasian tempat dilakukannya praktik kefarmasian oleh Apoteker. Pelayanan kefarmasian merupakan pelayanan kesehatan yang mempunyai peranan penting dalam mewujudkan kesehatan bermutu, dimana apoteker merupakan sebagian dari tenaga kesehatan mempunyai tugas dan tanggung jawab dalam mewujudkan pelayanan kefarmasian yang berkualitas. Salah satu indikator yang digunakan untuk menganalisis kualitas pelayanan di Apotek adalah dengan mengukur tingkat kepuasan pelanggan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kepuasan pelayanan kefarmasian pelanggan tunai di Apotek Kimia Farma No.60 Lhokseumawe. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif. Instrument yang digunakan berupa kuesioner. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh pelanggan tunai di Apotek Kimia Farma No.60 Lhokseumawe dengan menggunakan metode random sampling yang memenuhi kriteria inklusi berjumlah 98 responden. Hasil penelitian menunjukkan pada dimensi kehandalan diperoleh persentase skor 66,3%, pada dimensi empati diperoleh persentase skor 84,7%, pada dimensi ketanggapan diperoleh persentase skor 77,6%, pada dimensi jaminan diperoleh persentase skor 66,3%, pada dimensi bukti fisik 69,4%. Dapat disimpulkan secara umum bahwa tingkat kepuasan pelayanan kefarmasian pelanggan tunai di Apotek Kimia Farma No.60 Lhokeumawe menunjukkan kriteria puas dengan skor72,8%.