Triwulandari S. Dewayana
Jurusan Teknik Industri, Universitas Trisakti

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

RANCANG BANGUN MODEL PENGUKURAN KINERJA PABRIK GULA Dewayana, Triwulandari S.; M., Syamsul; Sukardi, Sukardi; Raharja, Sapta
J@ti Undip : Jurnal Teknik Industri Volume 5, No.3, September 2010
Publisher : Departemen Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12777/jati.5.3.167-174

Abstract

Penelitian yang berhubungan dengan upaya perbaikan kinerja pabrik gula (sebagai proses yang digunakan secara sistematis untuk memperbaiki kinerja secara berkesinambungan) belum pernah dilakukan. Terkait dengan pengukuran kinerja pabrik gula, pada penelitian terdahulu menunjukkan adanya keterbatasan karena hanya dilakukan dengan menggunakan range ukuran kinerja yang terbatas dan tidak memperhatikan keterkaitannya. Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan model pengukuran kinerja pabrik gula (sebagai sub model dari model perbaikan kinerja)  yang digunakan untuk mengukur kinerja pabrik gula (skala kecil, menengah dan besar) dengan meningkatkan range ukuran kinerja (efisiensi dan produktivitas) dan memperhatikan keterkaitannya. Tahapan yang dilakukan  yaitu 1) identifikasi terhadap ukuran kinerja, 2) merancang proses pengukuran, dan 3) menentukan infrastruktur teknis. Terdapat 10 ukuran kinerja yang digunakan. Cara pengukurannya menggunakan pendekatan Fuzzy Expert System. Infrastruktur teknis yang digunakan yaitu MATLAB (versi 7.01).Verifikasi dan validasi  model dilakukan dengan uji coba model pada 11 pabrik gula menggunakan data kinerja tahun 2008. Hasil pengukuran kinerja menunjukkan bahwa 1) rerata kinerja strategis untuk skala pabrik menengah dan kecil adalah rendah sedangkan untuk skala besar adalah tinggi; 2) rerata kinerja operasional pada semua skala pabrik gula adalah rendah; 3) rerata kinerja taktis pada skala menengah dan kecil adalah sedang, dan untuk skala besar adalah tinggi. Kata kunci : Fuzzy Expert System, pabrik gula, pengukuran kinerja, ukuran kinerja      Research related to improvement of the performance of the sugar factory (as the process used systematically to improve performance on an ongoing basis) has not been done. Related to performance measurement of sugar mills, in previous studies showed limitations because it only be done using a limited range of performance measures and do not pay attention to their relation. This research aims to produce a sugar factory performance measurement model (as a sub model of performance improvement model) that is used to measure the performance of the sugar factory (small scale, medium and large) to increase the range of performance measures (efficiency and productivity) and pay attention to their relation. Steps being taken: 1) identification of performance measures, 2) designing the process of measurement, and 3) determine the technical infrastructure. There are 10 performance measures used. How measurement using Fuzzy Expert System approach. Technical infrastructure used in the MATLAB (version 7:01). Verification and validation of the model is done by testing the model in 11 sugar mills using performance data in 2008. Performance measurement results show that 1) the mean of strategic performance for medium-and small-scale plant is low while for a large scale is high, 2) average operational performance at all scales of sugar factories is low, 3) average tactical performance in medium and small scale are being , and for a large scale is high. Keywords: Fuzzy Expert System, sugar mills, performance measurement, performance measures 
PERANCANGAN KURSI PADA STASIUN KERJA GERINDA DI PT ASABA INDUSTRY Dewayana, Triwulandari S.; Azmi, Nora; Riviana, Riviana
J@ti Undip : Jurnal Teknik Industri Volume 3, No.3, September 2008
Publisher : Departemen Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (165.17 KB) | DOI: 10.12777/jati.3.3.176-183

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk merancang fasilitas kerja berupa  kursi yang dapat diatur ketinggiannya/posisinya sesuai dengan posisi tubuh  pekerja pada stasiun kerja gerinda untuk aktivitas menggerinda di PT Asaba Industry. Perancangan dilakukan melalui 4 tahapan yaitu : 1) identifikasi kebutuhan ; 2) menetapkan target dan spesifikasi; 3) mendesain rancangan kursi;  dan 4) memilih rancangan kursi. Pada tahap desain rancangan kursi diperoleh 64 rancangan, sedangkan hasil dari screening rancangan menunjukkan hanya 10 rancangan yang dapat dipertimbangkan lebih lanjut. Dari 10 rancangan terdapat 3 rancangan kursi yang terpilih melalui scoring sebagai alternatif yaitu rancangan 26,27 dan 28. Dengan menggunakan metode Fuzzy Analytical Hierarchy Process (Fuzzy AHP) yang melibatkan para expert, yaitu Manejer Perusahaan, Pengawas Lantai Produksi dan pekerja pada bagian stasiun kerja gerinda diperoleh rancangan kursi yang terpilih adalah rancangan 28, yaitu kursi dengan bahan rangka besi, bahan dudukan kursi menggunakan busa, kaki kursi dapat diatur ketinggiannya, lengan kursi tidak ada, letak tempat peralatan kerja menempel pada dudukan kursi, dan memiliki pijakan kaki yang dapat diatur posisinya dengan bobot 48,1495 %. Adapun kriteria yang digunakan dalam pemilihan adalah kemudahan penggunaan, bahan, disain, kenyamanan, keamanan, dan biaya pembuatan.Kata Kunci : screening, scoring,  Fuzzy AHP   This study aims to design facilities of seats that can be set height / position with the position of the body workers working on the station to activity in PT. Industry Asaba. The design is done through 4 stages, namely: 1) Identify the needs: 2) Setting targets and specifications 3) Design chair design: and 4) Selecting a design chair. At the design stage of the design obtained 64 seats design, while the results of the draft bahwahanya 10 shows the design that can be considered further. 10 of the draft there are 3 chair design that was selected through a scoring as an alternative design, namely 26.27 and 28. By using the method of Fuzzy Analytical Hierarchy Process (Fuzzy AHP), which involve the expert, the Company Manager, Floor Supervisor Produksidan workers at the iron in order, the holder of the seat foam, seat legs can be adjusted height, arm chair does not exist, the disposition of equipment stick to the seat holder and have feet that can be arranged with the position weight 48.1495%. The criteria used in selection is ease of use, materials, design, comfort, safety, and cost of making. Keywords: screening, scoring, Fuzzy AHP, seat work.
IDENTIFIKASI RESIKO ERGONOMI PADA PEKERJA DI PT. ASABA INDUSTRY Dewayana, Triwulandari S.; Azmi, Nora; Riviana, Riviana
J@ti Undip : Jurnal Teknik Industri Volume 3, No.2, Tahun 2008
Publisher : Departemen Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (271.357 KB) | DOI: 10.12777/jati.3.2.89-95

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk melakukan identifikasi resiko ergonomi pada pekerja di PT. Asaba Industry yang bergerak di bidang pembuatan sendok dimana sebagian besar proses produksi dilakukan secara manual. Penelitian dilakukan melalui tahapan sebagai berikut : 1) mengidentifikasi stasiun kerja yang paling bermasalah menggunakan survey QEC; 2) mencari faktor penyebab ketidaknyamanan kerja; 3) mengidentifikasi area tubuh yang dikeluhkan sakit oleh pekerja menggunakan kuesioner Nordic Body Map; 4) melakukan pengukuran denyut jantung pekerja untuk menghitung konsumsi energi dan konsumsi oksigen; dan 5) mengidentifikasi aktivitas pada stasiun kerja yang paling bermasalah menggunakan tool pada ERGOWEBâ JET dan RULA. Hasil perhitungan berdasarkan survey QEC menunjukkan bahwa stasiun kerja yang terdapat pada PT. Asaba Industry rata – rata mempunyai nilai Percent Exposure Level yang tinggi (96,09%). Selanjutnya, dengan menggunakan diagram Ishikawa, dapat diketahui bahwa pada bagian gerinda operator bekerja dengan kurang nyaman. Adapun penyebab utama timbulnya ketidaknyamanan bersumber pada posisi kerja operator yang kurang nyaman, peralatan/fasilitas kerja yang kurang memadai dan tidak ergonomis, sehingga menimbulkan metode kerja yang kurang baik. Berdasarkan kuesioner Nordic Body Map diketahui bahwa keluhan yang banyak diderita para pekerja adalah pada leher bagian atas, pinggang, dan bokong, dan lutut sebelah kiri. Hasil pengukuran denyut jantung menunjukkan  bahwa ketiga operator memiliki tren denyut jantung yang hampir sama. Pengukuran konsumsi energi menunjukkan rata-rata operator berada pada level heavy work. Stasiun kerja gerinda dengan aktivitas mengangkat pallet  berdasarkan rekomendasi dari NIOSH, diharuskan untuk dilakukan pengawasan secara teknikal. Kata kunci :  resiko ergonomi, Percent Exposure Level, pengawasan secara teknikal    This study aims to identify the ergonomics’ risk in PT. Asaba Industry deals with the production of spoon where the majority of the production process is done manually. This research is done through the following phases: 1) identify the most problematic work station using QEC survey, 2) explore factors that causes work inconvenience, 3) identify the areas of the body which is complained by workers, using the Nordic Body Map questionnaire, 4) do the measurement of worker’s heart rate to calculate the consumption of energy and oxygen, and 5) identify the activities in the most problematic work station using tool of ERGOWEB ® JET and RULA. The Calculation’s result based on the QEC survey shows that work stations that are on the PT. Asaba Industry, in average, have a high Percent Exposure Level’s value (96.09%). Then, by using the Ishikawa diagram, it can be known that operator work with less convenient in the grindstone department. The main cause of the occurrence of this inconvenience brought on the less convenient position, less ergonomic and inadequate equipment / facilities, then finally cause a less work methods. Based on the Nordic Body Map questionnaire, it has been noted that the most complains that the workers suffered are at the top of the neck, waist, and buttocks, and the left knee. The result from the heart rate measurement shows that three operators have an almost the same heart rate trend. The measurement of the energy consumption shows that operator averagely on the level of heavy work services. The activity of lifting pallet in the grindstone work station  recommended  by NIOSH, are required  to do the technical supervision.  Keywords: ergonomics’ risk, percent Exposure Level, technical supervision