Nora Azmi
Staf Pengajar pada Jurusan Teknik Industri Universitas Trisakti, Jakarta Gedung Heri Hartanto Lt. V, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Trisakti, Jl. Kyai Tapa No. 1, Jakarta Barat. Telp: 021-5663232 ext. 407, Fax: 021-5605841

Published : 5 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

PENENTUAN KRITERIA FISIK PEKERJA YANG SESUAI UNTUK MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS KERJA PADA STASIUN BLOW MOULDING DENGAN PENDEKATAN FISIOLOGI KERJA (Studi Kasus PT ”X” Indonesia) Azmi, Nora
J@ti Undip : Jurnal Teknik Industri Volume 5, No.1, Januari 2010
Publisher : Departemen Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (84.594 KB) | DOI: 10.12777/jati.5.1.25-32

Abstract

Ide dasar dari penelitian ini adalah melakukan upaya untuk meningkatkan produktivitas kerjastasiun blow moulding di PT. X dengan menentukan kriteria fisik pekerja yang sesuai dengan beban kerjadan karakteristik pekerjaan yang dihadapi. Tahap pertama adalah mengidentifikasi apakah beban kerjapara pekerja saat ini sudah sesuai dengan kapasitas individu masing-masing pekerja. Metode yangdigunakan adalah metode AAMA di mana beban kerja dan kapasitas kerja dilihat dari sisi fisiologis, yaitukebutuhan energi untuk melaksanakan pekerjaan (kcal/menit) dan energi yang mampu dihasilkan olehmasing-masing pekerja. Tahap berikutnya adalah menentukan kriteria fisik pekerja yang sesuai dengankarakteristik pekerjaan yang dilakukan. Kriteria fisik pekerja mencakup faktor-faktor jenis kelamin, usiadan dimensi tubuh (tinggi dan berat). Pertimbangan dalam menentukan kriteria fisik pekerja adalahEstimate Energy Requirement (EER), kapasitas individu masing-masing pekerja, dan ketelitian sertakerapian pekerja. Dari hasil uji coba diperoleh kriteria fisik pekerja yang mampu memenuhi targetproduktivitas yang ditetapkan oleh perusahaan adalah : wanita, rentang usia antara 22 sampai 25 tahun,berat 40 sampai 60 kg dan tinggi 160 sampai 180 cm.Kata kunci : beban kerja, Estimate Energy Requirement, AAMA, kriteria fisik pekerja, produktivitaskerja. The basic idea of this research is to improve work productivity at blowmoulding division in PT.X. by finding worker physical criteria which suitable with workload and work characteristics. The firststep is to check a suitability of workload and individual capacity of current workers using AAMAmethodology. AAMA methodology is work physiology measurement tool that compare task energyrequirement and individual work capacity. The next step is to decide worker physical criteria that fit withwork characteristics. Worker physical criteria including factors such as sex, age and body dimension(height and weight). The research considered Estimate Energy Requirement (EER), individual capacity,accuracy and tidiness of worker as work characteristics. The result of this studies show that the workerphysical criteria that comply with the companies targets are : female, age between 22-25 years, weightbetween 40-60 kg and height between 160-180 cm.Keywords: workload, Estimate Energy Requirement, AAMA, worker physical criteria, work productivity.
PERANCANGAN KURSI PADA STASIUN KERJA GERINDA DI PT ASABA INDUSTRY Dewayana, Triwulandari S.; Azmi, Nora; Riviana, Riviana
J@ti Undip : Jurnal Teknik Industri Volume 3, No.3, September 2008
Publisher : Departemen Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (165.17 KB) | DOI: 10.12777/jati.3.3.176-183

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk merancang fasilitas kerja berupa  kursi yang dapat diatur ketinggiannya/posisinya sesuai dengan posisi tubuh  pekerja pada stasiun kerja gerinda untuk aktivitas menggerinda di PT Asaba Industry. Perancangan dilakukan melalui 4 tahapan yaitu : 1) identifikasi kebutuhan ; 2) menetapkan target dan spesifikasi; 3) mendesain rancangan kursi;  dan 4) memilih rancangan kursi. Pada tahap desain rancangan kursi diperoleh 64 rancangan, sedangkan hasil dari screening rancangan menunjukkan hanya 10 rancangan yang dapat dipertimbangkan lebih lanjut. Dari 10 rancangan terdapat 3 rancangan kursi yang terpilih melalui scoring sebagai alternatif yaitu rancangan 26,27 dan 28. Dengan menggunakan metode Fuzzy Analytical Hierarchy Process (Fuzzy AHP) yang melibatkan para expert, yaitu Manejer Perusahaan, Pengawas Lantai Produksi dan pekerja pada bagian stasiun kerja gerinda diperoleh rancangan kursi yang terpilih adalah rancangan 28, yaitu kursi dengan bahan rangka besi, bahan dudukan kursi menggunakan busa, kaki kursi dapat diatur ketinggiannya, lengan kursi tidak ada, letak tempat peralatan kerja menempel pada dudukan kursi, dan memiliki pijakan kaki yang dapat diatur posisinya dengan bobot 48,1495 %. Adapun kriteria yang digunakan dalam pemilihan adalah kemudahan penggunaan, bahan, disain, kenyamanan, keamanan, dan biaya pembuatan.Kata Kunci : screening, scoring,  Fuzzy AHP   This study aims to design facilities of seats that can be set height / position with the position of the body workers working on the station to activity in PT. Industry Asaba. The design is done through 4 stages, namely: 1) Identify the needs: 2) Setting targets and specifications 3) Design chair design: and 4) Selecting a design chair. At the design stage of the design obtained 64 seats design, while the results of the draft bahwahanya 10 shows the design that can be considered further. 10 of the draft there are 3 chair design that was selected through a scoring as an alternative design, namely 26.27 and 28. By using the method of Fuzzy Analytical Hierarchy Process (Fuzzy AHP), which involve the expert, the Company Manager, Floor Supervisor Produksidan workers at the iron in order, the holder of the seat foam, seat legs can be adjusted height, arm chair does not exist, the disposition of equipment stick to the seat holder and have feet that can be arranged with the position weight 48.1495%. The criteria used in selection is ease of use, materials, design, comfort, safety, and cost of making. Keywords: screening, scoring, Fuzzy AHP, seat work.
PERANCANGAN RUANG KERJA DOSEN DAN PENATAAN DOKUMEN MENGGUNAKAN METODE 5S DI JURUSAN TEKNIK INDUSTRI, UNIVERSITAS TRISAKTI Faradilla, Arnes; Septiani, Winnie; Azmi, Nora; Kansa, Syafa
J@ti Undip : Jurnal Teknik Industri Vol 14, No 2 (2019): Mei 2019
Publisher : Departemen Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (649.358 KB) | DOI: 10.14710/jati.14.2.81-86

Abstract

Setiap Dosen memiliki tugas utama terkait dengan tridharma yaitu Pendidikan dan Pengajaran, Penelitian, Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM), dan Penunjang Tridharma. Dokumen yang digunakan banyak dan harus disimpan dengan rapi di ruang kerja untuk keperluan kegiatan Dosen seperti Beban Kerja Dosen (BKD) dan kepangkatan. Hasil penelitian pendahuluan menunjukkan sebanyak 62,5% Dosen menyatakan kesulitan dalam menyimpan dokumen di ruang kerja dan sebanyak 81,25% menyatakan perlu adanya perbaikan di ruang kerja. Penelitian ini bertujuan untuk merancang ruang kerja Dosen dan penataan dokumen menggunakan metode 5S. Penelitian diawali dengan penguraian aktivitas Dosen dan pengelompokkan dokumen, perancangan ruang kerja dan fasilitas penyimpanan dokumen, identifikasi kondisi awal ruang kerja, penerapan 5S dan evaluasi hasil rancangan menggunakan Office 5S Audit Checklist. Penelitian ini menghasilkan penataan dokumen yang tersusun rapi berdasarkan prinsip 5S, rancangan almari dengan kriteria biaya yang tidak terlalu mahal, ukuran dan desain disesuaikan dengan ukuran ruangan dan dokumen yang akan disimpan. Hasil penilaian performansi 5S di ruang kerja Dosen sebelum penerapan 5S diperoleh skor rata-rata sebesar 56,83 dengan kategori rating fair, dan setelah penerapan 5S skor rata-rata menjadi 92 dengan kategori rating excellent yang menunjukan peningkatan sebesar 50%.  Abstract[Planning Lecturer Working Room and Document Arrangement Using 5S Method In Department Industrial Engineering, Trisakti University] Every lecturer has main duty to fulfill Tridharma Perguruan Tinggi which are Education and Teaching, Research and PKM. All of the documents must be stored in order to easier the lecturer to necessity of BKD and raising the grade. The preliminary research about the lecture’s working room, the result stated that as much as 62.5% lectures have difficulties to store the documents in their working room. Several lecturers stated that the facilities such as board is unappropriate. Another 81.25% of lecturers stated is necessary to improve the system to store the documents their working room.The purpose of this research is to design the lecture’s working room and organize the documents using 5S method. The research is began with describing of lecturer activities and documents grouping, designing of lecturer’s room and facility of documents storage, initial identification of lecturer’s room, application of 5S method and evaluation of this application. This reseach has result of document structuring based on 5S method, document board which have criterion such as cheaper price, size and design appropriate with the room and documents will be stored. The result of 5S performance in lecturer’s room before using 5S method id 56.83 which is fair category, and after using 5S the score is increase become 92 which is excellent catogory. It can be conclude that there is increasing the score almost 50%.Keywords: ergonomic; office ergonomic; office 5S audit checklist; score 5S
IDENTIFIKASI RESIKO ERGONOMI PADA PEKERJA DI PT. ASABA INDUSTRY Dewayana, Triwulandari S.; Azmi, Nora; Riviana, Riviana
J@ti Undip : Jurnal Teknik Industri Volume 3, No.2, Tahun 2008
Publisher : Departemen Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (271.357 KB) | DOI: 10.12777/jati.3.2.89-95

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk melakukan identifikasi resiko ergonomi pada pekerja di PT. Asaba Industry yang bergerak di bidang pembuatan sendok dimana sebagian besar proses produksi dilakukan secara manual. Penelitian dilakukan melalui tahapan sebagai berikut : 1) mengidentifikasi stasiun kerja yang paling bermasalah menggunakan survey QEC; 2) mencari faktor penyebab ketidaknyamanan kerja; 3) mengidentifikasi area tubuh yang dikeluhkan sakit oleh pekerja menggunakan kuesioner Nordic Body Map; 4) melakukan pengukuran denyut jantung pekerja untuk menghitung konsumsi energi dan konsumsi oksigen; dan 5) mengidentifikasi aktivitas pada stasiun kerja yang paling bermasalah menggunakan tool pada ERGOWEBâ JET dan RULA. Hasil perhitungan berdasarkan survey QEC menunjukkan bahwa stasiun kerja yang terdapat pada PT. Asaba Industry rata – rata mempunyai nilai Percent Exposure Level yang tinggi (96,09%). Selanjutnya, dengan menggunakan diagram Ishikawa, dapat diketahui bahwa pada bagian gerinda operator bekerja dengan kurang nyaman. Adapun penyebab utama timbulnya ketidaknyamanan bersumber pada posisi kerja operator yang kurang nyaman, peralatan/fasilitas kerja yang kurang memadai dan tidak ergonomis, sehingga menimbulkan metode kerja yang kurang baik. Berdasarkan kuesioner Nordic Body Map diketahui bahwa keluhan yang banyak diderita para pekerja adalah pada leher bagian atas, pinggang, dan bokong, dan lutut sebelah kiri. Hasil pengukuran denyut jantung menunjukkan  bahwa ketiga operator memiliki tren denyut jantung yang hampir sama. Pengukuran konsumsi energi menunjukkan rata-rata operator berada pada level heavy work. Stasiun kerja gerinda dengan aktivitas mengangkat pallet  berdasarkan rekomendasi dari NIOSH, diharuskan untuk dilakukan pengawasan secara teknikal. Kata kunci :  resiko ergonomi, Percent Exposure Level, pengawasan secara teknikal    This study aims to identify the ergonomics’ risk in PT. Asaba Industry deals with the production of spoon where the majority of the production process is done manually. This research is done through the following phases: 1) identify the most problematic work station using QEC survey, 2) explore factors that causes work inconvenience, 3) identify the areas of the body which is complained by workers, using the Nordic Body Map questionnaire, 4) do the measurement of worker’s heart rate to calculate the consumption of energy and oxygen, and 5) identify the activities in the most problematic work station using tool of ERGOWEB ® JET and RULA. The Calculation’s result based on the QEC survey shows that work stations that are on the PT. Asaba Industry, in average, have a high Percent Exposure Level’s value (96.09%). Then, by using the Ishikawa diagram, it can be known that operator work with less convenient in the grindstone department. The main cause of the occurrence of this inconvenience brought on the less convenient position, less ergonomic and inadequate equipment / facilities, then finally cause a less work methods. Based on the Nordic Body Map questionnaire, it has been noted that the most complains that the workers suffered are at the top of the neck, waist, and buttocks, and the left knee. The result from the heart rate measurement shows that three operators have an almost the same heart rate trend. The measurement of the energy consumption shows that operator averagely on the level of heavy work services. The activity of lifting pallet in the grindstone work station  recommended  by NIOSH, are required  to do the technical supervision.  Keywords: ergonomics’ risk, percent Exposure Level, technical supervision
Disruptions Control on Precast Concrete Supply Chain in Construction Projects Marie, Iveline Anne; Nilla, N.; Azmi, Nora; Suprana, Yayang Ade
Jurnal Ilmiah Teknik Industri Vol. 19, No. 02, December 2020
Publisher : Department of Industrial Engineering Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23917/jiti.v19i2.11791

Abstract

Agility amid uncertain circumstances is key to all-across sustainable industries, and the construction industry depends heavily on projects as potent drivers to their operational activities regardless of projects’ hardwired constraints—shipment, resistance to risks— to affect Key Performance Indicator (KPI). PT ABX as one of Indonesian precast-concrete manufactures is the object of this research aiming to find precautionary strategies for controlling disruptions to concrete supply chain in construction projects. It takes into account such supply-chain disruptions, and therefore, the two-layered model of House of Risk (HOR) to subsume risks identification and risks control is applicable for minimizing possible disruptions. It finds risk events some of which are classified as critical risk events and preventive actions against risks. The findings contribute to working framework for managers responsible for applying effective strategies for preventing such disruptions.Â