Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Konsep Desain Lambung Kapal Penangkap Ikan 110 M Untuk Mendukung Aktivitas Nelayan Di Laut Natuna Pratondo Ario Seno Sudiro
JITMI (Jurnal Ilmiah Teknik dan Manajemen Industri) Vol 4, No 2 (2021): JITMI
Publisher : Universitas Pamulang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32493/jitmi.v4i2.y2021.p%p

Abstract

Laut Natuna merupakan wilayah laut Indonesia yang termasuk ke dalam Wilayah Pengelolaan Perikanan (WPP) 711. Wilayah ini pertahunnya dapat menghasilkan sumber daya perikanan tangkap sebesar 504.212,85 Ton per tahun dengan dengan jumlah tangkapan yang diperbolehkan (80% dari potensi lestari) mencapai 403.370 Ton (SKPT Natuna, n.d.). Namun alih-alih dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat sebagaimana amanat pasal 33 ayat 3 UUD 1945, wilayah ini justru menjadi sarang penangkapan ikan secara ilegal oleh Kapal Ikan Asing (KIA). Faktor utama maraknya penangkapan ikan secara ilegal di wilayah tersebut adalah keengganan nelayan lokal untuk melakukan penangkapan ikan yang dilatarbelakangi oleh dua hal yakni ekstrimnya kondisi perairan Laut Natuna terutama di akhir dan awal tahun dan kurangnya kemampuan untuk dengan Kapal Ikan Asing yang berukuran lebih besar dengan struktur yang lebih kokoh. Dengan metode Design For Six Sigma (DFSS) diperoleh Konsep Desain Lambung Kapal Penangkap Ikan dengan Panjang Keseluruhan 110 m namun dengan biaya yang relatif rendah.
Konsep Desain Lambung Kapal Penangkap Ikan 110 M Untuk Mendukung Aktivitas Nelayan Di Laut Natuna Pratondo Ario Seno Sudiro
JITMI (Jurnal Ilmiah Teknik dan Manajemen Industri) Vol 4, No 2 (2021): JITMI
Publisher : Universitas Pamulang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32493/jitmi.v4i2.y2021.p%p

Abstract

Laut Natuna merupakan wilayah laut Indonesia yang termasuk ke dalam Wilayah Pengelolaan Perikanan (WPP) 711. Wilayah ini pertahunnya dapat menghasilkan sumber daya perikanan tangkap sebesar 504.212,85 Ton per tahun dengan dengan jumlah tangkapan yang diperbolehkan (80% dari potensi lestari) mencapai 403.370 Ton (SKPT Natuna, n.d.). Namun alih-alih dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat sebagaimana amanat pasal 33 ayat 3 UUD 1945, wilayah ini justru menjadi sarang penangkapan ikan secara ilegal oleh Kapal Ikan Asing (KIA). Faktor utama maraknya penangkapan ikan secara ilegal di wilayah tersebut adalah keengganan nelayan lokal untuk melakukan penangkapan ikan yang dilatarbelakangi oleh dua hal yakni ekstrimnya kondisi perairan Laut Natuna terutama di akhir dan awal tahun dan kurangnya kemampuan untuk dengan Kapal Ikan Asing yang berukuran lebih besar dengan struktur yang lebih kokoh. Dengan metode Design For Six Sigma (DFSS) diperoleh Konsep Desain Lambung Kapal Penangkap Ikan dengan Panjang Keseluruhan 110 m namun dengan biaya yang relatif rendah.
Identifikasi Potensi Lokasi Markas Zona Maritim Natuna sebagai Distributor Informasi Keamanan Laut dengan Metode Centre of Gravity Pratondo Ario Seno Sudiro; Afpriyanto Afpriyanto; Al-Fadel Arman Rizzy; Jefri Bachtiar; Jupriyanto Jupriyanto
Proceeding Mercu Buana Conference on Industrial Engineering Vol 5 (2023): LEAN AND GREEN FOR SUSTAINABILITY DEVELOPMENT GOALS IN THE I4.0 ERA
Publisher : Universitas Mercu Buana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Natuna Maritime Zone Region has high vulnerability to the territory violation and illegal fishing, so that it needs surveillance equipment to detect condition of maritime activities real time. Maritime Zone Quarter has function to integrate all of information from each surveillance equipment. To organize early detection system of security and safety in Indonesian sea region, Bakamla RI can be also regarded as industry player, in this case media industry. Information about security and safety at sea in real time is accepted by each surveillance equipment then gathered by the Maritime Zone Quarter and sent into the Headquarter to be analysed or as considering material to arrange law enforcement and public service at urgent situation. This research aims to determine location of Natuna Maritime Zone Quarters based on detection range of each equipment by Centre of Gravity Method, a mathematic method used to determine a location. Calculation by Microsoft Excel© obtained optimum coordinate point, (107,44;4,18). But plotting uses Google Maps© obtained position in the middle of the sea. So that three alternative locations are determined according to nearest distance from the coordinate point. There are Seluan Island (45 km), Salor Island (60 km), and Kelarik Air Mali Village in western of Great Natuna Island (62 km)
Analisis Peranan Direktorat Penelitian dan Pengembangan Bakamla RI Dalam Pengadaan Kapal Patroli Melalui Model Triple Helix Pratondo Ario Seno Sudiro; I Nengah Putra Apriyanto; Jupriyanto
Jurnal Lemhannas RI Vol 10 No 3 (2022)
Publisher : Lembaga Ketahanan Nasional Republik Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55960/jlri.v10i3.296

Abstract

Dalam melaksanakan patroli keamanan dan keselamatan di wilayah perairan dan wilayah yurisdiksi Indonesia, Bakamla RI memerlukan Kapal Patroli sebagai fungsi penindakan. Namun saat ini Bakamla RI masih kekurangan kapal dalam menjaga wilayah perairan Indonesia. Penelitian ini bertujuan melakukan analisis mengenai peranan Direktorat Penelitian dan Pengembangan Bakamla RI dalam pengadaan Kapal Patroli melalui Model Triple Helix. Direktorat Penelitian dan Pengembangan Keamanan Laut (Dirlitbangkamla) mempunyai tugas melaksanakan penelitian dan pengembangan di bidang keamanan dan keselamatan di wilayah perairan Indonesia dan wilayah yurisdiksi Indonesia. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Metode Kualitatif dengan SWOT sebagai Perangkat Analisisnya. Metode Kualitatif adalah metode analisis yang menempatkan peneliti sebagai instrumen. Analisis SWOT merupakan metode perumusan strategi dengan mengidentifikasi berbagai faktor secara sistematis. Penelitian ini menghasilkan output berupa empat strategi yakni Strategi Kekuatan-Peluang (Strategi S-O), Strategi Kekuatan-Ancaman (Strategi S-T), Strategi Kelemahan-Peluang (Strategi W-O), dan Strategi Kelemahan-Ancaman (Strategi W-T). Kesimpulan dari penelitian ini adalah perlunya Model Triple Helix menjadi perhatian utama Dirlitbangkamla dalam melaksanakan tugas dan fungsinya termasuk berkaitan dengan pengadaan Kapal Patroli Bakamla RI.
Kajian Potensi Fungsi BAKAMLA RI Dalam Mewujudkan Ketahanan Nasional Di Laut Berdasarkan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2014 Pratondo Ario Seno Sudiro; Elsa Aliya Rizqoh; Jupriyanto
Jurnal Lemhannas RI Vol 11 No 2 (2023)
Publisher : Lembaga Ketahanan Nasional Republik Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55960/jlri.v11i2.429

Abstract

Ketahanan Nasional merupakan kemampuan yang bersifat dinamis untuk mencapai/mewujudkan tujuan nasional. Dalam membangun Ketahanan Nasional, diperlukan Unsur-Unsur Ketahanan Nasional yang dikenal dengan Astagatra (Delapan Aspek). Ketahanan Nasional yang dimaksudkan pada penelitian ini adalah Ketahanan Nasional Indonesia sebagai Negara Kelautan. Visi Poros Maritim Dunia merupakan Tujuan Nasional Indonesia sebagai Negara Kelautan yang untuk mencapainya diperlukan kondisi Ketahanan Nasional di Laut yang (berarti) terdiri dari Astagatra Kelautan. Undang-Undang No. 32 Tahun 2014 adalah undang-undang ‘payung’ bagi beberapa peraturan perundang[1]undangan sektoral yang berkaitan dengan laut. Pada bagian akhir undang-undang ini dijelaskan perihal Badan Keamanan Laut Republik Indonesia (Bakamla RI) sebagai lembaga yang berwenang terhadap penegakan hukum di laut. Maka yang menjadi tujuan penelitian ini adalah melakukan kajian bahwa berdasarkan Undang-Undang No. 32 tentang Kelautan, Bakamla RI memiliki fungsi yang meliputi seluruh Astagatra sehingga eksistensinya diperlukan untuk mewujudkan Ketahanan Nasional di Laut. Penelitian ini merupakan kombinasi antara Metode Penelitian Kuantitatif dan Metode Penelitian Hukum Normatif. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah keterkaitan erat antara fungsi Bakamla RI menurut Undang-Undang No. 32 Tahun 2014 Pasal 62 dengan Astagatra pada Ketahanan Nasional sehingga dapat disimpulkan bahwa Bakamla RI memiliki potensi untuk mewujudkan Ketahanan Nasional di Laut melalui fungsinya berdasarkan Undang-Undang No. 32 Tahun 2014.