Aquari Mustikawati
Kantor Bahasa Kalimantan Timur

Published : 10 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search

ADAPTASI LINGKUNGAN MASYARAKAT PENDATANG DALAM CERITA RAKYAT BONTANG Aquari Mustikawati
Aksara Vol 30, No 1 (2018): Aksara, Edisi Juni 2018
Publisher : Balai Bahasa Provinsi Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (442.792 KB) | DOI: 10.29255/aksara.v30i1.125.59-73

Abstract

Kota Bontang letaknya bersebelahan dengan Selat Makassar. Letak geografis tersebut memungkinkan Bontang sebagai wilayah tujuan migrasi dari wilayah sekitarnya. Oleh sebab itu, masyarakat di wilayah Bontang bagian pesisir didominasi oleh pendatang yang berasal dari Sulawesi dan Kutai. Perbedaan kondisi daerah dengan daerah asal memaksa para pendatang melakukan beberapa adaptasi lingkungan. Tulisan ini berusaha menjelaskan adaptasi masyarakat pendatang yang tinggal di daerah Bontang terhadap lingkungan baru melalui cerita rakyatnya. Dengan menggunakan pendekatan antropologi dan teori ekologi budaya, tulisan ini menganalisis proses pemertahanan lingkungan dan budaya masyarakat pendatang sebagai adaptasi yang tinggal di daerah tersebut. Analisis dilakukan dengan cara mendeskripsikan cara-cara adaptasi masyarakat terhadap lingkungan dalam cerita rakyatnya. Bagi masyarakat agraris adapatasi yang silakukan adalah beradaptasi dengan lahan pertanian dengan menggunakan teknologi yang sesuai dengan pola daerah baru. Sementacentra itu, masyarakat bahari berusaha beradaptasi dengan menggunakan teknologi yang berhubungan dengan  kelautan. Adaptasi yang dilakukan masyarakat pendatang tersebut selain bertujuan untuk kebertahanan hidup mereka di daerah baru juga secara tidak langsung telah menciptakan ketahanan budaya dari tempat asal mereka di tempat baru, yaitu wilayah Bontang. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa sebagai daerah tujuan pendatang, Bontang mengalami berbagai perkembangan budaya  sebagai hasil dari adaptasi lingkungan yang dilakukan para pendatang.             
CERITA RAKYAT MASYARAKAT PENAJAM PASER UTARA: FAKTA SEJARAH KESULTANAN KUTAI KARTANEGARA DAN KESULTANAN PASER [Penajam Paser Utara’s Folktales Historical Fact of Sultanate Kutai Kartanegara and Paser] Aquari Mustikawati
TOTOBUANG Vol. 4 No. 2 (2016): TOTOBUANG, EDISI DESEMBER 2016
Publisher : Kantor Bahasa Provinsi Maluku

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (364.186 KB) | DOI: 10.26499/ttbng.v4i2.18

Abstract

Penajam Paser Utara is an unfoldment regency of Paser. Both of them have close cultural relationship. However, people in Penajam Paser Utara  also had have cultural relationship with Kutai Kartanegara. This paper tried to reveal the type of Penajam Paser Utara relation ship toward Paser and Kutai Kartanegara. Qualitative method and holistical approach are used in this paperwork by explaining the folktales (lore) which was connected to  collective culture (folk). These interaction were detected as genetic relation and dominance. By applying Bascom theory’s of function through Penajam Paser Utara’s folktales, it’s found that  Penajam Paser Utara’s culture tended to Paser than Kutai Kartanegara.Penajam Paser Utara adalah sebuah kabupaten pemekaran dari Kabupaten Paser.Secara budaya Penajam Paser Utara memiliki hubungan yang sangat dekat. Namun, selain dengan Kabupaten Paser, Kabupaten Penajam Paser Utara juga pernah memiliki hubungan dengan Kabupaten Kutai Kartanegara. Penelitian ini berusaha mengungkapkan bentuk-bentuk interaksi masyarakat Penajam Paser Utara dengan Kutai Kartanegara dan Paser. Analisis tulisan ini dilakukan dengan menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan holistik, yaitu menjelaskan cerita rakyatnya (lore) yang dihubungkan dengan  kebudayaan kolektif (folk). Hubungan yang terlihat antara masyarakat Penajam Paser Utara dengan masyarakat Kutai Kartanegara dan Paser adalah hubungan kekerabatan dan kekuasaan. Selain itu, melalui teori fungsi folklor Bascom dapat diketahui bahwa masyarakat Penajam Paser Utara lebih cenderung pada Kesultanan Paser dibandingkan Kesultanan Kutai Kartanegara.
KAJIAN MOTIF CERITA KEPAHLAWANAN MONAQ DAN DALUNG DAYAK BENUAQ, TUNJUNG, DAN RENTENUKNG Aquari Mustikawati
LOA: Jurnal Ketatabahasaan dan Kesusastraan Vol 15, No 1 (2020): LOA
Publisher : Kantor Bahasa Kalimantan Timur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26499/loa.v15i1.2366

Abstract

AbstrakPenelitian ini berusaha mengungkap  motif dalam cerita kepahlawanan Monaq dan Dalung Dayak Benuaq, Tonyooi, dan Rentenukng. Motif-motif tersebut diambil dari tiga versi cerita Monaq dan Dalung, yaitu versi Benuaq Sekolaq Darat, versi Benuaq Siluq Ngurai, dan versi Rentenukng Tunjung. Masalah penelitian ini adalah apa saja motif dalam cerita kepahlawanan Monaq dan Dalung dalam tiga versi dan bagaimana persebaran cerita di wilayah Kutai Barat? Untuk memecahkan masalah dan mencapai tujuan digunakan metode historis komparatis yang berasal dari mazhab Finlandia. Metode ini bekerja dengan mengumpulkan, mengolah, menganalisis, dan membandingkan beberapa versi cerita Monaq dan Dalung. Dengan menggunakan teori indeks motif Thompson, penelitian ini menganalisis kesamaan motif dan persebaran cerita. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat delapan motif dalam tiga versi cerita kepahlawanan Monaq dan Dalung. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa ketiga versi cerita tersebut termasuk dalam cerita monogenesis, yaitu cerita yang berasal dari satu tempat. Kata kunci: motif, historis komparatif, versi, persebaran, monogenesis                                                           AbstractThis study attempts to reveal the types and motives in the heroic story of Monaq and Dalung. The  motifs were taken from three versions of the Monaq and Dalung stories, namely the Benuaq Sekolaq Darat version, the Benuaq Siluq Ngurai version, and the Rentenukng Tunjung version. The  problem of this research is what are the motives in the heroic story of Monaq and Dalung in three versions? To  solve problems and achieve goals, historical comparative methods from the Finnish mazhab are used. This  method works by collecting, processing, analyzing, and comparing several versions of the Monaq and Dalung stories. By using Thompson's motive index theory, this study analyzes the similarity of motifs and the distribution of stories. The  results showed that there were eight motifs in three versions of the heroic story of Monaq and Dalung. From  the results of the study it can be concluded that the three versions of the story are included in the story of monogenesis, which is a story originating from one place. Keywords: motifs, historical comparative, version, distribution, monogenesis    
PERAN SOSIAL PEREMPUAN DAYAK DI TIGA CERITA PENDEK KORRIE LAYUN RAMPAN Aquari Mustikawati
LOA: Jurnal Ketatabahasaan dan Kesusastraan Vol 13, No 2 (2018): LOA
Publisher : Kantor Bahasa Kalimantan Timur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (369.045 KB) | DOI: 10.26499/loa.v13i2.1668

Abstract

This study describes the social role of Dayak women, both in the domestic and public spaces in three Korrie Layun Rampan short stories, namely "Perlawanan", "Riam" and "Upacara tak Selesai". The role of women includes the ways women maintain their life and customary land as the important thing in their society. The focus problem of this research is what are the roles of Dayak women in the domestic and public spaces. To solve problems and achieve goals, qualitative descriptive methods are used, by describing the role of Dayak women in their lives and their resistance to gender injustice. Feminist theory is used to analyze the forms and roles of Dayak women in overcoming their problems. The results of the study prove/show that Dayak women are socially and intellectually independent women. This study concludes that Dayak women have a very important role in their community because they have social and intellectual independence. 
GAMBARAN KEHIDUPAN MASYARAKAT LAUT DALAM CERITA RAKYAT BONTANG Aquari Mustikawati
LOA: Jurnal Ketatabahasaan dan Kesusastraan Vol 9, No 1 (2014): LOA
Publisher : Kantor Bahasa Kalimantan Timur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (276.892 KB) | DOI: 10.26499/loa.v9i1.2066

Abstract

                                                  AbstrakTulisan ini berusaha menjelaskan bentuk perpaduan budaya laut yang dibawa oleh pendatang ke daerah Bontang dalam cerita rakyat Bontang. Masyarakat pendatang di daerah Bontang tinggal di daerah pesisir laut. Mereka membawa budaya dari daerah asal dan kemudian beradaptasi dengan budaya daerah perantauan. Analisis penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode kualitatif dan bersifat deskriptif. Teori yang digunakan untuk mengolah tulisan ini adalah teorifolklor dengan empat fungsi yang diutarakan oleh Bascom. Kehidupan masyarakat pendatang di pesisir laut tergambar dalam cerita rakyatnya. Analisis menunjukkan mereka menyadari bahwa laut adalah kehidupan mereka sehingga mereka berusaha mempertahankan kelangsungan sumber kehidupan di laut dengan cara melakukan upacara Pesta Laut.Kata kunci: cerita rakyat, masyarakat laut, kehidupan.                                                   AbstractThis paper attempts to explain the forms of maritime cultural blend brought by the immigrants of Bontang as shown in Bontang’s folktales. The immigrants live along the shore. They bring along their origin culture as they also try to adapt to the culture of the current place. This descriptive research applies qualitative method in analyzing the folktales. Bascom’s four-function theory of folklore is used to examine the immigrants’ life in Bontang’s folktales. The analysis shows that sea people realize that their life completely depends on the sea. That is why they try to maintain their sea resources by having Pesta Laut (Sea Festival).Keywords: folktales, sea people, life
RESISTENSI TERHADAP PENYIMPANGAN KEKUASAAN DALAM TIGA CERPEN KALIMANTAN TIMUR Aquari Mustikawati
LOA: Jurnal Ketatabahasaan dan Kesusastraan Vol 14, No 2 (2019): LOA
Publisher : Kantor Bahasa Kalimantan Timur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (314.491 KB) | DOI: 10.26499/loa.v14i2.1843

Abstract

 AbstrakPenelitian ini menunjukkan gambaran resistansi terhadap penyimpangan kekuasaan pemegang kekuasaan dalam tiga cerpen Kalimantan Timur, yaitu “Banjirkap”, “Poniran” dan “Kota ini telah Terjual”. Masalah yang difokuskan dalam penelitian ini adalah bagaimana bentuk resistansi dan penyimpangan kekuasaan dalam tiga cerpen tersebut. Untuk memecahkan masalah dan mencapai tujuan digunakan metode kualitatif yang memperhatikan data alamiah sehingga penelitian dapat melibatkan sejumlah gejala sosial yang relevan, termasuk unsur-unsur kebudayaan. Dengan menggunakan teori resistansi Scott, tulisan ini menganalisis bentuk-bentuk penyimpangan kekuasaan yang memarginalkan masyarakat. Hasil pembahasan menunjukkan bahwa tokoh di tiga cerita pendek tersebut melakukan resistansi terhadap penyimpangan kekuasaan yang berbentuk aksi penindasan terhadap masyarakat marginal. Berdasarkan pembahasan, penelitian ini menyimpulkan bahwa relasi kekuasaan adalah suatu bentuk legalitas untuk menindas masyarakat marginal.  Relasi kekuasaan tersebut merupakan suatu ikatan yang saling menguntungkan.  Kata kunci: resistansi, penyimpangan kekuasaan, gejala sosial, cerpen  AbstractThis study reveals of resistance to power deviations from power holders in three short stories in East Kalimantan, namely "Banjirkap", "Poniran" and "Kota ini telah Terjual". The problem of this research is focused on what is the form of resistance and power deviation in the three short stories.To solve problems and achieve goals, qualitative methods are used that concern about original data that's include of relevant social phenomena and cultural elements. Using Scott's resistance theory, this paper analyzes resistance to power deviations against marginal society. The results of the discussion show that the characters in the three short stories resist the power deviations by abusing their power as oppression against marginalized communities. Based on the discussion, this study concludes that power relations are a form of legality to oppress marginal communities, but are a mutually beneficial bond. Keywords: resistance, power deviation, social phenomenon, short storiesKeywords: resistance, power deviation, social phenomenon, short stories  
MEMAHAMI PANDANGAN EKOLOGI KORRIE LAYUN RAMPAN MELALUI TIGA CERITA PENDEK DALAM ANTOLOGI RIAM Aquari Mustikawati
LOA: Jurnal Ketatabahasaan dan Kesusastraan Vol 16, No 2 (2021): LOA
Publisher : Kantor Bahasa Kalimantan Timur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26499/loa.v16i2.4089

Abstract

Abstrak Penelitian ini mengungkapkan pandangan ekologi Korrie Layun Rampan sebagai pengarang tiga cerita pendek, yaitu "Teluk Par", Sungai Nyuatan", dan "Madu Lomuq" yang terdapat dalam Antologi Riam. Pandangan tersebut meliputi gambaran dan cara-cara hidup masyarakat berhubungan dengan alam. Masalah yang difokuskan dalam penelitian ini adalah bagaimana pandangan ekologi Korrie yang terdapat dalam ketiga cerita pendek tersebut? Metode kualitatif digunakan untuk memecahkan masalah, yaitu dengan cara mendeskripsikan gambaran alam dan cara-cara ekologi masyarakat dalam kehidupan mereka. Dengan menggunakan teori ekokritik sastra, tulisan ini menganalisis pandangan-pandangan Korrie yang terbagi dalam kajian pastoral, apokaliptik, dan etika lingkungan. Hasil penelitian membuktikan/menunjukkan bahwa terdapat  kajian ekologi ssatra yang ditemukan dalam ketiga cerita pendek tersebut. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa Korrie Layun Rampan adalah pengarang yang memiliki konsep ekologi dalan karya-karyanya.                                                                                         Kata kunci: pandangan, ekologi, Korrie, cerpen  Abstract This study reveals the ecological view of Korrie Layun Rampan as the author of three short stories, of "Teluk Par", Sungai Nyuatan", and "Madu Lomuq" from the Riam Anthology. These views include the description and ways of life of the community in relation to nature. The problem of  this research is how Korrie's ecological views are contained in the three short stories? Qualitative methods are used to solve the problem, by describing the picture of nature and the ecological ways of society in their lives. Using literary ecocritic theory, this paper analyzes Korrie's views are divided into pastoral, apocalyptic, and environmental studies. The results of the research prove/show that there is a literary ecology study found in the three short stories. From the results of the study it can be concluded that Korrie Layun Rampan is an author who has an ecological concept in his works. Keywords: views, ecology, Korrie, shorstories    
JEJAK BUDAYA PENAJAM PASER UTARA DALAM CERITA ASAL USULNYA Aquari Mustikawati
LOA: Jurnal Ketatabahasaan dan Kesusastraan Vol 14, No 1 (2019): LOA
Publisher : Kantor Bahasa Kalimantan Timur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (350.109 KB) | DOI: 10.26499/loa.v14i1.1974

Abstract

This research describes cultural traces of Penajam Paser Utara’s people through its origin consisting of value system, social norms, mindset, and work ethic of the people in the past. It discusses about cultural traces recorded in the origin of Penajam Paser Utara’s people. It uses library method to search data. It applies qualitative method to describe events in the past, like history, legends, or important events, including important figures that had ever existed. Cultural theory is used to analyze the culture of the people through their origin. The results of this study indicate that Penajam Paser Utara’s in the past recorded their local wisdom of each region on their origin. It can be concluded that Penajam Paser Utara’s origin can be used as knowledge to understand the history of the people so as to develop the potential of the region.
KLENIK MASYARAKAT PEDALAMAN: ANALISIS BUDAYA DALAM TIGA CERPEN KALIMANTAN TIMUR Aquari Mustikawati
LOA: Jurnal Ketatabahasaan dan Kesusastraan Vol 12, No 2 (2017): LOA
Publisher : Kantor Bahasa Kalimantan Timur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (5144.334 KB) | DOI: 10.26499/loa.v12i2.1563

Abstract

Three stories in East Kalimantan revealed ‘klenik’ or black magic in society in two different eras of 1970 and 2000 . This research tried to show some kinds of magical practices and cultural form to each magical practices . It applied qualitative approach and descriptive method with religion system in cultural theory . The magical practices and cultural forms in these short stories indicated that there were people in the past and present committed hidden magical practices for their wicked intention .
KONSEP GENDER MASYARAKAT BENUAQ DALAM CERITA RAKYAT: SEBUAH TINJAUAN FUNGSIONALISME STRUKTURAL Aquari Mustikawati
LOA: Jurnal Ketatabahasaan dan Kesusastraan Vol 17, No 2 (2022): LOA
Publisher : Kantor Bahasa Kalimantan Timur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26499/loa.v17i2.5148

Abstract

Tulisan ini menggambarkan konsep gender masyarakat Benuaq dalam cerita rakyatnya, yaitu “Bullu”, “Putri Inuinang jadi Ratu”, “Ayus dan Siluq Berpisah Selama-lamanya”, dan “Belietn Siluq. Masalah yang difokuskan dalam tulisan ini adalah bagaimana konsep gender masyarakat Dayak Benuaq dalam cerita rakyatnya? Tulisan ini menggunakan metode kualitatif dengan teknik analisis konten untuk mengupas konsep gender dalam cerita rakyat. Teori sosial yang beraliran feminism, yaitu fungsionalisme struktural digunakan dalam tulisan ini untuk menggambarkan konsep gender masyarakat Benuaq. Hasil tulisan menunjukkan bahwa konsep gender yang dianut masyarakat Benuaq meliputi peran sosial yang egaliter atau sama antar laki-laki dan peremapuan dan peran kultural yang menempatkan laki-laki dan perempuan sesuai dengan peran dan fungsi masing-masing. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pembagian peran sosial antara laki-laki dan perempuan masyarakat Benuaq tidak ditentukan secara pasti. Secara kultural, laki-laki dan perempuan Benuaq sama-sama mendapat kedudukan yang penting dalam masyarakatnya.Kata kunci: gender, fungsionalis, struktural, Benuaq