Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

POTRET PEMIKIRAN RADIKAL JARINGAN ISLAM LIBERAL (JIL) INDONESIA Muh. Idris
KALAM Vol 8, No 2 (2014)
Publisher : Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (434.141 KB) | DOI: 10.24042/klm.v8i2.227

Abstract

Jaringan Islam Liberal adalah salah satu lokomotif yang menggerakan tata nilai pemikiran keagamaan yang menekankan pada pemahaman Islam yang terbuka, toleran, inklusif dan kontekstual. Di Indonesia penyebaran Islam liberal telah berlangsung sejak awal tahun 70-an dan sejak tahun 2001, sejumlah aktivis dan intelektual muda Islam memulai penyebaran gagasan Islam liberal secara lebih terorganisir. Jaringan Islam Liberal mencoba membangun dan mengembangkan suasana beragama yang transformatif dan inklusif, menampakkan signifikansinya untuk selalu “dilirik” oleh komunitas umat. Melalui pemahaman keagamaan yang holistik dan pola keagamaan yang inklusif, umat Islam diharapkan dapat menyelesaikan krisis kemanusiaan, serta menjadikan modernitas sebagai proses yang memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi manusia.
Hegemoni Filsafat Yunani dalam Pemikiran Pendidikan Islam Muh. Idris
Dinamika Ilmu Vol 12 No 2 (2012): Dinamika Ilmu
Publisher : UIN Sultan Aji Muhammad Idris Samarinda

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (242.96 KB) | DOI: 10.21093/di.v12i2.28

Abstract

Having contact with Greece philosophy thought, Moslems are inspired and obsessed to develop knowledge. In the historical spectrum of thought development, Moslems have shown the significant progress in the era of Ummayah and it came to the highest level in the era of Abbasiyah. In that historical context, it can be seen from many experts of Moslem in various field of knowledge such as Al-Kindi (801-837), Al-Farabi (W.950), and Ibn Maskawaih (W.1030) who concern in the field of philosophy; Ibn Sina (980-1037) and Ibn Bajah (1160-1138) who are experts in medicine, Jabir Ibn Hayyan (720-815) and Al-Khawarizmi (780-850) who are experts in chemistry and mathematic, and also Al-Thabari (839-922), an expert in history and law. In the historical perspective, it is clear that the body construction of Islamic knowledge which is broad and deep was established on the basis of cooperation and openness with other nations including Greece.
Pendidikan Pembebasan : Telaah Terhadap Pemikiran Paulo Freire Muh. Idris
Dinamika Ilmu Vol 9 No 2 (2009): Dinamika Ilmu
Publisher : UIN Sultan Aji Muhammad Idris Samarinda

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (229.048 KB) | DOI: 10.21093/di.v9i2.282

Abstract

Nowadays, education tends to ignore the value of human being which consists of the liberation. The liberation value in human individual is taken by another person who yells out democracy. We can find the real fact in reality where one person takes another person’s right through an institution with democracy and quality reasons. An education scientist, Paulo Freire, gives an illustration that education today through formal institution makes robot in human who work as mechanic machine, where their independent to act and express the ideas is limited. In simple way, Freire points out that, “The absolute consistency will make life becomes worthless, discolor, and cannot be felt experience.” Based on the statement above, Freire has deschooling concept, the concept of study without schooling. It’s because the study can be done out of the formal school even in outdoor condition.
Pembaruan PTAI (STAIN/IAIN) Menuju UIN (Perspektif Pemikiran Pendidikan A. Malik Fadjar) Muh. Idris
EDUKASI: Jurnal Penelitian Pendidikan Agama dan Keagamaan EDUKASI | VOLUME 8, NOMOR 2, AGUSTUS 2010
Publisher : Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama RI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32729/edukasi.v8i2.106

Abstract

STAIN/IAIN dalam konteks kekinian tidak memadai lagi dalam merespon tantangan globalisasi dan modernisasi. islam yang begitu universal dalam pengembangan nilai-nilai keilmuan dan dapat mencapai titik puncak bangunan peradaban sejarah pada abad klasik khususnya pada masa pemerintahan al-makmun pada masa itu.islam berbicara persoalan puasa misalnya, hal ini dapat dimaknai bahwa Islam harus kita kembangkan pada ilmu-ilmu seputar kesehatan. fiqh dapat dikembangkan dengan nilai-nilai keilmuan yang bermuara pada hokum-hukum sosial termasuk isra’ dan miraj dapat dikembangkan keilmuannya melalui sains dan teknologi, dan semacamnya. dari informasi tersebut bahwa stain/iain suatu keharusan untuk menuju uin dalam merespon tantangan globalisasi, otonomisasi, dan modernisasi. uin tidak mengenal fakultas agama yang ada adalah pengembangan uin tidak mengenal fakultas agama yang ada adalah pengembangan kultur keilmuan yang bernuansa Islam yang rahmatan lil ‘alamin.