Yussy Afriani Dewi
Department of Otorhinolaringology-Head and Neck Surgery Faculty of Medicine Universitas Padjadjaran/Dr. Hasan Sadikin General Hospital Bandung,

Published : 12 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search
Journal : Jurnal Sistem Kesehatan

Karakteristik Penderita Presbiakusis Di Bagian Ilmu Kesehatan THT-KL RSUP DR. Hasan Sadikin Bandung Periode Januari 2012 - Desember 2014 fatmawati, rikha; Dewi, Yussy Afriani
Jurnal Sistem Kesehatan Vol 1, No 4 (2016): Volume 1 Nomor 4 Juni 2016
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (220.36 KB) | DOI: 10.24198/jsk.v1i4.10381

Abstract

Presbiakusis adalah gangguan pendengaran sensorineural pada usia lanjut akibat proses degenerasi organ pendengaran yang terjadi secara perlahan dan simetris pada kedua sisi telinga. Di seluruh dunia diperkirakan sekitar 30-45% masyarakat di atas umur 65 tahun didiagnosis menderita presbiakusis terutama pria. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik prebiakusis berdasarkan audiometri, usia, dan jenis kelamin. Metode penelitian yang dipergunakan adalah  deskriptif retrospektif. Subyek penelitian adalah data rekam medis penderita presbiakusis yang dilakukan pemeriksaan audiometri selama periode Januari 2012–Desember 2014 di Klinik Gangguan Dengar dan Bicara Bagian Ilmu Kesehatan THT-KL FK UNPAD/RS Umum Pusat dr. Hasan Sadikin Bandung. Didapatkan sebanyak 429 penderita presbiakusis terdiri dari 62,7% adalah laki-laki karena laki-laki umumnya sering terpapar bising ditempat kerja dibandingkan perempuan. Penderita presbiakusis terbanyak yaitu tipe neural 35,7%, pada tipe neural terjadi atrofi sel rambut pada kohlea yang dapat disebabkan oleh mikroangiopati pada kohlea. Berdasarkan usia, yang terbanyak yaitu usia >65 tahun sebanyak  60,4%, ini berhubungan dengan proses Reactiveoxygen Species (ROS) yang sering terjadi pada usia lanjut. Penderita presbiakusis yang datang ke Klinik Gangguan Dengar dan Bicara Bagian Ilmu Kesehatan THT-KL RS Hasan Sadikin, Bandung yang terbanyak adalah usia >65 tahun dan tipe neural.Kata kunci : Gangguan pendengaran, Neural, Presbiakusis
Penyakit Kimura Parotis Harsarapama, Pandu Putra; Dewi, Yussy Afriani; Purwanto, Bambang; Permana, Agung Dinasti
Jurnal Sistem Kesehatan Vol 2, No 2 (2016): Volume 2 Nomor 2 Desember 2016
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (314.085 KB) | DOI: 10.24198/jsk.v2i2.11263

Abstract

Penyakit kimura adalah kelainan inflamasi kronis, ditandai adanya limfadenopati atau massa jaringan lunak subkutan, tanpa nyeri, sering mengenai daerah kepala dan leher. Pertama kali dilaporkan di Cina pada 1937, disebut limfogranuloma hiperplastik eosinofilik. Tahun 1948, ditemukan keterlibatan komponen vaskular oleh Kimura, sehingga disebut Penyakit Kimura. Rasio perbandingan laki-laki dibandingkan wanita adalah 3.5-9 : 1. Insidensi usia adalah 20-30 tahun. Kasus Remaja laki-laki berusia 17 tahun datang ke Poliklinik THT-KL RSHS Bandung dengan keluhan benjolan leher sebelah kiri, daerah parotis, kelenjar getah bening level Ib dan II. Keluhan dirasakan sejak 2 bulan sebelumnya. Awalnya benjolan berukuran diameter 5 mm, membesar sampai sebesar 90 mm, mudah bergerak dan tidak nyeri pada perabaan. Metode Pemeriksaan laboratorium darah menunjukkan nilai eosinofil 22%, protein 9.4 gr/dL, dan serum IgE 3,8 mg/dL. Ultrasonografi leher menunjukkan massa solid yang dominan dengan bagian kistik di dalamnya yang mengobliterasi sebagian kelenjar parotis kiri. Pemeriksaan biospi jarum halus menunjukkan karsinoma parotis kemungkinan suatu mukoepidermoid. CT-Scan menunjukkan gambaran massa solid di daerah pre-parotis kiri dan lesi hipodens multipel bulat di daerah pre-parotis dan pre-aurikula kiri. Hasil Pemeriksaan histopatologis pasca operasi menunjukkan gambaran penyakit kimura parotis. Diskusi Pasca operasi, diberikan radioterapi dengan dosis 30 Gy, dilakukan kontrol selama satu tahun, tanpa terapi farmakologis, tidak ditemukan angka kekambuhan penyakit.Kata Kunci : Kimura, Parotis, Radioterapi