Ida Bagus Dharma Giri
Program Studi Teknik Sipil, Fakutas Teknik, Universitas Udayana

Published : 13 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 13 Documents
Search

Analisis Numerik Perilaku Rangka Beton Bertulang dengan Dinding Pengisi Budiwati, Ida Ayu Made; Dharma Giri, Ida Bagus
MEDIA KOMUNIKASI TEKNIK SIPIL Volume 25, Nomor 1, JULI 2019
Publisher : Department of Civil Engineering, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (648.022 KB) | DOI: 10.14710/mkts.v25i1.20960

Abstract

The behavior of reinforced concrete frame with infill wall (RDP) has been studied numerically by modeling the RDP structure using the LUSAS software. The results were compared to other researchers’ results that conducted laboratory test and used SAP programs. The results of analysis using SAP show that the proposed model that subjected to load up to the maximum limit show similar behavior to the laboratory tests results in which parameters such as secant modulus for concrete and wall materials based on graphs of stress-strain relationships and a reduction in moment of inertia due to the crack of beam-column are taken into account. The model using LUSAS did not adopt this method instead applied plastic elastic material and non-linear analysis. The results of the analysis are still not in proportional to the magnitude of the laboratory test results, but the behavior of the load and deflection indicates similar form. The analysis models show the maximum stress points that occur on the wall similar to that with the pattern of failure in laboratory testing. The maximum stress occurs at the opening corner and the beam column joint corner that is in line with the results of laboratory testing.
KUAT TEKAN DAN MODULUS ELASTISITAS BETON DENGAN PENAMBAHAN STYROFOAM (STYROCON) Ida Bagus Dharma Giri; I Ketut Sudarsana; Ni Made Tutarani
Jurnal Ilmiah Teknik Sipil Vol. 12, No. 1 Januari 2008
Publisher : Department of Civil Engineering, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (88.205 KB)

Abstract

This experiment is aimed to know the value of compressive strength and elastic modulus of concrete by adding granular styrofoam and also relationship between compressive strength and elastic modulus of concrete by percentage increased granular styrofoam. Granular styrofoam is used by consideration it can reduce the weight of concrete but still has enough strength to arrest loads. The comparison of mixture is 1 : 2 : 3 (cement : sand : crush stone) by comparison of weight with water cement ratio is 0,50 and maximum size of aggregates are 25 mm. Variation of percentage increased granular styrofoam are 0%, 10%, 20%, 30%, 40% to volume of mixture. The range of diameter granular styrofoam are 3-10 mm, with volume of weight 22,89 kg/m3. The specimen for compression and elastic modulus test in cylindrical form by size 150 mm of diameter and 300 mm of height with amount 7 specimens for each percentage increased granular styrofoam where 5 specimens are read the change of length to get modulus of elasticity. The tests are done when specimens age 28 days. Experiment results show that compressive strength and elastic modulus decrease with increased percentage granular styrofoam which add to concrete mixture. The value of compressive strength by adding granular styrofoam 0%, 10%, 20%, 30%, 40% are 32,395 MPa, 24,144 MPa, 17,994 MPa, 13,411 MPa, 9,995 MPa. Decreased of elastic modulus by adding granular styrofoam 10%, 20%, 30%, 40% based on ASTM C 469 are 0,278%, 5,797%, 16,555%, and 32,553%, and based on slope of the stress-strain curve are 0,587%, 6,256%, 17,006%, and 32,838%.
EFEK PENAMBAHAN DINDING GESER ATAU PERIMETER BEAMS TERHADAP PERILAKU DINAMIS STRUKTUR PELAT DATAR EMPAT TINGKAT I Ketut Sudarsana; Ida Bagus Dharma Giri; I Gede Gegiranang Wiryadi
Jurnal Ilmiah Teknik Sipil Jurnal Ilmiah Teknik Sipil, Vol. 18, No. 1, Januari 2014
Publisher : Department of Civil Engineering, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (458.398 KB)

Abstract

Flat plate structural system is a plate structural system that supported directly by columns without column heads or drop panels. The advantages of this system are distance between the floors can be shortened, faster construction, ease of architectural work and installation of Mechanical, Electrical and Plumbing Equipment (MEP). However, this system has a weakness on the join (connection of slab-column) that is too flexible and susceptible to punching shear failure especially when the existence of moment due to earthquake. This study investigates the changes on dynamic behaviors of flat plate structures when it is added lateral stiffeners such as shear walls or perimeter beams in terms of its natural period, base shear force, floor displacement, and a change on the forces of the structural elements. The structure of the building being simulated is regular structure consisting of 4 floors with 3 meter floor to floor space and 4 spans along X axis direction (Lx = 6 m) and 3 spans along Y axis direction (Ly = 5 m). The building is a hotel, which stands on medium soil in Bali Provice. Flat plate structures with additional of shear walls or perimeter beam are designed in accordance with the requirements of SNI 03-2847-2002. Analyses were performed in three dimensions (3D) using commercial software SAP2000 v15, where the three structure models have the same property namelyplate thickness, column dimensions, mass and material properties. Dynamic behaviorsare studied based on time history analysis (integration time step) according to the average acceleration method from Newmark with acceleration record of the El-Centro earthquake 1940. Analysis shows that addition of shear walls or perimeter beam causes the natural period of structure and horizontal displacement decrease, while the base shear force and structural rigidity increase. Moments, shear forces on columns and shear forces on the plate around the column decrease with the addition of shear walls. The addition of perimeter beam increases the moments and shear forces on first floor columns and shear forces on the plate around the column decrease dramatically on the edge columns
PERBANDINGAN PERILAKU STRUKTUR BANGUNAN TANPA DAN DENGAN DINDING GESER BETON BERTULANG Ida Bagus Dharma Giri
Jurnal Ilmiah Teknik Sipil Jurnal Ilmiah Teknik Sipil, Vol. 22, No. 2, Juli 2018
Publisher : Department of Civil Engineering, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (340.098 KB) | DOI: 10.24843/JITS.2018.v22.i02.p06

Abstract

Bangunan bertingkat tinggi memerlukan perkuatan tambahan untuk menahan gaya gempa yang bekerja, misalnya dengan penambahan struktur dinding geser (shearwall). Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan perbandingan perilaku struktur bangunan tanpa dan dengan dinding geser beton bertulang. Dalam pemodelan gedung tujuh lantai dibuat tiga buah model yaitu M1, M2 dan M3. M1 adalah model rangka terbuka yaitu model struktur tanpa dinding geser. M2 adalah Model Rangka dengan Dinding Geser Beton Bertulang yaitu struktur rangka yang ditambahkan dinding geser beton bertulang, dimana dinding geser dimodelkan dengan shell element. M3 adalah Model Rangka dengan Dinding Geser Beton Bertulang tetapi dengan perubahan dimensi struktur seperti balok dan kolom. Berdasarkan hasil analisis didapatkan bahwa pada simpangan struktur arah x, simpangan yang terbesar terjadi pada M1 pada tingkat ke-7, dengan presentase 36,11% lebih besar dari M2 dan lebih besar 32,70 % dari M3. Untuk simpangan struktur arah y, simpangan yang terbesar terjadi pada M1 pada tingkat ke-7, dengan presentase 46,27% lebih besar dari M2 dan lebih besar 41,43 % dari M3. Stuktur rangka dengan dinding geser menghasilkan momen, dan gaya geser yang relatif lebih kecil jika dibandingkan dengan struktur rangka yang dimodelkan tanpa dinding geser. Hal ini disebabkan karena kekakuan struktur rangka dengan pemodelan dinding geser lebih besar dibandingkan kekakuan struktur rangka tanpa dinding geser. Namun gaya aksial pada kolom M1 lebih kecil daripada M2 dengan rasio 3,67%. Pengunaan dinding geser mengakibatkan bertambahnya berat struktur sebesar 3,98% sehingga perlu dilakukan perubahan dimensi struktur seperti balok dan kolom, mengakibatkan berat struktur hanya sedikit bertambah sebesar 0,55%.
PERILAKU DAN KINERJA STRUKTUR RANGKA BAJA DENGAN DINDING PENGISI DAN TANPA DINDING PENGISI Ida Bagus Dharma Giri; I Gede Adi Susila; Firman Hadi Suprapto
Jurnal Ilmiah Teknik Sipil Jurnal Ilmiah Teknik Sipil, Vol. 20, No. 1, Januari 2016
Publisher : Department of Civil Engineering, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (349.493 KB) | DOI: 10.24843/JITS.2016.v20.i01.p04

Abstract

Penelitian tentang perilaku dan kinerja struktur rangka baja dengan dinding pengisi dan tanpa dinding pengisi menggunakan aplikasi SAP 2000 v17 dengan model open frame sebagai acuan perbandingan. Penelitian struktur dilakukan pada model dinding pengisi penuh tanpa meninjau adanya bukaaan. Kinerja struktur  dinding pengisi akan dilakukan pada model strut diagonal.Analisis dilakukan dengan memodel 3 struktur, yaitu: model 1 Model Open Frame (MOF), model 2 Model Strut Diagonal (MSD), dan model 3 Model Shell Elemen (MSE). Ketiga model struktur dibebani dan dirancang berdasarkan pedoman perencanaan SNI 03-2847-2002 (Beton) dan SNI 03-1729-2015 (Baja). Untuk model validasi akan dianalisis secara linier dengan penurunan nilai elastisitas pada material dinding, material balok dan kolom. Kinerja struktur bangunan open frame dan struktur dinding pengisi yang dimodel dengan strut diagonal akan dianalisis secara nonlinier.Dari hasil analisis didapatkan hasil bahwa perilaku model open frame memiliki simpangan 46,21 mm, model dinding pengisi dengan strut diagonal memiliki simpangan 8,99 mm dan model dinding pengisi dengan shell elemen memiliki simpangan 15,97 mm. Gaya-gaya dalam yang bekerja baik model strut diagonal atau model shell elemen memiliki nilai yang lebih kecil dari pada gaya-gaya dalam yang bekerja pada model open frame kecuali gaya aksial kolom yang memiliki nilai yang hampir sama dengan model open frame. Perbandingan kinerja dengan struktur dinding pengisi dengan model strut diagonal memiliki kinerja yang lebih baik dari pada model open frame dengan besar nilai batas perpindahan untuk model open frame sebeser 1.039,556 mm dengan gaya geser sebesar 4213,15 kN, sedangkan nilai batas perpindahan untuk model strut daigonal sebesar 701,84 mm dengan nilai gaya geser sebesar 8.146,6 kN. Sedangkan untuk nilai daktilitas model open frame sebesar 5,93 sedangkan untuk gedung yang dimodel dengan strut diagonal memiliki nilai daktilitas sebesar 4,15.
ANALISIS PERILAKU DAN KINERJA STRUKTUR RANGKA BRESING EKSENTRIS V-TERBALIK DENGAN L/H BERVARIASI A.A. Ngurah Agung Angga Pradhana; Made Sukrawa -; Ida Bagus Dharma Giri
Jurnal Ilmiah Teknik Sipil Jurnal Ilmiah Teknik Sipil, Vol. 19, No. 1, Januari 2015
Publisher : Department of Civil Engineering, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (503.194 KB)

Abstract

Penelitian tentang perilaku dan kinerja struktur rangka bresing eksentris (SRBE) V-terbalik dengan L/H bervariasi dilakukan dengan memodel struktur gedung 10 lantai dalam SAP2000. Model dibuat dengan Sistem Rangka Pemikul Momen (SRPM) dengan sambungan kaku, model SRBE dengan L/H bervariasi dari 1,25, 1,50, dan 1,75 dengan sambungan sederhana, dan model SRBE dengan sambungan kaku. Kelima model struktur dibebani dan dirancang berdasarkan pedoman perencanaan SNI Baja 03-1729-2002.Setelah model struktur memenuhi ketentuan SNI terhadap kekakuan dan kekuatan, kemudian dilakukan analisis pushover untuk mendapatkan kinerja dari model struktur.Perhatian khusus ditujukan pada SRBE untuk mengetahui pengaruh variasi L/H terhadap perilaku dan kinerja struktur. Dari penelitian ini didapatkan struktur SRBE L/H=1,75 memiliki kekakuan dan gaya geser dasar maksimal yang paling besar dibandingkan dengan struktur lainnya. Hal tersebut menunjukkan peningkatan L/H pada SRBE tipe V-terbalik, terbukti dapat meningkatkan kekakuan struktur, namun dilihat dari mekanisme terjadinya sendi plastis, SRBE L/H=1,75 tidak menunjukkan mekanisme keruntuhan yang baik, karena terjadi sendi plastis pada kolom lantai dasar bagian atas. SRBE L/H=1,75 juga memiliki berat total struktur 11,34% lebih besar dibandingkan SRPM, sehingga menjadi kekurangan struktur tersebut. Penggunaan sambungan kaku pada struktur dapat meningkatkan kekakuan struktur, namun peningkatan kekakuan struktur tidak signi kan.
PENGARUH VARIASI MUTU JAKET BETON DAN PENAMBAHAN TULANGAN LATERAL TERHADAP KAPASITAS AKSIAL KOLOM BUJUR SANGKAR Ida Bagus Dharma Giri
Jurnal Ilmiah Teknik Sipil Jurnal Ilmiah Teknik Sipil, Vol. 25, No. 1, Januari 2021
Publisher : Department of Civil Engineering, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/JITS.2021.v25.i01.p08

Abstract

Penelitian terkait concrete jacketing telah banyak dilakukan, seperti halnya penambahan tulangan sengkang dan pembesaran dimensi dengan mutu beton jaket yang sama ataupun melebihi mutu beton kolom inti. Untuk mengetahui pengaruh mutu beton jaket dan penambahan tulangan sengkang terhadap kapasitas aksial kolom, maka dalam penelitian ini dibuat kolom inti (K25) dengan mutu 25 MPa dan mutu beton jaket yang bervariasi yakni 20 MPa, 25 MPa, 30 MPa, dengan penambahan tulangan sengkang (Kolom KJs) dan tanpa penambahan tulangan sengkang (Kolom KJ) di setiap variasi mutu beton jaket. Untuk setiap jenis perlakuan dibuat masing-masing 3 buah benda uji. Adapun kolom inti memiliki bentuk bujur sangkar dengan dimensi 80 x 80 x 320 mm dan perkuatan beton jaket diberikan dengan dimensi 160 x 160 x 300 mm. Kolom diberikan beban aksial konsentris dan dihitung perpendekannya menggunakan dial gauge setiap pemberian beban sebesar 20 kN. Hasil penelitian ini menunjukkan penambahan beton jaket dan tulangan sengkang mampu meningkatkan kapasitas aksial dan daktilitas kolom. Adapun peningkatan kapasitas aksial yang terjadi pada kolom KJ20, KJ25, KJ30, terhadap kolom K25 berutut-turut adalah sebesar 17,4%; 34,0%; 34,7%. Sedangkan peningkatan kapasitas aksial kolom KJs20, KJs25, KJs30, terhadap kolom K25 berturut-turut sebesar 54,9%; 62,5%; 71,5%. Kolom perkuatan dengan penambahan tulangan sengkang, memiliki nilai perpendekan dan kapasitas aksial yang lebih besar dari kolom inti dan kolom perkuatan tanpa disertai penambahan sengkang. Peningkatan kapasitas aksial yang terjadi juga bertambah seiring dengan peningkatan kuat tekan beton jaket yang digunakan sebagai perkuatan. Kata Kunci: variasi mutu, kapasitas aksial, perkuatan beton jaket
PERBANDINGAN PERILAKU STRUKTUR RANGKA BAJA DENGAN DAN TANPA DINDING PENGISI Ida Bagus Dharma Giri; Putu Deskarta -; Ni Made Ratih Nawangsari
Jurnal Ilmiah Teknik Sipil Jurnal Ilmiah Teknik Sipil, Vol. 19, No. 2, Juli 2015
Publisher : Department of Civil Engineering, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (434.982 KB)

Abstract

Dinding pengisi selama ini hanya dianggap sebagai elemen non struktural yang dalam perencanaannya hanya dianggap sebagai beban merata dan tidak dimodelkan, namun kenyataannya terjadi interaksi antara dinding dan rangka yang memikulnya ketika terjadi beban gempa. Baja sebagai material struktur utama gedung dan adanya dinding di dalamnya yang berinteraksi dengan rangka ketika terjadi gaya gempa, maka dilakukan analisis terhadap perbandingan perilaku struktur rangka baja dengan dan tanpa dinding pengisi dengan memodel 5 struktur, yaitu: M1 Sistem Rangka Open Frame, M2A Sistem Rangka Dengan Dinding Penuh arah X yang dimodel dengan strut diagonal ekivalen, M2B Sistem Rangka Dengan Dinding Penuh arah X yang dimodel dengan shell element, M3A dengan lantai dasar gedung sebagai parkir tak berdinding, dinding pada lantai selanjutnya dimodelkan sebagai strut diagonal ekivalen, dan M3B dengan lantai dasar gedung sebagai parkir tak berdinding, dinding pada lantai selanjutnya dimodelkan sebagai shell element. Kelima model struktur dibebani dan dirancang berdasarkan pedoman perencanaan SNI Baja 03-1729-2002, SNI Gempa 03-1726-2012 dan PPIUG’83. Dari hasil analisis dan pembahasan dapat diambil simpulan bahwa simpangan puncak pada M1 paling besar yaitu 12,7 kali lebih besar dari simpangan puncak M2B. M1 paling elastis dan M2B paling kaku. Berdasarkan nilai drift ratio, terjadi mekanisme soft storey pada M3A dan M3B.. Periode struktur M1 paling besar dibandingkan model struktur lainnya (paling lentur) sedangkan M2B yang memiliki periode terkecil (paling kaku). Nilai gaya-gaya dalam pada M1 paling besar daripada model lainnya. Tegangan tarik dan tekan maksimum pada dinding pengisi masih memenuhi persyaratan atau kurang dari tegangan ijin. Tegangan geser maksimum yang terjadi melebihi tegangan ijin, namun berdasarkan FEMA-273 dinding mampu menahan geser sampai 4 kali tegangan ijin, sehingga masih memenuhi kriteria.
PERILAKU STRUKTUR RANGKA DINDING PENGISI DENGAN BUKAAN PADA GEDUNG EMPAT LANTAI Ida Bagus Dharma Giri; Dharma Putra; Gusti Putu Satria Eka Pratama
Jurnal Ilmiah Teknik Sipil Jurnal Ilmiah Teknik Sipil, Vol. 20, No. 2, Juli 2016
Publisher : Department of Civil Engineering, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (691.204 KB) | DOI: 10.24843/JITS.2016.v20.i02.p01

Abstract

Dinding Pengisi sering digunakan sebagai penyekat atau pemisah ruangan yang biasanya terbuat dari pasangan bata, batako, atau beton ringan. Dalam perencanaan struktur gedung dinding pengisi biasanya dianggap sebagai komponen non struktural. Dinding dapat berinteraksi dengan struktur yang ditempatinya pada saat ada beban horizontal yang bekerja. Analisa study ini bertujuan untuk mendapatkan perbandingan perilaku struktur yang dimodel tanpa dinding pengisi, dengan dinding pengisi penuh dan dinding dengan bukaan. Langkah awal pemodelan dibuat Model Awal yang dibandingkan dengan hasil tes di lab, setelah hasil yang didapat dari pemodelan Model Awal sama dengan hasil tes di lab maka pemodelan struktur gedung empat lantai bisa dilakukan. Dalam pemodelan gedung empat lantai akan dibuat tiga buah model. Model pertama yang disebut M1 adalah model rangka terbuka yaitu menganggap dinding sebagai beban saja. Model kedua yang disebut M2 adalah Model Rangka dengan Dinding Pengisi Penuh yaitu hanya memodel dinding yang tanpa bukaan dengan shell elemen sedangkan yang terdapat bukaan hanya dianggap sebagai beban. Model ketiga yang disebut M3 adalah Model Rangka Dinding Pengisi dengan Bukaan yaitu dengan memodel semua dinding yang ada baik dengan maupun tanpa bukaan sebagai shell elemen. Berdasarkan hasil analisis didapatkan bahwa simpangan arah x  M1 lebih besar 67,274% dari M2 dan 67,444% dari M3. Sedangkan untuk arah y didapatkan bahwa M1 lebih besar 0,445% dari M2 dan 24,411% dari M3. Tegangan tekan dan geser yang terjadi pada dinding masih dalam batas kekuatan bahan dinding yang diijinkan, namun untuk tegangan tarik tidak memenuhi persyaratan kuat tarik. Berdasarkan analisis juga diperoleh jika gaya dalam seperti momen dan gaya geser pada kolom dan balok untuk struktur tanpa dinding pengisi menghasilkan nilai yang lebih besar jika dibandingkan dengan struktur yang dimodel dengan dinding pengisi. Namun untuk aksial yang terjadi pada kolom, struktur dengan dinding pengisi menghasilkan aksial yang lebih besar daripada struktur tanpa dinding pengisi. Selain itu diketahui juga bahwa struktur tanpa dinding pengisi memerlukan kebutuhan tulangan yang lebih besar daripada struktur yang dimodel dengan dinding pengisi.
ANALISIS PENGARUH SISTEM PENAHAN BEBAN LATERAL TERHADAP KINERJA STRUKTUR RANGKA BAJA GEDUNG BERATURAN I Ketut Sudarsana; Ida Bagus Dharma Giri; Putu Didik Sulistiana
Jurnal Ilmiah Teknik Sipil Jurnal Ilmiah Teknik Sipil, Vol. 19, No. 1, Januari 2015
Publisher : Department of Civil Engineering, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1659.678 KB)

Abstract

Kinerja suatu struktur terhadap beban gempa tergantung dari system struktur penahan beban lateral yang dipergunakan. Penelitian ini dilakukan untuk membandingkan kinerja sistem struktur penahan beban lateral pada struktur rangka baja gedung beraturan tingkat rendah dan sedang. Analisis dilakukan terhadap gedung beraturan dengan empat (4) dan sepuluh (10) tingkat. Masing-masing tingkat ditinjau 3 buah model struktur deangan variasi system struktur pemikul beban lateral yaitu Sistem Rangka Pemikul Momen Khusus (SRPMK), Sistem Rangka Bresing Eksentris (SRBE), dan Sistem Rangka-Dinding Geser (shear wall). Semua Model dibebani dan dirancang mengacu pada Standar Nasional Indonesia SNI 2847:2013, SNI 1729:2002 dan SNI 1726:2012. Analisis kinerja struktur dilakukan dengan Analisis static nonlinear pushover. Struktur akan dianalisa menggunakan beban gravitasi, hujan, angin serta beban gempa yang mengacu pada ketentuan SNI 03-1726-2012 (Gempa). Dari hasil analisis dan pembahasan dapat diambil kesimpulan, bahwa perbandingan kinerja dengan sistem penahan beban lateral pada struktur rangka baja gedung beraturan adalah sistem dinding geser memiliki gaya geser dasar batas yang paling besar dari model lain. Dengan nilai gaya geser dasar untuk model 4 LT sistem dinding geser 11647,63 KN; SRBE 8402,88 KN; SRPMK 4576,70 KN dan untuk model 10 LT sistem dinding geser 16793,63 KN; SRBE 11122,53 KN; SRPMK 5157,38 KN. Sistem dinding geser memiliki kinerja perpindahan yang paling baik, karena nilai perpindahan dari sistem dinding geser paling kecil dari model lain. Dengan nilai perpindahan untuk model 4 LT sistem dinding geser 3,46 mm; SRBE 6,47 mm; dan SRPMK 19,11 mm. Model 10 LT sistem dinding geser 25,54 mm; SRBE 44,64 mm; dan SRPMK 89,49 mm. Untuk beban gempa yang sama mengacu pada model SRPMK. Dengan nilai perpindahan untuk model 4 LT SRPMK 458,90 mm; SRBE 91,17 mm; sistem dinding geser 28,76 mm dan untuk model 10 LT SRPMK 851,42 mm; SRBE 235,54 mm; sistem dinding geser 187,56 mm. SRPMK memiliki nilai daktilitas lebih besar dari model lain. Dimana nilai daktilitas untuk model 4 LT SRPMK 4,65; SRBE 3,06; sistem dinding geser 2,67 dan untuk model 10 LT SRPMK 4,77; SRBE 3,25; sistem dinding geser 2,84.