Eliterius Sennen
PGSD UNIKA Santu Paulus Ruteng

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

KEEFEKTIFAN TAMBAHAN JAM PELAJARAN PADA SISWA KELAS TINGGI YANG BERKESULITAN MEMBACA DAN MENGHITUNG DI SDK WAEPECA TING Fransiska Jaiman Madu; Mariana Jediut; Eliterius Sennen
JIPD (Jurnal Inovasi Pendidikan Dasar) Vol. 2 No. 2 (2018): JIPD (Jurnal Inovasi Pendidikan Dasar)
Publisher : PGSD UNIKA SANTU PAULUS RUTENG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak: Keefektifan Tambahan Jam Pelajaran Pada Siswa Kelas Tinggi Yang Berkesulitan Membaca Dan Menghitung Di SDK Waepeca Ting. Masalah dalam penelitian ini berkaitan dengan rendahnya kemampuan membaca dan menghitung pada siswa kelas tinggi di SDK Waepeca Ting. Hal tersebut diketahui melalui kegiatan pretes. Berdasarkan kegiatan pretes, siswa yang memperoleh nilai berkategori rendah akan mendapat tambahan jam pelajaran baik aspek membaca maupun aspek menghitung. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan keefektifan jam pelajaran pada siswa yang berkesulitan membaca dan menghitung. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Adapun tahapan kegiatanya adalah : 1) tahap penjaringan data yang dilakukan melalui tes; 2) tahap pelaksanaan kegiatan; 3) tahap kesimpulan. Selanjutnya, data dianalisis melalui beberapa tahap yakni: 1) reduksi data; 2) koreksi data melalui pemberian skor pada data; 3) refleksi; 4) rencana tindak lanjut; 5) kesimpulan. Selanjutnya, berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa tambahan jam pelajaran yang diberikan kepada siswa kelas tinggi yang berkesulitan membaca dan menghitung dapat dikatakan efektif. Hal ini terbukti pada nilai yang diperoleh siswa pada setiap pertemuan. Disarankan kepada para guru SD untuk mempelajari beberapa metode dan teknik pembelajaran yang direkomendasikan peneliti berdasarkan hasil penelitian.
MENGENAL LITERASI ETNOMATEMATIKA DALAM BUDAYA MANGGARAI Eliterius Sennen
JIPD (Jurnal Inovasi Pendidikan Dasar) Vol. 4 No. 2 (2020): JIPD (Jurnal Inovasi Pendidikan Dasar)
Publisher : PGSD UNIKA SANTU PAULUS RUTENG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36928/jipd.v4i2.607

Abstract

In the life of the Manggarai community, numbers 1-10 each have different names or designations. Furthermore, for numbers 10 - 90 there are additional phonemes / m / and followed by the word pulu from numbers 1-9, and specifically for multiples of 10, there is a sound change from / a / to / e /, such as se (ce) mpulu, suampulu , telumpulu, and so on. While numbers 11-19 are a combination of numbers 10 - 90 with numbers 1-9, such as se (ce) mpulu ca, se (ce) mpulu sua, se (ce) mpulu telu, ..., se (ce) mpulu siok (ciok ), suampulu sa / ca, suampulu sua, suampulu telu, ..., suampulu siok / ciok, telumpulu sa (ca), telumpulu sua, telumpulu telu, and so on up to siok (ciok) mpulusiok (ciok). Furthermore, numbers 100 - 900 are called se(ce) ratus, sua ratus, telu ratus, and so on up to Siok (ciok) ratus. Numbers 1000, 2000, 3000, and so on are called ce ribu (ce sebu), sua ribu (sua sebu), telu ribu (telu sebu), and so on. In addition to the base 10 numbers, also found the use of base numbers 2, base 4, base 8, and base 100 as found in the western region of Manggarai. These base numbers 2, base 4, base 8 and base 100 are used in packaging corn. Corn packages consisting of 2 grains are called wasé, packages consisting of 4 grains are called ndurung, packages consisting of 8 grains are called dolé, and packages containing 100 grains or suampulu lima ndurung are called limbung. Various types of tools that are often used by the Manggarai community to say, among others: fingers, corn kernels, dukut ré'a, with measurement units used are: dalo, héndok, pagat, ciku, depa, dako, tongka, wega and so on . The amount of time is: leso, week, lu'ang / wulang, ntaung, and so on. Length measuring instruments commonly used are Ntawang / Ndawang wasé and wasé ajo, the units of which are meters. The length measuring unit commonly used by the Manggarai community is; dalo, héndok, pagat, ciku, depa, and lampa or nggap.