Claim Missing Document
Check
Articles

Found 17 Documents
Search

Redifinisi Agama Fibry Jati Nugroho
TE DEUM (Jurnal Teologi dan Pengembangan Pelayanan) Vol 7 No 1 (2017): Juli-Desember 2017
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi SAPPI Ciranjang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Definition of prevailing religion in general (world religions) have been constructed in such a manner in accordance with the concept of rulers. Before the import of religion comes, the local belief has gained a place and has fostered human society into a "religion". However, the politicization of religion entrants positioned local beliefs become the enemy in his hometown. Starting with the framing of the occult, mystical, syncretic, tahkyul and others. Minority belief started alienated in a hometown. In the eyes of the sociology of religion, Durkheim gives the sense that religion is sui generis in a society. Religion is a system of beliefs and practices that have united and are associated with things that are sacred / holy, beliefs, and practices which unite into one single moral community. Therefore, it should be underlined the roots of religious contestation world paradigm here is uniformity of definition of religion.
TEOLOGI PENGHORMATAN Ayub Warjianto; Fibry Jati Nugroho
VISIO DEI: JURNAL TEOLOGI KRISTEN Vol 2 No 1 (2020)
Publisher : SEKOLAH TINGGI TEOLOGI STAR'S LUB LUWUK BANGGAI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35909/visiodei.v2i1.89

Abstract

This paper discusses relating to dialogue between Christianity and the Kembang Kuningan Rite. This rite is in the Polobogo Village area, Getasan District, Semarang Regency. Every month of the Jumadil Akhir in some “punden” (sacred tombs), a ritual is performed as part of the ceremony for the rite. The essence of the series of rituals carried out is to pray for ancestors and ask for blessings and safety for the community. Be unique when this ritual is performed by church members, who incidentally have a Christian identity, but also have an identity as a local community, using a qualitative approach and descriptive analysis method and the analysis of synthesis models. It was found that the theology of honor became a meeting point to dialogue Christian identity with the Kembang Kuningan rite
Transformative Policies and Infrastructure Strengthening Towards the Police Era 4.0 Eko Eddya Supriyanto; Meida Rachmawati; Fibry Jati Nugroho
Jurnal Bina Praja: Journal of Home Affairs Governance Vol. 13 No. 2 (2021)
Publisher : Research and Development Agency Ministry of Home Affairs

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21787/jbp.13.2021.231-243

Abstract

Police transformation policy to carry out community security functions is very adaptive in addressing the changing times. The research aims to map the transformation and strengthening of police infrastructure in response to the era of digitalization. The research uses a qualitative type of research with a literature study approach and policy analysis programmed by the Police. The results showed that the transformation policy consisting of organizational transformation, operation transformation, public service transformation, and supervise transformation is needed by the Police, especially in the current digital transition. Moreover, it can be carried out correctly if the Police have internally and externally owned by POLRI. The research concludes that transformative efforts and strengthening of police infrastructure strongly support the duties and functions of the National Police in securing the community.
MITIGASI EKOLOGI DI OBYEK WISATA RELIGI GUNUNG KEMUKUS Fibry Jati Nugroho; Agung Dian Rengganis
Religi: Jurnal Studi Agama-agama Vol 16, No 1 (2020)
Publisher : UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14421/rejusta.2020.1601-01

Abstract

This article discusses the religious tourism object of Gunung Kemukus, located in Sragen Regency, Central Java. The uniqueness of this religious tourism lies in its ritual procedures with the rites of the Tomb of Prince Samudro and the Ontangulan Spring. As crowds of pilgrims and visitors arrive, the impact on changes in the perspective of cultural symbols, including environmental preservation and preservation of cultural rites. By using a qualitative approach, analytical descriptive method and ecological perspective, it was found that the Ontrowulan Spring can be a bridge for environmental preservation efforts, which will have an impact on nature preservation and the convenience of pilgrims performing rituals. Local wisdom in the form of the myth of the Water Spring Ontrowulan has become a symbol in environmental preservation in the Gunung Kemukus region. Efforts to preserve the environment and social environment will have an impact on the preservation of cultural sites on Gunung Kemukus. 
MODERNITAS DAN PENDIDIKAN KARAKTER MASYARAKAT DI DUSUN DUREN, DESA BARUKAN, KECAMATAN TENGARAN KABUPATEN SEMARANG Yonatan Yakub Mononimbar; Fibry Jati Nugroho
Media Informasi Penelitian Kabupaten Semarang Vol. 1 No. 1 (2019): Juli: Media Informasi Penelitian Kabupaten Semarang
Publisher : Badan Perencanaan, Penelitian Dan Pengembangan Daerah, Kabupaten Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (718.343 KB)

Abstract

Dusun Duren adalah salah satu dusun yang terletak di Desa Barukan , Kecamatan Tengaran, Kabupaten Semarang. Dusun ini adalah salah satu dari sekian banyak dusun yang saat ini mengalami dampak modernitas. Tulisan ini bertujuan untuk mengkaji perkembangan karakter masyarakat yang terdampak oleh hadirnya modernitas. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah hasil wawancara mendalam dengan tokoh-tokoh masyarakat dusun Duren, dan warga dusun setempat. Kajian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan pengumpulan data melalui wawancara mendalam dan diskusi kelompok terfokus. Penelitian yang dilakukan di Dusun Duren Desa Barukan, Kecamatan Tengaran ini menemukan bahwa kehadiran modernitas telah membawa perubahan-perubahan terhadap pola-pola pendidikan karakter. Kehadiran modernitas membuat pola-pola lama dalam pendidikan karakter, tidak lagi efektif diterapkan di kalangan masyarakat pedesaan. Penelitian yang dilakukan secara kualitatif deskriptif ini menghasilkan kesimpulan bahwa modernitas adalah arus yang tidak terbendung dan dihindari keberadaannya, sehingga membawa dampak dalam perilaku sosial masyarakat. Masyarakat perlu melakukan modifikasi pola-pola pendidikan karakter masyarakat agar nilai-nilai kearifan dapat diturunkan dari generasi ke generasi selanjutnya. Pola-pola pendidikan yang melibatkan cara berpikir logis, merupakan salah satu strategi yang dapat diterapkan dalam membangun karakter generasi masa kini. Nilai-nilai kearifan lokal yang sering dianggap “kuno” tidak boleh dihilangkan, tetapi justru penting untuk dilestarikan karena dapat menjadikan seseorang memiliki kualitas hidup yang lebih baik.
PERAYAAN KEBERAGAMAAN DI TENGAH PERBEDAAN POTRET TOLERANSI DI DUSUN KENTENG, DESA SUMOGAWE, KECAMATAN GETASAN, KABUPATEN SEMARANG Fibry Jati Nugroho
Media Informasi Penelitian Kabupaten Semarang Vol. 1 No. 1 (2019): Juli: Media Informasi Penelitian Kabupaten Semarang
Publisher : Badan Perencanaan, Penelitian Dan Pengembangan Daerah, Kabupaten Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (694.11 KB)

Abstract

Tulisan ini menyajikan sebuah potret toleransi yang ada dan berkembang di wilayah Dusun Kenteng, Sumogawe Kabupaten Semarang. Nilai-nilai luhur sebagai kearifan lokal dipakai sebagai pondasi membangun keberagamaan di dalam praktik toleransinya. Melalui kajian deskriptif analisis, dengan memakai kajian literatur, dilengkapi dengan wawancara dan pengamatan sebagai sarana pengumpulan datanya, serta dianalisis menggunakan AnalysisInteractive Model dari Miles dan Huberman didapati bahwa nilai luhur terkait Pandangan tentang Kosmologi Jawa dan Kawruh Begja melekat di dalam masyarakat, didukung dengan Etika Jawa perihal Ngajeni lan nepakake menjadi penguat dalam praktik toleransi di masyarakat. Ketiga hal tersebut dapat terjadi didukung dengan ada pola introduksi, internalisasi dan implementasi yang saling bertautan di dalam pelaksanaannya. Potret toleransi ini menjadi sebuah stimulan untuk merayakan keberagamaan di tengah perbedaan.
MEMPERKUAT KETAHANAN NASIONAL MELALUI KEARIFAN LOKAL Fibry Jati Nugroho
Media Informasi Penelitian Kabupaten Semarang Vol. 1 No. 2 (2019): Desember: Media Informasi Penelitian Kabupaten Semarang
Publisher : Badan Perencanaan, Penelitian Dan Pengembangan Daerah, Kabupaten Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (559.383 KB) | DOI: 10.55606/sinov.v2i2.90

Abstract

Nasionalisme mulai digoncang kembali dengan gerakan radikalisme dan ekstremisme. Kondisi sosial masyarakat yang terguncang mendorong diperlukan upaya, baik untuk meredam ataupun membangun kembali ketahanan nasional dan nasionalisme di dalam masyarakat. Tulisan ini menyajikan sebuah nilai luhur yang ada dan berkembang di wilayah Dusun Kenteng, Sumogawe Kabupaten Semarang. Nilai-nilai luhur sebagai kearifan lokal dipakai sebagai pondasi membangun ketahanan nasional di dalam masyarakat. Melalui kajian deskriptif analisis, dengan memakai kajian literatur, dilengkapi dengan wawancara dan pengamatan sebagai sarana pengumpulan datanya, serta dianalisis menggunakan Analysis Interactive Model dari Miles dan Huberman didapati bahwa nilai luhur yang dapat dikembangkan menjadi elemen pembangun ketahanan nasional yaitu Perilaku tepo slira lan biso rumangsa, Perilaku karyenak tyasing sesame dan Perilaku sepi ing pamrih. Ketiga nilai luhur yang bersumber dari kearifan lokal setempat dapat dipakai menjadi stimulant dalam mengembangkan ketahanan nasional di dalam masyarakat. Masyarakat dapat mencintai budayanya dan dapat dipakai sebagai sarana membangun ketahanan nasional.
Ritual Mistis di Dunia Politik: Studi pada Ritual Ngalab Berkah di Gunung Kemukus Fibry Jati Nugroho
Hanifiya: Jurnal Studi Agama-Agama Vol 3, No 1 (2020)
Publisher : Program Studi Studi Agama-Agama Pascasarjana UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (397.6 KB) | DOI: 10.15575/hanifiya.v3i1.8431

Abstract

Mystical rituals are still very thick in people's lives. Even though the times are modern, rituals in the supernatural are still performed. Community life cannot be separated from mystical rituals, which are then manifested in their spiritual practice. In this study presented a mystical ritual performed by pilgrims who Ngalab Berkah on Gunung Kemukus. Theritual Ngalab Berkah will be used as an object of study in relation to contestation in the political world. By using a qualitative approach and descriptive analysis, it was found that theframe Javanese religious and Max Weber's theory regarding charismatic leadership caused mystical rituals to remain in demand among political contestants. The results of mystical rituals in the form of Ngalab Berkah on Gunung Kemukus, make ritual performers get harmonization between macrocosm and microcosms, charisma as a leader, get pulung (kebegjan), and get wisdom and mercy from Prince Samudra. Mystical rituals carried out by pilgrims proved to be a powerful enough path for political contestants to win their contest in the political world.
Tinjauan Terhadap Pelayanan Yang Relevan Oleh Unlimited Fire Youth Conference Lewisinki Naftaliance; Fibry Jati Nugroho; Iskak Sugiyarto
Matheteuo: Religious Studies Vol. 1 No. 1 (2021): June
Publisher : Institut Agama Kristen negeri Kupang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (433.323 KB) | DOI: 10.52960/m.v1i1.12

Abstract

The wave of the technological revolution has a strong correlation with the globalization process which has succeeded in creating a new culture and lifestyle in society. With or without realizing it, the world is undergoing a transition process, which is quite a change. These changes can bring about both change and disaster in particular for young people. From the available data, it can be seen that the decreasing interest of young people to worship. Relevant services are needed in responding to technological developments in the era of the industrial revolution. The discussion in this article emphasizes how to serve young people in today's context and according to their style and language but still based on the truth of God's Word. In writing this article using a descriptive analysis method with a qualitative approach. The Unlimited Fire Youth Conference is an example of a relevant youth conference and community. By maximizing the use of existing social media to reach and serve young people.
Imagologi Spiritual Fibry Jati Nugroho
Diegesis : Jurnal Teologi Vol 4 No 2 (2019): DIEGESIS: JURNAL TEOLOGI
Publisher : Bethel Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46933/DGS.vol4i226-37

Abstract

Pendeta Petrus Agung Purnomo merupakan salah seorang tokoh yang fenomenal sewaktu hidup, maupun pada saat meninggalnya. Kepemimpinan kharismatis menjadikan salah satu faktor dari keberhasilan pelayanannya. Berkenaan dengan kepemimpinan tersebut, bagaimana imagologi yang ditampilkan dari sosok kharismatis tersebut? Dengan menggunakan pendekatan kualitatif didapatkan bahwa “anak didik” dari Sang Pemimpin kharismatik, melakukan imagologi dengan mengimitasi tindakan “atraktif” sewaktu melayani. Imitasi tersebut meliputi gaya bahasa, olah tubuh dan gaya berpakaian. Ketiga hal tersebut akhirnya menjadikan standar untuk mengukur tingkat kerohanian di kalangannya. Imagologi tanpa identifikasi dan interaksi yang tidak mendalam akan menimbulkan stigmatisasi spiritual dengan pemahaman yang sangat dangkal. Oleh sebab itu diperlukan interaksi dan edukasi, supaya imagologi spiritual dapat terkikis, dan mengembalikan makna dasar tentang kehidupan spiritual di dalam gereja.