Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Perubahan lebar interkaninus rahang atas dengan penggunaan sekrup ekspansi pada jarak waktu aktivasi yang berbedaChanges in the maxillary intercanine width during the use of expansion screws at different activation intervals Nada Qisthina Malik; Deni Sumantri Latif; Elih Syiarudin
Padjadjaran Journal of Dental Researchers and Students Vol 5, No 2 (2021): Oktober 2021
Publisher : Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/pjdrs.v5i2.28000

Abstract

ABSTRAKPendahuluan: Penggunaan sekrup ekspansi pada ortodonti lepasan dilakukan untuk melebarkan lengkung gigi. Lebar lengkung gigi dapat diukur salah satunya dengan cara menghitung lebar interkaninus. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui evaluasi penggunaan sekrup ekspansi terhadap perubahan lebar interkaninus rahang atas berdasarkan kelompok waktu aktivasi. Metode: Metode penelitian yang digunakan adalah analitik. Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling.  Hasil:. Berdasarkan hasil perhitungan analitik nilai t stat memiliki nilai yang lebih kecil dari nilai t Critical two-tail, maka didapatkan hasil yang menunjukan bahwa terdapat perbedaan yang bermakna dari perubahan lebar interkaninus pada dua kelompok waktu tersebut. Simpulan: Terdapat perubahan lebar interkaninus yang signifikan pada kedua kelompok waktu aktivasi.Kata kunci: sekrup ekspansi, ortodonti lepasan, lebar interkaninus, rahang atasABSTRACTIntroduction: The use of expansion screws in removable orthodontics is used to widen the dental arch. The dental arch width can be measured one of them by calculating the intercanine width. The aim of this study was to evaluation the use of expansion screws for changes in maxillary intercanine width based on activation time groups. Method: This research used analytic method. The sampling technique used purposive sampling. Results: Based on the results of analytical calculations, the value of t stat has a value smaller than t Critical two-tail, the results obtained indicate that there are significant differences in changes in intercanine width in the two time groups. Conclusion: There was a significant change in intercanine width in both groups of activation time. Keywords: expansion screws, removable orthodontics, intercanine width, maxillary
Korelasi indeks sefalik dan gigi berjejal rahang atas pada anak umur 7-12 tahunCorrelation of cephalic index and maxillary teeth crowding in children aged 7 – 12-years-old Wong Weng Shung; Risti Saptarini Primarti; Deni Sumantri Latif
Jurnal Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran Vol 29, No 3 (2017): Desember
Publisher : Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (422.818 KB) | DOI: 10.24198/jkg.v29i3.15942

Abstract

Pendahuluan: Prediksi awal risiko gigi berjejal rahang atas berguna untuk kedokteran gigi estetika dan perawatan ortodontik yang efektif. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah indeks sefalik berkorelasi dengan kondisi gigi berjejal rahang atas anak pada periode gigi geligi campuran. Metode: Jenis penelitian ini adalah studi Cross sectional. Populasi penelitian merupakan pasien anak yang datang ke Departemen Kedokteran Gigi Anak. Teknik sampling menggunakan teknik purposive sampling dan didapatkan subjek lima puluh anak. Indeks sefalik diukur dengan menggunakan spreading caliper, sementara gigi rahang atas berjejal dinilai dengan mencocokkan foto oklusi yang sesuai dengan standardized foto dari Aesthetic Component of Index of Orthodontic Treatment Need (IOTN). Data ditabulasi dan dianalisis dengan Uji korelasi Spearman. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan indeks sefalik dengan gigi berjejal rahang atas dengan nilai rs = -0.68. p-value adalah < 0.05. Simpulan: Terdapat korelasi yang signifikan antara indeks sefalik dan gigi berjejal rahang atas pada anak umur 7-12 tahun.Kata kunci: Indeks sefalik, gigi berjejal rahang atas, IOTN. ABSTRACTIntroduction: Preliminary predictions of the risk of maxillary teeth crowding are useful for aesthetic dentistry and effective orthodontic treatment. This study was aimed to determine whether the cephalic index was correlated with the condition of the children’s maxillary teeth in the mixed dentition period. Methods: The type of this research was cross-sectional. The population was pediatric patients who came to the Clinic of the Department of Pediatric Dentistry, Faculty of Dentistry, Universitas Padjadjaran. The sampling technique used was a purposive sampling technique and obtained samples of as much as fifty children. The cephalic index was measured using a spreading calliper, while the maxillary teeth crowding was assessed by matching the occlusion photo according to the standardised photo of the Aesthetic Component of Index of Orthodontic Treatment Need (IOTN). All data were tabulated and analysed with the Spearman correlation test. Results: The results showed that there was a relationship between the cephalic index with maxillary teeth crowding with the value of rs = -0.68; p-value < 0.05. Conclusion: There was a significant correlation between the cephalic index and maxillary teeth crowding in children aged 7 – 12-years-old.Keywords: Cephalic index, maxillary teeth crowding, IOTN.
PERAWATAN MALOKLUSI DENTOSKELETAL KELAS I DISERTAI CROSSBITE ANTERIOR DENGAN TEKNIK STANDAR EDGEWISE: LAPORAN KASUS Regina Yosephine Simarmata; Deni Sumantri Latif
Cakradonya Dental Journal Vol 15, No 2 (2023): Agustus 2023
Publisher : FKG Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24815/cdj.v15i2.26864

Abstract

Crossbite anterior merupakan maloklusi yang terjadi akibat posisi gigi anterior maksila berada di lingual gigi anterior mandibula. Crossbite anterior dapat dikoreksi dengan alat ortodonti lepasan maupun cekat. Tujuan laporan kasus ini yaitu untuk menyampaikan keberhasilan perawatan kasus maloklusi kelas I disertai crowding moderat mandibula dan crossbite anterior menggunakan system standar edgewise untuk memperbaiki fungsi dan estetika. Seorang pasien laki-laki berusia 20 mengeluhkan gigi berantakan dan terdapat gigi depan rahang atas yang berada di belakang gigi rahang bawah. Pemeriksaan ekstra oral, intra oral, rontgenologis serta analisis model dilakukan untuk menentukan diagnosis dan rencana perawatan. Diagnosis kasus ini yaitu maloklusi dentoskeletal Kelas I dengan profil cembung, disertai crowding rahang atas dan rahang bawah, pergeseran garis median rahang bawah ke kiri, crosbbite anterior serta insisif rahang bawah proposisi. Rencana perawatan pada kasus ini adalah untuk mengoreksi crossbite anterior dan crowding dengan menggunakan system edgewise. Perawatan kasus dilakukan selama 22 bulan. Perawatan ortodonti cekat dengan teknik standar edgewise dapat digunakan untuk mengoreksi kasus maloklusi kelas I disertai crowding moderat dan crossbite anterior serta menunjukkan hasil yang cukup memuaskan.