Idi Dimyati
Prodi Ilmu Komunikasi, FISIP Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Jl. Raya Jakarta Km. 4 Serang, Banten Email: Ididimyati@gmail.com

Published : 6 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

Pemberdayaan Masyarakat dalam Meningkatkan Pemahaman dan Partisipasi Mengenai Transparansi Informasi Publik di Kabupaten Lebak Dimyati, Idi
Jurnal Ilmu Komunikasi Vol 9, No 1 (2012)
Publisher : Jurnal Ilmu Komunikasi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (110.538 KB)

Abstract

Abstract: The transparency of public information is one of important elements to embody good governance. The commission for transparency and participation (KTP) at Lebak, Banten Provincial government, has empowered people to create transparency of public information. This qualitative research with case studies reveals the community empowerment model made by KTP. The result shows a model of people empowerment characterised by structural approach and cultural approach. The structural approach is embodied in the formation of Citizens Information Centre (PIW), whilts the cultural approach is represented in the arrangement of a Coffee Morning programme, a public consultation and socialization regarding the transparency of public information as citizen’s rights.Abstrak: Transparansi informasi publik merupakan elemen penting untuk mewujudkan good governance. Komisi Transparansi dan Partisipasi (KTP) di Kabupaten Lebak Provinsi Banten telah memberdayakan masyarakatnya guna menciptakan transparansi informasi publik. Penelitian kualitatif dengan studi kasus ini mengungkap model pemberdayaan masyarakat yang dilakukan oleh KTP. Hasil penelitian memperlihatkan model pemberdayaan masyarakat menggunakan pendekatan struktural dan pendekatan kultural. Pendekatan struktural dilakukan dengan membentuk Pusat Informasi Warga (PIW) di seluruh Kecamatan. Sedangkan pendekatan kultural ditempuh dengan menggelar coffee morning serta mengadakan konsultasi publik dan sosialisasi terkait transparansi informasi publik yang menjadi hakwarga negara.
Pemberdayaan Masyarakat dalam Meningkatkan Pemahaman dan Partisipasi Mengenai Transparansi Informasi Publik di Kabupaten Lebak Dimyati, Idi
Jurnal ILMU KOMUNIKASI Vol 9, No 1 (2012)
Publisher : FISIP Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (110.538 KB) | DOI: 10.24002/jik.v9i1.184

Abstract

Abstract: The transparency of public information is one of important elements to embody good governance. The commission for transparency and participation (KTP) at Lebak, Banten Provincial government, has empowered people to create transparency of public information. This qualitative research with case studies reveals the community empowerment model made by KTP. The result shows a model of people empowerment characterised by structural approach and cultural approach. The structural approach is embodied in the formation of Citizens Information Centre (PIW), whilts the cultural approach is represented in the arrangement of a Coffee Morning programme, a public consultation and socialization regarding the transparency of public information as citizen’s rights.Abstrak: Transparansi informasi publik merupakan elemen penting untuk mewujudkan good governance. Komisi Transparansi dan Partisipasi (KTP) di Kabupaten Lebak Provinsi Banten telah memberdayakan masyarakatnya guna menciptakan transparansi informasi publik. Penelitian kualitatif dengan studi kasus ini mengungkap model pemberdayaan masyarakat yang dilakukan oleh KTP. Hasil penelitian memperlihatkan model pemberdayaan masyarakat menggunakan pendekatan struktural dan pendekatan kultural. Pendekatan struktural dilakukan dengan membentuk Pusat Informasi Warga (PIW) di seluruh Kecamatan. Sedangkan pendekatan kultural ditempuh dengan menggelar coffee morning serta mengadakan konsultasi publik dan sosialisasi terkait transparansi informasi publik yang menjadi hakwarga negara.
PANDANGAN KELOMPOK MOTOR HONDA PARUNG SERAB CLUB TENTANG LATAR KONSEP DIRI REMAJA TERKAIT PERILAKU SEKS BEBAS Suryanto Suryanto; Idi Dimyati
Jurnal Riset Komunikasi Vol 10, No 1 (2019)
Publisher : Program Studi Ilmu Komunikasi FISIP Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31506/jrk.v10i1.6017

Abstract

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pandangan kelompok motor Honda Parung Serab Club (HPSC) tentang latar konsep diri remaja terkait perilaku seks bebas di Kota Tangerang Provinsi Banten. Metode penelitian menggunakan kualitatif. Teknik pengumpulan data dengan wawancara kepada informan, yakni anggota kelompok motor HPSC. Analisis data menggunakan teori Interaksi Simbolis, yang meliputi komponen pengetahuan atau dasar berfikir, konsep diri atau peneguhan jatidiri dan respon masyarakat terkait perilaku seks bebas yang dilakukan oleh remaja. Hasil penelitian diketahui bahwa pada remaja yang berperilaku seks bebas cenderung lemah. Perilaku seks bebas lebih besar peluangnya terjadi jika pengetahuan pada remaja tersebut tidak dibentuk melalui pendidikan mengenai seks bebas baik di lingkungan keluarga dan sekolah dan keyakinan remaja dalam hal beragama, konsep diri dibentuk dari sumber informasi yang tidak terarah melalui situs porno di internet, interaksi remaja cenderung dengan orang yang pernah melakukan seks bebas sehingga mempengaruhi sikapnya untuk mencontoh perilaku seks bebas itu, respon masyarakat yang cenderung apatis akhirnya memperbesar kesempatan remaja untuk berperilaku seks bebas serta adanya perubahan budaya akibat mobilitas penduduk. Kata Kunci : Kelompok Motor Honda Parung Serab Club, Latar Konsep Diri Remaja, Perilaku Seks Bebas.
Adopsi Inovasi Program Keluarga Berencana oleh Akseptor dari Komunitas Adat Terpencil Baduy diKecamatan Leuwidamar Kabupaten Lebak Ahmad Sihabudin; Burhanudin Mutjaba; Idi Dimyati
Jurnal Penyuluhan Vol. 14 No. 1 (2018): Jurnal Penyuluhan
Publisher : Department of Communication and Community Development Sciences and PAPPI (Perhimpunan Ahli Penyuluh Pertanian Indonesia)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (514.521 KB) | DOI: 10.25015/penyuluhan.v14i1.15620

Abstract

Adanya trend peningkatan akseptor Keluarga Berencana (KB) pada Komunitas Adat Terpencil (KAT) Baduy Kecamatan Leuwidamar Kabupaten Lebak Banten. Data menunjukkan Tahun 2006 Akseptor KB di Baduy Luar berjumlah 647 peserta, per bulan Pebruari 2014 jumlah akseptor KB Baduy Luar 1403 peserta, dan akseptor di Baduy dalam 16 peserta. Selain itu ada variasi penggunaan alat kontrasepsi yang dipakai, pada masa awal KAT Baduy menerima konsep KB kebanyakan mereka menggunakan implant. Dari gejala tersebut penelitian ini dirancang dengan tujuan untuk mengetahui jenis dan ciri inovasi KB, saluran atau media apa dalam penyebaran KB; faktor-faktor karakteristik adopter apa saja yang mempengaruhi penerimaan KB. Metode penelitian yang digunakan adalah Survai explanasi. Jumlah sample penelitian sebanyak 100 orang. analisis dengan menggunakan distribusi frekuensi, dan untuk mengetahui hubungan antar peubah dilakukan analisis korelasi Spearman. Hasil penelitian menunjukkanUsia responden sebenarnya relatif terdistribusi mulai umur 13 sampai 45 tahun, paling banyak adalah usia 18-25 tahun. Jumlah putra yang dimiliki paling dominan antara 2 anak dan 4 anak.Jenis Pekerjaan responden sebagian besar adalah penenun kain. Jarak rumah tempat tinggal responden  ke klinik kesehatan sebagian besar berjarak 2 jam perjalanan kaki ke klinik. Jenis alat KB (kontrasepsi) mayoritas perempuan Baduy Luar menggunakan suntik. Masa lama telah ber-KB, sebagian besar 1-3 Tahun, ada juga sudah 7-9 tahun  dan yang lebih dari 10 tahun ber-KB ternayata cukup besar. Lama memutuskan ikut KB sebagian besar yakni 6 bulan. Saat awal ber KB mayoritas alat kontrasepsi yang merteka pilih dengan cara suntik. Alasan  ber-KB jawaban yang paling banyak disebut adalah demi menjarangkan anak. Diperlukan pengembangan strategi agar perubahan terencana dapat dilakukan untuk lebih memenuhi kebutuhan akan keluarga berencana masyarakat adat baduy. Terdapat korelasi yang positif antara karakteristik akseptor KB dengan efektifitas penerimaan inovasi.Korelasi antara sistem sosial dengan efektifitas penerimaan inovasi bernilai negatif atau hampir tanpa pengaruh.Korelasi antara jenis saluran komunikasi dengan efektifitas penerimaan inovasi mempunyai hubungan yang cukup kuat.
Pemberdayaan Masyarakat dalam Meningkatkan Pemahaman dan Partisipasi Mengenai Transparansi Informasi Publik di Kabupaten Lebak Idi Dimyati
Jurnal ILMU KOMUNIKASI Vol. 9 No. 1 (2012)
Publisher : FISIP Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (110.538 KB) | DOI: 10.24002/jik.v9i1.184

Abstract

Abstract: The transparency of public information is one of important elements to embody good governance. The commission for transparency and participation (KTP) at Lebak, Banten Provincial government, has empowered people to create transparency of public information. This qualitative research with case studies reveals the community empowerment model made by KTP. The result shows a model of people empowerment characterised by structural approach and cultural approach. The structural approach is embodied in the formation of Citizens Information Centre (PIW), whilts the cultural approach is represented in the arrangement of a Coffee Morning programme, a public consultation and socialization regarding the transparency of public information as citizen’s rights.Abstrak: Transparansi informasi publik merupakan elemen penting untuk mewujudkan good governance. Komisi Transparansi dan Partisipasi (KTP) di Kabupaten Lebak Provinsi Banten telah memberdayakan masyarakatnya guna menciptakan transparansi informasi publik. Penelitian kualitatif dengan studi kasus ini mengungkap model pemberdayaan masyarakat yang dilakukan oleh KTP. Hasil penelitian memperlihatkan model pemberdayaan masyarakat menggunakan pendekatan struktural dan pendekatan kultural. Pendekatan struktural dilakukan dengan membentuk Pusat Informasi Warga (PIW) di seluruh Kecamatan. Sedangkan pendekatan kultural ditempuh dengan menggelar coffee morning serta mengadakan konsultasi publik dan sosialisasi terkait transparansi informasi publik yang menjadi hakwarga negara.
Verbal and Nonverbal Communication of Presidential and Vice-Presidential Candidates During the Third and Fourth Debates of the 2024 Election: A Semiotic Analysis by Charles Sanders Peirce Alfiah, Alfiah; Mukhroman, Iman; Dimyati, Idi
Jurnal ISO: Jurnal Ilmu Sosial, Politik dan Humaniora Vol. 4 No. 1 (2024): June
Publisher : Penerbit Jurnal Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53697/iso.v4i1.1751

Abstract

As presidential and vice-presidential candidates seek to capture public attention and understanding, they often employ innovative and creative methods. Both verbal and nonverbal messaging play a crucial role in this process. Therefore, understanding the verbal and nonverbal communication of a potential national leader is essential to prevent future misunderstandings. This study aims to analyze the political verbal and nonverbal communication of presidential (capres) and vice-presidential (cawapres) candidates during the third and fourth debates of the 2024 election using Charles Sanders Peirce's semiotic analysis. The primary focus of this research is to understand how the concepts of Sign, Object, and Interpretant are used by the candidates to convey their political messages during the debates. The methodology employed is qualitative, utilizing a semiotic analysis approach, which allows the researcher to elucidate the meanings behind the signs and symbols used in political communication. The study finds that the use of certain symbols significantly influences voter perceptions of the candidates. Additionally, the research highlights that signs play a critical role in the effectiveness of political communication, where gestures, facial expressions, and body language enhance the candidates' appeal and credibility in the eyes of the voters. These findings are expected to contribute to the development of more effective political communication strategies in future election campaigns.