Claim Missing Document
Check
Articles

Found 13 Documents
Search

Innovation Utilization of Tofu Waste Into Flour With The Addition of Sodium Metabisulfit As Antibrowning Nailul Hidayat; Rita Sunartaty; Salfauqi Nurman; Irmayanti Irmayanti; Sholihati Sholihati
Serambi Journal of Agricultural Technology Vol 1, No 1 (2019): Serambi Journal of Agricultural Technology (June 2019)
Publisher : Universitas Serambi Mekkah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32672/sjat.v1i1.1096

Abstract

Tofu waste has a high nutritional value because in the manufacturing process, not all protein content can be extracted. At present the use of tofu waste is used as a manufacture of gusts, crackers, soy sauce and animal feed. Even though 100 grams of tofu waste still has a carbohydrate content of 11.07%, 4.71% protein, 1.94% fat and 0.8% ash. Tofu waste can be processed into flour by passing the bleaching process using sodium metabisulfite. The purpose of this study is to find out the making the flour  from tofu waste using sodium metabisulfite as anti browning. This research was carried out using factorial Randomized Complete Design (RAL) with variations in the concentration of sodium metabisulfite namely 0, 100,300 and 500 ppm and immersion duration of 30, 45, and 60 minutes. In this study, the best treatment was produced by soaking sodium p-metulfulfite 500 ppm with 60 minutes immersion time producing tofu flour with moisture content 9.43%, ash content 2.17%, organoleptic test aroma 3.87 (likes) color (4, 03) like it.
The Making of Cereal With Subtitution of Soybean Flour (Glycine Max L. Merr) and Pasta Fruit Bit (Beta Vulgaris L) As Natural Dyes Hirwan Amanda; Irmayanti Irmayanti; Rita Sunartaty
Serambi Journal of Agricultural Technology Vol 3, No 1 (2021): Serambi Journal of Agricultural Technology (June 2021)
Publisher : Universitas Serambi Mekkah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32672/sjat.v3i1.2958

Abstract

Making cereals using wheat flour is a problem because the raw materials obtained are more expensive. In addition, wheat flour will have an adverse effect on some people who are sensitive to gluten. One of the best alternatives to wheat flour in the manufacture of cereals to produce low-gluten cereal products is tapioca flour. The purpose of this study is to determine the effect of adding soybean flour, beetroot paste and its interaction on physical and organoleptic characteristics of cereals. The results showed that the best treatment was found in the addition of 60% soybean flour and 85% beetroot paste (K3B3) which produced good quality serela with chemical properties, namely water content of 4.67%, yield 63.00%, water absorption 13, 10%, crispiness in milk 106 seconds, organoleptic test for taste 3.94 (like), aroma 4.10 (like), texture 2.67 (ordinary) and color 3.83 (like).
Innovation of Natural Preservation of Mackerel (Rastrelliger kanagurta) Using Coconut Coconut Ashes with Drying Time Variations on Hedonics Rika Agustina; Rita Sunartaty; Teuku Makmur; Ruka Yulia
Serambi Journal of Agricultural Technology Vol 2, No 2 (2020): Serambi Journal of Agricultural Technology (December, 2020)
Publisher : Universitas Serambi Mekkah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32672/sjat.v2i2.2433

Abstract

Coconut frond ash is one of the wastes from coconut trees which has not been maximally utilized. Coconut frond ash contains MgCl2 and KCl so that it can be used as a salt substitute in the process of preserving fish. In this study coconut frond ash was used as a basic ingredient for making dried mackerel with a long time of drying to storage. The purpose of this study was to determine the effect of drying time on mackerel storage. The research design used was a Randomized Block Design (RCBD) with 2 factors studied. The first factor is the drying time consists of 3 levels, namely P1 = 3 days, P2 = 4 days, P3 = 5 days. The second factor is storage which consists of 3 levels, namely S1 = 30 days, S2 = 60 days, S3 = 90 days. Each treatment was repeated 2 times to obtain 18 experimental units to observed hedonic tests. From the results of the study it can be stated that the treatment has a very significant effect (P≥0.01) on the hedonic test which includes (color, aroma, taste and texture).
PENINGKATAN NILAI TAMBAH LIMBAH PADAT MENJADI TEPUNG AMPAS TAHU PADA INDUSTRI TAHU DI DESA LAMTEUMEN KECAMATAN JAYA BARU KOTA BANDA ACEH Rita Sunartaty; Salfauqi nurman
Jurnal Abditani Vol. 4 No. 1 (2021): April
Publisher : FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS ALKHAIRAAT

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31970/abditani.v4i1.67

Abstract

Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) merupakan salah satu program yang dilakukan untuk meningkatkan kegiatan produktif pada masyarakat. PKM yang dilakukan oleh dosen Universitas Serambi Mekkah dengan sasaran kegiatan pada industri tahu industri skala rumah tangga milik Bapak M. Rion yang berdomisili di desa Lamteumen, Kecmatan Jaya Baru Kota Banda Aceh. Industri tahu yang berdiri sejak tahun 2016 ini belum memiliki unit instalasi limbah dengan baik sehingga buangan hasil samping industri dapat mencemari lingkungan Industri tahu ini dapat berproduksi hingga 400 kg tahh setiap harinya, selain menghasilkan produk utama industri tahu ini juga menghasilkan limbah padat sebesar ±70 kg/hari. Permasalahan yang ditimbulkan oleh industri tahu yaitu liimbah yang dihasilkan belum ditangani dengan baik sehingga mencemari lingkungan. Hal ini dikarenakan tempat untuk penampungan limbah padat tidak memadai sehingga tidak layak dari segi kesehatan, untuk mengatasi permasalahan tersebut mitra diberdayakan baik secara pengetahuan maupun skil untuk dapat mengolah limbah sendiri menjadi produk yang bernilai ekonomis. Produk limbah padat yang selama ini dibuang akan dijadikan tepung ampas tahu. Tujuan kegiatan PKM ini adalah memperkenalkan dan menerapkan teknologi pengolahan limbah padat menjadi tepung ampas tahu sehingga limbah menjadi bernilai ekonomis. Pelaksanaan Kegiatan PKM ini dilakukan selama tiga hari berupa demo pembuatan produk serta pelatihan pengemasan dengan output yang dihasilkan berupa tepung ampas tahu yang siap dikemas.
DIFERSIFIKASI PENGOLAHAN TELUR AYAM RAS MENJADI TELUR ASIN DENGAN PERBEDAAN MEDIA PENGASINAN TERHADAP KARAKTERISTIK HEDONIK Juliani Juliani; Rita Sunartaty; M. Daud AK; Lukmanul Hakim; Teuku Makmur; Ruka Yulia
Serambi Journal of Agricultural Technology Vol 4, No 1 (2022): Serambi Journal of Agricultural Technology (June 2022)
Publisher : Universitas Serambi Mekkah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32672/sjat.v4i1.4256

Abstract

Telur asin adalah produk olahan telur yang peminatnya cukup banyak. Sebagian besar telur asin dibuat dari telur bebek. Selain telur bebek, telur ayam juga dapat dibuat menjadi telur asin. Dalam pembuatan telur asin diperlukan media pengasinan. Salah satu media pengasinan telur dapat digunakan yaitu abu. Abu sebagai media pengasinan diduga memiliki karakteristik fisik maupun komponen kimia yang berbeda yang dapat berkontribusi terhadap organoleptic telur ayam ras asin. Oleh sebab itu penelitian ini bertujuan untuk mempelajari perbedaan media pengasinan terhadap karakteristik telur ayam ras asin secara organoleptic. Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan model Rancangan Acak Lengkap (RAL) non faktorial yang terdiri dari 4 taraf Media Pengasinan (M) yaitu; M1 = abu pelepah kelapa,  M2 = abu sekam, M3 = abu jerami, dan M4 = abu sabut kelapa dengan 5 ulangan. Analisa organoleptic berupa uji hedonik meliputi warna, rasa aroma, dan tekstur. Hasil uji hedonik untuk semua media pengasinan menunjukkan nilai warna 3,98 (suka) – 4,22 (suka) dengan nilai rata-rata 3.07 (suka), aroma 3,84 (suka) – 4,17 (suka) dengan nilai rata-rata 3,00 (suka), rasa 3,89 (suka) – 4,22 (suka) dengan nilai rata-rata 3,06 (suka) dan tekstur 3,88 (suka) – 4,22 (suka) dengan nilai rata-rata 3,04 (suka).
Pemanfaatan Limbah Pertanian Dan Peternakan Sebagai Pupuk Kompos Salfauqi Nurman; Dewi Ermaya; Fadlan Hidayat; Rita Sunartaty
JPPM (Jurnal Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat) VOL. 3 NOMOR 1 MARET 2019 JPPM (Jurnal Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat)
Publisher : Lembaga Publikasi Ilmiah dan Penerbitan (LPIP)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (649.021 KB) | DOI: 10.30595/jppm.v3i1.2709

Abstract

Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan, pelatihan dan pendampingan kepada masyarakat Gampong Keuneu Eu, Kecamatan Peukan Bada, Kabupaten Aceh Besar, Provinsi Aceh dalam mengolah limbah hasil pertanian dan peternakan menjadi pupuk kompos. Pelaksaan pengabdian kepada masyarakat ini dilakukan dengan penyuluhan tentang pupuk kompos, setelah itu dilakukan praktek pembuatan pupuk kompos. Hasil yang diperoleh yaitu berupa pupuk kompos yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat untuk pertanian sebagai pengganti penggunaan pupuk kimia, selain itu hasil lain dari program pengabdian ini berupa kemampuan yang diperoleh oleh masyarakat dalam mengelolah limbah hasil pertanian dan peternakan menjadi pupuk kompos, sehingga mengurangi penggunaan pupuk kimia dan mengurangi pencemaran lingkungan oleh  limbah pertanian dan peternakan.
DIFERSIFIKASI PENGOLAHAN TELUR AYAM RAS MENJADI TELUR ASIN DENGAN PERBEDAAN MEDIA PENGASINAN TERHADAP KARAKTERISTIK HEDONIK Juliani Juliani; Rita Sunartaty; M. Daud AK; Lukmanul Hakim; Teuku Makmur; Ruka Yulia
Serambi Journal of Agricultural Technology Vol 4, No 1 (2022): Juni
Publisher : Universitas Serambi Mekkah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32672/sjat.v4i1.4256

Abstract

Telur asin adalah produk olahan telur yang peminatnya cukup banyak. Sebagian besar telur asin dibuat dari telur bebek. Selain telur bebek, telur ayam juga dapat dibuat menjadi telur asin. Dalam pembuatan telur asin diperlukan media pengasinan. Salah satu media pengasinan telur dapat digunakan yaitu abu. Abu sebagai media pengasinan diduga memiliki karakteristik fisik maupun komponen kimia yang berbeda yang dapat berkontribusi terhadap organoleptic telur ayam ras asin. Oleh sebab itu penelitian ini bertujuan untuk mempelajari perbedaan media pengasinan terhadap karakteristik telur ayam ras asin secara organoleptic. Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan model Rancangan Acak Lengkap (RAL) non faktorial yang terdiri dari 4 taraf Media Pengasinan (M) yaitu; M1 = abu pelepah kelapa,  M2 = abu sekam, M3 = abu jerami, dan M4 = abu sabut kelapa dengan 5 ulangan. Analisa organoleptic berupa uji hedonik meliputi warna, rasa aroma, dan tekstur. Hasil uji hedonik untuk semua media pengasinan menunjukkan nilai warna 3,98 (suka) – 4,22 (suka) dengan nilai rata-rata 3.07 (suka), aroma 3,84 (suka) – 4,17 (suka) dengan nilai rata-rata 3,00 (suka), rasa 3,89 (suka) – 4,22 (suka) dengan nilai rata-rata 3,06 (suka) dan tekstur 3,88 (suka) – 4,22 (suka) dengan nilai rata-rata 3,04 (suka).
PEMBUATAN ABU DAN KARAKTERISTIK KADAR AIR DAN KADAR ABU DARI ABU PELEPAH KELAPA Rita Sunartaty; Ruka Yulia
Prosiding Seminar Nasional USM Vol 1, No 1 (2017): Prosiding Seminar Nasional USM
Publisher : Universitas Serambi Mekkah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (557.439 KB)

Abstract

Telah dilakukan penelitian tentang pembuatan abu dari pelepah kelapa sebagai pengawet alamiyang bertujuan untuk memanfaatkan limbah pertanian sehingga bernilai ekonomis. Prosespembuatan abu menggunakan metode pengabuan langsung dengan suhu bertahap 300 0C dandilanjutkan dengan suhu 600 0C selama 4 jam. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh hasilbahwaabu dari pelepah kelapamememiliki kandungan air sebesar 0,05 % dan kadar abu 2.46 %. 
PEMANFAATAN LIMBAH AMPAS KACANG KEDELAI DALAM PENGEMBANGAN PRODUK KERUPUK Chairuni AR; Rita Sunartaty; Teuku Makmur
Serambi Journal of Agricultural Technology Vol 4, No 2 (2022): Desember
Publisher : Universitas Serambi Mekkah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32672/sjat.v4i2.5480

Abstract

Limbah ampas kacang kedelai merupakan produk pangan yag bernilai gizi tinggi. Salah satu pengembangan limbah ampas kacang kedelai adalah sebagai bahan pembuatan kerupuk. Pada penelitian ini menggunakan ampas kacang kedelai sebagai bahan alternatif pembuatan kerupuk. Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan pola factorial yang terdiri atas dua factor. Faktor pertama adalah perbandingan ampas kacang kedelai dan tepung tapioka terdiri dari 3 taraf penelitian yaitu A1 = 300gr : 200gr, A2 = 250gr : 250gr dan A3 = 200gr : 300gr. Faktor kedua adalah penambahan soda kue terdiri dari 3 taraf penelitian yaitu S1= 0gr, S2= 3gr dan S3= 6gr. Dengan demikian terdapat 3x3 kombinasi perlakuan dengan 2 kali ulangan, sehingga diperoleh 18 satuan percobaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perbandingan ampas kacang kedelai dan tepung tapioka berpengaruh tidak nyata (P≥0,05) terhadap kadar air, tetapi berpengaruh sangat nyata (P≥0,01) terhadap kadar abu dan organoleptic tekstur dan berpengaruh nyata (P≥0,05) terhadap organoleptik warna dan rasa kerupuk ampas kacang kedelai. Penambahan soda kue (NaCHO3) berpengaruh tidak nyata (P≥0,05) terhadap kadar air dan berpengaruh sangat nyata (P≥0,01) terhadap kadar abu, organoleptic warna, rasa dan tekstur kerupuk ampas kacang kedelai. Interaksi perbandingan ampas kacang kedelai dan tepung tapioka serta penambahan soda kue (NaCHO3) berpengaruh sangat nyata (P≥0,01) terhadap kadar air, kadar abu tetapi berpengaruh nyata (P≥0,05) terhadap organoleptic tekstur dan warna , serta berpengaruh tidak nyata terhadap organoleptic rasa. Hasil kerupuk terbaik diperoleh dari perlakuan yang paling disukai yaitu hasil pembuatan kerupuk pada perlakuan A2= 250gr : 250gr (ampas kacang kedelai : tepung tapioka) dan penambahan soda kue pada perlakuan S2= 3gr. Hasil pembuatan kerupuk terbaik didasarkan karena hasil analisis yang dilakukan dalam penelitian dengan menggunakan panelis sebanyak 15 orang panelis dengan nilai organoleptic warna paling disukai 3,50 (suka), rasa 3,71 (suka), tekstur 3,58 (suka), kadar air 7,23% dan kadar abu 3,04% 
Innovation Utilization of Tofu Waste Into Flour With The Addition of Sodium Metabisulfit As Antibrowning Nailul Hidayat; Rita Sunartaty; Salfauqi Nurman; Irmayanti Irmayanti; Sholihati Sholihati
Serambi Journal of Agricultural Technology Vol 1, No 1 (2019): Juni
Publisher : Universitas Serambi Mekkah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32672/sjat.v1i1.1096

Abstract

Tofu waste has a high nutritional value because in the manufacturing process, not all protein content can be extracted. At present the use of tofu waste is used as a manufacture of gusts, crackers, soy sauce and animal feed. Even though 100 grams of tofu waste still has a carbohydrate content of 11.07%, 4.71% protein, 1.94% fat and 0.8% ash. Tofu waste can be processed into flour by passing the bleaching process using sodium metabisulfite. The purpose of this study is to find out the making the flour  from tofu waste using sodium metabisulfite as anti browning. This research was carried out using factorial Randomized Complete Design (RAL) with variations in the concentration of sodium metabisulfite namely 0, 100,300 and 500 ppm and immersion duration of 30, 45, and 60 minutes. In this study, the best treatment was produced by soaking sodium p-metulfulfite 500 ppm with 60 minutes immersion time producing tofu flour with moisture content 9.43%, ash content 2.17%, organoleptic test aroma 3.87 (likes) color (4, 03) like it.