Mukhlis Mukhlis
Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau

Published : 5 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Studi Deskriptif Preferensi Pemilihan Pasangan Hidup Antara Pria Dan Wanita Pada Dewasa Awal Indah Puji Ratnani; Mukhlis Mukhlis; Afni Benazir
Psikobuletin:Buletin Ilmiah Psikologi Vol 2, No 1 (2021): Psikobuletin: Buletin Ilmiah Psikologi
Publisher : Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24014/pib.v2i1.10347

Abstract

Memasuki masa dewasa awal, setiap individu dihadapkan pada peran baru yaitu menikah. Untuk menjalankan peran tersebut, maka individu akan mencari hidup berdasarkan karakteristik yang dijadikan preferensi pemilihan pasangan hidup. Hal ini dilakukan untuk menghindari munculnya ketidakcocokan dalam pernikahan. Dengan demikian dilakukanlah penelitian desktriptif yang bertujuan untuk melihat gambaran preferensi pemilihan pasangan hidup antara laki-laki dan perempuan dewasa yang beragam Islam. Jumlah subjek sebanyak 400 orang, yang terdiri dari 200 orang laki-laki dan 200 orang perempuan dengan karakteristik beragama Islam dan belum menikah yang dipilih menggunakan Teknik incidental random sampling. Instrumen penelitian berupa kuisoner preferensi pemilihan pasangan yang diadaptasi dari mate preference questioner oleh Buss (1989). Data yang diperoleh dianalisis menggunakan analisis deskriptif dengan metode cross tabulation dan distribusi frekuensi. Diperoleh hasil bahwa terdapat persamaan maupun perbedaan antara laki-laki danperempuan yang beragama Islam dalam memilih calon pasangan hidup terutama berkaitan dengan karakterisktik yang ada pada diri calon tersebut. Berkaitan dengan alasan dalam memilih calon pasagan hidup, kesamaannya ditemukan pada lima belas dari delapan belas karekteristik  pasangan hidup, sedangkan perbedaannya ditemukan pada tiga karekteristik. Sementara itu, berkaitan dengan prioritas karekteristik yang harus ada pada calon pasangan hidupnya, kesamaan urutan prioritas laki-laki dan perempuan hanya terjadi pada empat karekteristik dari tiga belas karekteristik pasangan hidup, sedangkan pada sembilan karekteritik lainnya laki-laki dan perempuan menempatkan urutan prioritas yang berbeda
Peran Religiusitas dan Dukungan Sosial terhadap Subjective Well-Being pada Remaja Khairudin Khairudin; Mukhlis Mukhlis
JURNAL PSIKOLOGI Vol 15, No 1 (2019): Jurnal Psikologi
Publisher : Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24014/jp.v15i1.7128

Abstract

Abstrak Mencapai kepuasan hidup dan kebahagiaan merupakan sesuatu yang didambakan semua orang, termasuk remaja. Namun, pada kenyataannya sebagian remaja memiliki masalah dalam menyikapi tuntutan tugas perkembangan, perubahan berbagai aspek dalam kehidupannya, dan penyesuaian diri dengan lingkungan. Hal ini berkaitan dengan subjective well-being pada remaja. Religiusitas dan dukungan sosial merupakan faktor yang memengaruhi subjective well-being. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji hubungan religiusitas dan dukungan sosial dengan subjective well-being pada remaja. Jumlah subjek dalam penelitian ini sebanyak 200 orang. Data penelitian diperoleh dengan menggunakan skala psikologis yaitu skala religiusitas, skala dukungan sosial, skala kepuasan hidup, dan skala PANAS. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis regresi ganda. Hasil analisis menunjukkan hubungan yang signifikan antara religiusitas dan dukungan sosial dengan subjective well-being pada remaja dengan signifikansi sebesar 0,016. Ini berarti semakin tinggi religiusitas dan dukungan sosial maka semakin tinggi subjective well-being pada remaja. Sumbangan efektif religiusitas dan dukungan sosial terhadap subjective well-being sebesar 3,2 %. Secara terpisah, religiusitas dan subjective well-being pada remaja menunjukkan hubungan yang signifikan sebesar p = 0,005. Ini berarti tinggi rendahnya religiusitas berkaitan dengan subjective well-being pada remaja. Sementara itu, dukungan sosial dan subjective well-being pada remaja juga menunjukkan hubungan yang signifikan sebesar p = 0,022. Hal ini berarti tinggi rendahnya dukungan sosial pada remaja juga berkaitan dengan subjective well-being. Kata Kunci: Religiusitas, dukungan sosial, subjective well-being AbstractAchieving life satisfaction and happiness is something that everyone desires, including teenagers. However, in reality some teenagers have problems in addressing the demands of developmental tasks, changing various aspects of their lives, and adjusting to the environment. This is related to subjective well-being in adolescents. Religiosity and social support are factors that influence subjective well-being. This study aims to examine the relationship of religiosity and social support with subjective well-being in adolescents. The number of subjects in this study was 200 people. The research data was obtained using a psychological scale, namely the scale of religiosity, social support scale, the statisfaction with life scale, and positive affect and negative affect scale (PANAS). Data of this study was analysed by using a multiple regression analysis. The results of the analysis show a significant relationship between religiosity and social support with subjective well-being in adolescents with p = 0.016 (p < 0.05). It means, by increasing the religiosity and social support, subjective well-being also will increase in adolescents. Effective contribution of religiosity and social support to subjective well-being is 3.2%. Separately, religiosity and subjective well-being in adolescents showed a significant relationship with p = 0.005 (p < 0.05). It means that high religiosity is related to subjective well-being in adolescents. Meanwhile, social support and subjective well-being in adolescents also showed a significant relationship with p = 0.022 (p < 0.05). It means that the high and low social support in adolescents is also related to subjective well-being. Keyword: Religiosity, social support, subjective well-being
HUBUNGAN MORAL DISENGAGMENT DENGAN CYBERBULLYING PADA REMAJA PENGGUNA MEDIA SOSIAL Nadila Sadinda Hasibuan; Salmiyati; Yuliana Intan Lestari; Mukhlis Mukhlis
Indonesian Psychological Research Vol. 5 No. 2 (2023): IPR July 2023
Publisher : Program Studi Psikologi UIN Sunan Ampel Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29080/ipr.v5i2.953

Abstract

The frequent use of social media can increase vulnerability of adolescents to cyberbullying. Moreover, adolescents often consider cyberbullying as a normal and natural phenomenon. Seeing cyberbully as normal behavior is known as moral disengagement. This study aimed to determine the relationship between moral disengagement and cyberbullying among adolescents that actively use social media and to test gender differences in moral disengagement and cyberbullying. This study used a quantitative correlational approach to determine the relationship between the two variables. Selected using a purposive sampling technique, a total of 265 adolescents who actively used smartphones and social media with an age range of 15-18 years participated in this study. They were recruited from a state high school in Pekanbaru, Riau. The  Hymel’s moral disengagement and the  Willard's cyberbullying behavior scale were used to measured moral disengagement and cyberbullying behavior, respectively. The result of linier regression analysis indicated a significant relationship between moral disengagement and cyberbullying among young social media users. Furthermore, it was found that the male adolescents significantly scored higher in moral disengagement and cyberbullying. Implication of this findings were further discussed.
Iddah dan ihdad sebagai pendidikan moral di era modern; issue emansipasi dan pemanfaatan media sosial Sofia Hardani; Mukhlis Mukhlis; Iqbal Prima Bratasena
JPPI (Jurnal Penelitian Pendidikan Indonesia) Vol 9, No 2 (2023): JPPI (Jurnal Penelitian Pendidikan Indonesia)
Publisher : Indonesian Institute for Counseling, Education and Theraphy (IICET)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29210/020232815

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mencari makna filosofis dibalik adanya kewajiban menjalankan ketentuan iddah dan ihdad bagi kaum perempuan yang ditinggal wafat oleh suami. Penelitian ini ditulis dengan metode Kualitatif yang secara spesifik lebih diarahkan kepada penggunaan metode studi pustaka (library research). Hasil dari penelitian ini menjelaskan bahwa iddah dan ihdad merupakan salah satu syariat yang meningkatkan Pendidikan moral islam khususnya pada Wanita yang ditinggalkan suami. Namun, perlu diketahui bahwa iddah akan berjalan lancar jika suami sudah memenuhi kewajiban nafkah dan hak untuk istri yang ditinggalkan yang diberikan selama menjalankan masa iddah. Dengan melakukan ihdad Wanita yang tersebut akan meningkatkan moral dan citra diri mereka sebagai seorang Wanita yang pernah menikah. Selain itu, diharapkan juga Wanita yang sedang melakukan iddah dan ihdad untuk menghindari kesunyian dengan menggunakan media sosial yang membuat rusaknya iddah dan ihdad mereka. Namun, penggunaan media sosial dengan tujuan mencari uang untuk menafkahi anaknya dengan berniaga dimedia sosial itu diperbolehkan dengan catatan profesional dalam menjalani masa iddah dan ihdad.
Iddah dan ihdad sebagai pendidikan moral di era modern; issue emansipasi dan pemanfaatan media sosial Sofia Hardani; Mukhlis Mukhlis; Iqbal Prima Bratasena
JPPI (Jurnal Penelitian Pendidikan Indonesia) Vol 9, No 2 (2023): JPPI (Jurnal Penelitian Pendidikan Indonesia)
Publisher : Indonesian Institute for Counseling, Education and Theraphy (IICET)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29210/020232815

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mencari makna filosofis dibalik adanya kewajiban menjalankan ketentuan iddah dan ihdad bagi kaum perempuan yang ditinggal wafat oleh suami. Penelitian ini ditulis dengan metode Kualitatif yang secara spesifik lebih diarahkan kepada penggunaan metode studi pustaka (library research). Hasil dari penelitian ini menjelaskan bahwa iddah dan ihdad merupakan salah satu syariat yang meningkatkan Pendidikan moral islam khususnya pada Wanita yang ditinggalkan suami. Namun, perlu diketahui bahwa iddah akan berjalan lancar jika suami sudah memenuhi kewajiban nafkah dan hak untuk istri yang ditinggalkan yang diberikan selama menjalankan masa iddah. Dengan melakukan ihdad Wanita yang tersebut akan meningkatkan moral dan citra diri mereka sebagai seorang Wanita yang pernah menikah. Selain itu, diharapkan juga Wanita yang sedang melakukan iddah dan ihdad untuk menghindari kesunyian dengan menggunakan media sosial yang membuat rusaknya iddah dan ihdad mereka. Namun, penggunaan media sosial dengan tujuan mencari uang untuk menafkahi anaknya dengan berniaga dimedia sosial itu diperbolehkan dengan catatan profesional dalam menjalani masa iddah dan ihdad.