Yuliana Intan Lestari
Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Kebersyukuran Remaja Muslim Meningkatkan Kepuasan Hidup dan Suasana Hati Positif sebagai Cerminan Subjective Well Being Yuliana Intan Lestari
JURNAL PSIKOLOGI Vol 17, No 1 (2021): Jurnal Psikologi
Publisher : Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24014/jp.v17i1.10944

Abstract

AbstrakKesejahteraan psikologis menjadi kondisi yang sangat penting bagi kehidupan remaja pada era globalisasi saat ini. Perkembangan teknologi dan pengaruh media sosial yang luar biasa memberikan tantangan tersendiri bagi kondisi psikologis mereka. Salah satu faktor yang mempengaruhi tercapainya kondisi psikologis yang bahagia dan sejahtera atau subjective well-being pada individu adalah kebersyukuran. Penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana kebersyukuran mampu menciptakan subyektif well being atau kesejahteraan diri  pada remaja muslim yang terwujud dalam terciptanya kepuasan hidup dan suasana hati yang positif di dalam diri mereka. Partisipan penelitian merupakan 300 remaja muslim. Data penelitian diperoleh dengan menggunakan skala kebersyukuran dan skala subyektif well being. Analisa data yang digunakan menggunakan teknik product moment correlation. Hasil analisis menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara kepuasan hidup dan suasana hati dalam subyektif well being ditinjau dari kebersyukuran pada remaja muslim dengan koefisien korelasi (r) sebesar = 0,551 dengan nilai p = 0,000 p ≤ 0,05. Artinya semakin tinggi rasa kebersyukuran yang dialami oleh remaja muslim maka semakin tinggi kesejahteraan diri atau subyektif well being yang dirasakan yang ditunjukkan dengan tingginya rasa kepuasan hidup dan positifnya suasana hati remaja. Hal tersebut menggambarkan bahwa terciptanya kesejahteraan subyektif pada remaja yang terwujud dari memiliki kepuasan hidup dan selalu memiliki susasana hati yang positif tidak lepas dari kemampuan memupuk rasa kebersyukuran di dalam diri sendiri. Kata kunci: kebersyukuran, subyektif well being, remaja muslim
Peranan Komitmen Dan Komunikasi Interpersonal Dalam Meningkatkan Kepuasan Pernikahan pada Suami yang Memiliki Istri Bekerja Sofa Raihana Harahap; Yuliana Intan Lestari
JURNAL PSIKOLOGI Vol 14, No 2 (2018): Jurnal Psikologi
Publisher : Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24014/jp.v14i2.5603

Abstract

Kepuasan pernikahan menjadi salah satu faktor terpenting untuk mencapai keluarga yang bahagia. Fenomena saat ini, banyak suami yang merasakan ketidakpuasan dengan pernikahannya karena memiliki istri bekerja. Hal ini akan memicu terjadinya masalah dalam pernikahan. Untuk itu diperlukan adanya komitmen dan komunikasi interpersonal agar tercapainya kepuasan pernikahan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan komitmen dan komunikasi interpersonal dengan kepuasan pernikahan pada suami yang memiliki istri bekerja.Subjek penelitian sebanyak 110 subjek, menggunakan teknik Total Sampling.Pengumpulan data mengunakan Skala komitmen, Skala komunikasi interpersonal dan Skala kepuasan pernikahan. Analisis data mengunakan teknik Regresi Bergandadengan bantuan program SPSS 22.0 for windows. Hasil analisis regresi ganda diperoleh hasil signifikansi sebesar 0,000 (p<0,01) dengan  nilai F sebesar 15,284 artinya hipotesis dalam penelitian ini diterima yaitu terdapat hubungan antara komitmen dan komunikasi interpersonal dengan kepuasan pernikahan pada suami yang memiliki istri bekerja. Adanya komitmen dan komunikasi interpersonal dalam pernikahan akan menciptakan kepuasan pernikahan. Dimana komitmen pasangan ditunjukkan dengan suami setia dengan janji pernikahan yang diucapkan, tidak akan meninggalkan pasangan sampai maut memisahkan dan komunikasi interpersonal ditunjukkan dengan mampu menerima kekurangan, saling terbuka, rela berkorban untuk pasangan.
Bagaimana Pengasuhan Spiritual Mampu Membangun Karakter yang Baik pada Remaja Muslim? Yuliana Intan Lestari
JURNAL PSIKOLOGI Vol 15, No 2 (2019): Jurnal Psikologi
Publisher : Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24014/jp.v15i2.7794

Abstract

Building good character is an important effort for adolescents, especially Muslim adolescents with a background in their values. But this is not easy without the role of care given by parents in the family. This study aims to examine  how spiritual parenting in the family is able to build good character in Muslim adolescents. Participants in this study was 200 people. The research data was obtained using psychological scales, namely the spiritual parenting scale and the good character scale. Data of this study was analysed by using product moment correlation technique. The results of the analysis showed a significant relationship between spiritual parenting and good character in Muslim adolescents with  (r) correlation = 0.412 (p = 0.000). Its  means that the increasing of the spiritual parenting can make a good character in them. This illustrates that success in building a solid foundation in the formation of good character in adolescents can not be separated from the important role of parents in providing patterns of spiritual parenting in adolescents. 
HUBUNGAN MORAL DISENGAGMENT DENGAN CYBERBULLYING PADA REMAJA PENGGUNA MEDIA SOSIAL Nadila Sadinda Hasibuan; Salmiyati; Yuliana Intan Lestari; Mukhlis Mukhlis
Indonesian Psychological Research Vol. 5 No. 2 (2023): IPR July 2023
Publisher : Program Studi Psikologi UIN Sunan Ampel Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29080/ipr.v5i2.953

Abstract

The frequent use of social media can increase vulnerability of adolescents to cyberbullying. Moreover, adolescents often consider cyberbullying as a normal and natural phenomenon. Seeing cyberbully as normal behavior is known as moral disengagement. This study aimed to determine the relationship between moral disengagement and cyberbullying among adolescents that actively use social media and to test gender differences in moral disengagement and cyberbullying. This study used a quantitative correlational approach to determine the relationship between the two variables. Selected using a purposive sampling technique, a total of 265 adolescents who actively used smartphones and social media with an age range of 15-18 years participated in this study. They were recruited from a state high school in Pekanbaru, Riau. The  Hymel’s moral disengagement and the  Willard's cyberbullying behavior scale were used to measured moral disengagement and cyberbullying behavior, respectively. The result of linier regression analysis indicated a significant relationship between moral disengagement and cyberbullying among young social media users. Furthermore, it was found that the male adolescents significantly scored higher in moral disengagement and cyberbullying. Implication of this findings were further discussed.