Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Gambaran Faktor Risiko Ibu Bersalin Diatas Usia 35 Tahun Yunida Haryanti; Rizki Armatani
JURNAL DUNIA KESMAS Vol 10, No 3 (2021): Volume 10 Nomor 3
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jdk.v10i3.3732

Abstract

Bayi meninggal atau cacat, bahkan ibu meninggal saat persalinan sering terjadi pada kehamilan usia 35 tahun ke atas. Banyak faktor risiko ibu hamil dan salah satu faktor yang penting adalah usia. Ibu hamil pada usia lebih dari 35 tahun lebih berisiko tinggi untuk hamil dibandingkan bila hamil pada usia normal, yang biasanya terjadi sekitar 21-30 tahun. Untuk mengetahui gambaran faktor risiko ibu bersalin diatas usia 35 tahun. Penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif, Jenis penelitian ini adalah deskriptif retrospektif. Jumlah responden sebanyak 73 responden. Sebagian kecil dari ibu bersalin diatas usia 35 tahun mengalami faktor risiko perdarahan sebanyak 12 orang (16%), sangat sedikit dari ibu bersalin diatas usia 35 tahun mengalami faktor risiko bayi berat lahir rendah sebanyak 9 orang (12%), sangat sedikit dari ibu bersalin diatas usia 35 tahun mengalami faktor risiko persalinan lama sebanyak 16 orang (22%), sangat sedikit dari ibu bersalin diatas usia 35 tahun mengalami faktor risiko gawat janin yaitu sebanyak 6 orang (8%), sangat sedikit dari ibu bersalin diatas usia 35 tahun mengalami faktor risiko hipertensi sebanyak 4 orang (5%), sangat sedikit dari ibu bersalin diatas usia 35 tahun mengalami faktor risiko preeklamsia sebanyak 26 orang (36%). Ibu hamil di atas usia 35 tahun disarankan untuk makan makanan bergizi seimbang, menjauhi stres, menghindari paparan zat berbahaya seperti alkohol dan rokok, olahraga ringan secara teratur.
Analisis Hubungan Ketuban Pecah Dini (KPD) dan Paritas dengan Partus Lama Yunida Haryanti
JURNAL DUNIA KESMAS Vol 9, No 3 (2020): Volume 9 Nomor 3
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jdk.v9i3.3030

Abstract

Data yang diperoleh dari Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Ade Mohammad Djoen Sintang selama 3 tahun terakhir terjadi peningkatan kasus partus lama. Pada tahun 2017 sebanya 41 kasus dan pada tahun 2018 meningkat menjad 65 kasus. Dan pada than 2019  sebnyak 47 kasus.  Penyebab partus lama di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Ade Mohammad Djoen Sintang diantaranya adalah inersia uteri, incoordinate uterin action, CPD (Cephalopelvik), kelainan letak janin (letak lintang dan sungsang) (Profil RSUD Ade Mohammad Djoen, 2019). Untuk mengetahui Analisis hubungan ketuban pecah dini (KPD) dan paritas dengan partus lama di rumah sakit umum daerah Ade mohammad djoen kabupaten sintang Tahun 2020. Desain pada penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif kuantitatif dengan pendekatan retrospektif. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu yang melahirkan di RSUD Ade Muhammad Djoen Sintang Tahun 2019 yang berjumlah 1.383 orang, jumlah sampel yaitu sebanyak 310. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah simple random sampling. Sampel penelitian menggunakan Lembar Ceklist. Analisis data menggunakan analisis Univariat dan bivariat. Adanya hubungan yang signifikan yaitu variabel KPD (OR= 2.8 ;95% CI= 2.5-3.3 ; P= 0.004), Hal ini berarti ibu yang mngalami KPD mempunyai peluang 2.802 kali lebih besar untuk mengalami partus lama dibandingkan dengan ibu yang tidak mengalami partus lama dan adanya hubungan yang signifikan yaitu variabel paritas OR= 2.9 ;95% CI= 3.6-5.2 ; P=  0.004).  Hal ini berarti, ibu yang memunyai paritas berisiko  mempunyai peluang 2,891 kali lebih besar untuk mengalami partus lama dibandingkan dengan ibu yang tidak mengalami partus lama. diharapkan kepada petugas kesehatan tetap mempertahankan pelayanan yang sudah ada dan bahkan lebih ditingkatkan lagi. Adapun pelayanan yang harus ditingkatkan adalah pemberian pendidikan kesehatan kepada ibu bersalin tentang partus lama dan akibat dari partus lama pada bayi dan ibu.
Faktor determinan kematian ibu di Kabupaten Sintang periode Agustus 2021 – 2022 Dian Ika Pratiwi; Heru Subaris Kasjono; Gunarmi Gunarmi; R.Soerjo Hadijono; Yunida Haryanti; Lea Masan
Jurnal SAGO Gizi dan Kesehatan Vol 4, No 2 (2023): Juni
Publisher : Politeknik Kesehatan Kemenkes Aceh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30867/gikes.v4i2.1140

Abstract

Background: indicators of maternal health in a country can be seen through the high and low Maternal Mortality Rate (MMR). Sintang District in 2021 will be the second highest contributor to MMR in West Kalimantan Province. The determinants of maternal mortality are inconclusive and show different results in each region according to the method of collecting maternal mortality data.Objectives: the general objective of this research is to find out the Determinant Factors for Maternal Mortality in Sintang District for the period August 2021 – August 2022.Methods: using a mix of quantitative and qualitative methods with sequential explanatory. Quantitative research samples totaled 16 cases and qualitative informants amounted to 40 informants with indepth interview method. .Results: quantitative proxy determinant of maternal death caused by complications of childbirth (37.5%) 6 cases, determinant intermediate age > 35 years (68.75%) 11 cases and ANC examination (68.75%) 11 cases, contextual determinant geographical area (75%) 12 cases. The qualitative results of the proxy determinants of maternal death were cases of retained placenta bleeding, the determinant intermediate the risk factors for maternal age > 35 years, high maternal parity ≥ 3 times giving birth and incomplete ANC examinations < 6 times. The determinant is far because it is in a rural area.Conclusion: the causes of maternal death in Sintang district are very complex and multifactor. Assistance for high-risk pregnant women by health personnel and monitoring periodic evaluations of the Program Birth Planning and Complication Prevention (P4K) must be carried out to reduce MMR in Sintang District.
Hubungan BBLR dan KPD dengan Asfiksia Neonatorum Eka Frelestanty; Yunida Haryanti
JURNAL KEBIDANAN AKADEMI KEBIDANAN BUDI MULIA PALEMBANG Vol 11 No 2 (2021): Jurnal Kebidanan : Jurnal Medical Science Ilmu Kesehatan Akademi Kebidanan Budi
Publisher : STIKes Budi Mulia Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (257.332 KB) | DOI: 10.35325/kebidanan.v11i2.264

Abstract

orld Health Organization(WHO),di seluruh dunia terdapat kematian khususnya bayi neonatus sekitar 10.000.000. AKB di kawasan Asia Tenggara merupakan kedua paling tertinggi, yaitu sebesar 142 per 1.000 di Myanmar 48 per 100, Laos dan Timur Leste 46 per 1000,Kamboja 36 per 1.000. Setiap tahunnya kira-kira 3% (3,6juta) dari 120 juta hampir 1 juta bayi meninggal karena asfiksia. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan BBLR dan ketuban pecah dini pada ibu bersalin dengan kejadian asfiksia pada bayi baru lahir. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif dengan pendekatan retrospektif, pengambilan data menggunakan data sekunder, tempat penelitian di rumah sakit umum daerah ade Muhammad djoen kabupaten sintang tahun 2021, penelitian ini dilakukan pada bulan April 2021. Jumlah responden sebanyak 277 orang, alat pengumpulan data adalah lembar checklist, analisis data menggunakan analisis univariat dan bivariate. Hasil penelitian yang telah dilakukan tidak ada hubungan antara BBLR dengan Asfiksia pada bayi baru lahirberdasarkan pengujian Chi Square hasilnya p-value 0,17>0,05. Dan ada hubungan yang signifikan ketuban pecah dini pada ibu bersalin dengan kejadian asfiksia pada bayi baru lahir di rumah sakit umum daerah ade Muhammad Djoen kabupaten sintang tahun 2021, berdasarkan pengujian Chi Square hasilnya p-value 0,039<0,05. diharapkan menjadi bahan informasi atau masukan dan acuan perbandingan dalam meningkatkan pendidikan kesehatan terutama pada ibu hamil dan ibu bersalin, melakukan pendekatan atau dukungan psikologis dan dapat lebih meningkatkan pengawasan terhadap kejadian ketuban pecah dini dengan asfiksia pada bayi baru lahir.
Hubungan Indeks Massa Tubuh (IMT) terhadap Siklus Menstruasi pada Remaja di Stikara Sintang Dian Ika Pratiwi; Atri Rudtitasari; Arum Seftiani Lestari; Yunida Haryanti; Rizki Amartani; Tri Endah Suryani
Protein : Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan.  Vol. 2 No. 1 (2024): Januari : Protein: Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan
Publisher : Asosiasi Riset Ilmu Kesehatan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61132/protein.v2i1.191

Abstract

The aim of this research was to determine the relationship between body mass index (BMI) and the menstrual cycle in adolescents at STIKARA SINTANG. The menstrual cycle is a clinical sign of female reproductive function. Menstruation is a complex process involving several hormones, sexual organs, and the nervous system. Body mass index is very influential on menstrual disorders because if a person experiences certain hormonal changes which are marked by a marked decrease in body weight (underweight, BMI < 18.5). The test used was the Chi-square test so the results were (p=0.05, pvalue =0.015), meaning there was a significant relationship between BMI and the menstrual cycle.