Pendahuluan, meningkatnya jumlah lansia maka membutuhkan penanganan yang lebih serius karena secara alamiah lansia itu mengalami penurunan kesehatan. Masalah kesehatan yang sering terjadi adalah penurunan fungsi muskuloskeletal salah satu penyakitnya yaitu rematik. Rematik menyebabkan nyeri karena terjadi reaksi autoimun pada cairan synovial, salah satu cara untuk mengurangi nyeri rematik yaitu dengan latihan range of motion sehingga dapat mengurangi nyeri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh terapi range of motion terhadap intensitas nyeri rematik. Metode penelitian, menggunakan rancangan Quasy Eksperimental dengan pendekatan Pretest and Posttest with Control Group Design. Metode sampling menggunakan Metode Probability Sampling dengan teknik pengambilan Simple Random Sampling, jumlah sampel pada penelitian ini sebanyak 40 responden, yang menjadi dua kelompok yaitu kelompok intervensi 20 dan kelompok kontrol 20. Instrumen pengukuran intensitas nyeri menggunakan Numeric Rating Scale. Analisis menggunakan uji Marginal Homogenity dan uji Mann-Whitney. Hasil penelitian, hasil uji Marginal Homogenity menunjukkan bahwa intensitas nyeri rematik sebelum intervensi dengan kategori nyeri ringan 15%, nyeri sedang 50% dan nyeri berat 35% dan sesudah intervensi dengan kategori nyeri ringan 60% dan nyeri sedang 40%. Dimana terdapat perbedaan yang signifikan pada kelompok intervensi dengan p value = 0,000 (p < 0,05). Hasil uji Mann-Whitney diperoleh p value (0,004) maka dapat disimpulkan H0 ditolak atau dengan kata lain terdapat pengaruh terapi range of motion terhadap intensitas nyeri rematik pada lansia. Kesimpulan, terdapat pengaruh terapi range of motion terhadap intensitas nyeri rematik pada lansia. Saran, peneliti mengharapkan terapi range of motion dapat dilakukan sebagai salah satu terapi nonfarmakologis untuk mengatasi nyeri rematik pada lansia.